Tidak Sanggup Mengikuti, Tim Penjelajah TNI Dikuntit Malaysia Dengan Helikopter

Tags

Infokomando - Sebagai prajurit TNI yang bertanggung jawab dengan wilayah kedaulatan NKRI yang memiliki medan dan kontur geografis berupa hutan dan pegunungan tentu bukan pekerjaan sepele bagi TNI untuk mengamankan. Apalagi jika memiliki perbatasan langsung dengan negara tetangga yang notabene memiliki sejarah panjang dengan perjalanan bangsa Indonesia dimasa pergolakan kampanye Dwikora.

Sebut saja Malaysia, dengan pengalaman pahitnya berhadapan dengan militer Indonesia saat itu  tentu sampai sekarang perasaan waspada tetaplah membekas meski peristiwa yang mengakibatkan lepasnya Singapura dari Malaysia itu sudah lama berlalu.

Seperti yang dikisahkan oleh Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI - Malaysia dari Yonif 621/Manuntung pada wartawan Tribun Kaltim Riko Neswan saat melakukan patroli penjelajahan sejauh 363 Km sempat dikuntit tentara Malaysia dari kejauhan. Namun karena tidak sanggup mengejar tim penjelajah TNI yang sudah terlatih melintasi medan pegunungan, tentara Malaysia kembali mengikutinya menggunakan Helikopter.

Dalam laporan Riko (21/2), 9 prajurit TNI dari Yonif 621/Manuntung saat itu sedang menjalankan misi membuka jalur patroli baru dengan menembus kawasan yang belum pernah terjamah sejak 41 tahun lalu hingga ratusan kilo meter selama 10 hari perjalanan. Disana tim penjelajah ini ingin memastikan lokasi keberadaan patok masih tetap berada di tempatnya.

Di hari pertama pemberangkatan, mereka sudah diikuti oleh tentara Malaysia. Tapi memasuki hari kedua dimana medan yang dilalui mulai tidak normal alias banyak bukit dan tebing, tentara Malaysia menghentikan langkahnya kemudian balik kanan. Keesokan harinya tentara Malaysia kembali mengikuti tim penjelajah TNI sampai memasuki hari kesepuluh tapi menggunakan helikopter karena tidak mampu mengikuti lewat jalur darat.

“10 hari pertama dalam perjalanan mereka diguyur hujan terus. Belum lagi suhu udara di sana kalau malam hari 5 sampa 10 derajat.  Kalau siang 15 sampai 20 derajat. Saya waktu dorlog ke sana, pakai helli jam 10.00, itu suhunya 15 derajat,” tulis Riko dilaporannya pada Tribun Kaltim, (21/2).

Perlu diketahui, pasukan penjelajah sudah melakukan perjalanannya mulai tanggal 15 Januari dan berakhir sampai 15 Februari 2018. Selama perjalanan, persediaan makanan sempat menipis dan tidak menemukan satupun binatang yang dapat dijadikan santapan ditengah hutan, akan tetapi mereka berhasil kembali dalam keadaan aman.