Loreng SAMAR, Membuat Kopassus Tak Terlihat di Hutan

Tags

Perang gerilya atau yang lebih dikenal dengan sebutan perang hutan dimana medan pertempurannya identik dengan hutan, rawa dan pegunungan, menuntut kecekatan prajurit untuk bisa menyamarkan kedudukannya agar tidak mudah terlihat oleh musuh. Tidak hanya kemampuan menyamarkan kedudukan, segala perlengkapan yang melekat di tubuhnya juga harus bisa tersamar dengan baik. Salah satunya adalah seragam yang dikenakannya, dengan corak khusus harus bisa melindungi prajurit dari pengamatan musuh.

Hal inilah yang kemudian membuat pasukan khusus yang identik dengan baret merahnya ini (Kopassus) lalu mengembangkan sebuah loreng khusus untuk perang hutan yang diberi nama SAMAR singkatan dari Spektrum Adaptasi Mata Anti Refleksi. Saat diperkenalkan oleh 10 prajurit Parako Kopassus di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Situ Lembang, Bandung, Jumat (16/3) lalu, berhasil membuat Panglima TNI terkesima dan takjub dengan penampilan SAMAR plus perlengkapan taktis yang dikenakannya.

Orang nomor satu di jajaran TNI tersebut merasa sulit membedakan antara prajurit Kopassus dengan tanaman disekitarnya sehingga membuat mereka nyaris tak terlihat.

Dikutip dari laman elemental.id, seragam PDL terbaru Kopassus ini didesain dengan 4 - 6 perpaduan warna berbeda dengan pattern abstrak yang merupakan pola tipe camo terbaru dimana kombinasi warnanya benar-benar terlihat acak dan menyatu.

SAMAR Lebih Efektif Ketimbang Malvinas
Menurut Fairy Suryana sang inovator SAMAR, muculnya ide pembuatan seragam tersebut didasari dari hobinya yang gandrung dengan dunia militer dimana dia sendiri juga dibesarkan di lingkungan keluarga besar TNI.

Dia menilai jika seragam PDL TNI dengan corak Malvinas sudah dianggap tidak efektif jika digunakan untuk perang hutan karena motifnya yang kurang menyatu dengan alam sekitarnya. Untuk itu bersama Kopassus, dia mengembangkan sebuah corak khusus dimana didalamnya terdapat banyak perpaduan warna abstrak dengan dominasi warna hijau, sehingga membuat pemakainya serupa dengan vegetasi alam di sekitarnya.

Jika diperhatikan dari jauh, seragam tersebut lebih mirip tumbuhan lumut yang menempel pada pepohonan dan menyamarkan keberadaan penggunanya. Dan saat tim infokomando.com mencoba melihatnya dari dekat, seragam tersebut memang berhasil "menipu" mata, ditambah lagi dengan kemampuan prajuritnya yang lihai bersembunyi, membuatnya lebih sulit ditemukan.
Bahannya-pun juga terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak sejenis Ripstok merek Epic Fabric buatan Nextec. Sebagai bahan dasar untuk keperluan militer tentunya kain Epic yang diproduksi Nextec memiliki kualitas tidak jauh beda dengan Cordura yang juga sama - sama digunakan sebagai bahan dasar perlengkapan taktis militer.

Nextec mengklaim jika Epic Fabric produksinya kedap air, cepat kering, rendah penyerapan dan nyaman digunakan. Tidak hanya itu, dengan teknologi Nextec, kain yang digunakan sebagai bahan dasar SAMAR dapat melindungi penggunanya dari bahaya pendinginan konvektif (penyebab utama hipotermia dicuaca ekstrem).

***
Foto : Istimewa
Penulis : Arsen
Sumber : Infokomando