![]() |
Irjen M. Iriawan Asops Kapolri memberikan penghormatan pada tim pembebasan sandera |
Pasukan khusus TNI AD yang terdiri dari Yon 1 Parako Kopassus sebanyak 13 orang, Tontaipur Kostrad dan Yonif 751/Raider dilaporkan terus merangsek melakukan serbuan ke tiga desa yang dikuasai oleh kelompok separatis tersebut yaitu desa Banti, Utikini dan Kimbely.
Setelah 78 menit terjadi baku tembak dengan pasukan khusus TNI AD, para separatis TPN-OPM itupun segera masuk ke hutan meninggalkan desa yang disandera.
Sebelumnya, ketiga unsur pasukan khusus ini jauh hari diketahui sudah bergerak masuk ke tiga desa secara diam-diam tanpa diketahui siapapun sambil menunggu perintah pelaksanaan operasi sekaligus mengamati gerak gerik separatis di tiga desa tersebut.
Mengingat waktu yang cukup pendek dengan kondisi sandera yang akan kehabisan stok bahan makanan maka operasi pembebasan harus segera dilakukan. Tidak hanya itu, negosiasi juga dianggap gagal karena pihak separatis mengajukan tuntutan yang sulit untuk dipenuhi oleh pemerintah salah satunya yaitu menyepakati adanya referendum di Papua.
Dengan demikian jalan satu-satunya yang dapat ditempuh adalah penindakan langsung dengan melibatkan unsur TNI - Polri dimana TNI sebagai penindak (penyerbu) sedangkan Polri sebagai unsur yang mengamankan sandera (tim evakuasi).
Proses penyelamatan sandera ini tidak bisa dianggap remeh mengingat keselamatan sandera yang jumlahnya tidak sedikit dan terbagi di tiga desa adalah prioritas, sehingga perencanaannya harus benar-benar matang dan pasukan yang dilibatkanpun juga harus yang terbaik dengan kesiapan operasi tinggi.
![]() |
Ini adalah proses pengamanan sandera paska penyerbuan |
Suatu prestasi yang membanggakan dan patut diapresiasi, dan point terpenting dari operasi pembebasan ini adalah kolaborasi antara TNI - Polri dalam memainkan perannya secara tepat.
***
Foto : Istimewa
Penulis : Arsen
Sumber : Infokomando