Showing posts with label Udara. Show all posts
Showing posts with label Udara. Show all posts
Hancur Digocang Gempa, Satgas Kopasgat TNI AU Dikirim Bantu Warga Cianjur

Hancur Digocang Gempa, Satgas Kopasgat TNI AU Dikirim Bantu Warga Cianjur


Infokomando - Satgas Kopasgat TNI AU dikirim untuk memberikan bantuan kepada warga Cianjur yang rumahnya hancur akibat gempa bumi, Jumat (25/11/2022).

Tim yang dikirim berada dibawah pimpinan Danyonko 467 Kopasgat Letkol Pas Renry Adipaty., S.A.P., M.Han. dengan sasaran Kampung Genggong, desa Mekar Wangi, Kecamatan Warungkondang, Cianjur dan SDN Pada Asih, Kampung Padalengsar, Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang, Cianjur.


Kedatangan Satgas Kopasgat dilokasi korban terdampak langsung disambut oleh warga yang mayoritas rumahnya hancur.

Warga merasa sangat terbantukan mengingat paska terjadinya gempa bumi, mereka kekurangan tenaga untuk membersihkan puing-puing bangunan yang roboh dan rusak berat.

Dengan mengenakan pakaian loreng dan baret jingganya, Kopasgat langsung bergerak cepat memindahkan reruntuhan bangunan dan menyiapkan posko tanggap bencana.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
6 Drone Paling Mematikan di Dunia Yang Mempengaruhi Doktrin Perang Militer Indonesia

6 Drone Paling Mematikan di Dunia Yang Mempengaruhi Doktrin Perang Militer Indonesia


Infokomando - Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mengubah kehidupan manusia dalam banyak hal, termasuk juga dengan dunia militer yang kini semakin banyak menggunakan drone atau pesawat tanpa awak sebagai senjata penyerang digaris depan.

Terbaru, banyak negara maju yang kini mengembangkan drone generasi baru dimana drone tersebut dapat dijadikan sebagai wingman dan memiliki kemampuan otonom untuk menyerang target.

Karena kemampuannya yang strategis dalam pertempuran apalagi dapat difungsikan jarak jauh tak cukup mengherankan jika saat ini banyak negara maju mulai berlomba-lomba mengembangkan drone yang dapat melakukan berbagai misi.

Sejumlah drone super canggih pun telah berhasil diciptakan dan bahkan sudah digunakan dalam sebuah operasi militer yang berklasifikasi rahasia untuk mendapatkan gelar battle proven. 

Berikut ini adalah 6 daftar drone militer tercanggih di dunia yang mempengaruhi perubahan doktrin perang militer negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

1. Drone Wing Long GJ-2
Adalah Drone yang dirancang oleh Aviation Industri Corporation of China yang punya spesifikasi super canggih di kelasnya.

Pesawat tanpa awak ini sudah membuktikan kekuatannya di konflik Timur Tengah.

Kelebihannya adalah drone ini bisa mengangkut sampai 480 kilogram atau mampu membawa hingga 12 bom atau rudal dengan laser atau beban seberat 200 kg.

Selain itu, Wing Loong ini juga mampu mengudara selama 32 jam non-stop dengan ketinggian mencapai 32 ribu kaki atau sekitar 9.753 Meter. 


2. Drone Kratos XQ-58A
Dalam urusan kebutuhan militer tentu negara satu ini tidak bisa lepas dari pembahasan karena sebagai negara super power, negara yang berjuluk Paman Sam ini juga mengembangkan banyak sekali drone canggih dan mutakhir. Salah satunya adalah drone kratos XQ-58A. 

Drone tempur ini dirancang khusus untuk teknologi Artificial Intelligence atau AI. Tak heran Kratos XQ-58A sering digunakan untuk misi pengintaian hingga menjadi ‘tumbal’ yakni dengan menjadi perisai bagi pesawat berawak.

Hal yang paling menarik dari fungsi Kratos XQ-58A adalah menjadi wingman pesawat berawak dengan jaringan otonom.


3. Drone General Atomic Avengers
Drone ini sebelumnya dikenal dengan nama Predator C yang kemudian setelah dikembangkan berganti nama menjadi General Atomic Avengers dengan kemampuan super canggih. 

Kiprah keluarga drone Avengers ini terbilang sukses membuktikan kemampuannya di timur tengah dalam memburu tokoh kelompok Alqaeda.

Beberapa kecanggihan yang dimiliki oleh Avengers adalah kemampuannya menangkal pantauan radar dan menutupi jejak panas inframerah mesinnya. Selain itu sistem penargetan yang telah dilengkapi dengan teknologi elektro-optik seperti pesawat tempur ber-awak F-35. 

Drone ini juga bisa membawa beban hingga tiga ton hingga dapat terbang hingga ketinggian 50 ribu kaki atau 15 ribu meter dari permukaan bumi. 


4. Drone MQ-9 Reaper
Tidak hanya canggih, drone ini juga menjadi salah satu pesawat tanpa awak mematikan milik Amerika Serikat yang sudah punya reputasi tinggi di dunia militer dengan kecanggihan teknologinya. 

MQ-9 Reaper diperkuat dengan radar yang canggih dan dipersenjatai Rudal Hellfire serta bom berpemandu laser yang mampu menghasilkan serangan gabungan. Dengan kemampuan terbang hingga 50 ribu kaki, tak heran jika dron ini begitu ditakuti. 


5. Drone S-70 Okhotnik
Negara yang saat ini sedang menjadi sorotan karena invasi ke Ukraina yakni Rusia adalah pemilik dari drone militer tercanggih di dunia lainnya ini. 

Rusia mengembangkan sebuah pesawat tanpa awak yang sangat mengerikan karena spesifikasi silumannya.

Sukhoi S-70 Okhotnik ini sudah membawa pengembangan teknologi tempur generasi ke 6 atau paling mutakhir. 

Dengan jarak jangkauan mencapai 6 ribu kilometer, siapa yang tidak ketar-ketir melihat pesawat ini melintasi apalagi menyerang negaranya?


6. Drone Bayraktar TB2
Dalam hal ini, Turki pun tak mau ketinggalan. Mereka memiliki Bayraktar TB2, drone Medium Altitude Long Endurance atau MALE yang bisa melakukan operasi penerbangan dengan dikendalikan dari jarak jauh.

Bayraktar TB2 diproduksi oleh perusahaan Turki, Baykar Makina dan diperuntukan pada angkatan bersenjata Turki. Selain itu, drone ini juga diekspor ke beberapa negara lain, seperti Qatar, Azerbaijan, hingga Ukraina.

Drone ini merupakan Tactical Unamed Aerial Vehikel yang bisa melakukan misi intelligence, surveillance and reconnaissance, dan serangan bersenjata menggunakan 4 Rudal MAM-C atau MAM-L.


Itulah 6 drone tercanggih didunia yang berhasil dirangkum oleh Infokomando channel. Dengan kecanggihan dan kemampuan yang dimiliki, tidak heran jika Indonesia mulai menjajaki penggunaan drone tempur untuk memperkuat TNI.

Bahkan Menteri Pertahanan Prabowo subianto dalam seminar yang diadakan TNI AU, mengungkapkan keinginannya memperkuat TNI AU dengan drone otonom yang dapat menjadi wingman sekaligus pelindung pesawat TNI AU ketika terlibat dalam pertempuran udara.


Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
Kisah Satgasud Kopasgat Melumpuhkan Sebuah Drone Yang Terbang Diarea KTT G20 Bali

Kisah Satgasud Kopasgat Melumpuhkan Sebuah Drone Yang Terbang Diarea KTT G20 Bali

Infokomando - Bukan perkara mudah mengamankan suatu area dari berbagai potensi ancaman yang bisa datang tanpa diduga dari mana arahnya. Apalagi yang diamankan adalah area dimana para pemimpin negara melakukan pertemuan untuk membahas tentang permasalahan global.

Tidak hanya wilayah darat dan laut, wilayah udarapun juga mendapat penjagaan ekstra ketat dari TNI. Salah satu gangguan yang diantisipasi TNI adalah munculnya drone yang bisa muncul dari area pemukiman untuk mengambil gambar pelaksanaan KTT G20.

Hal ini dapat dilihat dari kesiapan TNI AU yang menempatkan Personil Yonko 466 Kopasgat yang terlibat dalam Satuan Tugas Udara (Satgasud) untuk mengawasi langit Nusa Dua. Dari hasil pantauan  di lapangan terlihat Personil Kopasgat yang berjaga dengan senjata jamming anti drone disekitaran lokasi KTT G20.
Seperti yang disampaikan oleh Pen Kopasgat melalui keterangan tertulisnya, pada 15 November 2022 lalu dimana Personil Yonko 466 Kopasgat yang ditugaskan mengawaki M3CS dan Anti Drone di Desa Ungasan Kec. Kutai Selatan Kab. Badung, Bali, telah mendeteksi adanya 1 buah drone liar pada jarak 3 km.

Drone liar tersebut dideteksi berada di area selatan Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang menjadi salah satu tempat perhelatan KTT G20.
Sebagai langkah antisipasi, Personil Yonko 466 Kopasgat kemudian melakukan penindakan jamming terhadap drone liar tersebut dengan menggunakan senjata Anti Drone atau Drone Jammer. Tidak lama kemudian, drone yang terbang tidak jauh dari lokasi KTT G20 berhasil dilumpuhkan (take down) dan diamankan.

Langkah penindakan yang dilakukan oleh personil Kopasgat terhadap drone liar yang mencoba terbang diarea KTT G20 sudah sesuai dengan instruksi Danyonko 466 Kopasgat Letkol Pas Aguswono Prasetyo, M. Han., yang memerintahkan prajuritnya untuk melakukan respon cepat jika terdapat potensi ancaman yang dapat mengganggu jalannya KTT G20 di Bali.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kopasgat
Cerita Dibalik Keberhasilan Tim Matan Kopasgat Yang Sukses Amankan Pesawat Peserta KTT G20 di Bali

Cerita Dibalik Keberhasilan Tim Matan Kopasgat Yang Sukses Amankan Pesawat Peserta KTT G20 di Bali


Infokomando
 - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua Bali baru saja resmi ditutup oleh Presiden RI Jokowi dan seluruh kepala negara yang hadir mulai bertolak ke negaranya masing-masing, Rabu (16/11/2022).

Dengan suksesnya Indonesia menggelar perhelatan akbar tersebut secara tidak langsung mengangkat derajat bangsa Indonesia dimata dunia.

Namun dibalik keberhasilan itu tak lepas dari adanya peran dan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terlibat didalamnya. Terutama dari unsur TNI - Polri yang jauh hari sebelum pelaksanaan sudah mengerahkan tenaga untuk memberikan pengamanan maksimal kepada peserta KTT G20.

Salah satunya adalah Yonko 464 Kopasgat TNI AU yang mengerahkan Tim Matan jauh sebelum pelaksanaan KTT G20 untuk mempelajari, memetakan dan menyiapkan pola pengamanan yang sesuai dengan perkembangan situasi disekitar bandara internasional Ngurah Rai. Termasuk mengamankan bandara lain yang akan dijadikan sebagai tempat transit pesawat kenegaraan.


Dibawah pimpinan langsung Danyonko 464 Kopasgat Letkol Pas Puthut HM., M.Han, Tim Matan yang sudah dilatih secara khusus bergerak mendahului untuk menempati kedudukan di Bandara Ngurah Rai Bali, dengan tujuan melakukan orientasi medan.

Seperti halnya yang dilaksanakan oleh salah satu tim Matan lain yang sudah berada dalam ring 1, Tim Matan dari Batalyon Komando 464 Kopasgat mengadakan latihan dan gladi pengamanan untuk mengantisipasi hal - hal yang tidak diinginkan.

Latihan ini melibatkan Alutsista ILSV yakni kendaraan yang dipergunakan oleh Tim Matan untuk membuat latihan terlihat lebih realistik. Dengan begitu Tim Matan yang terlibat dalam pengamanan KTT G20 benar - benar memahami tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Letkol Pas Puthut HM., M.Han yang juga sebagai Komandan Unsur Pam Subsatgas Pam Bandara Ngurah Rai mengatakan, tujuan dari diadakannya latihan ini tak lain adalah untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta mematangkan persiapan anggota Tim Matan secara tekhnis sesuai dengan fungsi dan bidang masing - masing.


Sebagai Tim Matan, mereka dituntut lebih peka dan bisa membaca situasi terutama mengenali potensi kerawanan-kerawaan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

Atas keberhasilan yang ditunjukkan oleh Tim Matan dalam mengamankan tamu kenegaraan di KTT G20 ini, Letkol Pas Puthut HM., M.Han memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk seluruh prajurit Yonko 464 Kopasgat yang sudah bekerja keras serta profesional dalam menjalankan tugas pokoknya.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
Pesawat Tempur F-16 TNI AU, Fly Pass Amankan Presidensi G20 di Bali

Pesawat Tempur F-16 TNI AU, Fly Pass Amankan Presidensi G20 di Bali


Infokomando - Dua unit Pesawat Tempur F16 Figthing Falcon TS-1605, dengan Pilot Mayor Pnb Jaka Aristya dan TS-1637 Pilot Letda Pnb Chandra Yudha Bakti, melaksanakan Fly Pass di Langit Pangkalan Udara (Lanud) I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali, Rabu (9/11/2022). 

Dua pesawat F16 yang diterbangkan dari Lanud Iswahjudi Madiun tersebut, merupakan salah satu Alutsista TNI AU yang dikerahkan oleh Satuan Tugas Udara (Satgasud)  dalam rangka pengamanan menjelang kegiatan Presidensi G20 tahun 2022.

Satgasud tergabung dalam Komando Gabungan Terpadu Pengamanan (Kogabpadpam) VVIP Presidensi G-20, yang bertugas melaksanakan operasi udara dan berkoordinasi dengan instansi lain terkait operasi udara selama 7 hari.

Dalam melaksanakan tugasnya, Satgasud mengerahkan 840 personel yang terdiri dari 75 personel Satgasud, 365 personel Subsatgas Hanud, 115 personel Subsatgas Pengamatan Udara (Matud), 285 personel Subsatgas Mobud. 

Selain F-16, Satgasud juga mengerahkan Alutsista yaitu 2 F-16, 2 SU 27/30, 2 EC-725 PLSLA, 2 Satbak Hanud Pasgat, 4 Radar TNI AU (221/NLI,222/PLO,223/BPP,226/BRN), 4 MCC (RAI, JND, HND, BPP), 1 CMOV, 1 ATC Mobile, 1 M3CS (Command Center), 1 Drone Oculus (Command Center), 1 UAV Orbiter (Command Center), 4 Unit Anti Drone , 1 B-737 MP Intai, 1 C-130 Medivac, 1 C-130 ANGKUT, 1 B-737 Angkut, 2 Heli Nas-332 L1 VVIP TNI AU, 2 Heli Nas-332 Medivac TNI AU, 2 Heli Dauphin / Bolkow SAR, 2 Heli Bell-412 TNI AD (BKO Puspenerbad), 2 Heli Bell-412 TNI AL (BKO Dari Satgasla), 3 Heli Panther TNI AL (BKO Dari Satgasla).

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Puspen TNI
Parasut Gagal Mengembang, Anggota TNI Ini Terjun Bebas Hingga Terhempas ke Tanah

Parasut Gagal Mengembang, Anggota TNI Ini Terjun Bebas Hingga Terhempas ke Tanah

Infokomando - Beredar sebuah video anggota TNI gagal mengembangkan payungnya saat terjun statis dari pesawat Hercules milik TNI AU di Lanud Sulaiman, Bandung, Selasa (8/11/2022).

Anggota TNI yang terjatuh dari pesawat Hercules itu diketahui bernama Prada Salman Krisnes Sinaga siswa Komando yang sedang melakukan pendidikan terjun. 

Peristiwa itu terjadi disaat seluruh siswa penerjun akan melakukan penerjunan di sorte ketiga, dimana saat itu Prada Salman ikut berada didalamnya.

Setelah semua peterjun berhasil lompat dari pintu ramp door belakang pesawat, terlihat Prada Salman payungnya mengalami kuncup atau gagal mengembang.

Dalam situasi itu, Prada Salman terlihat mencoba mengendalikan parasut dan mendarat dengan kondisi seadanya. Sesampainya di darat Prada Salman kemudian terjatuh dengan pantat membentur tanah.
Mengetahui hal itu tim kesehatan Wingdik 800/Pasgat segera memberikan pertolongan dan membawanya ke Rumah Sakit Pos 4 Lanud Sulaiman. 

Hasil sementara Prada Salman mengalami Fraktur Belakang Pinggang sebelah kanan dan dirujuk ke Rumah Sakit Salamun.

Detik-detik jatuhnya Prada Salman selama payungnya kuncup diabadikan oleh kamera smartphone warga sekitar yang kala itu ikut menyaksikan aksi penerjunan anggota TNI.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
Cek Kesiapan Pasukan di KTT G20, Dankopasgat : Ini Bukan Tugas Biasa, Harga Diri Bangsa Dipertaruhkan

Cek Kesiapan Pasukan di KTT G20, Dankopasgat : Ini Bukan Tugas Biasa, Harga Diri Bangsa Dipertaruhkan

Infokomando - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang akan digelar di Bali tinggal menghitung hari dimana kesiapan pasukan baik TNI-Polri yang terlibat dalam pengamanan sudah mulai disiagakan disejumlah titik - titik strategis, Bali (7/11/2022).
 
Diantara pasukan TNI yang terlibat dalam pengamanan tersebut adalah Batalyon Komando 464 Kopasgat dibawah pimpinan Komandan Batalyon Komando 464 Kopasgat Letkol Pas Puthut HM., M.Han dan sejumlah Batalyon Kopasgat lainnya yang juga ikut didalamnya.

Untuk memastikan kesiapan prajuritnya Komandan Komando Pasukan Gerak Cepat (Dankopasgat) Marsekal Muda TNI Taspin Hasan S.A.P., M.Si. melakukan peninjauan langsung ke lokasi.

Dengan didampingi para Asisten, Dankopasgat berpesan kepada seluruh personil yang terlibat pengamanan KTT G-20 agar bertindak secara profesional dan bertanggung jawab dengan tugas yang diemban serta harus bisa menjaga nama baik Korps Baret Jingga.

Tidak hanya itu, Ia juga minta prajuritnya agar tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi.

"Tugas ini ada di pundak kalian, tugas pengamanan yang kita laksanakan ini bukanlah tugas yang biasa karena harga diri bangsa dan negara dipertaruhkan, pahami tugas masing-masing, awali dan akhiri segala tugas dengan berdoa agar kita selalu diberikan keselamatan dan kesuksesan dalam menjalankan tugas" tegasnya.
 
Usai memberikan pengarahan Dankopasgat beserta rombongan meninjau peralatan, perlengkapan dan kendaraan yang telah digelar untuk mendukung Pam Presidensi G-20 di Bali.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
TNI AU dan USAF Gelar Latihan Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

TNI AU dan USAF Gelar Latihan Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara. (Photo : Grid.id)

Infokomando - TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Amerika Serikat atau United States Air Force (USAF) dijadwalkan akan menggelar latihan bersama, Senin (14/6/2021).

Latihan bersama “Cope West 2021” ini akan diselenggarakan di Lanud  Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, dengan melibatkan sejumlah pesawat tempur dari kedua negara.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021) menyampaikan sejumlah personel dan peralatan USAF telah tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

"Hari ini personel dan peralatan USAF sudah mulai berdatangan di Lanud Roesmin Nurjadin, untuk pesawat F-16 akan segera tiba dalam beberapa hari ke depan, latihan bersama ini akan dibuka secara resmi pada Senin (14/6/2021), mendatang," jelas Indan.

Puluhan personel United States Air Force (USAF) tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin (7/6/2021). (Photo : Tribun Pekanbaru)

Indan menerangkan, latihan bersama sengaja digelar dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas Angkatan Udara kedua negara dan
meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara, khususnya TNI AU dan USAF.

"Dan saling berbagi pengalaman antar personel penerbang dan teknisi pesawat tempur F-16 kedua Angkatan Udara," jelas Indan.

Latihan bersama Cope West 2021 rencananya akan melibatkan sejumlah pesawat tempur F-16 dan berlangsung selama dua minggu.

"Kami tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19, para personel USAF akan diisolasi sebelum melaksanakan latihan," pungkasnya.
Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Dispenau
Indonesia Akan Mengakuisisi Pesawat Tanker Udara Airbus A330 MRTT Untuk TNI AU

Indonesia Akan Mengakuisisi Pesawat Tanker Udara Airbus A330 MRTT Untuk TNI AU


Infokomando - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana menambah alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam kebutuhan belanja selanjutnya, salah satunya adalah jenis pesawat Multi-Role Tanker Transport (MRTT) di kategori special mission aircraft.

Jenis pesawat ini ada dalam daftar rencana belanja pengadaan Alutsista Kemenhan senilai lebih dari Rp 1.700 triliun yang akan direalisasikan hingga 2024 mendatang.

Pesawat tangker ini nantinya akan digunakan oleh TNI AU untuk mendukung seluruh operasi jarak jauh pesawat tempur miliknya.

Salah satu pesawat tangker yang menjadi incaran TNI AU adalah Airbus A330 buatan Prancis dimana pesawat ini merupakan pesawat tanker bermesin ganda yang berfungsi untuk pengisian bahan bakar udara berbasis pesawat sipil Airbus A330-200. 

Kokpit Airbus A330

Bukan hanya untuk pengisian bahan bakar di udara, pada praktiknya pesawat ini juga bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti evakuasi medis (medevac). 

Dilansir dari Aviation pada 24 November 2020 lalu, pesawat  Airbus A330 MRTT memiliki panjang 58,8 meter, lebar 60,3 meter, dan dilengkapi dengan dua mesin buatan Rolls-Royce dengan masing-masing memiliki daya dorong 72.000 pound.

Daya dorong ini memungkinkan pesawat mampu melakukan lepas landas dengan muatan maksimum 233 ton, termasuk 110 ton kerosin, dan kecepatan jelajah 880 km/jam. 

Menurut Letnan Kolonel Penerbang Kurt Deprez, salah seorang kepala operasi penerbangan asal Belanda mengatakan Airbus A330 MRTT juga bisa dipakai untuk mengisi tangki bahan bakar semua jenis jet tempur milik NATO. 

Selain itu, salah satu dari sembilan pesawat akan dikonfigurasi untuk evakuasi medis. Pesawat ini akan dilengkapi dengan enam unit perawatan intensif, 16 tandu dan 21 kursi untuk dukungan medis. “Jadi pesawat Airbus A330 MRTT benar-benar serba bisa,” tutur Deprez yang juga pilot Airbus A330 MRTT.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tempo.com
Jet Tempur F-5 Tiger II Iran Alami Kecelakaan, 2 Pilot Dinyatakan Tewas

Jet Tempur F-5 Tiger II Iran Alami Kecelakaan, 2 Pilot Dinyatakan Tewas

Pesawat Tempur F-5 Tiger milik IRIAF. (Photo : Commons Wikimedia) 

Infokomando - Sebuah jet tempur Milik Islamic Republic of Iran Air Force (IRIAF)  mengalami kecelakaan, di kota Dezful, barat daya Iran, sekitar 444 km dari Teheran, ibu kota Iran, Selasa (1/6/2021) kemarin.

Pesawat berjenis F-5E Tiger II yang diawaki Pilot Basati dan Kopilot Hossein Nami ini, mengalami kecelakaan sesaat sebelum lepas landas.

Stasiun penyiaran Iran, IRIB menyebut kedua pilot tewas karena kursi lontar yang digunakan tidak berfungsi dengan baik. 

Kabarnya, kecelakaan terjadi karena pesawat mengalami kendala teknis dan kini tengah diselidiki oleh pihak Angkatan Udara Iran.

"Pihak berwenang (IRIAF) tengah menyelidiki kecelakaan ini," dikutip dari Al Arabiya, Selasa (1/6/2021).

Angkatan Udara Iran sendiri tercatat memiliki 48 unit pesawat tempur jenis F-5. Pesawat buatan Amerika Serikat tersebut diperoleh Iran dari Revolusi Islam 1979.  Selain F-5, Iran juga memiliki Skadron MIG dan Sukhoi yang semakin menua karena sanksi barat (Embargo).

Jet Tempur F-5E Tiger II Ini merupakan pesawat tempur supersonik yang kerap digunakan untuk mendukung latihan sekaligus melindungi Iran dari ancaman musuh.

Editor : Devina | Foto : Ist | Penulis : Riffo 
Israel Dilindungi Sistem Hanud Iron Dome, Indonesia Dijaga Oleh NASAMS

Israel Dilindungi Sistem Hanud Iron Dome, Indonesia Dijaga Oleh NASAMS


Infokomando - Sistem pertahanan rudal Iron Dome buatan Israel jadi buah bibir dunia setelah diklaim berhasil mencegat 90 persen dari 4.000 lebih roket Gaza yang ditembakkan ke wilayah Israel. 

Dikutip dari DW, satu rudal pencegat dilaporkan memiliki harga sekitar 80 ribu dollar AS atau setara Rp 1,14 miliar. Meski bukan barang murah, bagi Israel keamanan warganya adalah prioritas utama.

Bicara soal sistem pertahanan udara, militer Indonesia juga memiliki sistem pertahanan rudal yang tak kalah canggih bernama National Advanced Surface to Air Missile System 2 (NASAMS 2).

Menurut laporan Asia Pacific Defense Journal, Indonesia telah menerima sistem pertahanan rudal NASAMS 2, yang dipesannya dari Kongsberg Group Norwegia pada tahun 2017.

NASAMS TNI AU di Teluk Naga, Tangerang

Foto-foto yang muncul dari halaman situs pertahanan Indonesia menunjukkan sejumlah peluncur rudal NASAMS 2 milik Tentara Nasional Indonesia (TNI), ditempatkan di Teluk Naga, Tangerang untuk memayungi ruang udara Ibu Kota.

Baterai pertama yang sudah ada diharapkan dapat menjaga fasilitas pemerintah yang bernilai tinggi, termasuk Istana Negara, dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal itu dikarenakan tiap peluncur NASAMS dapat digelar sejauh 25 km dari stasiun kontrol.

Kementerian Pertahanan Indonesia memesan dua baterai sistem pertahanan (Sista) NASAMS dari Kongsberg Group senilai USD 77 juta.

NASAMS dapat digelar secara mobile

Sistem ini menggunakan rudal pertahanan udara jarak menengah Raytheon AIM-120 AMRAAM, serupa dengan yang digunakan pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara (TNI-AU). Karena dapat diangkut menggunakan truk, NASAMS dapat digelar secara mobile bahkan diangkut menggunakan pesawat C-130 Hercules.

Ini adalah sistem pertahanan udara berbasis darat milik TNI yang paling andal, dan mampu menjaga ruang udara Ibu Kota hingga 60 sd 70 kilometer.

NASAMS dioperasikan oleh TNI AU untuk menggantikan rudal SA2 "Devine" buatan Soviet yang sudah dinonaktifkan pada 1980an.

NASAM merupakan sistem peluru kendali darat ke udara. Memiliki kemampuan mengeliminasi sasaran di udara seperti rudal jelajah, rudal udara-darat, jet tempur, pesawat pengebom, pesawat tanpa awak, dan helikopter.

Rudal AIM-120C-7 AMRAAM

Salah satu kemampuan NASAMS yang membuat TNI AU tertarik adalah peluncurnya yang dapat diisi dengan stok rudal AMRAAM maupun Sidewinder yang dimiliki pesawat tempur TNI AU.

Satu satuan rudal atau “baterai” (missile battery) NASAMS terdiri dari beberapa subsistem, yaitu 6 – 8 unit launcher/peluncur rudal yang masing-masing berkapasitas enam pucuk rudal.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Drone Elang Hitam Akan Dipersenjatai, Tahun Depan Siap Produksi Massal

Drone Elang Hitam Akan Dipersenjatai, Tahun Depan Siap Produksi Massal


Infokomando - Rakyat Indonesia patut berbangga karena dalam waktu dekat drone buatan dalam negeri jenis Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang dilengkapi persenjataan ditargetkan akan rampung tahun ini. 

Dikutip dari Antara, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berhasil membuat drone berbagai versi untuk memenuhi kebutuhan militer dalam rangka menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman.

BPPT sudah melakukan pengembangan drone jenis PUNA untuk dibuat lebih efektif dan mutakhir dimana sistem yang ditanam menggunakan teknologi terbaru. 

PUNA yang dikembangkan BPPT ini berbeda dari drone kecil lainnya yang banyak dijual dipasaran, melainkan pesawat tanpa awak berukuran besar yang dibangun khusus untuk kepentingan survilance dan pertahanan negara.

Elang Hitam saat dipamerkan

Kepala BPPT, Hammam Riza menyampaikan bahwa BPPT melakukan perekayasaan PUNA jenis taktikal guna memenuhi kebutuhan  nasional khususnya untuk lingkungan TNI.

BPPT menargetkan Indonesia memiliki pesawat drone mata-mata dengan memiliki spesifikasi kombatan yang asli dibuat di dalam negeri pada 2022.

Hal itu dimasukkan ke dalam target Program Pengembangan Drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) nasional yang masih dalam pengembangan.

Hammam menjelaskan bahwa Drone MALE memiliki jangkauan jelajah operasi 23.000 kilometer non-stop daya tahan terbang tinggi selama 30 jam, siang dan malam.

“Dengan kemampuan tersebut, Drone Male akan digunakan untuk mendukung Kementerian Pertahanan, khususnya dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara,” ucap Hammam.

Drone atau Puna dengan tipe Male ini diberi nama Elang Hitam dan memiliki kemampuan beroperasi dalam radius 250 km.

Ground Control Station (GCS)

Elang Hitam memiliki panjang 8,3 meter dengan bentang sayap yang mencapai 16 meter.

Semenjak dikenalkan pada akhir tahun 2019, tahun 2021 drone ini mendapatkan pengembangan dalam tingkatan kombatan.

“Bersama Konsorsium PUNA MALE Elang Hitam akan terus melanjutkan pengembangan ke tingkat kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI untuk menjaga wilayah Indonesia khususnya area perbatasan,” kata Hammam.

Konsorsium yang terlibat dalam pengembangan drone ini beranggotakan PT Dirgantara, LAPAN, TNI AU, ITB, PT Len Industri dan lainnya.

“Setelah drone dipersenjatai, pada tahapan selanjutnya akan diurus sertifikat tipenya supaya bisa masuk ke tahapan produksi massal,” ujarnya.

“Jika semua lancar maka drone Elang Hitam bisa diproduksi massal tahun depan,” sambung Hammam.

Infografis (Katadata)

Berdasarkan kajian dari BPPT, TNI AU akan membutuhkan 33 drone untuk menjaga pertahanan negara.

Karena diperkirakan satu pangkalan drone akan membutuhkan tiga unit drone yang terdiri atas satu unit operasional, satu uni standby, dan satu unit perawatan.

Ditargetkan Indonesia nantinya dapat memiliki 11 pangkalan drone untuk melakukan kegiatan mata-mata mengawasi udara di perbatasan Indonesia.

Drone PUNA MALE juga selain berguna untuk menghemat devisa nasional, biaya perawatannya juga jauh lebih murah daripada penggunaan aset patroli pesawat terbang.

Selain menciptakan rasa aman karena dapat menjaga kedaulatan negara, PUNA MALE juga dapat menyelamatkan aset ikan dari pencurian ilegal, sehingga menjaga stok ikan melimpah.

Perlu diketahui juga kalau drone PUNA MALE Elang Hitam ini sama hebatnya dengan drone milik Amerika yang bernama MQ-9 Reaper.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari LAPAN, Drone MQ-9 Reaper sendiri adalah drone  yang menghancurkan konvoi mobil Jenderal Iran, Qasem Soleimani

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Pikiran-Rakyat.com
Indonesia Kembali Kirim Insinyurnya ke Korsel Untuk Kembangkan Jet Tempur KF-21/IF-X

Indonesia Kembali Kirim Insinyurnya ke Korsel Untuk Kembangkan Jet Tempur KF-21/IF-X


Infokomando - Indonesia akan kembali mengirim para insinyurnya ke Korea Selatan untuk terlibat dalam proyek kerja sama pengembangan jet tempur KF-21/IF-X. Para insinyur ini sempat pulang ke Indonesia karena adanya pandemi Covid-19.

Sebelumnya insinyur Indonesia telah berpartisipasi dalam pengembangan jet tempur di Korea Selatan, namun karena terkendala pandemi Covid-19, mereka akhirnya pulang pada Maret tahun lalu. Di sisi lain para insinyur Korea Selatan tetap melanjutkan pengembangan KF-21/IF-X dan prototypenya sudah diluncurkan pada bulan ini.

"Indonesia sangat menyambut baik proposal yang dibuat oleh Korea Selatan guna meningkatkan kerja sama pertahanan kedua negara dan menyatakan harapan atas dukungan Korea Selatan membantu Indonesia mengejar ketertinggalan teknologi dalam proyek pengembangan bersama KF-21/IF-X," kata Kementerian Pertahanan RI seperti dikutip dari media Korea Selatan Yonhap, Sabtu, 1 Mei 2021.

Indonesia merupakan mitra strategis Korea Selatan dari proyek senilai US$ 7,9 miliar untuk mengembangkan pesawat tempur supersonik buatan sendiri yang pertama. Namun pemerintah Indonesia sempat berhenti melakukan pembayaran untuk 20 persen dari total biaya pengembangan yang telah dijanjikan untuk ditanggung.

Infografis KF-21/IF-X (CNNIndonesia.com)

Akan tetapi pada kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap proyek tersebut. Prabowo pun menghadiri upacara peluncuran prototype dari jet tempur itu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah sepakat untuk melanjutkan bisnis KF-21/IF-X, dan Prabowo menyatakan kesediaannya melakukan yang terbaik demi keberhasilan proyek tersebut.

Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan ini diharapkan dapat kembali ke komitmen awal dimana kedua belah pihak sepakat adanya renegosiasi khususnya tentang pembagian biaya pengembangan jet tempur di paruh pertama.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Pesawat Tempur Su-30 TNI AU Berhasil Menembakkan Rudal KH-29TE Tepat Sasaran

Pesawat Tempur Su-30 TNI AU Berhasil Menembakkan Rudal KH-29TE Tepat Sasaran


Infokomando - Para penerbang TNI AU kembali menunjukkan profesionalismenya. Kali ini penerbang pesawat tempur Sukhoi Skadron Udara (Skadud 11) Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, mendapat apresiasi Kasau setelah sukses melaksanakan uji penembakan Rudal Kh-29TE di AWR Pandanwangi Lumajang, Jawa Timur, Senin (19/4/2021).

Latihan yang disaksikan langsung oleh Kasau dan para pejabat TNI AU secara Vicon dari Puskodalau Cilangkap ini menjadi bagian dari upaya TNI AU untuk meningkatkan profesionalisme para penerbang tempur dalam melaksanakan penembakan sasaran target strategis, baik di atas daratan maupun permukaan laut.

Rudal Kh-29TE, adalah rudal yang dilengkapi pelacak optik otomatis ke objek yang dipandu pilot dari cockpit pesawat menggunakan TV Pasif (passive TV Guide).

Dalam uji penembakan Rudal Kh-29TE, pesawat Sukhoi jenis Su-30 melakukan take off dari Lanud Sultan Hasanuddin Makassar menuju AWR Pandanwangi Kabupaten Lumajang Jawa Timur.

Ketika sasaran sudah terlihat dalam jangkauan tembak, rudal pun diluncurkan dan melesat menghantam target yang sudah disiapkan dengan presisi.

Usai melakukan tembakan, pilot kemudian kembali ke Lanud Sultan Hasanuddin Makassar setelah sebelumnya melaksanakan air refueling.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) Tetap Operasikan Jet Tempur AV-8B Harrier II Hingga 2029

Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) Tetap Operasikan Jet Tempur AV-8B Harrier II Hingga 2029


Infokomando - Jet tempur yang dapat lepas landas secara vertikal atau landasan pendek ini tampaknya akan diperpanjang masa operasinya meski Joint Strike Fighter (JSF) F35B telah mulai memasuki layanan.

Departemen Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah memberikan Contracted Maintenance, Modification, Aircrew, and Related Services (CMMARS) kepada Vertex Aerospace LLC senilai US$ 123 juta pada Juli 2020.

Vertex Aerospace LLC juga telah memilih BAE Systems sebagai mitra untuk peningkatan efisiensi operasi pemeliharaan armada Harrier termasuk dukungan pelatihan dan operasi tempur yang dilakukan dari kapal induk, kapal serbu amfibi, dan pangkalan operasi depan.

Bersama BAE Systems, Vertex dan Korps Marinir AS di stasiun-stasiun: Cherry Point, North Carolina; Yuma, Arizona; dan, Madison, Mississippi - mereka akan melakukan perawatan pesawat termasuk dukungan logistik.

Keterlibatan BAE System tidaklah mengherankan karena pesawat ikonik ini memang merupakan hasil rancangan Inggris.

AV-8B Harrier II adalah pesawat serang darat bermesin tunggal yang merupakan generasi kedua dari keluarga Harrier Jump Jet, yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal atau pendek (VSTOL). AV-8B digunakan oleh Korps Marinir AS, Angkatan Laut Spanyol, Angkatan Laut Italia, dan Inggris.

Misi dari skuadron AV-8B Harrier II VMA STOVL marinir AS adalah untuk menyerang dan menghancurkan target permukaan dan udara, untuk mengawal helikopter, dan melakukan operasi udara lainnya.

Gatling Gun Pod terpasang di AV-8B Harrier USMC

Selain dipersenjatai meriam GAU-12 25mm Gatling gun yang dipasang di garis tengah badan pesawat dengan lead computing optical sight system (LCOSS), AV-8B dilengkapi dengan enam cantelan senjata di sayap untuk membawa air-to-air, air-to-surface, dan anti-ship missiles, serta unguided and guided bombs.

Marinir AS memiliki 124 pesawat Harrier AV-8B dan TAV-8B, termasuk 16 pesawat latih TAV-8B dan 34 pesawat khusus serang malam.

Saat ini lima skuadron tempur operasional yang terdiri dari masing-masing 16 pesawat AV-8B tetap dipertahankan hingga transisi ke F-35. Pada 2023, Skuadron Serang Laut (VMA) Pantai Barat akan digantikan oleh F-35. Sedangkan Pantai Timur akan mempertahankan AV-8B Harrier II hingga 2028.

Program modernisasi AV-8B Harrier II sendiri akan berfokus pada avionik dan peningkatan perangkat lunak (LINK-16, RNP/RNAV, Mode/S, ADS-B out, Helmet Mounted Cueing Sistem) - termasuk kemampuan untuk membawa rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9X Sidewinder Block II dan AIM-120C Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile serta integrasi LITENING Advanced Tactical Data Link (ATDL) untuk memperluas kapabilitas Gen 4 LITENING Pod dengan menambahkan Band Efficient Common Data Link (BECDL), TTNT yang ada saat ini.

LITENING adalah sistem sensor inframerah elektro-optik untuk penargetan dan pengawasan yang memungkinkan awak udara mendeteksi, memperoleh, mengidentifikasi, dan melacak target pada jarak jauh. LITENING memungkinkan berbagai misi, termasuk penargetan presisi, dukungan udara jarak dekat, intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta bantuan kemanusiaan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nusantaranews.co
Persaingan Ketat China Dengan Korea Selatan Dalam Penguasan Teknologi Pesawat Tempur

Persaingan Ketat China Dengan Korea Selatan Dalam Penguasan Teknologi Pesawat Tempur


Infokomando - China tidak takut jika dianggap ketinggalan dalam industri modernisasi dan teknologi militer. Pernyataan ini dikeluarkan menyusul Korea Selatan yang meluncurkan prototype jet tempur generasi ke 4.5 yang direncanakan bisa di ekspor dengan nama KF-21 Boramae atau sebelumnya KF-X.

Dilansir dari South China Morning Post, Minggu (18/4/21), Pakar Militer China yang berbasis di Beijing, Zhou Chenming mengatakan meski Korea Selatan mengembangkan jet tempur yang sangat canggih, China tak akan takut ketinggalan.

Pasalnya, butuh waktu bertahun-tahun bagi KF-21 untuk beroperasi secara penuh. Sedangkan dalam masa waktu tersebut, kekuatan Angkatan Udara China telah meningkat di saat yang sama.

Saat ini, China juga tengah mengembangkan jet tempur siluman generasi kelima yang dikenal sebagai Shenyang FC-31 atau J-31.

Sebuah prototipe jet tempur buatan perusahaan China mungkin telah mengalami sejumlah modifikasi pada tahun lalu, menurut foto yang dibagikan secara online pada saat itu. Selain itu, kedua negara dianggap berbeda dalam melihat pasar ekspor-nya.

Sebagai tambahan informasi, KF-21 Boramae adalah pesawat tempur multiperan canggih yang dirancang untuk Angakatan Udara Korea Selatan dan Indonesia menggantikan armada lama mereka yang telah tua. Boramae sendiri memiliki arti Elang muda dalam Bahasa Korea.

Dengan 65 persen komponen jet tempur yang berasal dari Korea Selatan, menjadikan Korsel sebagai negara kedelapan di dunia yang telah menguasai teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan jet tempur canggih.

Dalam upacara peluncuran pada hari Jumat pekan ini, Presiden Korea Selatan Moon Jae-In menyebut bahwa era baru pertahanan independen Korea Selatan telah dimulai dan ini adalah tonggak bersejarah dalam pengembangan industri penerbangan Korea Selatan.

Wakil Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan, Lim Se-Eun mengatakan sebelumnya bahwa Korea Selatan telah menetapkan tujuannya menjadi produsen penerbangan terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030-an.

Menurut laporan media, Boramae diproyeksi melakukan uji terbang pertamanya pada tahun 2022 mendatang dan produksi yang dimulai pada tahun 2026.

Setidaknya sebanyak 40 jet tempur direncanakan akan dikirim pada tahun 2028, dengan tambahan target sebanyak 120 jet tempur jenis ini akan dikirim pada tahun 2032.

Pengamat spesialis pesawat tempur, Jon Grevatt mengatakan, pengembangan prototipe KF-21 baru yang masih setengah jalan saat ini akan membutuhkan waktu lima tahun lagi untuk diselesaikan.

Setelah jet tempur ini selesai, hasilnya akan memberi Korea Selatan keunggulan strategis disebabkan berkurangnya ketergantungan negara pada teknologi impor.

"Di masa lalu, Amerika Serikat (AS) telah menolak persetujuan ekspor teknologi yang sangat maju ke Korea Selatan. Tapi sekarang, dengan pesawatnya sendiri, Korea Selatan tidak harus bergantung pada negara lain dimana setelah beroperasi, Korea Selatan adalah negara yang memiliki risiko strategis yang nyata", ujarnya mengacu pada ancaman dari Korea Utara.

Terkait persaingan dengan China, menurutnya pesawat Korsel dianggap lebih sedikit mahal dibandingkan pesawat buatan China namun masih lebih mumpuni buatan dari Korea Selatan.

Oleh karena itu, Grevatt tidak yakin adanya dampak langsung dengan pasar ekspor pesawat tempur dari China mengingat keduanya tidak akan menjangkau jenis pelanggan yang sama.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNBCIndonesia.com
Bukan Kaleng - Kaleng, Inilah Yang Membuat KF-21 Boramae Terlihat Unggul Dikelasnya

Bukan Kaleng - Kaleng, Inilah Yang Membuat KF-21 Boramae Terlihat Unggul Dikelasnya


Infokomando - Korea Selatan (Korsel) memperkenalkan prototipe jet tempur KF-X/IF-X baru yang diberi nama KF-21 Boramae pekan lalu. Dalam kesempatan itu hadir juga Presiden Moon Jae In dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.

Korea Selatan dan Indonesia juga sepakat untuk terus melanjutkan kerja sama proyek pembuatan pesawat tempur itu dimana Indonesia menanggung 20 persen dari total seluruh biaya pengembangan yakni sebesar Rp. 21 triliun. Sedangkan untuk uji terbang KF-21 Boramae, akan dijadwalkan mulai tahun 2022 mendatang.

Tidak hanya itu, diperkirakan sekitar tahun 2025, KF-21 Boramae sudah mulai memasuki masa produksi dan masa layanan diangkatan udara Korea Selatan.

Dikutip dari Air force Technology, Selasa (13/4/2021), KF-21 disebut juga sebagai pesawat tempur generasi 4.5 yang mengambil desain dari F-22 AS. Menilik kehebatannya, pesawat ini didukung sejumlah spesifikasi mulai dari keamanan hingga soal senjata yang dibawa.

Radar AESA

Bagian dalam kokpit, KF-21 memiliki satu kursi yang dilengkapi kanopi tahan serangan burung (Bird Strike) yang didukung oleh pabrikan Tecstars. Pesawat ini juga dilengkapi sistem radar canggih jenis Active Electronically Scanned Array (AESA), sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST), sistem penargetan electro-optical dan jammer frekuensi radio (RF).

Dari sisi senjata, KF-21 dilengkapi sistem peluncuran pelontar rudal air-to-air (MEL) Cobham. Alat ini untuk pengangkutan dan peluncuran rudal.

Bomb Rack Unit (BRU)

KF-21 dilengkapi Bomb Rack Unit (BRU) atau Bomb Release jenis BRU-47/A buatan Harris Corporation. BRU jenis yang sama juga digunakan pada pesawat F-15E dan F-16.  Sedangkan sistem Pelepasan Munisi Cerdas ganda BRU-57 dapat mengusung 2000 lbs atau 907,1 kg, serta mengangkut keluarga amunisi JDAM 1000 lbs (453,5 kg) dan 500 lbs (226,7 kg). 

Infografis KF-21 Boramae | CNN

Urusan dapur pacu, pesawat ditenagai dua mesin kembar General Electric F414-GE-400. Mesin tersebut dilengkapi dengan sistem Full-Authority Digital Electronic Control (FADEC) yang berfungsi sebagai pengontrol mesin secara menyeluruh yang dapat dilihat dari kokpit pilot. Masing-masing mesin pada KF-21 memiliki daya dorong sebesar 20 ribu lbs atau 98kN.

Menurut data yang didapat dari Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Korea Selatan diharapkan bisa memproduksi enam prototipe KF-21 untuk pengujian dan pengembangan lanjutan. Diperkirakan tiga yang pertama akan selesai pada akhir tahun ini dan tiga berikutnya pada paruh pertama tahun 2022.

DAPA juga menyebutkan KF-21 adalah pesawat tempur generasi 4.5 karena tidak memiliki ruang senjata internal yang meningkatkan kemampuan siluman, akan tetapi para analis mengatakan KF-21 mungkin dapat terbang lebih tinggi dan lebih cepat daripada pesawat tempur generasi kelima terbaru buatan AS, F-35, dan masih mampu membawa beban senjata yang lebih kuat.

Secara bertahap, KF-21 nantinya akan menggantikan posisi pesawat ROKAF jenis F-4 dan F-5 milik Korsel yang sudah mulai berumur. Diharapkan KF-21 sudah mulai dapat diproduksi sekitar dua tahun lagi yaitu sebanyak 120 buah.

Dengan kelebihan yang dimiliki oleh KF-21, belum lagi pembuatan dan pengembangannya yang berada dibawah pengawasan produsen pesawat tempur ternama asal AS Lockheed Martin. Menjadikan KF-21 sebagai salah satu pesawat tempur terbaik dikelasnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Demi Keseimbangan Kawasan, Kecil Kemungkinan AS Sertakan EPAWSS Untuk F-15EX Indonesia

Demi Keseimbangan Kawasan, Kecil Kemungkinan AS Sertakan EPAWSS Untuk F-15EX Indonesia


Infokomando - Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dalam Rapim TNI AU 2021 yang dihadiri oleh KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E.,M.P.P, diketahui TNI AU berencana mengakuisisi pesawat tempur F-15EX Advance Eagle buatan Boeing AS dan Dassault Rafale Perancis untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger II yang sudah tidak layak lagi digunakan.

Beragam respon pun berdatangan menanggapi rencana pengadaan dua pesawat tempur baru tersebut oleh TNI AU, terutama F-15EX yang sebelumnya tidak pernah masuk dalam pembahasan tiba-tiba muncul dalam Rapim TNI AU yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, Kamis (18/2).

Dikutip dari Airspace-review.com, sebuah media asing Air Force Magazine yang diterbitkan Air Force Association (AFA) ikut menyoroti rencana strategis TNI AU yang ingin mengakuisisi pesawat tempur F-15EX buatan Boeing. AFA sendiri merupakan organisasi yang berdiri di luar Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) namun memiliki tujuan yaitu memberi edukasi tentang peran penting kekuatan kedirgantaraan dalam pertahanan, kemudian mengadvokasi kekuatan dan pertahanan nasional Amerika yang kuat serta mendukung USAF, serta keluarga besar USAF.

Dalam tulisannya, Air Force Magazine menyebutkan kecil kemungkinan bagi Indonesia untuk mendapatkan F-15EX lengkap dengan komponen canggihnya bernama EPAWSS mengingat AS sangat ketat dan teliti dalam menjual persenjataannya ke luar negeri, apalagi Indonesia bukanlah negara yang secara keseluruhan berkiblat ke AS. Jadi kecil kemungkinan bagi Indonesia untuk mendapatkan pesawat canggih tersebut lengkap dengan komponen EPAWSS-nya.


Perlu diketahui Eagle Passive Active Warning Survivability System atau yang disingkat EPAWSS merupakan perangkat digital peringatan dini yang tertanam dalam badan pesawat tempur F-15EX. Fungsinya untuk mengingatkan pilot terkait datangnya ancaman baik berupa kuncian radar ataupun rudal. Sebagai sistem peperangan elektronik ofensif maupun defensif, EPAWSS akan semakin meningkatkan kesadaran situasional pilot dan memberikan perlindungan penuh selama di udara.

EPAWSS ibarat indra ke enam pesawat yang akan mempertajam insting sang pilot selama menjalankan misi tempur di udara. Tidak hanya itu, EPAWSS juga akan memberikan panduan terhadap pilot terkait penggunaan senjata jenis apa yang tepat untuk menetralisir ancaman termasuk saat dalam kondisi perang elektronika.

Saking canggihnya perangkat EPAWSS yang ditanamkan pada F-15EX digadang-gadang dapat melumpuhkan atau mengecoh rudal yang diluncurkan dari sistem pertahanan udara Rusia S-400 Triump. Dengan keunggulan yang dimiliki tentu saja dapat dipastikan AS akan memberlakukan aturan ketat terkait penjualan pesawat tempur canggihnya tersebut ke Indonesia. Kalaupun disetujui, belum tentu AS akan melepas EPAWSS ke dalam kontrak pembelian F-15EX yang diajukan oleh Indonesia.

Namun semua ini kembali lagi pada faktor geopolitik yang ada dikawasan, mengingat AS akan selalu mempertimbangkan dampak-dampak yang terjadi sesudah Indonesia membeli F-15EX, terutama terkait keseimbangan militer.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Dibayangi Sanksi CAATSA, TNI AU Akhirnya Tinggalkan Su-35 dan Memilih F-15EX

Dibayangi Sanksi CAATSA, TNI AU Akhirnya Tinggalkan Su-35 dan Memilih F-15EX


Infokomando
- Rencana pembelian pesawat tempur F-15EX Advance Eagle buatan Boeing AS cukup mengejutkan semua kalangan di tanah air. Pasalnya selama ini TNI AU belum pernah menyebut F-15EX masuk dalam daftar incaran untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang.

Menurut salah seorang pengamat militer Connie Rahakundi, perubahan rencana yang dilakukan oleh TNI AU yang mana sebelumnya ingin mengakuisisi pesawat tempur Su-35 buatan Rusia, namun tiba-tiba berbalik membeli F-15EX buatan AS karena dibayangi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

F-5 Tiger TNI AU

CAATSA merupakan undang-undang baru yang diresmikan oleh Presiden Donald Trump pada 2017 lalu untuk mencegah negara-negara sahabat AS memiliki hubungan kerjasama militer dengan negara diluar AS yang terkena sanksi seperti Rusia, Korea Utara dan China.

Menurut Connie, CAATSA cukup mengerikan dampaknya bagi negara yang terkena sanksi. Connie kemudian mencontohkan negara Turki usai membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia langsung mendapatkan sanksi berupa dikeluarkannya Turki dari proyek global F-35 Joint Strike Fighter. Tidak hanya itu, sanksi lainnya juga akan diberikan jika Turki ngotot melakukan kerjasama militer dengan Rusia.

Bagi AS, upaya Turki membeli S-400 dari Rusia dapat menimbulkan ancaman baru bagi keamanan teknologi dan personel militer AS. Karena dengan banyaknya negara yang membeli persenjataan dari Rusia akan memungkinkan bagi Rusia untuk terus mengembangkan teknologi militernya. Tidak hanya itu, Rusia juga akan dapat mengakses industri pertahanan negara bersangkutan.

"Mungkin ini yang menjadi bahan pertimbangan Menhan Prabowo, Kemenhan dan Mabes TNI untuk tidak melanjutkan proses pembelian Sukhoi dengan Rusia" ungkap Connie seperti dilansir dari CNBCIndonesia.com, Sabtu (27/2/2021).

Menhan Prabowo bersama Menhan Perancis Florence Parly

Sebelumnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 2020 lalu melakukan banyak kunjungan ke negara-negara produsen Alutsista termasuk diantaranya Perancis dan Amerika untuk melakukan sejumlah penjajakan. Dari hasil kunjungan tersebut Prabowo menyatakan minatnya untuk melakukan kerjasama militer berupa pengadaan dua jenis pesawat tempur canggih Dassault Rafale dan F-15EX untuk menggantikan pesawat lama TNI AU yang sudah tidak layak terbang.

Diketahuinya rencana pengadaan dua pesawat tempur baru tersebut dari hasil Rapim TNI AU yang dilaksanakan pada beberapa waktu lalu (18/2). Dimana KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan mulai tahun ini hingga 2024, TNI AU akan segera merealisasikan pengadaan Alutsista modern secara bertahap yaitu pembelian Dassault Rafale dan F-15EX. TNI AU juga akan mengakuisisi Radar GCI4, pesawat berkemampuan Airborne Early Warning, pesawat tanker, pesawat angkut Hercules, pesawat UCAV berkemampuan MALE dan sejumlah Alutsista modern lainnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
TNI AU Setuju Akuisisi Pesawat Tempur Rafale dan F-15EX, Seperti Apa Keunggulannya?

TNI AU Setuju Akuisisi Pesawat Tempur Rafale dan F-15EX, Seperti Apa Keunggulannya?


Infokomando - Setelah dibuat lama menunggu dengan jawaban TNI AU tentang rencana pengadaan pesawat tempur Su-35 asal Rusia yang tidak jelas nasibnya. Kini kita kembali dikejutkan dengan rencana TNI AU yang akan mengakuisisi pesawat tempur buatan Perancis Dassault Rafale dan F-15EX Advance Eagle buatan Boeing AS.

Proses pengadaan dua pesawat canggih multi peran tersebut diketahui dari keterangan resmi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo yang disampaikannya dalam Rapat Pimpinan TNI AU di Jakarta, Jum'at (19/2/2021). Tidak hanya pesawat tempur, Marsekal Fadjar Prasetyo juga mengatakan jika TNI AU akan membeli sejumlah Alutsista lainnya seperti pesawat transport tanker, pesawat angkut Hercules C-130J, pesawat Airborne Early Warning and Control (AEW&C), Radar GCI3 dan pesawat tanpa awak berkemampuan MALE.

Rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) oleh TNI AU dalam jumlah besar ini sudah masuk dalam rencana strategis 2020 - 2024 dan diharapkan tahun 2024 sudah mulai tiba secara bertahap. 

Sebelumnya ramai diberitakan tentang rencana Indonesia mengakuisisi pesawat tempur kelas berat dari Rusia jenis Su-35. Namun karena Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ingin adanya penghematan biaya dan efisiensi waktu terkait rencana pengadaan armada udara TNI AU yang semakin mendesak, maka rencana pengadaan Su-35 terpaksa harus dihentikan. Belum lagi adanya ancaman Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) dari AS membuat Menhan harus berpikir ulang untuk membeli Alutsista dari Rusia. Sebagai gantinya, Indonesia melirik pesawat tempur buatan Dassault Aviation Perancis Rafale dan F-15 EX Advance Eagle buatan Boeing AS.

Pesawat tempur multirole Dassault Rafale menjadi incaran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto karena dianggap sebagai pesawat tempur combat proven alias sudah teruji kemampuannya di medan. Pada 2004 lalu, pesawat tempur bersayap delta ini pernah diterbangkan di langit Afghanistan dalam rangka mendukung misi pasukan AS saat menjalankan operasi Enduring Freedom. Tidak cuma terlibat di Afghanistan, Rafale juga ikut memperkuat pasukan sekutu di Libya, Mali, Irak dan Suriah.

Dalam sebuah laman resmi yang diterbitkan Dassault-Aviation.com, disebutkan Rafale dilibatkan pada sejumlah operasi di Timur Tengah karena dianggap memiliki kemampuan menghindari sistem pertahanan udara S-200 buatan Rusia yang banyak dimiliki oleh negara-negara Timur Tengah.


Dengan radar Thales RBE2 berjenis Passive Electronically Scanned Array (PESA) yang didukung RBE2 AA, berupa Active Electronically Scanned Array (AESA), Rafale mampu mengendus sasaran dari jarak 200 km sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan pilot untuk siaga tempur.

Dari sisi persenjataannya sendiri, Rafale dapat menggotong rudal nuklir berjenis ASMP-A dan diperkuat  senapan mesin berat GIAT 30/719B dengan 125 bulatan. Untuk roket, Rafale dapat membawa Mica, Meteor, Hammer, hingga Scalp. Sedangkan untuk menghantam sasaran di laut, Rafale dapat membawa  AM39 EXOCET.

Rafale menggotong ASMP-A dibagian tengah

Soal maneuverability diudara, Rafale dilengkapi kanard aktif yang dapat membuatnya melakukan manuver hingga 11G dalam keadaan darurat. Dengan sistem bantuan pertahanan yang terintegrasi bernama SPECTRA, membuat Rafale sulit menjadi sasaran rudal musuh baik yang diluncurkan dari darat maupun udara. Hal ini telah dibuktikan oleh Rafale saat dikirim ke Libya untuk menghancurkan sistem pertahanan udara musuh (SEAD) secara independen.

Dengan kemampuannya yang luar biasa dan spesifik tersebut, tidak cukup mengherankan jika Dassault Rafale masuk dalam incaran Menhan Prabowo Subianto untuk memperkuat arsenal udara TNI AU. 

Lantas bagaimana dengan kemampuan F-15EX Advance Eagle buatan AS yang juga telah membuat Prabowo terkesima dan dengan penuh percaya diri berani melepas program pengadaan Su-35 asal Rusia?

F-15 EX Advance Eagle merupakan pesawat tempur hasil pengembangan dari seri F-15 Eagle yang ditingkatkan kemampuannya. Pesawat ini dilengkapi sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning and Survivability System untuk meningkatkan efektifitas misi dan kemampuan bertahan bagi pilot yang mengawaki.


Dikutip dari laman resmi Boeing, F-15 EX merupakan pesawat tempur kelas berat atau heavy fighter yang dibuat untuk mendukung strategi pertahanan udara nasional Amerika Serikat khususnya Angkatan Udara yang saat ini membutuhkan ratusan pesawat tempur baru guna mempertahankan superioritas udaranya.

Menurut Boeing, F-15 EX sudah mengalami banyak peningkatan dari versi sebelumnya yaitu kemampuan manuver, daya tahan akselesari, daya komputasi dan kemampuan dalam menggotong persenjataan guna meningkatkan interoperabilitasnya selama di udara. Selain itu dari segi anggaran, F-15 EX dinilai lebih efektif serta mudah dalam perawatan dan operasional. F-15 EX juga bisa membawa persenjataan yang dapat digunakan untuk pertempuran udara ke udara, udara ke darat dan udara ke laut. F-15 EX juga dapat melakukan serangan secara simultan dalam satu misi.

Sebagai pesawat tempur yang dimutakhirkan dari versi sebelumnya, tentu akan lebih mempersingkat waktu bagi Boeing untuk memproduksinya dalam jumlah besar. Akan tetapi tidak seperti F-15 yang pernah digunakan USAF, F-15 EX ini benar-benar menggunakan teknologi yang jauh lebih maju dan baru dari pendahulunya yang diciptakan pada tahun 1974. 

F-15 EX saat menjalani uji coba terbang

Dengan segala keunggulan yang dimiliki, tidak mengherankan Sang Elang besi yang dikembangkan Boeing saat ini diklaim sebagai yang terbaik dikelasnya. Memiliki badan pesawat yang lebih kuat, prosesor yang lebih unggul, dan sistem kontrol penerbangan yang canggih dari seluruh jenis F-15 yang pernah ada di dunia. Dengan ditanamkannya teknologi baru oleh Boeing, diharapkan kedepan F-15 EX dapat memiliki kemampuan bertahan di seluruh spektrum lingkungan yang luas. Terutama untuk menghadapi ancaman saat ini dan yang muncul selama beberapa dekade ke depan.

Sebagai gambaran, jika Su-30 dan Su-35 diciptakan Rusia untuk membunuh F-15 Eagle, sebaliknya F-15 EX Advance Eagle seri terbaru dirancang AS untuk bisa menghadapi keduanya. Bagaimana?

Editor : Devina | Foto : Ist