Insiden Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua Surabaya Dipicu Pengrusakan Tiang Bendera Merah Putih

Infokomando - Komando Daerah Militer (Kodam) Brawijaya resmi menskorsing lima prajurit Komando Rayon Militer (Koramil) 0831/02 Tambaksari atas insiden kerusuhan di asrama mahasiswa Papua (AMP) Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Skorsing yang bersifat sementara itu diberikan oleh Kodam V/ Brawijaya kepada lima oknum TNI untuk mempermudah pendalaman dan  penyelidikan terkait beredarnya video dugaan sikap rasial di AMP tersebut.

“Untuk sementara kami skorsing dalam rangka kebutuhan penyidikan," kata Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Brawijaya Letkol Inf (Arm) Imam Hariyadi kepada awak media, Senin (26/8/2019).

Imam membenarkan, salah satu dari kelima anggota yang diskrosing adalah Danramil Tambaksari, Mayor Inf N. H. Irianto.

Menurutnya Irianto ikut diskors karena sebagai Danramil dirinya terpancing emosi dalam penanganan konflik saat itu. Apalagi pendekatan secara persuasif tidak dilakukan sebagaimana aparat teritorial lainnya.

“Harusnya pada saat menangani atau pun bersentuhan dengan masyarakat karena prajurit teritorial tugasnya menyiapkan alat juang yang tangguh itu dengan pendekatan komunikasi sosial artinya kepada masyarakat harusnya dia mengutamakan komunikasi sosial yang lebih persuasif," kata Imam.

Imam menepis tudingan jika ke lima oknum prajurit TNI tersebut telah melakukan perbuatan rasis kepada mahasiswa Papua di Jl. Kalasan karena menurutnya itu hanya sebagai bentuk umpatan biasa apalagi kedua pihak saling mengeluarkan bahasa yang tidak sepantasnya.

"Kalau saya perhatikan itu bukan rasis, itu hanya umpatan biasa sebagaimana bentuk ungkapan emosi terkait situasi yang terjadi saat itu. Apalagi kedua pihak saling memaki dengan bahasa yang sama" terangnya.
Upaya pendekatan persuasif gagal karena tidak ada tanggapan dari penghuni asrama
Imam menambahkan, sampai saat ini penyidikan tidak akan mencari oknum TNI lain. Hal ini dikarenakan, penyidikan hanya berfokus pada ke lima oknum TNI yang terekam tengah berada dilokasi.

Imam kemudian menceritakan kronologi awal kejadian, dari informasi awal yang diperoleh, pihak kepolisian, TNI, dan kepala desa setempat sebelumnya sudah berkoordinasi terkait persiapan perayaan HUT RI ke-74 di daerah masing-masing.

Ketika mereka berpatroli, mereka melihat ada insiden pelecehan bendera merah putih yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua sehingga memancing emosi warga dan mengakibatkan terjadinya "pengepungan" asrama.
Foto bendera merah putih yang sudah dalam kondisi tiangnya patah dan berada di selokan
"Kita juga tidak tahu siapa yang melontarkan kata - kata yang disebut rasis tersebut, karena situasinya begitu ramai" tambahnya lagi.

Setelah Infokomando melakukan sejumlah penelusuran dari video maupun foto yang beredar dimasyarakat, memang terlihat tayangan massa yang berjumlah ratusan orang beserta sejumlah aparat gabungan berada dilokasi AMP.

Mereka berkumpul karena merasa terprovokasi dengan tindakan penghuni AMP yang dianggap telah menghina simbol negara. Kemudian oleh warga dan aparat bendera tersebut dinaikkan ke atas tiang listrik agar tidak dirusak kembali oleh penghuni asrama.

***
Editor : Dewi Ayu
Foto : Ist
Sumber : Berbagai sumber