Mengenal ISMERLO, Organisasi Tanggap Penyelamatan Kapal Selam Yang Didirikan NATO


Infokomando - ISMERLO didirikan NATO dan Kelompok Kerja Penyelamatan Kapal Selam (SMERWG) pada 2003, setelah tragedi tenggelamnya kapal selam Rusia, Kursk, yang tenggelam di Laut Barents dan menewaskan 118 awak di dalamnya.

Ketika KRI Nanggala-402 TNI Angkatan Laut langsung meminta bantuan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO), organisasi koordinasi internasional untuk operasi penyelamatan kapal selam.

"Ini kita kirim distress ke ISMERLO, langsung direspons Singapura dan Australia (mau mengirim bantuan) katanya," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Julius Widjono, pada Rabu (21/4) lalu.

Julius mengatakan bahwa permintaan bantuan ke negara tetangga melalui ISMERLO didasari atas kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan kru yang terjebak di dalam kapal.

ISMERLO memang merupakan lembaga yang memfasilitasi tanggapan internasional untuk kapal selam yang membutuhkan bantuan (DISSUB).

Fokus organisasi militer ini adalah untuk menyelamatkan nyawa di laut. KRI Nanggala-402 sendiri membawa 53 awak saat hilang kontak pada Rabu lalu.

Sejak saat itu, ISMERLO aktif memberikan dukungan koordinasi profesional dari komunitas kapal selam internasional kepada TNI AL.

"Tenaga ahli dari tim ISMERLO siap untuk diterjunkan guna menawarkan bantuan kepada TNI AL dengan koordinasi internasional penyelamatan dan pencarian aset untuk memastikan penyelesaian secepat mungkin," demikian pernyataan ISMERLO dalam situs resminya.

ISMERLO didirikan NATO dan Kelompok Kerja Penyelamatan Kapal Selam (SMERWG) pada 2003, setelah tragedi kapal selam Rusia, Kursk, yang tenggelam di Laut Barents dan menewaskan 118 awak di dalamnya.

ISMERLO didirikan untuk menyediakan layanan penghubung internasional demi mencegah dan merespons dengan cepat jika ada insiden kapal selam.

Mereka akan mengaktifkan sistem koordinasi penyelamatan internasional dengan cepat jika terjadi kecelakaan kapal selam.

Bermarkas di Northwood, Inggris, organisasi ini beranggotakan tim ahli pembebasan dan penyelamatan kapal selam dari berbagai negara.

Berdasarkan situs ISMERLO, setidaknya 15 negara dan satu tim NATO siap untuk mengerahkan bantuan ketika ada panggilan darurat.

Kelima belas negara itu terdiri dari Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Swedia, Inggris, Brasil, Prancis, Italia, Rusia, Spanyol, Turki, dan Amerika Serikat.

Dari jalur komunikasi ISMERLO inilah India dan Singapura mendapatkan informasi mengenai KRI Nanggala-402 dan memutuskan untuk mengirimkan kapal penyelamat.

"Di bawah aturan ISMERLO, kapal selam penyelamat harus dikerahkan ketika kapal selam lainnya dilaporkan hilang atau tenggelam dan harus ada peralatan khusus pencarian bawah air untuk mencari kapal selam itu dan menyelamatkan personel yang terperangkap," tulis Kementerian Pertahanan India.

Selain India, Singapura dan Malaysia juga sudah mengerahkan kapal untuk membantu operasi penyelamatan KRI Nanggala-402.

Sementara itu, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat juga telah menyatakan siap mengerahkan personel untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com