Infokomando - Dalam sebuah tayangan live yang diadakan oleh Kompas TV, Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Letkol Arm Imam Haryadi menjelaskan terkait pemberian skorsing kepada lima anggota TNI yang dituding melontarkan kata - kata umpatan kepada penghuni Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di jl. Kalasan Surabaya adalah bersifat sementara dan hanya untuk kepentingan penyelidikan internal.
Imam menepis adanya tudingan jika kelima oknum prajurit tersebut diskorsing karena melakukan tindakan rasial kepada penghuni AMP. Mereka diskorsing karena tindakannya yang dinilai telah melanggar disiplin prajurit yang tidak mengedepankan cara - cara humanis layaknya seorang aparat teritorial.
"Jadi perlu saya sampaikan disini, kami melakukan skorsing terhadap yang bersangkutan hanya untuk kepentingan penyelidikan dan itupun bersifat sementara. Soal rasis saya kira tidak ada, karena itu makian atau umpatan yang keluar karena terpancing situasi dan tidak ada maksud lain" ungkap pria berpangkat melati tiga ini, Senin (25/8/2019).
Terkait penanganan yang sudah ditempuh oleh pihak Kodam V/Brawijaya, Imam juga menjelaskan jika saat ini ke lima anggota TNI tersebut sedang diambil keterangannya di Pomdam V/Brawijaya.
"Ada lima orang yang saat ini sedang diambil keterangannya di Pomdam V/Brawijaya dan kesemuanya adalah berstatus saksi" jelasnya.
Saat dikonfirmasi mengenai kemungkinan ke lima prajurit tersebut dibawah ke ranah pengadilan militer Imam mengatakan pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah tegas sesuai norma yang berlaku di lingkungan TNI apabila terbukti bersalah.
"Aturan di TNI sangat jelas apalagi soal reward and phunisment, namun kembali kami sampaikan dalam video pendek yang beredar tersebut tidak jelas siapa yang melontarkan makian atau umpatan karena kondisinya yang cukup ramai" jelas orang nomor satu di Penerangan Kodam V/Brawijaya.
Imam menepis adanya tudingan jika kelima oknum prajurit tersebut diskorsing karena melakukan tindakan rasial kepada penghuni AMP. Mereka diskorsing karena tindakannya yang dinilai telah melanggar disiplin prajurit yang tidak mengedepankan cara - cara humanis layaknya seorang aparat teritorial.
"Jadi perlu saya sampaikan disini, kami melakukan skorsing terhadap yang bersangkutan hanya untuk kepentingan penyelidikan dan itupun bersifat sementara. Soal rasis saya kira tidak ada, karena itu makian atau umpatan yang keluar karena terpancing situasi dan tidak ada maksud lain" ungkap pria berpangkat melati tiga ini, Senin (25/8/2019).
Terkait penanganan yang sudah ditempuh oleh pihak Kodam V/Brawijaya, Imam juga menjelaskan jika saat ini ke lima anggota TNI tersebut sedang diambil keterangannya di Pomdam V/Brawijaya.
"Ada lima orang yang saat ini sedang diambil keterangannya di Pomdam V/Brawijaya dan kesemuanya adalah berstatus saksi" jelasnya.
Saat dikonfirmasi mengenai kemungkinan ke lima prajurit tersebut dibawah ke ranah pengadilan militer Imam mengatakan pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah tegas sesuai norma yang berlaku di lingkungan TNI apabila terbukti bersalah.
"Aturan di TNI sangat jelas apalagi soal reward and phunisment, namun kembali kami sampaikan dalam video pendek yang beredar tersebut tidak jelas siapa yang melontarkan makian atau umpatan karena kondisinya yang cukup ramai" jelas orang nomor satu di Penerangan Kodam V/Brawijaya.
Editor : Ayu Dewi | Foto : Ist | Sumber : Berbagai Sumber