Showing posts with label Laut. Show all posts
Showing posts with label Laut. Show all posts
Wujud Sinergitas TNI-POLRI, Danyon Komlek 2 Marinir Beri Kejutan Kapolsek Wiyung

Wujud Sinergitas TNI-POLRI, Danyon Komlek 2 Marinir Beri Kejutan Kapolsek Wiyung

Letkol Mar Ade Lesmono serahkan kue ulang tahun pada Kapolsek Wiyung. (Photo : dok. Yonkomlek 2)

Infokomando - Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2 Marinir, Letkol Marinir Ade Lesmono, M.Tr.Opsla, Kamis pagi (1/7/2021), menyambangi Polsek Wiyung, Surabaya.  Kedatangan Ade beserta jajaran Batalyon Komlek 2 Marinir ini menjadi kejutan bagi Kapolsek Wiyung Kompol Sujari di Hari Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli 2021.

Sampai di Polsek Wiyung, Ade bersama rombongan langsung menyerahkan kue ulang tahun dan memberikan ucapan Hari Jadi Ke-75 Bhayangkara.

“Saya ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-75 Tahun 2021 Kepolisian Republik Indonesia semoga semakin sukses dan jaya,” ucap Letkol Marinir Ade Lesmono.


Ade menyebut, kegiatan ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan hubungan 
harmonis antar instansi dan wujud sinergitas TNI-POLRI. 

Sementara itu, Kapolsek Wiyung Kompol Sujari, mengaku cukup terkejut dengan serbuan para marinir ini, dan mengucapkan terimakasih atas kunjungan Danyon Komlek 2 Marinir.


“Kami sangat surprise pada pagi ini dengan adanya kegiatan ini, kami belum pernah melaksanakan HUT seperti ini dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2 Marinir yang selalu hadir ditengah masyarakat, serta jajaran TNI di Kota Surabaya,” ungkap Kompol Sujari.

Editor : Devina | Foto : Ist | 
Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan 77.971 Benih Lobster ke Vietnam

Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan 77.971 Benih Lobster ke Vietnam

Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan Benur ke Vietnam. (Photo : Istimewa)

InfokomandoPersonel TNI Angkatan Laut kembali berhasil gagalkan penyelundupan.  Kini giliran Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banten yang berhasil menggagalkan penyelundupan benih lobster (benur), Rabu (9/6/2021). Sebanyak 77.971 benih lobster yang akan dikirim ke Vietnam melalui Sumatera berhasil diamankan.

Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banten Kolonel Laut (P) Budi Iryanto mengungkap sebanyak 77.971 benih lobster yang akan diselundupkan tersebut  dikemas dalam 14 boks.

"14 boks yang kita amankan, ada 13 boks (benur) jenis pasir, jumlahnya 76.896 ekor dan 1 boks jenis mutiara sebanyak 1.075 ekor, sehingga total semuanya 77.971 ekor benih lobster," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021) dikutip dari kompas.com.

Budi menyebut pihaknya telah mengamankan dua orang terduga pelaku penyelundupan asal Lampung yakni, AD dan AF.

"Dari keterangan pelaku, benih lobster tersebut akan dibawa ke Lampung, selanjutnya akan diselundupkan ke Vietnam," tutur Budi.

Sementara itu, Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksda TNI Abdul Rasyid memberikan apresiasi pada satuan Lanal Banten atas upaya penggagalan penyelundupan tersebut.  Rasyid menyebut, apa yang dilakukan Lanal Banten merupakan fungsi tugas TNI AL di daerah. Ia juga menambahkan TNI AL akan ambil tindakan jika terjadi pelanggaran di laut.

"TNI AL akan terus melakukan penindakan terhadap segala bentuk tindak pidana dan pelanggaran di laut yang merugikan negara, melindungi dan menjaga sumber daya alam di laut dari ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadinya," jelas Rasyid.

Selanjutnya pelaku penyelundupan diserahkan kepada Polda Banten untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Pelaku terancam terjerat Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU Nomor 31 2004 tentang Perikanan dan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Sedangkan barang bukti sebanyak 77.971 benih lobster diserahkan ke pihak karantina untuk selanjutnya dilepaliarkan ke habitat aslinya di Laut Labuan Pantai Selatan.
Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas
Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!

Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!


Infokomando - Suasana sore itu cukup cerah. Lambok E.M. Hutabarat, seorang desainer grafis di Jakarta, masih ingat betul benda yang ia lihat dan kemudian ia naiki di pelabuhan Tanjung Priok sore itu. Benda besar itu adalah kapal selam KRI Nanggala-402.

Banyak orang pernah naik kapal laut. Namun, tidak banyak yang pernah naik kapal selam. Apalagi, kapal selam militer.

Sebagai warga sipil pencinta alat-alat militer, Lambok cukup beruntung bisa berkesempatan naik dan masuk ke dalam KRI Nanggala-402. Waktu itu ia bersama beberapa orang lainnya—berjumlah tak sampai total jari dua tangan—dari kelompok Angkasa Readers Community dan orang-orang lain non-komunitas dekat dengan komandan kapal selam tersebut. Mereka dipersilakan masuk ke dalam kapal yang sedang bersandar di pelabuhan itu.

"Waktu itu tanggal 8 Desember 2014, jadi udah lama banget. Di Tanjung Priok kan ada markas Kolinlamil, Komando Lintas Laut Militer yang bagian barat," tutur Lambok kepada National Geographic Indonesia, Kamis, 22 April 2021.

Pintu masuk kapal selam

Lambok masuk ke dalam kapal selam itu dan kemudian masuk ke banyak ruangan di dalamnya, meski tidak ke semua ruangan. "Begitu masuk dari palkanya, ruangan di bawah itu, kemudian ke ruangan torpedo, kemudian ke kamar-kamar. Sempet ke dapur juga. Ada juga ke ruang briefing terus ke ruang periskop. Yang lama sih berada di ruang perisko itu karena itu ruang komandonya," ujar Lambok mengenang kembali pengalamannya.

Menurut Lambok, setidaknya ada dua pintu masuk atau lubang masuk di kapal selam tersebut. Pertama, lubang masuk di atas anjungan yang menjulang tinggi. Kedua, lubang masuk di sisi anjungan yang langsung mengarah ke lorong lantai 1 atau Lombok menyebutnya sebagai lantai dasar. Ada dua tingkat lorong di dalamnya, yakni lantai dasar dan lantai basement, begitu sebutan Lambok untuk memudahkan perincian.

"Di situ secara keseluruhan sempit sekali. Karena memang kapalnya juga kecil ya. Tidak ada batasan tinggi pelaut yang masuk kapal itu, tapi disarankan yang tidak terlalu tinggi, kata komandannya, agar tidak selalu kepentok-pentok kepalanya," ucap Lambok.

Bagian mesin kapal selam

Kapal selam KRI Nanggala-402 merupakan kapal tua buatan pabrik Jerman tahun 1981. Kapal tipe U-209/1300 ini hanya memiliki lebar 6,3 meter dan tinggi 5,5 meter. Tinggi itu di luar bagian anjungannya, yang tingginya kira-kira 5 meter juga.

Adapun panjang kapal ini, yang terbagi menjadi banyak ruangan di lorong dasar dan lorong basement-nya, adalah sekitar 59,5 meter. Di bagian paling belakang adalah ruang mesin, sedangkan paling depan adalah ruang torpedo dan sonar.

Secara umum, ruangan-ruangan yang ada di dalam kapal seberat 1.395 ton itu memang sempit. "Dapur memang sempit, ruang makan yang jadi satu dengan ruang briefing juga sempit, dan hanya komandan atau kelasi-kelasi atas saja yang bisa makan di situ," tutur Lambok.

Sewaktu masuk ke sana, ia juga melihat ada tempat-tempat tidur kelasi bawah yang ditaruh di antara tabung-tabung berisi torpedo. "Tapi kalau misalkan, battle stations, siaga satu, itu bersih semua—ruang torpedo dari tempat tidur."

Meski semua ruangan atau kompartemen di dalam kapal selam itu terkesan sempit, Lambok mengatakan bahwa suasana di dalamnya cukup nyaman. "Cukup dingin, kayak ada AC. Adem lah. Nggak pengap," katanya.

Pencahayaan yang dipakai di dalam adalah lampu berwarna putih. "Gua tadinya ngebayangi masuk ke dalam bakal gelap. Tapi ternyata pencahayaannya sangat cukup, kayak di dalam kantor," tutur Lambok yang dulu pernah bekerja sebagai Art Director National Geographic Indonesia.

Bagian dalam KRI Nanggala 402

Lambok memperingatkan bahwa saat berjalan di dalam lorong kapal selam seperti itu, kita harus hati-hati, terutama saat masuk dari satu rungan ke ruangan yang lain "Jadi antarkompartemen itu ada pintu agak oval dan itu memang kecil. Kita harus menunduk dan menangkat kaki agak tinggi. Seperti di film-film lah persis."

Pintu-pintu antarkompartemen atau antarkabin itu berfungsi juga sebagai pintu penyekat. Kalau salah satu ruang kabin bocor, pintu itu berfungsi sebagai pelindung agar air bocorannya tak merembet ke kabin lain.

Semua ruang kabin di dalam kapal selam itu sebenarnya cukup luang, meski sempit. Namun, kondisi berbeda saat Lambok masuk ke dalam ruang komando. Di ruang itu, kepala Lambok yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 165 sentimeter pun jadi rawan terbentur.

"Karena di ruang komando ada yang menonjol-menonjol ke luar, semacam tuas gitu. Kalau mau jalan tuh harus miring kiri-kanan karena tiba-tiba ada tuas, interkom, atau lampu yang menonjol."

Saat Lambok masuk ke dalam KRI Nanggala-402, kapal itu terlihat sangat bersih "karena waktu itu kapalnya baru refurbished dari Belanda," ujarnya. "Jadi masih enak, di dalam nggak ada minyak, masih bersih. Semua jarum-jarum indikator penunjuk itu masih bersih, bagus."

Bagian luar KRI Nanggala 402

"Dan ketika di sana memang ada beberapa panel instrumen yang ditutup. Karena memang ada layar, ada papan keyboard, pokoknya papan instrumen yang ditutup pake selubung. Jadi kayaknya baru dipasang."

Salah satu cerita paling menarik dari para pelaut yang Lambok temui di kapal itu adalah mereka sebenarnya membawa ponsel pribadi masing-masing. Mereka kadang masih bisa berkomunikasi dengan kerabat seberang laut. "Tapi kan kalau udah masuk ke laut nggak dapat sinyal kan. Jadi kadang mereka senang kalau di tengah perjalanan kapal selam harus timbul ke permukaan laut sebentar. Nah mereka langsung membuka palka yang ada di anjungan paling tinggi itu agar dapat sinyal."

Para pelaut itu biasanya menaruh ponsel mereka di dalam plastik yang digantung di anak-anak tangga menuju lorong masuk di atas anjungan kapal tersebut. "Jadi semua orang punya kantung-kantung sendiri. Kalau dibuka palkanya, langsung dapat sinyal. Dan cuma di situ yang bisa masuk sinyal. Kalau udah di ruang kompartemen di bawah itu udah enggak dapat."

Lambok tidak tahu apakah ada di antara pelaut yang ia temui kala itu, kini masih bertugas sebagai awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali. Meski sampai saat ini tidak ada yang tahu bagaimana keadaan 53 awaknya, bagaimanapun, semoga mereka dalam kondisi yang baik.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nationalgeographic.co.id
TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402

TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402


Infokomando - Operasi pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dihentikan. TNI Angkatan Laut mengumumkan keputusan mengakhiri operasi tersebut, pada Rabu (2/6/2021).

Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut menuturkan dengan diumumkannya penghentian operasi itu, maka praktis tidak ada lagi agenda pencarian KRI Nanggala-402.

"Sudah (penyelamatan) selesai," ungkap Julius pada awak media, Rabu (2/6/2021).

Berakhirnya operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 juga ditandai dengan berakhirnya kerjasama operasi penyelamatan antara TNI AL dengan Angkatan Laut China (PLA Navy).

Dalam pertemuan bersama yang digelar di Hotel Mulia Senayan, Rabu (2/6/2021) kemarin, TNI AL menyampaikan terimakasih pada pemerintah China yang telah mengirimkan PLA Navy guna membantu operasi pengangkatan KRI Nanggala-402. 

Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan kerjasama TNI AL dengan PLA Navy dalam operasi penyelamatan merupakan bukti persahabatan yang kuat angkatan laut sedunia "Seaman Brotherhood".

"Bagi TNI AL, kegiatan ini menjadi pengalaman dan referensi agar dapat meningkatkan kerjasama hubungan bilateral antar Angkatan Laut," sebut Putu.

Sementara itu, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili pemerintah China membeberkan pihaknya telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik dalam misi penyelamatan ini. Keduanya telah berhasil mengangkat beberapa puing-puing KRI Nanggala-402 dan mengumpulkan banyak dokumentasi foto maupun video.

Serpihan KRI Nanggala 402 yang berhasil diangkat. (Photo : istimewa)

Yongjing juga menuturkan andilnya PLA Navy dalam operasi penyelamatan ini menjadi bukti nyata penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama TNI AL.

"Kegiatan ini memiliki makna yang sangat besar pada perkembangan hubungan kemitraan strategis komprehensif  dengan Indonesia (TNI AL),"ungkap Yongjing dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri Wakil Athan Kolonel Zheng Yuanyuan, Wakil Konjen Denpasar Mei Yuncai.

Dalam upaya membantu operasi penyelamatan dan pengangkatan KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada Rabu (21/4/2021) lalu, PLA Navy mengerahkan PLA Navy Ocean Salvage and Rescue Yong Xing Dao-863, Kapal Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan Scientific Salvage Tan Suo.

Editor : Devina | Foto : Ist | 
Banyak Kapal perang China Masuk Indonesia, Anggota Komisi I DPR Minta TNI Waspada

Banyak Kapal perang China Masuk Indonesia, Anggota Komisi I DPR Minta TNI Waspada


Infokomando - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengingatkan Kemenhan, TNI, BAIS dan stakeholder terkait pertahanan untuk mewaspadai banyaknya kapal-kapal perang China yang masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir.

Salah satunya kapal yang terlibat dalam pencarian tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 di perairan Bali, dimana Pemerintah Indonesia turut mendapatkan bantuan dari China. Hal ini menyusul juga dengan adanya latihan bersama antara pasukan Angkatan Laut China dengan Indonesia.

Sukamta menjelaskan beberapa kejadian yang relevan terkait keamanan dan data laut Indonesia sehingga harus tetap meningkatkan kewaspadaan dalam situasi apapun.

"Beberapa kali kita menemukan perangkat sea glider yang di duga milik China ini tanpa izin sedang mengumpulkan data laut Indonesia. Ini hanya beberapa yang ketahuan yang tidak ketahuan bisa jadi lebih banyak," ungkapnya, Selasa, 11 Mei kemarin.  

Menurut Wakil Ketua DPR ini setiap pergerakan militer asing di wilayah Indonesia harus diwaspadai tak terkecuali ketika operasi kemanusiaan, termasuk bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia seperti penanganan KRI Nanggala 402 yang saat ini masih dilakukan di perairan Bali. 

"Dua kapal yaitu Xing Dao-863 dan Ocean Tug Nantuo-185 adalah kapal penyelamat dan pengangkat kapal, sehingga tepat ketika dilibatkan membantu pengangkatan Nanggala 402. Namun, untuk kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 merupakan kapal penelitian ilmiah yang beroperasi di bawah Institut Sains dan Teknik Laut Dalam dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina patut diwaspadai," tegasnya.

Kapal ini, menurut Sukamta bisa menjalankan tugas ganda atau multifungsi yaitu membantu pengangkatan Nanggala 402, sekaligus mengumpulkan data informasi tentang laut Indonesia.

Sukamta juga memberikan pandangannya terkait dengan adanya latihan kapal perang bersama antara TNI Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut China.

Latihan bersama merupakan hal penting untuk saling memahami dan komunikasi antar negara khususnya dalam hal hubungan internasional. Namun, ia mengingatkan apakah latihan kapal perang yang melibatkan militer China ini akan memberikan pemahaman ketika kelak masing-masing pihak bertugas menjaga perbatasan wilayah laut negara? 

"Atau latihan ini dapat membuka peluang pengumpulan data-data tentang laut dan kekuatan alutsista Angkatan Laut Indonesia?" 

Diketahui kapal yang dikirim oleh Angkatan Laut China dalam latihan bersama dengan TNI AL adalah kapal perang Liuzhou 573 (FFGHM) dan Suqian 504 (FSGHM). Keduanya merupakan kapal perang yang seringkali ditemukan melanggar batas di Laut Natuna. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Liputan6.com
Bila Sukses Uji Coba, Tank Boat Antasena Akan Digunakan Marinir Jaga Kedaulatan NKRI

Bila Sukses Uji Coba, Tank Boat Antasena Akan Digunakan Marinir Jaga Kedaulatan NKRI


Infokomando - Tank Boat Antasena adalah persilangan antara tank dan perahu yang diproduksi oleh perusahaan kontraktor pertahanan yakni PT Lundin bekerjasama dengan PT Pindad yang telah menjalani uji coba di perairan pantai di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 28 April 2021. Sebagai awalan, Kementerian Pertahanan telah membeli satu unit tank boat itu dan menjanjikan akan membeli banyak jika uji coba berjalan sukses dan segera dioperasikan tahun depan.

Dikutip dari situs web Popular Mechanics pada 10 Mei 2021. Disebutkan bahwa dimulainya uji coba pada hari itu merangkai masa pengembangan yang telah berjalan beberapa tahun sebelumnya. Tank Boat dilengkapi meriam turret kaliber 105 millimeter, sistem persenjataan jarak jauh kaliber 0,50, dan tiang antena berisi sensor optik-elektrik.

Saat mendesain Tank Boat Antasena, PT Lundin telah memperhitungkan keunikan geografi Indonesia sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang total 61,567 mil, lebih dari lima kali garis pantai Amerika Serikat.

Dengan kondisi itu, Indonesia menghadapi dua tantangan yakni pertahanan eksternal, dimana pada tantangan ini TNI  harus bisa melakukan pengerahan pasukan secara cepat dari satu pulau ke pulau yang lain, dan pembajakan atau perompak yang terorganisir dimana pada tantangan ini TNI harus bisa menjaga wilayahnya agar tidak ada pulau yang dijadikan sebagai tempat persembunyian.

Tank boat untuk pendaratan pasukan

Tank boat Antasena memiliki desain seperti kapal Catamaran yang memberi efek volume lebih luas. Juga stabilitas lebih baik di laut dengan kedalaman dangkal, hanya sekitar satu meter. Kemampuan Antasena di perairan dangkal menyesuaikan kepada desain perahu agar bisa digunakan operasi pendaratan pasukan dari Korps Marinir.

Tank Boat dirancang memiliki daya angkut sampai 20 personel Marinir dengan persenjataan lengkap untuk kepentingan pendaratan personel. Memiliki dimensi panjang 59 kaki dan lebar 21 kaki, yang merefklesikan bentuk lambung catamaran. Untuk sumber tenaganya Antasena menggunakan mesin 1.200 HP-MAN dan dua waterjet.

Dengan kondisi full personel, Antasena mampu melaju maksimalnya 40 knots dengan jarak terjauh yang bisa dijangkau 600 mil hanya dengan berbekal satu tangki bahan bakar.

Tidak ada yang unik dari tank perahu ini dibandingkan dengan perahu-perahu patroli Angkatan Laut di perairan dangkal. Kalaupun ada hanyalah pada bagian tank-nya, yakni turret yang didesain menyediakan ruang untuk seorang personel.

Persenjataannya dimulai dari meriam Cockerill 105-milimeter. Memiliki sudut elevasi pergerakan meriam 42 derajat dan bidikan akurat hingga jarak 3 mil jauhnya. Tank boat ini juga dilengkapi senjata mesin kaliber 7,62 milimeter yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Saat uji, tank boat Antasena menggunakan autocannon 30-milimeter.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tempo.co
Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz

Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz


Infokomando - Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) telah dilaporkan menembak 13 kapal cepat milik Iran di perairan Selat Hormuz, Teluk Persia. Menurut Pentagon sebagaimana disampaikan juru bicara John Kirby,  speed boat berjumlah 13 unit itu berusaha mengejar 6 kapal AL AS yang tengah mengawal kapal selam USS Georgia yang sedang melintas di selat tersebut, Senin kemarin (10 Mei 2021).

Sebagaimana dikutip dari Arab News, Kirby menyatakan bahwa kapal-kapal cepat milik Iran yakni pasukan AL Republik Iran datang dengam manuver agresifnya dan ingin mengelilingi kapal AS. 

Oleh sebab itu kapal perang AS mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 2 kali. Tembakan pertama dilakukan pada jarak 300 yard dan kedua pada jarak 150 yard hingga akhirnya pasukan Iran tersebut dilaporkan mundur.

Pentagon menyebut aksi pasukan laut Iran sangat agresif karena mencoba mendekati kapal perang AL AS dalam jarak yang relatif dekat. Hal itu kemudian dianggap sebagai potensi ancaman bagi awak kapal. 

" Mereka mengejar (kapal perang) dengan sangat agresif, " Kata Kirby. 
 
Dia melanjutkan bahwa sehari sebelumnya kapal selam USS Monterey berhasil menyadap indikasi adanya kapal bersenjata di laut Arab yang diduga sedang menuju ke Yaman yang disebut AS merupakan lokasi pemberontak Hutsi yang selama ini mendapat dukungan Iran. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Viva.co.id