Infokomando - Sepi dari pemberitaan media ternyata diam-diam pemerintah
jadi menandatangani kontrak pembelian 11 pesawat tempur kelas berat dari Rusia Sukhoi
Su-35 Type E. Kontrak tersebut diteken tanggal 14 Februari 2018 oleh Kementrian
Pertahanan (Kemhan) dengan Rusia dan diperkirakan akan datang pada pertengahan tahun depan.
Entah kenapa pembelian tersebut terkesan silent tapi yang pasti salah satu
diantaranya Indonesia tidak ingin memancing adanya perlombaan senjata di ASEAN.
Indonesia hanya ingin tampil low profile
mengingat posisi Indonesia yang jadi barometer negara-negara tetangga terutama
terkait perkembangan militernya.
Pesawat tempur Sukhoi Su-35 menjadi pilihan karena
kemampuan manuvernya yang bisa dikatakan diatas pesawat tempur rata-rata.
Bentuknya secara garis besar tidak jauh beda dengan Sukhoi Su-27 yang sudah
dioperasionalkan TNI AU, akan tetapi teknologi yang dimiliki bisa dikatakan
sepadan dengan pesawat tempur yang diproduksi oleh AS F-35 baru –baru ini meskipun
tidak berkemampuan stealth.
Dipertimbangkannya pembelian Sukhoi Su-35 oleh TNI AU
mengingat 5 – 10 tahun kedepan pesawat tempur multi role ini dinilai masih bisa menandingi F-35 yang dibeli
Australia dan Singapura (dalam penjajakan) yang secara tidak langsung bisa
dipandang sebagai ancaman kedaulatan udara Indonesia.
Secara spesifikasi, Sukhoi Su-35 dilengkapi dengan radar
Irbis yang setara dengan F-22 Raptor AS dimana radar ini mampu mengendus
sasaran sejauh 350 – 400 km, sehingga dapat dilakukan identifikasi. Seperti
yang dijelaskan oleh Vadim Kozyulin seorang profesor dari Akademi Ilmu Militer
jika Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur yang tergolong canggih. Dengan
seluruh kecanggihan yang dimiliki peran pilot tidak akan begitu terlihat karena
semua yang jalan adalah komputer.
“Pesawat ini akan secara otomatis memberikan informasi
kepada pilot terkait kecepatan, pengaturan mesin sampai dengan pemilihan
senjata yang tepat untuk menjatuhkan sasaran. Tidak hanya itu, dengan radar istimewa
yang ditanamkan pada pesawat pilot akan dapat melihat objek seperti kapal induk
pada jarak 400 km, dapat melihat jembatan kereta api pada jarak 150 – 200 km,
dapat melihat perahu motor dijarak 100 – 120 km sampai dengan melihat
iring-iringan kendaraan lapis baja seperti tank dan misil taktis pada jarak 60 –
70 km” kata Kozyulin.
Terkait persenjataan yang diusung, informasinya Sukhoi
Su-35 akan dilengkapi dengan rudal jelajah carrier
killer (pembunuh kapal induk) jenis KH-35U. Rudal jenis ini dikatakan oleh
pengamat Rusia sukses digelar pada pertempuran di Suriah pada musim panas lalu.
Sukhoi Su-35 didesain tidak hanya mampu melawan target
diudara tapi juga target darat disegala cuaca baik siang maupun malam. Dengan
kemampuan strategis yang dimiliki pesawat tempur ini, tentu keberadaannya akan
menjadi perbincangan militer ASEAN yang otomatis menaikkan pamor TNI AU
dikancah internasional. (SRK)
Foto : Istimewa
Sumber : Berbagai sumber
Foto : Istimewa
Sumber : Berbagai sumber