Showing posts with label Laut. Show all posts
Showing posts with label Laut. Show all posts
Wujud Sinergitas TNI-POLRI, Danyon Komlek 2 Marinir Beri Kejutan Kapolsek Wiyung

Wujud Sinergitas TNI-POLRI, Danyon Komlek 2 Marinir Beri Kejutan Kapolsek Wiyung

Letkol Mar Ade Lesmono serahkan kue ulang tahun pada Kapolsek Wiyung. (Photo : dok. Yonkomlek 2)

Infokomando - Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2 Marinir, Letkol Marinir Ade Lesmono, M.Tr.Opsla, Kamis pagi (1/7/2021), menyambangi Polsek Wiyung, Surabaya.  Kedatangan Ade beserta jajaran Batalyon Komlek 2 Marinir ini menjadi kejutan bagi Kapolsek Wiyung Kompol Sujari di Hari Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli 2021.

Sampai di Polsek Wiyung, Ade bersama rombongan langsung menyerahkan kue ulang tahun dan memberikan ucapan Hari Jadi Ke-75 Bhayangkara.

“Saya ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-75 Tahun 2021 Kepolisian Republik Indonesia semoga semakin sukses dan jaya,” ucap Letkol Marinir Ade Lesmono.


Ade menyebut, kegiatan ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan hubungan 
harmonis antar instansi dan wujud sinergitas TNI-POLRI. 

Sementara itu, Kapolsek Wiyung Kompol Sujari, mengaku cukup terkejut dengan serbuan para marinir ini, dan mengucapkan terimakasih atas kunjungan Danyon Komlek 2 Marinir.


“Kami sangat surprise pada pagi ini dengan adanya kegiatan ini, kami belum pernah melaksanakan HUT seperti ini dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2 Marinir yang selalu hadir ditengah masyarakat, serta jajaran TNI di Kota Surabaya,” ungkap Kompol Sujari.

Editor : Devina | Foto : Ist | 
Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan 77.971 Benih Lobster ke Vietnam

Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan 77.971 Benih Lobster ke Vietnam

Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan Benur ke Vietnam. (Photo : Istimewa)

InfokomandoPersonel TNI Angkatan Laut kembali berhasil gagalkan penyelundupan.  Kini giliran Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banten yang berhasil menggagalkan penyelundupan benih lobster (benur), Rabu (9/6/2021). Sebanyak 77.971 benih lobster yang akan dikirim ke Vietnam melalui Sumatera berhasil diamankan.

Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banten Kolonel Laut (P) Budi Iryanto mengungkap sebanyak 77.971 benih lobster yang akan diselundupkan tersebut  dikemas dalam 14 boks.

"14 boks yang kita amankan, ada 13 boks (benur) jenis pasir, jumlahnya 76.896 ekor dan 1 boks jenis mutiara sebanyak 1.075 ekor, sehingga total semuanya 77.971 ekor benih lobster," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021) dikutip dari kompas.com.

Budi menyebut pihaknya telah mengamankan dua orang terduga pelaku penyelundupan asal Lampung yakni, AD dan AF.

"Dari keterangan pelaku, benih lobster tersebut akan dibawa ke Lampung, selanjutnya akan diselundupkan ke Vietnam," tutur Budi.

Sementara itu, Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksda TNI Abdul Rasyid memberikan apresiasi pada satuan Lanal Banten atas upaya penggagalan penyelundupan tersebut.  Rasyid menyebut, apa yang dilakukan Lanal Banten merupakan fungsi tugas TNI AL di daerah. Ia juga menambahkan TNI AL akan ambil tindakan jika terjadi pelanggaran di laut.

"TNI AL akan terus melakukan penindakan terhadap segala bentuk tindak pidana dan pelanggaran di laut yang merugikan negara, melindungi dan menjaga sumber daya alam di laut dari ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadinya," jelas Rasyid.

Selanjutnya pelaku penyelundupan diserahkan kepada Polda Banten untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Pelaku terancam terjerat Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU Nomor 31 2004 tentang Perikanan dan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Sedangkan barang bukti sebanyak 77.971 benih lobster diserahkan ke pihak karantina untuk selanjutnya dilepaliarkan ke habitat aslinya di Laut Labuan Pantai Selatan.
Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas
Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!

Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!


Infokomando - Suasana sore itu cukup cerah. Lambok E.M. Hutabarat, seorang desainer grafis di Jakarta, masih ingat betul benda yang ia lihat dan kemudian ia naiki di pelabuhan Tanjung Priok sore itu. Benda besar itu adalah kapal selam KRI Nanggala-402.

Banyak orang pernah naik kapal laut. Namun, tidak banyak yang pernah naik kapal selam. Apalagi, kapal selam militer.

Sebagai warga sipil pencinta alat-alat militer, Lambok cukup beruntung bisa berkesempatan naik dan masuk ke dalam KRI Nanggala-402. Waktu itu ia bersama beberapa orang lainnya—berjumlah tak sampai total jari dua tangan—dari kelompok Angkasa Readers Community dan orang-orang lain non-komunitas dekat dengan komandan kapal selam tersebut. Mereka dipersilakan masuk ke dalam kapal yang sedang bersandar di pelabuhan itu.

"Waktu itu tanggal 8 Desember 2014, jadi udah lama banget. Di Tanjung Priok kan ada markas Kolinlamil, Komando Lintas Laut Militer yang bagian barat," tutur Lambok kepada National Geographic Indonesia, Kamis, 22 April 2021.

Pintu masuk kapal selam

Lambok masuk ke dalam kapal selam itu dan kemudian masuk ke banyak ruangan di dalamnya, meski tidak ke semua ruangan. "Begitu masuk dari palkanya, ruangan di bawah itu, kemudian ke ruangan torpedo, kemudian ke kamar-kamar. Sempet ke dapur juga. Ada juga ke ruang briefing terus ke ruang periskop. Yang lama sih berada di ruang perisko itu karena itu ruang komandonya," ujar Lambok mengenang kembali pengalamannya.

Menurut Lambok, setidaknya ada dua pintu masuk atau lubang masuk di kapal selam tersebut. Pertama, lubang masuk di atas anjungan yang menjulang tinggi. Kedua, lubang masuk di sisi anjungan yang langsung mengarah ke lorong lantai 1 atau Lombok menyebutnya sebagai lantai dasar. Ada dua tingkat lorong di dalamnya, yakni lantai dasar dan lantai basement, begitu sebutan Lambok untuk memudahkan perincian.

"Di situ secara keseluruhan sempit sekali. Karena memang kapalnya juga kecil ya. Tidak ada batasan tinggi pelaut yang masuk kapal itu, tapi disarankan yang tidak terlalu tinggi, kata komandannya, agar tidak selalu kepentok-pentok kepalanya," ucap Lambok.

Bagian mesin kapal selam

Kapal selam KRI Nanggala-402 merupakan kapal tua buatan pabrik Jerman tahun 1981. Kapal tipe U-209/1300 ini hanya memiliki lebar 6,3 meter dan tinggi 5,5 meter. Tinggi itu di luar bagian anjungannya, yang tingginya kira-kira 5 meter juga.

Adapun panjang kapal ini, yang terbagi menjadi banyak ruangan di lorong dasar dan lorong basement-nya, adalah sekitar 59,5 meter. Di bagian paling belakang adalah ruang mesin, sedangkan paling depan adalah ruang torpedo dan sonar.

Secara umum, ruangan-ruangan yang ada di dalam kapal seberat 1.395 ton itu memang sempit. "Dapur memang sempit, ruang makan yang jadi satu dengan ruang briefing juga sempit, dan hanya komandan atau kelasi-kelasi atas saja yang bisa makan di situ," tutur Lambok.

Sewaktu masuk ke sana, ia juga melihat ada tempat-tempat tidur kelasi bawah yang ditaruh di antara tabung-tabung berisi torpedo. "Tapi kalau misalkan, battle stations, siaga satu, itu bersih semua—ruang torpedo dari tempat tidur."

Meski semua ruangan atau kompartemen di dalam kapal selam itu terkesan sempit, Lambok mengatakan bahwa suasana di dalamnya cukup nyaman. "Cukup dingin, kayak ada AC. Adem lah. Nggak pengap," katanya.

Pencahayaan yang dipakai di dalam adalah lampu berwarna putih. "Gua tadinya ngebayangi masuk ke dalam bakal gelap. Tapi ternyata pencahayaannya sangat cukup, kayak di dalam kantor," tutur Lambok yang dulu pernah bekerja sebagai Art Director National Geographic Indonesia.

Bagian dalam KRI Nanggala 402

Lambok memperingatkan bahwa saat berjalan di dalam lorong kapal selam seperti itu, kita harus hati-hati, terutama saat masuk dari satu rungan ke ruangan yang lain "Jadi antarkompartemen itu ada pintu agak oval dan itu memang kecil. Kita harus menunduk dan menangkat kaki agak tinggi. Seperti di film-film lah persis."

Pintu-pintu antarkompartemen atau antarkabin itu berfungsi juga sebagai pintu penyekat. Kalau salah satu ruang kabin bocor, pintu itu berfungsi sebagai pelindung agar air bocorannya tak merembet ke kabin lain.

Semua ruang kabin di dalam kapal selam itu sebenarnya cukup luang, meski sempit. Namun, kondisi berbeda saat Lambok masuk ke dalam ruang komando. Di ruang itu, kepala Lambok yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 165 sentimeter pun jadi rawan terbentur.

"Karena di ruang komando ada yang menonjol-menonjol ke luar, semacam tuas gitu. Kalau mau jalan tuh harus miring kiri-kanan karena tiba-tiba ada tuas, interkom, atau lampu yang menonjol."

Saat Lambok masuk ke dalam KRI Nanggala-402, kapal itu terlihat sangat bersih "karena waktu itu kapalnya baru refurbished dari Belanda," ujarnya. "Jadi masih enak, di dalam nggak ada minyak, masih bersih. Semua jarum-jarum indikator penunjuk itu masih bersih, bagus."

Bagian luar KRI Nanggala 402

"Dan ketika di sana memang ada beberapa panel instrumen yang ditutup. Karena memang ada layar, ada papan keyboard, pokoknya papan instrumen yang ditutup pake selubung. Jadi kayaknya baru dipasang."

Salah satu cerita paling menarik dari para pelaut yang Lambok temui di kapal itu adalah mereka sebenarnya membawa ponsel pribadi masing-masing. Mereka kadang masih bisa berkomunikasi dengan kerabat seberang laut. "Tapi kan kalau udah masuk ke laut nggak dapat sinyal kan. Jadi kadang mereka senang kalau di tengah perjalanan kapal selam harus timbul ke permukaan laut sebentar. Nah mereka langsung membuka palka yang ada di anjungan paling tinggi itu agar dapat sinyal."

Para pelaut itu biasanya menaruh ponsel mereka di dalam plastik yang digantung di anak-anak tangga menuju lorong masuk di atas anjungan kapal tersebut. "Jadi semua orang punya kantung-kantung sendiri. Kalau dibuka palkanya, langsung dapat sinyal. Dan cuma di situ yang bisa masuk sinyal. Kalau udah di ruang kompartemen di bawah itu udah enggak dapat."

Lambok tidak tahu apakah ada di antara pelaut yang ia temui kala itu, kini masih bertugas sebagai awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali. Meski sampai saat ini tidak ada yang tahu bagaimana keadaan 53 awaknya, bagaimanapun, semoga mereka dalam kondisi yang baik.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nationalgeographic.co.id
TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402

TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402


Infokomando - Operasi pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dihentikan. TNI Angkatan Laut mengumumkan keputusan mengakhiri operasi tersebut, pada Rabu (2/6/2021).

Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut menuturkan dengan diumumkannya penghentian operasi itu, maka praktis tidak ada lagi agenda pencarian KRI Nanggala-402.

"Sudah (penyelamatan) selesai," ungkap Julius pada awak media, Rabu (2/6/2021).

Berakhirnya operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 juga ditandai dengan berakhirnya kerjasama operasi penyelamatan antara TNI AL dengan Angkatan Laut China (PLA Navy).

Dalam pertemuan bersama yang digelar di Hotel Mulia Senayan, Rabu (2/6/2021) kemarin, TNI AL menyampaikan terimakasih pada pemerintah China yang telah mengirimkan PLA Navy guna membantu operasi pengangkatan KRI Nanggala-402. 

Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan kerjasama TNI AL dengan PLA Navy dalam operasi penyelamatan merupakan bukti persahabatan yang kuat angkatan laut sedunia "Seaman Brotherhood".

"Bagi TNI AL, kegiatan ini menjadi pengalaman dan referensi agar dapat meningkatkan kerjasama hubungan bilateral antar Angkatan Laut," sebut Putu.

Sementara itu, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili pemerintah China membeberkan pihaknya telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik dalam misi penyelamatan ini. Keduanya telah berhasil mengangkat beberapa puing-puing KRI Nanggala-402 dan mengumpulkan banyak dokumentasi foto maupun video.

Serpihan KRI Nanggala 402 yang berhasil diangkat. (Photo : istimewa)

Yongjing juga menuturkan andilnya PLA Navy dalam operasi penyelamatan ini menjadi bukti nyata penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama TNI AL.

"Kegiatan ini memiliki makna yang sangat besar pada perkembangan hubungan kemitraan strategis komprehensif  dengan Indonesia (TNI AL),"ungkap Yongjing dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri Wakil Athan Kolonel Zheng Yuanyuan, Wakil Konjen Denpasar Mei Yuncai.

Dalam upaya membantu operasi penyelamatan dan pengangkatan KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada Rabu (21/4/2021) lalu, PLA Navy mengerahkan PLA Navy Ocean Salvage and Rescue Yong Xing Dao-863, Kapal Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan Scientific Salvage Tan Suo.

Editor : Devina | Foto : Ist | 
Banyak Kapal perang China Masuk Indonesia, Anggota Komisi I DPR Minta TNI Waspada

Banyak Kapal perang China Masuk Indonesia, Anggota Komisi I DPR Minta TNI Waspada


Infokomando - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengingatkan Kemenhan, TNI, BAIS dan stakeholder terkait pertahanan untuk mewaspadai banyaknya kapal-kapal perang China yang masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir.

Salah satunya kapal yang terlibat dalam pencarian tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 di perairan Bali, dimana Pemerintah Indonesia turut mendapatkan bantuan dari China. Hal ini menyusul juga dengan adanya latihan bersama antara pasukan Angkatan Laut China dengan Indonesia.

Sukamta menjelaskan beberapa kejadian yang relevan terkait keamanan dan data laut Indonesia sehingga harus tetap meningkatkan kewaspadaan dalam situasi apapun.

"Beberapa kali kita menemukan perangkat sea glider yang di duga milik China ini tanpa izin sedang mengumpulkan data laut Indonesia. Ini hanya beberapa yang ketahuan yang tidak ketahuan bisa jadi lebih banyak," ungkapnya, Selasa, 11 Mei kemarin.  

Menurut Wakil Ketua DPR ini setiap pergerakan militer asing di wilayah Indonesia harus diwaspadai tak terkecuali ketika operasi kemanusiaan, termasuk bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia seperti penanganan KRI Nanggala 402 yang saat ini masih dilakukan di perairan Bali. 

"Dua kapal yaitu Xing Dao-863 dan Ocean Tug Nantuo-185 adalah kapal penyelamat dan pengangkat kapal, sehingga tepat ketika dilibatkan membantu pengangkatan Nanggala 402. Namun, untuk kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 merupakan kapal penelitian ilmiah yang beroperasi di bawah Institut Sains dan Teknik Laut Dalam dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina patut diwaspadai," tegasnya.

Kapal ini, menurut Sukamta bisa menjalankan tugas ganda atau multifungsi yaitu membantu pengangkatan Nanggala 402, sekaligus mengumpulkan data informasi tentang laut Indonesia.

Sukamta juga memberikan pandangannya terkait dengan adanya latihan kapal perang bersama antara TNI Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut China.

Latihan bersama merupakan hal penting untuk saling memahami dan komunikasi antar negara khususnya dalam hal hubungan internasional. Namun, ia mengingatkan apakah latihan kapal perang yang melibatkan militer China ini akan memberikan pemahaman ketika kelak masing-masing pihak bertugas menjaga perbatasan wilayah laut negara? 

"Atau latihan ini dapat membuka peluang pengumpulan data-data tentang laut dan kekuatan alutsista Angkatan Laut Indonesia?" 

Diketahui kapal yang dikirim oleh Angkatan Laut China dalam latihan bersama dengan TNI AL adalah kapal perang Liuzhou 573 (FFGHM) dan Suqian 504 (FSGHM). Keduanya merupakan kapal perang yang seringkali ditemukan melanggar batas di Laut Natuna. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Liputan6.com
Bila Sukses Uji Coba, Tank Boat Antasena Akan Digunakan Marinir Jaga Kedaulatan NKRI

Bila Sukses Uji Coba, Tank Boat Antasena Akan Digunakan Marinir Jaga Kedaulatan NKRI


Infokomando - Tank Boat Antasena adalah persilangan antara tank dan perahu yang diproduksi oleh perusahaan kontraktor pertahanan yakni PT Lundin bekerjasama dengan PT Pindad yang telah menjalani uji coba di perairan pantai di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 28 April 2021. Sebagai awalan, Kementerian Pertahanan telah membeli satu unit tank boat itu dan menjanjikan akan membeli banyak jika uji coba berjalan sukses dan segera dioperasikan tahun depan.

Dikutip dari situs web Popular Mechanics pada 10 Mei 2021. Disebutkan bahwa dimulainya uji coba pada hari itu merangkai masa pengembangan yang telah berjalan beberapa tahun sebelumnya. Tank Boat dilengkapi meriam turret kaliber 105 millimeter, sistem persenjataan jarak jauh kaliber 0,50, dan tiang antena berisi sensor optik-elektrik.

Saat mendesain Tank Boat Antasena, PT Lundin telah memperhitungkan keunikan geografi Indonesia sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang total 61,567 mil, lebih dari lima kali garis pantai Amerika Serikat.

Dengan kondisi itu, Indonesia menghadapi dua tantangan yakni pertahanan eksternal, dimana pada tantangan ini TNI  harus bisa melakukan pengerahan pasukan secara cepat dari satu pulau ke pulau yang lain, dan pembajakan atau perompak yang terorganisir dimana pada tantangan ini TNI harus bisa menjaga wilayahnya agar tidak ada pulau yang dijadikan sebagai tempat persembunyian.

Tank boat untuk pendaratan pasukan

Tank boat Antasena memiliki desain seperti kapal Catamaran yang memberi efek volume lebih luas. Juga stabilitas lebih baik di laut dengan kedalaman dangkal, hanya sekitar satu meter. Kemampuan Antasena di perairan dangkal menyesuaikan kepada desain perahu agar bisa digunakan operasi pendaratan pasukan dari Korps Marinir.

Tank Boat dirancang memiliki daya angkut sampai 20 personel Marinir dengan persenjataan lengkap untuk kepentingan pendaratan personel. Memiliki dimensi panjang 59 kaki dan lebar 21 kaki, yang merefklesikan bentuk lambung catamaran. Untuk sumber tenaganya Antasena menggunakan mesin 1.200 HP-MAN dan dua waterjet.

Dengan kondisi full personel, Antasena mampu melaju maksimalnya 40 knots dengan jarak terjauh yang bisa dijangkau 600 mil hanya dengan berbekal satu tangki bahan bakar.

Tidak ada yang unik dari tank perahu ini dibandingkan dengan perahu-perahu patroli Angkatan Laut di perairan dangkal. Kalaupun ada hanyalah pada bagian tank-nya, yakni turret yang didesain menyediakan ruang untuk seorang personel.

Persenjataannya dimulai dari meriam Cockerill 105-milimeter. Memiliki sudut elevasi pergerakan meriam 42 derajat dan bidikan akurat hingga jarak 3 mil jauhnya. Tank boat ini juga dilengkapi senjata mesin kaliber 7,62 milimeter yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Saat uji, tank boat Antasena menggunakan autocannon 30-milimeter.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tempo.co
Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz

Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz


Infokomando - Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) telah dilaporkan menembak 13 kapal cepat milik Iran di perairan Selat Hormuz, Teluk Persia. Menurut Pentagon sebagaimana disampaikan juru bicara John Kirby,  speed boat berjumlah 13 unit itu berusaha mengejar 6 kapal AL AS yang tengah mengawal kapal selam USS Georgia yang sedang melintas di selat tersebut, Senin kemarin (10 Mei 2021).

Sebagaimana dikutip dari Arab News, Kirby menyatakan bahwa kapal-kapal cepat milik Iran yakni pasukan AL Republik Iran datang dengam manuver agresifnya dan ingin mengelilingi kapal AS. 

Oleh sebab itu kapal perang AS mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 2 kali. Tembakan pertama dilakukan pada jarak 300 yard dan kedua pada jarak 150 yard hingga akhirnya pasukan Iran tersebut dilaporkan mundur.

Pentagon menyebut aksi pasukan laut Iran sangat agresif karena mencoba mendekati kapal perang AL AS dalam jarak yang relatif dekat. Hal itu kemudian dianggap sebagai potensi ancaman bagi awak kapal. 

" Mereka mengejar (kapal perang) dengan sangat agresif, " Kata Kirby. 
 
Dia melanjutkan bahwa sehari sebelumnya kapal selam USS Monterey berhasil menyadap indikasi adanya kapal bersenjata di laut Arab yang diduga sedang menuju ke Yaman yang disebut AS merupakan lokasi pemberontak Hutsi yang selama ini mendapat dukungan Iran. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Viva.co.id
China Ikut Angkat KRI Nanggala-402, Australia Curiga Akan Dipasang Sensor Bawah Laut

China Ikut Angkat KRI Nanggala-402, Australia Curiga Akan Dipasang Sensor Bawah Laut


Infokomando - Kapal penyelamat China sudah mulai beroperasi untuk mengangkat bangkai kapal selam KRI Nanggala 402 secara cuma-cuma. Para pengamat menyebut operasi ini adalah kemenangan halus Beijing dan memberikan kesempatan bagi China untuk memetakan wilayah perairan penting yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut China Selatan.

Indonesia telah menerima tawaran China untuk mengirim tiga kapal, termasuk kapal yang mempunyai kemampuan hidrografi Tansuo 2, untuk menarik dan mengangkat kapal selam milik TNI AL yang tenggelam di wilayah utara perairan Bali saat melakukan latihan penembakan torpedo di dekat Selat Lombok.

Dilansir dari laman Australia, Jumat (6/5), juru bicara Angkatan Laut Indonesia mengatakan Kementerian Pertahanan menerima tawaran dari Australia, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan China untuk membantu mengangkat kapal selam  yang sudah terbelah menjadi tiga bagian di dasar laut dengan kedalaman 838 meter. Tapi Indonesia menerima tawaran dari Beijing karena "kapal mereka sudah dekat ke Indonesia selain itu bantuan yang ditawarkan cuma-cuma."

Pihak Indonesia membenarkan ketiga kapal penyelamat milik China dan 48 penyelam mereka sudah mulai beroperasi mengangkat kapal selam setelah kapal Tansuo tiba di pelabuhan pada Rabu lalu, tapi kapal Indonesia TImas 1201 yang juga akan membantu proses pengangkatan masih dalam perjalanan.

Dua kapal Angkatan Laut Indonesia juga berada di lokasi, kata jubir AL, seraya langsung menambahkan: "Kami perlu mengumpulkan mereka tidak sembarangan mengambil data."

Situasi Posko Crisis Center KRI Nanggala

Meski begitu, bagi sebagian kalangan, menerima tawaran China itu cukup mengherankan karena interaksi China dalam sengketa laut di kawasan dan ada kemungkinan Angkatan Laut China menempatkan alat sensor pemantau di wilayah perairan penting bagi lalu lintas pelayaran.

Sudah bukan rahasia lagi China akan mendapat banyak keuntungan dengan misi pengangkatan kapal selama ini seperti yang diungkapkan oleh seorang pakar kemaritiman kepada media pemerintah China, Global Times, operasi ini akan mendukung tujuan keamanan nasional yang lebih jauh. Misi ini akan membuat China bisa "mempelajari peta geografi kemaritiman untuk kepentingan militer di kawasan itu sekaligus memperluas kerja sama internasional dan pengaruh mereka dalam hal misi penyelamatan," kata pakar tersebut.

Selat Lombok merupakan salah satu selat yang paling disukai oleh kapal selam bersenjata nuklir karena memiliki perairan yang cukup dalam dan tidak seramai Selat Malaka. Selain itu kapal di sana tidak diharuskan memperlihatkan bendera "identitas" ketika sedang melintas. Perairan itu juga sering dipakai lalu lintas barang oleh kapal-kapal Australia.

Australia tahu AS juga menawarkan bantuan sejenis, tapi mereka tidak secara cuma-cuma. Sejumlah ahli memperkirakan biaya pengangkatan kapal selam itu bisa mencapai sekitar USD 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun dikarenakan lokasi kapal selam itu tenggelam cukup dalam.

Pengamat keamanan kawasan Malcolm Cook mengatakan kepada The Australian, bahwa "ini kali pertama China yang bukan negara maritim ikut membantu operasi penyelamatan semacam ini yang tidak pernah dilakukan oleh AS, Australia, dan Jepang yang akan memberikan bantuan kepada Indonesia di tengah situasi semacam ini."

"Kalau Anda ingin membeberkan cara bagaimana meningkatkan kekuatan diplomasi China di Indonesia, maka saya tidak tahu cara lain yang lebih baik dari ini," kata Cook. "Selat Lombok adalah kawasan yang sangat penting bagi lalu lintas kapal selam dan itu menjadi kegiatan yang sensitif dan sulit dilacak.

Cara kerja sensor bawah air

"Jika mereka bisa memetakan (perairan) daerah itu maka mereka bisa punya informasi yang lebih baik tentang kondisi terkini dasar laut dan arus di Selat Lombok dan itu bisa menguntungkan bagi kapal selam China. Jika mereka juga bisa memasang sejenis alat sensor di selat itu maka mereka bisa melacak siapa saja yang melintasi kawasan itu dan itu bisa merugikan."

Pengamat keamanan maritim di Singapura, Collin Koh mengatakan Angkatan Laut China jelas ingin menampilkan citra yang lebih lembut di kawasan sengketa Laut China Selatan (LCS) yang sejumlah pulaunya sudah mereka bangun untuk dijadikan pangkalan militer.

Koh mengatakan pengerahan kapal survei oseanografi paling canggih milik China ini menjadi peringatan karena kemampuannya termasuk "memasang sensor dan benda lain yang bisa mengirimkan data secara reguler dalam jangka waktu cukup lama."

"Menurut saya ini harus jadi perhatian semua orang. Apa pun yang menjadi ongkos China dalam operasi ini akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dari ongkos yang mereka keluarkan." 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Merdeka.com
Kapal Penyelamat Milik China Sudah Tiba di Bali Untuk Bantu Evakuasi KRI Nanggala 402

Kapal Penyelamat Milik China Sudah Tiba di Bali Untuk Bantu Evakuasi KRI Nanggala 402


Infokomando - Dua Kapal Angkatan Laut milik tentara China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) tiba di perairan Bali untuk membantu evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada Rabu (21/4) lalu.

Melalui keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Disepnal) dua kapal itu yakni PRC Naby Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863. Saat tiba, dua kapal itu langsung disambut KRI Layang-635 di perairan Bali.

"Dukungan PLA Navy kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI berkaitan dengan bantuan kemanusiaan pihak China dalam penanganan KRI Nanggala-402 berupa kapal salvage," seperti dikutip dalam keterangan resmi tersebut, Senin (3/5).

Tawaran ini disambut pemerintah Indonesia yang memang ingin mengevakuasi bangkai kapal KRI Nanggala-402 dari kedalaman 838 meter itu.

"Tawaran ini disambut dengan senang hati oleh pemerintah Indonesia," kata rilis tersebut.

Kapal Ocean Tug Nantuo-195

Spesifikasi kapal asal China Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863 memiliki panjang 156 meter dengan lebar 21 meter dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki perlengkapan seperti robot, sonar, hingga side scane sereta boat rescue.

Sementara kapal lainnya yakni, Ocean Tug Nantuo-195 memiliki panjang 119 meter, lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter. Kapal ini memiliki kemampuan untuk melaksanakan evakuasi hingga kedalaman 4.500 meter di bawah permukaan laut.

Selain bantuan dari pemerintah China, TNI AL juga berencana mengangkat badan KRI Nanggala-402 beserta 53 ABK yang gugur bekerja sama dengan SKK Migas yang akan mengoperasikan kapal Timas 1201.

"Kapal yang akan dioperasikan ini memiliki spesifikasi panjang 162,3 meter, lebar 37,8 meter dan tinggi 16,1 meter. Kapal ini menggunakan crane berkapasitas 1.200 MT yang cocok untuk instalasi platform konvensional," dalam keterangan tersebut.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Menanti Kehadiran KRI Klewang 2, Kapal Perang Siluman Laut Buatan Banyuwangi

Menanti Kehadiran KRI Klewang 2, Kapal Perang Siluman Laut Buatan Banyuwangi


Infokomando - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memiliki kapal cepat rudal dengan desain yang super canggih mirip dengan kapal perang AL AS jenis Littoral Combat Ship (LCS) yang dapat dioperasikan di perairan dangkal namun dengan ukuran sedikit kecil.

Kapal canggih ini diberi nama Klewang 2, dibuat oleh PT. Lundin Industry Invest yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Di dunia ini, kapal sejenis hanya dimiliki Angkatan Laut Amerika yakni USS Independence, USS Freedom, USS Forth Worth dan USS Coronado.

Littoral Combat Ship milik AL AS

Klewang 2 adalah hasil modifikasi dari KRI Klewang 625 yang sebelumnya sudah pernah dibuat beberapa tahun sebelumnya. Namun sayang sekali, belum selesai diresmikan kapal perang tersebut mengalami kebakaran hebat yang membuatnya hancur di selat Bali.

Secara spesifikasi, KRI Klewang 625 memiliki panjang 60 meter dan bobot 200 ton. Kapal ini bisa membawa 29 awak, termasuk pasukan khusus dan sebuah RHIB X2K sepanjang 11 meter yang memiliki kecepatan 50 knot. 

Rudal Exocet MM-40 untuk KRI Klewang 2

Salah satu keunggulan yang paling menonjol dari Klewang 625 adalah kemampuannya yang tak bisa dideteksi radar kapal. Teknologi Stealth ini juga dimiliki pesawat tempur F35 milik Angkatan Udara Amerika Serikat. Kapal itu juga dilengkapi dengan persenjataan rudal antikapal, seperti C-705, RBS-15, Penguin atau Exocet MM-40. Selain itu, ada juga meriam otomatis Type 730. 

Disebut “siluman”, karena KRI Klewang akan menjadi kekuatan pemukul TNI-AL yang handal dan menakutkan di lautan karena kemampuannya yang tak mudah terdeteksi radar lawan.

Sementara lambungnya sendiri didesain khusus dengan bentuk lancip di ujung yang membuatnya mampu melaju lebih cepat hingga kecepatan 50 knot dan menambah stabilitas kapal saat menembus ombak setinggi enam meter.

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam salah satu lamannya telah menyebutkan KRI Klewang 2 didesain untuk menggantikan Klewang 625 dengan spesifikasi yang tidak jauh berbeda alias penyempurnaan. 

Sementara itu PT Lundin Industry Invest telah mengumumkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan akan meluncurkan KRI Klewang 2 yang saat ini masih berada di pabriknya di Banyuwangi, Jawa Timur.

Mockup KRI Klewang

Perlu diketahui, PT Lundin Industry Invest (PT LII) adalah perusahaan yang bergerak di perangkat sistem persenjataan swasta di Indonesia. Meskipun berlokasi di Banyuwangi, PT LII merupakan salah satu produsen yang sangat dikenal oleh industri militer mancanegara. 

PT LII juga sudah memproduksi beragam kapal perang untuk keperluan militer seperti jenis trimaran, catamaran, dan monohul. Ada lebih dari dua ratus orang karyawan untuk membuat fiberglass dan bahan pendukung pembuatan kapal. 

Untuk pasar internasional, PT LII sudah mengantongi sejumlah sertifikat, seperti International Marine Certification Institute dan Lloyd Register Certified ISO 9001. Dengan bekal sertifikat sebanyak itu, kredibilitas dan kualitas dari PT LII sendiri sudah tidak diragukan lagi.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Memandang Jernih Horizon, Sang Hiu Kencana Harus Kembali Bangkit Dengan Semangat "Tabah Sampai Akhir"

Memandang Jernih Horizon, Sang Hiu Kencana Harus Kembali Bangkit Dengan Semangat "Tabah Sampai Akhir"


Infokomando - Dukacita dan simpati seluruh dunia atas musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 bersama 53 orang awaknya merupakan capital gain saham yang bernama nilai-nilai kemanusiaan. Meski yang tenggelam adalah alutsista strategis penghancur perdamaian namun eksistensi nilai-nilai kemanusiaan seluruh dunia mampu mempersatukan musibah dalam kebersamaan sikap kemanusiaan yang bermarwah dan beradab. Itulah sejatinya fungsi dan nilai jabatan amanah manusia sebagai khalifah di muka bumi yang belakangan ini jarang muncul menjunjung humanisme.

Kita tentu tidak ingin berlarut dalam kesedihan mendalam ketika melihat keluarga menangis dan terisak. Pimpinan keluarga sekaligus kebanggaan istri dan anaknya harus berpisah dengan orang yang dikasihi. Demikian juga korps Hiu Kencana yang kehilangan banyak prajurit petarung yang berkualitas akan kembali bangkit dan memandang horizon jernih dengan semangat "tabah sampai akhir". Hiu Kencana harus bangkit, mengepalkan tangan dan langkah tegap karena kalian adalah prajurit pasukan khusus, pasukan terlatih, pilihan, berkualitas dan kebanggaan negeri.

Indonesia adalah negara kepulauan yang strategis. Penguatan pengawal utama teritori ada di matra laut dan udara. Kita saat ini sedang berada dalam program modernisasi militer, sudah berjalan 11 tahun sejak 2010. Selama satu dekade ini sudah banyak pertambahan berbagai jenis alutsista. Jumlah kapal selam bertambah dari 2 unit menjadi 5 unit, jumlah kapal perang bertambah lebih 40 KRI berbagai jenis. Namun sesungguhnya target pencapaian minimum kekuatan alutsista kita belum tercapai.

Infografis KRI Alugoro (Detik.com)

Jumlah kapal selam kita baru saja mencapai 5 unit bulan lalu ketika KRI Alugoro 405 yang dibangun di PT PAL Surabaya resmi masuk inventori TNI AL. Kemudian KRI Alugoro 405 dan kakaknya KRI Ardadedali 404 bersama pakdenya KRI Nanggala 402 berjalan bersama menuju perairan Natuna. JJB alias jalan-jalan bareng ini untuk menunjukkan kepada pihak yang ngubek-ngubek Laut China Selatan bahwa Indonesia punya harga diri teritori. Dan setelah pulang dari Natuna itu Nanggala sandar sebentar di pangkalannya di Armada Dua Surabaya untuk penugasan selanjutnya, penembakan torpedo di laut Bali dalam serial latihan tempur Armada Dua bersama 20 KRI lainnya.

Dengan musibah Nanggala maka jumlah kapal selam Indonesia tinggal 4 unit. Sebuah jumlah yang jauh dari standar kekuatan minimum untuk negeri kepulauan. Namun sebenarnya tidak terkait dengan musibah Nanggala kita saat ini sedang mempersiapkan pengadaan 3 kapal selam baru sampai tahun 2024.  Semua sedang berproses termasuk penyediaan dan ketersediaan awak kapal selam yang harus dipersiapkan lebih dini. Karena mempersiapkan dan mencetak awak kapal selam membutuhkan waktu bertahun-tahun dengan seleksi ketat.

Kabar yang menggembirakan, Indonesia sedang merancang pembuatan kapal selam mini tanpa awak berkemampuan artificial intelligent. Ini program yang sangat ditunggu dan menjadi harapan besar. Bahwa kepemilikan kapal selam konvensional berkisar antara 12-14 unit saat ini sedang kita kejar. Kemudian membangun kapal selam mini tanpa awak merupakan sebuah langkah cerdas Kementerian Pertahanan. Dirut PT PAL yang baru dilantik adalah ahli perkapalan kaliber internasional dan pakar rancangbangun kapal selam tanpa awak. Titik awal sudah dipatri, artinya konsistensi lah yang akan menjawabnya kelak, mampukah kita dalam lima tahun ke depan membuat kapal selam tanpa awak.

Konsep kapal selam mini buatan BPPT

Pesan yang ingin disampaikan tetaplah memandang horizon jernih dengan fokus terhadap yang sudah direncanakan termasuk percepatannya. Kita masih harus berlari mengejar ketertinggalan perolehan alutsista menguatkan benteng teritori. Jumlah kapal perang striking force, kapal selam, jet tempur, peluru kendali dan lain-lain masih sangat kurang.

Sementara dinamika konflik kawasan tidak bisa dipandang remeh, jelas-jelas nyata dan di depan halaman. Publik sedang menunggu publikasi lanjutan tentang realisasi pengadaan kapal perang Iver Class, jet tempur F15, Rafale dan lain-lain. Juru bicara Kementerian Pertahanan adalah pintu keterbukaan informasi agar kita tidak "terpukau" oleh informasi dan opini dari juru bicara produsen alutsista.

Pengumpulan dana dari komunitas sebuah Masjid di Yogya adalah bentuk keinginan dan harapan yang besar serta dukungan kuat untuk percepatan modernisasi alutsista TNI.  Ini juga bagian dari memandang horizon jernih agar Kementerian Pertahanan mampu dan segera menyelesaikan program pengadaan alutsista. Sebagian besar rakyat negeri ini mendukung bahkan antusias untuk percepatan perkuatan alutsista tentaranya. Kita harus terus berlari mengejar horizon kebanggaan punya tentara dan alutsista yang gahar. Termasuk tetap memandang jernih, optimis, dan fokus dalam proses pengadaannya.

****
Jagarin Pane
Semarang, 3 Mei 2021
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI

Editor : Devina | Foto : Ist 
Bocor! Beredar Rekaman Video Kapal Destroyer Rusia Gagal Menembakkan Rudal Kalibr

Bocor! Beredar Rekaman Video Kapal Destroyer Rusia Gagal Menembakkan Rudal Kalibr


Infokomando - Sebuah video yang menunjukkan kegagalan uji peluncuran rudal jelajah Kalibr dari kapal destroyer Angkatan Laut Rusia kelas Udaloy Project 1155 telah beredar luas. Rekaman tersebut menunjukkan sebuah rudal yang baru saja diluncurkan dari kapal perang "Marshal Shaposhnikov", berputar tak terkendali diudara lalu kemudian jatuh ke laut.

Video itu rupanya bocor dari jaringan media sosial Telegram Rusia yang kemudian diposting oleh seseorang ke YouTube. Kapan tepatnya video itu dibuat tidak jelas, tetapi kapal Marshal Shaposhnikov baru-baru ini bergabung kembali dengan Armada Pasifik AL Rusia setelah mengalami upgrade dibeberapa bagian. 

Setelah kapal perang tersebut kembali ke laut untuk post-refit trial pada Juli tahun lalu, mereka lalu melakukan uji coba penembakan live rudal Kalibr dari vertical launch system yang baru dipasang pada awal bulan ini. 

Rekaman peluncuran rudal yang sukses kemudian muncul di saluran berita resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, pada 27 April. Sementara video yang gagal, beredar melalui "jalur tidak resmi" yakni Telegram dan YouTube pada 29 April. Kedua klip tersebut memiliki kesamaan yang menunjukkan bahwa video-video itu diambil dari lokasi yang sama.

Menurut Zvezda, peluncuran rudal tersebut melibatkan dua group kapal Armada Pasifik Rusia yang berlangsung di Laut Jepang pada awal April. Latihan penembakan menggunakan peluru hidup yang mencakup penggunaan rudal dan senjata.

Rudal Kalibr

Destroyer anti-kapal selam kelas Project 1155 Udaloy Marshal Shaposhnikov dibuat pada 1984, kemudian dimodernisasi selama empat tahun di Vladivostok. Dalam program modernisasi tersebut, persenjataan Marshal Shaposhnikov ditingkatkan dengan adanya vertical launch system dan rudal anti-kapal subsonik Uran.

Menurut informasi, varian rudal yang gagal diluncurkan tersebut adalah Kalibr-NK 3M14T, dimana rudal tersebut pernah digunakan sebelumnya oleh AL Rusia untuk menyerang sasaran darat selama perang saudara di Suriah.

3M14T atau SS-N-30A merupakan salah satu rudal jelajah subsonik yang mampu menjangkau sasaran sejauh 930 hingga 1.550 mil (1.448 km - 2.494 km). Rudal ini membawa 990 pon (449 kg) bahan peledak konvensional atau hulu ledak nuklir.

Senjata itu pertama kali digunakan dalam pertempuran pada Oktober 2015, sebagai bagian dari serangan Rusia skala besar terhadap sasaran anti-Assad di Suriah. Pada kesempatan itu, rudal diluncurkan dari atas kapal perang di Laut Kaspia, sekitar 1.100 mil (1.770 km) jauhnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Dilengkapi RCWS Kanon Kaliber 30 mm, Tank Boat Mulai Masuk Tahap Uji Coba

Dilengkapi RCWS Kanon Kaliber 30 mm, Tank Boat Mulai Masuk Tahap Uji Coba


Infokomando
- PT Pindad kembali memperkenalkan produk terbarunya‎ yaitu Tank Boat 105 mm yang diberi nama Antasena. Terbaru, Tank Boat ini sudah mulai dilakukan uji coba diatas air. Sejumlah negara tengah mengincar kapal ini yang masih masuk tahap uji coba.

Dikutip dari laman PT Pindad (Persero), Jumat (30/4/2021), alutsista terbaru karya anak bangsa ini telah diuji coba di perairan Banyuwangi pada rabu, 28 April 2021.

"Tank Boat akan menjalani tahapan uji internal untuk memeriksa kembali seluruh fungsi kapal selama diatas air," tulisnya.

Diharapkan tank boat ini dapat mendukung operasional TNI di rawa, laut, sungai dan pantai (Ralasuntai) serta tugas penjagaan laut dan pantai (Sea and Coast Guard).

Tank Boat juga dapat mengangkut 60 orang personil dan 5 orang kru. Memiliki kecepatan maksimum 40 knot serta daya jelajah hingga 600 Nm. Untuk persenjataan, tank boat dilengkapi senjata utama RCWS kanon kaliber 30 mm dan 2 senapan mesin 12,7 mm.
 
Dilengkapi RCWS Kanon Kaliber 30 mm

Tank Boat merupakan program Kementerian Pertahanan RI yang dilaksanakan oleh konsorsium dimana PT Pindad sebagai lead integrator bekerjasama dengan sejumlah perusahaan pertahanan lain seperti PT Lundin Industry Invest, PT Len Industri (Persero), dan PT Hariff.

Tank boat memiliki spesifikasi panjang 18 m dan bisa beroperasi di perairan dangkal setinggi 90 cm hingga perairan laut dalam. Sehingga sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang punya banyak perairan.

Bodynya terbuat dari komposit dengan platform kapal catamaran (double hull). Ditenagai mesin diesel buatan MAN, tank boat mampu melaju hingga kecepatan 40 knots dengan daya jelajah 400 nautical mile (NM). Untuk persenjataan, Pindad menggandeng CMI Defence untuk memasok turret 105 mm. ‎Dimana proses pembuatannya akan dilakukan di pabrik Pindad di Bandung, Jawa Barat.

Selain itu, tank boat juga dibekali dengan sistem persenjataan lain seperti remote control weapon system (RCWS) dengan kaliber 7.62 mm yang dilengkapi sistem nadir dan navigasi canggih.

Wahana tempur atas air buatan Pindad yang bekerjasama dengan PT Lundin ini perlahan mulai dikenal dunia setelah dipamerkan dalam Indo Defence 2016 lalu. Salah satu negara yang minat dengan tank boat ini adalah Mesir.

Uji coba di perairan Banyuwangi

"Mesir jadi negara yang sejauh ini kami lihat paling minat dengan tank boat ini," kata‎ Sekretaris Perusahaan Pindad yang saat itu dijabat oleh Bayu A Fiantoro‎.

Perwakilan Mesir juga telah mendatangi kantor Pindad untuk melihat secara lebih detil tentang spesifikasi, teknologi dan harga yang dibanderol oleh Pindad.

"Sampai saat ini baru Mesir, tapi kami terus coba untuk pasarkan ke luar," tambah Bayu.

Saat ini Pindad tengah menjadikan kawasan Timur Tengah sebagai target pasar utama penjualan produknya. Selain tank boat, Panser Anoa juga sudah cukup familiar dengan negara-negara di Timur Tengah.

Tahun ini, Pindad kembali memproduksi setidaknya 200 kendaraan tempur berbagai jenis. Sedangkan untuk senjata, Pindad akan memproduksi sebanyak 50 ribu dan amunisi sebanyak 150 juta.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Dikabarkan Pasukan Elit Denjaka Sudah Tiba di Papua, Dankormar: Tidak Ada!

Dikabarkan Pasukan Elit Denjaka Sudah Tiba di Papua, Dankormar: Tidak Ada!


Infokomando - Pasukan elit milik TNI AL yakni Detasemen Jala Mangkara ( Denjaka ) sedang ramai jadi perbincangan di media sosial terkait aksinya di Papua. Sabtu, (1/5/2021). Hal itu berawal dari cuitan seorang Netizen ditwitter yang menyebut Denjaka akan tiba di Papua guna menumpas aksi teroris Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) di Papua.

"Pasukan elite angkatan laut DENJAKA sudah sampai di tanah Papua. Kekuatan 1 Denjaka = 12 orang. Mempunyai kekuatan misterius yang bikin angkatan laut Amerika gemetaran," cuit akun bernama @H4l1mun_D1n61n yang tweetnya sudah dilike sebanyak 2.8 ribu orang.

Tangkapan layar Twitter @H4l1mun_D1n61n

Terkait isu keterlibatan Pasukan Elite Denjaka di Papua. Kadis Penerangan Marinir Angkatan Laut Kolonel Gugun mengatakan, Denjaka merupakan pasukan elite TNI AL yang semua pergerakannya tidak ada yang tahu dan tidak pernah diberitakan sesuatunya.

"Seluruh kegiatan Denjaka tidak pernah diberitakan. Kegiatan di sana tidak ada," tegasnya.

Senada dengan Kadispenmar, Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono juga membantah adanya informasi tersebut.

"Tidak ada," kata Mayjen Suhartono dilansir dari detikom, Sabtu (1/5/2021).

Editor : Devina | Foto : Ist 
China Kirim 3 Kapal Penyelamat Untuk Mengangkat Kapal Selam KRI Nanggala 402

China Kirim 3 Kapal Penyelamat Untuk Mengangkat Kapal Selam KRI Nanggala 402


Infokomando - Angkatan Laut China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) bersiap membantu evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang karam ke dasar laut saat melaksanakan latihan penembakan torpedo SUT di utara perairan Bali.

Bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang ingin membantu penanganan KRI Nanggala-402 dengan mengirimkan kapal penyelamat.

Tawaran bantuan kemanusiaan ini kemudian disambut dengan senang hati oleh pemerintah Indonesia.

Ada tiga buah kapal penyelamat yang dikirim oleh pemerintah China untuk membantu mengangkat kapal selam KRI Nanggala 402 dari kedalaman 800 meter.

Kapal yang diperbantukan ke Indonesia adalah jenis Ocean Salvage yakni Rescue Yongxingdao-863, Ocean Tug Nantuo-185 dan Scientific Salvage Tan Suo 2.

Ketiga kapal salvage ini memiliki kemampuan menjangkau dasar laut hingga kedalaman 4.500 meter.

Saat ini ketiga kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju perairan Indonesia dan diperkirakan tanggal 30 April atau awal Mei 2021 sudah tiba di perairan Bali. 

Editor : Devina | Foto : Ist 
Mengintip Kecanggihan 2 Kapal Selam Calon Pengganti KRI Nanggala 402

Mengintip Kecanggihan 2 Kapal Selam Calon Pengganti KRI Nanggala 402


Infokomando - Kapal selam merupakan salah satu Alutsista strategis yang menjadi target modernisasi di era kepemimpinan Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.

Merespons hal itu, Prabowo kemudian melakukan safari dan kunjungan ke berbagai negara untuk melakukan penjajakan, diantaranya adalah Jerman dan Perancis.

Dua negara ini merupakan pembuat kapal selam terbaik dengan pengguna tersebar di berbagai belahan dunia. Ada dua jenis kapal selam yang saat ini menjadi incaran Prabowo yaitu Riachuela Class buatan Perancis dan U214 class buatan Jerman.

Kapal selam Riachuelo
Per Desember 2020, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dilaporkan telah berdiskusi dengan Naval Group yaitu konsorsium perusahaan galangan kapal asal Perancis. Dikutip dari laman Janes, Indonesia dikabarkan tengah menjajaki pemesanan kapal selam kelas Riachuelo, yang merupakan modifikasi dari kelas Scorpene.

Sedangkan Scorpene sendiri adalah kapal selam konvensional yang dirancang oleh Naval Group (Perancis) untuk pasar ekspor. Ada yang menarik, Naval Group menawarkan adanya opsi transfer teknologi bagi negara manapun yang membeli kapal selamnya.

Sedikitnya ada 14 kapal selam jenis Scorpene yang sudah dioperasikan dan dibangun di luar galangan Perancis antara lain Angkatan Laut Chili sebanyak 2 unit, Angkatan Laut India sebanyak 6 unit, Angkatan Laut Malaysia sudah beroperasi 2 unit dan Angkatan Laut Brasil 4 unit.

Bagian dalam kapal selam Scorpene

Desain Scorpene yang dibuat oleh Brasil bersama Perancis sudah mengalami perombakan atau modifikasi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan angkatan laut Brasil. Scorpene Brasil atau Riachuelo, bodynya sedikit lebih panjang agar bisa membawa awak yang lebih besar. Dengan badan yang lebih panjang tentunya Riachuelo mampu melakukan patroli laut dua kali lipat lebih jauh jaraknya.

Sama seperti Scorpene, Riachuelo dirancang multifungsi yaitu bisa sebagai kapal selam samudra juga untuk operasi diperairan dangkal. Sehingga mampu diandalkan untuk berbagai misi seperti anti-kapal selam, operasi khusus, perang anti-permukaan dan kegiatan intelijen.

Bisa dikatakan kapal selam Riachuelo ini mengintegrasikan peningkatan dari kapal selam serang cepat Kelas Barracuda Perancis dengan Scorpene yang punya kemampuan lebih canggih.

Awak kapal selam Brasil

Untuk spesifikasinya, Riachuelo memiliki panjang 72 knot dipermukaan dan 20 knot lebih didalam air. Bila diatas permukaan beban Riachuelo adalah 1.600 - 2.000 ton.

Memiliki kemampuan menyelam lebih dari 300 meter dan mampu bertahan selama 45 hari dengan kapasitas 35 orang awak. Total muatan senjata Riachuelo adalah 18 unit, tabung senjata 6 laras dan mampu beroperasi di laut lebih dari 240 hari pertahunnya.

Kapal selam tipe 214
Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Thyssen-Krupp Marine Systems (TKMS) yakni produsen kapal selam asal Jerman, dimana TKMS menawarkan proposal pengadaan kapal selam Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 kepada TNI Angkatan Laut (TNI AL).

Kapal selam Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 ini merupakan salah satu kapal selam tercanggih yang dibuat TKMS Jerman dengan kemampuan hybrid.

Kapal selam type 214

SSK Tipe 214 memiliki kompartemen berlambung tunggal yang dikembangkan dari tipe sebelumnya yakni tipe 209 dan tipe 212A. Dengan adanya penggabungan prinsip desain tersebut, menjadikan SSK Tipe 214 lebih hemat biaya operasional dan memiliki pengguna banyak diberbagai belahan dunia.

Dengan panjang sekitar 72 meter dan diameter pressure hull 6,3 meter, kapal selam Tipe 214 dapat membawa 27 awak dan 8 tabung senjata. Memiliki kemampuan menyelam di kedalaman laut hingga 400 meter (1.300 kaki) dan bisa menampung makanan, air bersih dan bahan bakar selama 84 hari beroperasi.

Dengan muatan yang besar memungkinkan cakupan jelajah dari kapal selam tersebut menjadi lebih luas dan fleksibel untuk dioperasikan mulai dari perairan pesisir hingga patroli di laut lepas.

Teknologi AIP pada kapal selam India

SSK Tipe 214 dilengkapi teknologi Fuel Cell Air-Independent Propulsion System terbaru dan terbukti meningkatkan ketahanan saat berada di kedalaman laut serta mengurangi resiko terdeteksi dengan dukungan upgrade dari kapabilitas sonar. Belum lagi adanya fitur AIP yang memungkinkan kapal selam dapat bertahan didalam air selama 3 minggu tanpa muncul ke permukaan.

Dari sisi persenjataan, SSK Tipe 214 mampu membawa senjata besar diantaranya torpedo, rudal dan ranjau dengan kemampuan melesat maksimal tanpa menimbulkan suara bising sehingga semakin sulit untuk dideteksi kapal selam lain.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Ketika Awak Kapal Selam Jerman Memberikan Penghormatan Terakhir Kepada KRI Nanggala 402

Ketika Awak Kapal Selam Jerman Memberikan Penghormatan Terakhir Kepada KRI Nanggala 402


Infokomando - Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer menyampaikan duka citanya terkait insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali beberapa hari lalu. Hal ini disampaikannya melalui akun Twitter resminya.

"Today, I feel with the families and friends of the 53 Indonesian sailors whose submarine #Nanggala402 sank. My heartfelt condolences to Defense Minister @Prabowo and the Indonesian Armed Forces," dikutip dari akun Twitter @akk berdasarkan keterangan tertulis KBRI Jerman, Jumat (30/4/2021).

Selain itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman Verband Deutscher Ubootfahrer/VDU juga menyampaikan dukanya terkait KRI Nanggala-402 dengan menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di Kota Möltenort, Jerman, Kamis (29/4).
 
Upacara ini sengaja dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen ini dibangun oleh Jerman untuk menghormati para kru kapal selam yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen ini kemudian secara rutin dijadikan simbol penghormatan tertinggi kepada seluruh awak kapal selam Jerman yang gugur dalam tugas.

Penghormatan terakhir kepada awak KRI Nanggala ini dihadiri oleh Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Atase Pertahanan RI Berlin Rio Hendrawan, Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, tiga peserta Sesko asal Indonesia, beserta delegasi Task Force RI MCMV Lemwerder. 

Upacara juga dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Dewan Pengurus, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel,  Komandan Skuadron Kapal Selam, Komandan Armada Misi dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.

Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman Michael Setzer mengungkapkan rasa kehilangan atas gugurnya awak KRI Nanggala-402. Menurutnya, sesama awak kapal menyadari tugas yang dijalankan semua penuh risiko.

"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami menyadari tugas yang kami emban penuh dengan risiko dan bahaya. Segiat apa pun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang kami digunakan, kecelakaan adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari," ujar Michael Setzer.

Michael Setzer mengaku bila anggota Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman memiliki hubungan kolega dan pribadi yang sangat dekat dengan awak Nanggala-402. Di antara awak Nanggala-402 disebut dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di Angkatan Laut Jerman.

"Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami," tuturnya.

Dubes Oegroseno sangat mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman yang telah menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini. Ia mengucapkan terima kasih atas solidaritas yang diberikan kepada awak KRI Nanggala.

"Atas nama pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan para keluarga korban, saya mengucapkan terima kasih banyak atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman. Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang telah gugur dan digelar di luar Indonesia. Kegiatan ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman," tuturnya.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
Demi Mempertahankan Superioritas Maritimnya, AL AS Bangun Kapal Perang Pengangkut Drone

Demi Mempertahankan Superioritas Maritimnya, AL AS Bangun Kapal Perang Pengangkut Drone


Infokomando - Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) berencana membangun kapal perang spesialis pengangkut drone yang dapat melakukan banyak tugas dalam berbagai fungsi peperangan. AS berencana memodernisasi seluruh kekuatan angkatan laut yang dimiliki untuk mempertahankan keunggulan di laut. 

Kapal perang pengangkut drone rencananya akan dilengkapi rudal hipersonik, dan tembakan jarak jauh dari sel VLS dan meriam 155mm. Kapal ini nantinya juga menyediakan landasan pacu dan landasan pendaratan yang dilengkapi peluncur pesawat elektrik atau sky jump. 

Mockup Kapal Perang Pengangkut Drone BAE UXV

Sejumlah pesawat tanpa awak dapat diangkut oleh kapal ini seperti pesawat tak berawak sayap tetap, helikopter dan drone.

Kapal Perang Pengangkut Drone BAE UXV memiliki panjang 152 meter dan dilengkapi dua landasan pacu berbentuk V dengan masing-masing memiliki panjang 50 meter.

Untuk membuat kapal perang pengangkut drone, Angkatan Laut A.S. kemudian menerapkan persyaratan ukuran kapal, tujuan, parameter misi, biaya, pencegahan dan efektivitas. Yang menjadi kandidat kapal perang pengangkut drone Angkatan Laut AS adalah BAE Systems UXV dan Naval Group's Ocean Avenger. 

Editor : Devina | Foto : Ist 
Kita Butuh Minimal 10 Kapal Selam Untuk Mengawal Luasnya Wilayah Indonesia

Kita Butuh Minimal 10 Kapal Selam Untuk Mengawal Luasnya Wilayah Indonesia


Infokomando - Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis mengatakan Indonesia butuh 10 kapal selam untuk menjaga wilayah perairannya. Sejauh ini, Indonesia baru memiliki 5 kapal selam dan tinggal 4 Kapal selam yang dimiliki Indonesia antara lain KRI Cakra 401, KRI Nagapasa 402, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405.

"Minimal yang kita butuhkan adalah 10, ya. Antara 10 sampai 12," kata Beni saat dibubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (27/4).

Beni menjelaskan bahwa kapal selam bisa mengawasi kawasan yang tidak bisa dijangkau oleh kapal patroli. Beni mencontohkan sepeti laut lepas dalam 300 mil Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Setidaknya terdapat tiga wilayah periaran yang mesti diawasi. Wilayah tersebut antara lain, perairan sekitar laut China Selatan atau Natuna Utara, Laut Hulu yang berbatasan dengan Filipina, dan sekitar kepulauan Maluku atau utara pulau Papua.

"Itu wilayah-wilayah yang mungkin perlu kita kawal dengan keberadaan kapal selam," tuturnya.

Kapal selam yang ada juga tidak harus selalu melakukan pengawasan. Ada armada yang dikerahkan untuk patroli, ada yang disiapkan untuk peranng, dan ada pula yang diistirahatkan atau menjalani perawatan. Dengan begitu, kuantitas menjadi penting.

"Sehingga kalau dari 10 berarti 3 atau 4 yang patroli di wilayah-wilayah tadi," jelas Beni.

Beni menyarankan pemerintah untuk membeli kapal selam dalam kondisi baru. Bukan bekas. Saran tersebut juga berlaku jika pemerintah ingin belanja alutsista jenis lainnya.

"Karena kita nggak bisa mengandalkan kalo bekas. Terlepas itu bekas 5 tahun. Cuma kalo yang bekas, saya enggak yakin," katanya.

Diketahui, saat ini pemerintah Indonesia juga belum memiliki submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Mengenai hal itu, Asisten Perencanaan, Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengaku sudah membicarakannya dengan pihak terkait.

"Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita (pengadaannya) sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan," ujar Ali di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

Pengadaan itu telah masuk dalam rencana strategis (renstra) TNI AL yang akan diajukan ke Kementerian Pertahanan. Pihaknya mengajukan pengadaan satu unit kapal rescue.

"Dalam renstra ini satu kapal rescue," kata Ali.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Perkuat Pertahanan, Menhan Prabowo Beli 3 Kapal Selam Baru

Perkuat Pertahanan, Menhan Prabowo Beli 3 Kapal Selam Baru


Infokomando - Dalam beberapa waktu ke depan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana akan menambah tiga kapal selam untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Rencana ini kembali mencuat usai insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali.

Komisi I DPR RI yang mengawasi bidang pertahanan sudah menekan pemerintah agar segera melakukan langkah konkret. Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan, bahwa pemerintah berencana menambah kapal selam baru sampai 2024 mendatang.

"Rencananya ada tiga kapal selam lagi tahun 2024," katanya seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (28/4/21).

Disebutkan, dalam rencana strategi (renstra), Indonesia idealnya disebut punya 12 kapal selam. Namun saat ini Indonesia hanya memiliki 4 buah setelah KRI Nanggala 402 tenggelam, jauh dari kata ideal. 

Kapal selam yang tersisa tersebut adalah Kapal Selam Nagapasa-403, Kapal Selam Ardadedali-404, Kapal Selam Alugoro-405 dan Kapal Selam Cakra-401.

"Ini adalah peringatan 'keras' untuk alutsista yang sudah tua, hendaknya dikandangkan saja dan dipersiapkan yang lebih  'brand new'. Seluruh Alutsista seperti kapal selam, kapal laut, helikopter, pesawat atau senjata yg diawaki, perlu dievaluasi tingkat kesiapannya," sebut Bobby.

Demi mendukung peremajaan alutsista TNI, DPR lalu memberi beberapa catatan penting. Mengingat anggarannya yang terbatas, maka TNI harus membuat skala prioritas.

"Tentunya harus mengutamakan skala prioritas dari banyaknya pilihan-pilihan postur pertahanan yang ada, khusus untuk senjata yang diawaki, utamakan (Alutsista) yang sudah lewat usia pakai atau lewat batas jam pemakaian," jelasnya.

Menhan Prabowo sendiri sebelumnya sempat dikabarkan telah menjajaki pengadaan kapal selam dari Prancis dan Jerman. Namun, untuk kepastian typenya masih belum jelas, namun hal itu akan direalisasi setelah pengadaan 3 kapal selam baru dari Korsel sudah selesai. Dibawah ini adalah 2 type kapal selam yang sudah dijajaki Indonesia.

1. Kapal Selam Riachuelo
Per Desember 2020, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dilaporkan telah berdiskusi dengan konsorsium perusahaan galangan kapal asal Perancis Naval Group. Seperti dilaporkan oleh Janes, Indonesia sedang menjajaki pemesanan kapal selam kelas Riachuelo, yang merupakan modifikasi dari kelas Scorpene.

Scorpene adalah kapal selam jenis konvensional yang dirancang khusus oleh Naval Group (Perancis) untuk pasar ekspor. Naval Group memang memberikan promosi dengan iming-iming transfer teknologi dalam pembelian kapal selamnya.

2. Kapal Selam Tipe 214
Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN berencana mengadakan pertemuan dengan para perwakilan dari Thyssen-Krupp Marine Systems (TKMS), produsen kapal selam asal Jerman pekan ini. TKMS menawarkan sebuah proposal pengadaan kapal selam jenis Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 kepada TNI Angkatan Laut.

Kapal selam Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 sendiri merupakan salah satu kapal selam tercanggih buatan TKMS Jerman yang juga bertipe hybrid.

SSK Tipe U214 merupakan kapal selam terbaru dengan kompartemen berlambung tunggal yang dapat menggabungkan prinsip desain dari tipe sebelumnya yakni tipe 209 dan tipe 212A.

Penggabungan prinsip desain tersebut, menjadikan SSK Tipe 214 sebagai kapal selam memiliki biaya operasional rendah dan menjadi opsi terbaik untuk digunakan bagi Angkatan Laut diberbagai belahan dunia. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNBCIndonesia.com