Infokomando - Terkait viralnya pawai karnaval yang melibatkan anak-anak dari TK Kartika V69 yang berjalan mengenakan pakaian cadar dan membawa replika senapan telah menarik perhatian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy untuk turun langsung ke lokasi di Probolinggo.
Dalam kunjungannya tersebut, Muhadjir mengadakan pertemuan tertutup dengan Kapolres, Dandim Probolinggo dan perangkat sekolah TK Kartika termasuk Kepala Sekolahnya Hartatik untuk dimintai penjelasan persoalan kostum yang digunakan saat pawai karnaval 17 Agustus.
Usai pertemuan, Muhadjir kemudian memberikan penjelasan kepada sejumlah awak media yang sedang menunggunya untuk minta klarifikasi terkait "TK bercadar".
Menurutnya kejadian tersebut tidak perlu dibesarkan atau dipersoalkan dan masyarakat dihimbau untuk tidak berpolemik lagi mengingat adanya unsur radikalisme pada pawai tersebut tidak terbukti.
Sebenarnya tak menjadi persoalan. Bahkan, tidak diduga jika hal ini malah jadi persoalan,” terangnya sambil tertawa kepada awak media.
Diakuinya, video atau foto itu bila dilihat sekilas memang terkesan membahayakan. Apalagi di Probolinggo, beberapa waktu belakangan ini juga menyeruak kasus terorisme. Ada sekitar 15 orang diamankan dan 12 diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Namun, ketika saya mendengar bahwa itu TK yang dinaungi Kodim, Saya lega. Soalnya pasti ada kekeliruan,” tambahnya.
Muhadjir mengaku jika masalah ini sudah diluruskan sehingga tidak ada yang perlu di khawatirkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut murni untuk karnaval dan tidak ada unsur-unsur yang mengarah pada radikalisme.
"Saat ini saya sudah datang dan luruskan. Tidak ada masalah apapun, serta tidak ada kaitanya sama sekali antara niat sekolah untuk memberikan permahaman yang berbahaya. Ini murni untuk kepentingan karnaval semata,” tegas Mantan Rektor UMM tersebut.
Kepada awak media Muhadjir juga menjelaskan jika informasi yang diterima oleh masyarakat hanya sepotong yaitu foto pada bagian TK Kartika membawa replika senjata dan bercadar, sedangkan untuk rangkaian pawai lainnya dimana ada properti bendera merah putih dan lain sebagainya tidak terekspose.
***
Penulis : Arsen
Dalam kunjungannya tersebut, Muhadjir mengadakan pertemuan tertutup dengan Kapolres, Dandim Probolinggo dan perangkat sekolah TK Kartika termasuk Kepala Sekolahnya Hartatik untuk dimintai penjelasan persoalan kostum yang digunakan saat pawai karnaval 17 Agustus.
Usai pertemuan, Muhadjir kemudian memberikan penjelasan kepada sejumlah awak media yang sedang menunggunya untuk minta klarifikasi terkait "TK bercadar".
Menurutnya kejadian tersebut tidak perlu dibesarkan atau dipersoalkan dan masyarakat dihimbau untuk tidak berpolemik lagi mengingat adanya unsur radikalisme pada pawai tersebut tidak terbukti.
Sebenarnya tak menjadi persoalan. Bahkan, tidak diduga jika hal ini malah jadi persoalan,” terangnya sambil tertawa kepada awak media.
Diakuinya, video atau foto itu bila dilihat sekilas memang terkesan membahayakan. Apalagi di Probolinggo, beberapa waktu belakangan ini juga menyeruak kasus terorisme. Ada sekitar 15 orang diamankan dan 12 diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Namun, ketika saya mendengar bahwa itu TK yang dinaungi Kodim, Saya lega. Soalnya pasti ada kekeliruan,” tambahnya.
Muhadjir mengaku jika masalah ini sudah diluruskan sehingga tidak ada yang perlu di khawatirkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut murni untuk karnaval dan tidak ada unsur-unsur yang mengarah pada radikalisme.
"Saat ini saya sudah datang dan luruskan. Tidak ada masalah apapun, serta tidak ada kaitanya sama sekali antara niat sekolah untuk memberikan permahaman yang berbahaya. Ini murni untuk kepentingan karnaval semata,” tegas Mantan Rektor UMM tersebut.
Kepada awak media Muhadjir juga menjelaskan jika informasi yang diterima oleh masyarakat hanya sepotong yaitu foto pada bagian TK Kartika membawa replika senjata dan bercadar, sedangkan untuk rangkaian pawai lainnya dimana ada properti bendera merah putih dan lain sebagainya tidak terekspose.
***
Penulis : Arsen