Sertu Waki Mengabdi Melampaui Panggilan Tugas

Tags

Sertu waki menyelamatkan warga yang terseret banjir
Hujan deras yang mengguyur Pasuruan pada 22 Februari 2018 dan mengakibatkan lumpuhnya ruas jalan pantura serta banjir yang melanda beberapa lokasi termasuk meluapnya Sungai Welang membuat ribuan rumah warga terendam banjir. Namun ditengah persoalan yang melanda warga Kabupaten Pasuruan, terselip kisah aksi heroik seorang prajurit TNI AD ketika menyelamatkan warga yang terseret derasnya arus luapan Sungai Welang di jalan pantura Kraton, Pasuruan.  Aksi penyelamatan yang diabadikan dan diunggah pertama kali oleh Humas BNPB dalam Akun twitter @Sutopo_PN, sontak menjadi viral di media sosial dan hampir setiap hari muncul pemberitaan tentang keberanian anggota Koramil Gadingrejo tersebut.

Prajurit tersebut adalah Sertu Moch Waki yang merupakan anggota dari Koramil 25/Gadingrejo Kodim 0819 Pasuruan.  Banjir besar yang melanda Pasuruan di pekan ketiga bulan Februari lalu, nampaknya menjadi sebuah momen besar bagi  Waki.  Betapa tidak,  meski bukan kali pertama bagi pria kelahiran Sampang, Madura ini menjadi tim evakuasi banjir,  namun aksinya kali ini mampu menjadi sorotan publik. 

Pagi itu,  Waki yang sedang bersiap menuju Koramil 25/Gadingrejo mendapat telepon dari rekannya dan diminta langsung menuju ke lokasi banjir. Sesampainya di lokasi, ia menuju warung kopi terdekat untuk minum sebentar sembari memantau situasi banjir akibat luapan Sungai Welang yang memutus ruas jalan pantura.  Kondisi arus yang sangat deras membuatnya terus berjaga-jaga.

Belum habis minuman yang ia pesan, Waki dikejutkan dengan teriakan beberapa warga yang minta tolong karena ada seseorang tengah terseret arus banjir.  Iapun bergegas berlari menuju kerumunan warga dan langsung terjun ke dalam air yang sangat deras untuk menyelamatkan korban yang bernama Sugeng (55) warga Desa Tambakrejo, Kraton, Pasuruan.

“Pak Polisi kan ikut bantu (menyeberangkan orang), nah HT-nya jatuh ke air.  Dia (Sugeng) mau menyelamatkan HT itu,” ungkap Waki pada awak media saat berada di Korem 083 Malang untuk menerima penghargaan.

“Udah nggak mikir keselamatan diri, pokoknya nyemplung aja.  Akhirnya dapat Pak Sugeng dengan selamat,” tambahnya dengan logat madura yang kental.

Diakui Waki  arus luapan Sungai Welang yang begitu deras dan kuat, Waki sempat membuatnya sedikit kewalahan. Apalagi Sugeng saat itu kondisi sudah kelelahan sehingga kepalanya hanya terlihat timbul tenggelam di permukaan.

“Kepalanya sudah timbul tenggelam, sempat saya panggil-panggil sambil berenang agar tidak kehilangan posisinya,” cerita Waki.

“Dia lemas, saya suruh pegangan bagian belakang saya buat pegangan kemudian sambil berenang saya seret ke pinggir dibantu warga” jelas pria lulusan Tamtama tahun 1997 tersebut kepada media Brawijaya saat mengkonfirmasinya melalui ponselnya.

Sugeng, “Saya Berhutang Nyawa”
Pada kesempatan lain,  Sugeng Sampurno yang ditemui awak media membenarkan bahwa tindakan Waki yang terjun menyelamatkan dirinya, benar-benar sebuah aksi yang berani.  Ia menceritakan,  dirinya yang terseret arus berupaya minta tolong sembari mencoba menggapai apa saja untuk menyelamatkan dirinya.  Namun arus yang begitu deras membuatnya kelelahan dan mulai kehilangan kesadaran.

“Saat itu saya berteriak ‘tolong-tolong’ sambil meraih apa saja untuk dijadikan pegangan.  Banyak orang tapi hanya melihat saja.  Akhirnya saya pasrah,  sudah setengah tak sadar,”ungkap Sugeng seperti yang dilansir oleh detik.com Selasa (27/02), lalu.

“Ya orang itu Pak Waki.  Hanya dia yang berani terjun ke air menolong saya,” imbuhnya

Dalam kondisi korban yang sudah sangat kelelahan tersebut,  Waki terjun ditengah derasnya arus luapan sungai dan berenang melawan arus bersama Sugeng.

Sering Lakukan Evakuasi
Bukan kali pertama, aksi Moch Waki evakuasi korban bencana banjir rupanya sudah sering ia lakukan sebelumnya. Ditahun 2016, ia juga melakukan penyelamat pada seorang warga yang sedang menderita sakit diabetes ditengah kepungan banjir.  Karena tak bisa dievakuasi dalam kondisi kaki tergenang air,  Waki pun berinisiatif untuk menggendongnya sampai ke perahu karet yang telah disiapkan.

“Jadi saya gendong dari kamar rumahnya menuju perahu karet yang menunggu di depan rumahnya.  Sebab, kondisinya tak memungkinkan.  Apalagi kalau sampai terkena air.  Harus segera dilarikan ke RSUD,”  terang Waki dikutip oleh laman Jawa Pos.com.

Masih ditahun yang sama,  Moch Waki juga mengevakuasi korban banjir yang tengah kritis.  Ia berenang menyelamatkan korban dalam genangan air yang nyaris menutupi sekujur tubuhnya.  Berbekal perahu karet milik BPBD, Waki menyambangi rumah korban di desa Karangasem. 

“Untuk mengevakuasi warga itu, saya harus berenang.  Proses evakuasi begitu sulit.  Korban berada diatas kasur yang ditopang dipan (tempat tidur), keluarnya lewat jendela,” jelas pria yang pada Selasa (27/02) lalu, mendapat apresiasi dari Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman, M.A.

Banjir pujian dan penghargaan
Meski kerap menjadi tim evakuasi dan bertaruh nyawa menyelamatkan korban bencana banjir,  baru kali ini aksi heroik Sertu Waki diangkat media.  Paska foto aksi penyelamatannya diunggah ke akun twitter Humas BNPB,  ayah 1 anak inipun mendadak banjir pujian dan warganet berharap jika tindakan Waki yang mempertaruhkan nyawa menyelamatkan korban ini layak diberi penghargaan.

Dan benar, Waki akhirnya dipanggil oleh Walikota Pasuruan Setiyono, untuk menerima penghargaan atas keberaniannya menyelamatkan korban banjir.  Tak hanya itu saja,  Waki juga mendapat penghargan dari Kodim 0819 Pasuruan, Korem 083 Malang, Pangdam V/Brawijaya dan Kasad.

Perjalanan Sebagai Prajurit TNI
Lahir di Desa Pasean, Kecamatan Sampang, Madura,  Waki sejak kecil memang bercita-cita menjadi anggota TNI.  Tumbuh dari keluarga petani tembakau,  Waki pun akhirnya mampu menggapai cita-citanya dan lolos tes seleksi Calon Tamtama di tahun 1997.

“Saya mendaftar di Korem 084/Bhaskara Jaya Surabaya tahun 1996-1997. Dan Alhamdulillah lolos,” tambahnya.

Berhasil menuntaskan pendidikan Tamtama-nya, Suami Istiqomah ini langsung ditugaskan di Yonif 507/Sikatan (kini menjadi yonif Raider 500/Sikatan), Surabaya.  Selang beberapa tahun,  Waki dipindahkan ke Yonif 512/Marabunta, Malang.  Delapan tahun berdinas di Yonif 512 Malang, tepatnya tahun 2011, Waki dipindah tugaskan ke Kodim 0819 Pasuruan, hingga saat ini.  Seolah mengikuti jejak sang kakak,  adik Waki, Fathur Rohman pun seorang anggota TNI dengan pangkat Prajurit Kepala (Praka), dan tengah bertugas di Papua.  Kini pengabdian Sertu Moch Waki sebagai prajurit  TNI didedikasikan pada warga Pasuruan.  Tugas pokoknya tak lagi berperang di daerah konflik atau batas negeri,  menjaga keamanan dan membantu warga Pasuruan dalam segala kondisi menjadi arena pengabdiannya hingga purna.

“Rumah saya di Ngemplakrejo. Jadi, kalau memang ada bencana, Insya Allah kapanpun saya akan datang ke lokasi,” pungkas Sertu Moch Waki.

***
Penulis : Ifah Soelaiman