Pindad Menciptakan SPR-4 Untuk Mengisi Kekosongan Jarak Tembak Yang Dimiliki Pendahulunya


Infokomando
- PT. Pindad semakin menunjukkan taringnya sebagai perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer. Hal ini dapat dilihat sejak diresmikannya tahun 1983, Pindad sudah melahirkan banyak sekali Alat Utama Sistim Pertahanan (Alutsista) mulai dari amunisi, persenjataan perorangan, panser hingga tank medium.

Seperti pada 9 Oktober 2017 lalu, Pindad kembali memperkenalkan senapan runduk terbaru buatannya SPR-4 dengan kaliber peluru 8,6 mm atau dikenal juga sebagai kaliber 0.388 inchi (.388 Lapua Magnum).

Senapan runduk SPR-4 bisa dikatakan barang istimewa dikarenakan tidak menggunakan amunisi standart seperti senapan runduk pada umumnya, SPR-4 menggunakan amunisi khusus untuk sniper berbentuk bottle necked berukuran 8,7x70 mm yang dapat menembus sasaran lunak. Selain itu amunisi ini juga memiliki kemampuan anti-material. Jarak jangkau efektif dari SPR-4 juga terbilang jauh yakni kisaran 1.500 m dan sangat cocok digunakan untuk prajurit berkemampuan Marskmen.

Kekhususan ini sengaja dibuat oleh Pindad untuk mengisi kekosongan jarak tembak yang dimiliki oleh pendahulunya SPR-2 (jarak efektif 2.000 m) dan SPR 3 (jarak efektif 700 m). Antara jarak kedua senjata tersebut, SPR-4 mengisi ditengah-tengahnya yakni jarak 1.700 m.

SPR-2 dengan kaliber 12.7 mm sebenarnya juga sudah cukup handal digunakan dilapangan, namun karena bobotnya yang cukup berat akan menyulitkan operator yang membawanya. Mungkin diantara sobat Infokomando pernah melihat tayangan video prajurit TNI ketika membawa SPR-2 dalam peristiwa kontak tembak dengan OPM di Papua sempat terlihat ngos-ngosan. Apalagi medan terjal yang dilaluinya cukup menguras tenaga dibawah tembakan senjata OPM. 

Ingin mengandalkan SPR-2 yang tergolong ringan namun jarak jangkaunya hanya mentok sampai 800 m. Sedangkan medan Papua dikelilingi gunung dan bukit tinggi dengan jarak pandang luas. Disinilah Pindad melihat adanya kekosongan jarak yang perlu dicarikan solusi sehingga lahirlah SPR-4.

Dengan bobot lebih ringan dari SPR-2 dan jarak jangkau diatas SPR-3, SPR-4 tergolong senjata yang cukup ideal. Untuk kapasitas magasin yang dianut SPR-4 maksimal dapat diisi lima peluru dengan bobot keseluruhan 12 Kg. Panjang senjata keseluruhan sekitar 130 cm, dengan sistem kerja bolt action. Dibagian ujung laras SPR-4 juga dilengkapi peredam hentakan dan suara.

Tidak hanya itu, tampilan body SPR-4 juga sangat matching dengan laburan warna coklat gurun, ditambah adanya RIS (rail integration system) membuat SPR-4 dapat dilengkapi sejumlah aksesoris sesuai kebutuhan operator.

Bagi TNI tentunya keberadaan SPR-4 dapat melengkapi inventori persenjataan laras panjangnya, terutama untuk mengisi kebutuhan penembak runduk. Karena selama ini selain sudah menggunakan SPR-2, TNI juga menggunakan AWM 338 (L115A3) buatan Accuracy International, Inggris.

Editor : Indra | Foto : Ist