Inilah Kemampuan Dan Peran Satuan Armed Roket MLRS Astros Yang Dimiliki TNI AD


Infokomando - Dengan adanya modernisasi alutsista Artileri Medan (Armed) dan secara interoperabilitas dihadapkan pada perubahan taktik bertempur infanteri serta perkuatan lainnya dan perkembangan alutsista kecabangan TNI AD termasuk matra lainnya, doktrin taktik bertempur Armed TNI AD juga akan mengalami perubahan menyesuaikan dengan jenis alutsista yang dimilikinya serta pengaruhnya terhadap kecabangan lain.

Contoh dengan adanya peningkatan kemampuan dan jarak capai (range of fire) alutsista Armed Roket yang dapat mencapai sasaran sejauh 85 Km, satuan Armed yang selama ini ditempatkan sebagai unsur bantuan tembakan (bantem) dalam daya tempur yang seolah-olah terkekang pada tupoksi membantu satuan manuver seperti infanteri dengan memberikan bantuan tembakan, sekarang memungkinkan dilaksanakannya Artillery Strike secara mandiri untuk menghancurkan sasaran strategis maupun sasaran taktis musuh. 

Contoh lain perubahan yang dapat terjadi di dalam doktrin Armed adalah perbandingan jumlah bantuan Armed ideal bagi satu Brigif yaitu satu Batrai Armed. Tetapi dengan kemampuan Roket ASTROS yang memiliki jarak capai ± 80 Km (jarak 300 Km dalam tahap pengembangan) dan dengan daya hancur ± 52 hektar serta mobilitas yang tinggi, maka satuan Armed Roket ASTROS dapat memberikan tembakan cukup dengan satu pucuk saja, dengan catatan jarak capai dan sistem komunikasi yang dimiliki masih dapat terjangkau oleh unit Pengendali Tembakan.

Teknisi Avibras terlibat uji penembakan MLRS Astros

Saat ini satuan Armed Roket ASTROS yang ada di Indonesia adalah Yonarmed-10/Kostrad dan Yonarmed-1/Kostrad yang kedudukannya langsung berada di bawah kendali Danmenarmed Kostrad. Sebagai perbandingan, pada doktrin negara-negara lain yang telah terlebih dahulu menggunakan senjata jenis Multiple Launch Rocket System (MLRS) ini, maka satuan dengan alutsista MLRS yang merupakan sarana bantuan tembakan (Bantem) strategis dan berkedudukan langsung di bawah Panglima Divisi.

Yonarmed Roket memiliki tugas pokok menyelenggarakan bantuan tembakan utama di darat dalam rangka mendukung tugas pokok satuan yang dibantu. Dengan kemampuan yang dimiliki Roket Astros dalam memberikan bantuan tembakan yang cukup besar dan cepat dengan efek kehancuran yang luas maka Yonarmed Roket dapat mendukung beberapa operasi yang ada seperti pada Operasi Linud ataupun Operasi Pertahanan Pantai. 

Dalam beberapa operasi tempur lainnya, penggunaan MLRS Roket Astros juga sangat memungkinkan dan bersifat fleksibel, hal ini dikarenakan dalam penggunaannya Roket Astros dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan efek kehancuran yang ingin dicapai. Kemampuan ini dimiliki karena peluncur MLRS Astros bersifat multi kaliber dengan varian jenis roket: saturasi dan non saturasi, kaliber besar maupun kaliber kecil (SS 09 TS, SS30, SS40, SS60 dan SS80).

Pemasangan tabung peluncur roket Astros

Keberadaan MLRS Astros telah menempatkan Satuan Artileri Medan TNI-AD memiliki dua peran penting di dalam pelaksanaan tugasnya. Pertama, sebagai Sarana bantuan tembakan atau Bantem utama di darat dengan kemampuan membantu satuan manuver yang dibantu dengan tembakan secara tepat dan teliti, memberikan tembakan lawan baterai sejauh jarak capai, dapat memberikan kedalaman pertempuran, mencari dan menemukan kedudukan musuh/sasaran baterai lawan dan memberikan efek tangkal (deterrent effect) serta Perang Urat Syaraf terhadap musuh. Kedua, sebagai pelaksana serangan artileri (Artillery Strike) secara mandiri.

Kemampuan alutsista ASTROS (Armed Roket) yang dimiliki TNI AD saat ini dan masa depan dengan kemampuan yang lebih modern memungkinkan peningkatan kemampuan Armed dalam melaksanakan Artillery Strike secara mandiri untuk menghancurkan sasaran strategis dan sasaran taktis. Satuan Armed Roket dalam pelaksanaan tugasnya tidak bersifat menduduki, menguasai ataupun mempertahankan suatu wilayah tertentu namun lebih cenderung untuk melaksanakan penghancuran seperti instalasi, melumpuhkan atau menetralisir sasaran-sasaran yang memiliki kepentingan strategis.

Sebagai contoh, MLRS ASTROS yang memiliki jarak capai sampai dengan 7x lipat dari meriam 105 mm dan memiliki daya hancur yang juga berkali lipat dari meriam-meriam yang dimiliki oleh TNI AD tentunya tidak diharapkan hanya untuk menembaki atau menyasar “musuh-musuh kecil” seperti satu peleton infanteri musuh diperkuat mortir 80, tetapi juga memberikan bantuan tembakan untuk menghancurkan sasaran-sasaran yang bernilai taktis dan strategis.

Artillery Strike merupakan suatu bentuk serangan roket yang sangat menentukan dalam pertempuran, dimana terjadi pengerahan kekuatan Armed Roket yang besar untuk menghancurkan musuh atau instalasi dengan mengoptimalkan kemampuan jarak capai yang jauh dan daya hancur yang luas, ketika pasukan sendiri masih berada di jarak yang aman/belum terlibat operasi secara keseluruhan, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi pasukan sendiri dan operasi selanjutnya.

MLRS Astros menjalani uji penembakan

Satuan Armed Roket dapat melaksanakan tugas atau diberikan tugas secara mandiri terlepas dari tugas pokoknya sebagai unsur bantuan tembakan kepada satuan yang dibantu dan mampu memberikan daya kejut serta daya hancur melalui tembakan-tembakan artileri yang terencana terhadap kedudukan senjata pertahanan udara, pos komando, senjata artileri musuh maupun sasaran strategis lainnya yang dapat mempengaruhi perbandingan daya tempur dan pertempuran selanjutnya. Dalam kondisi tertentu perlu adanya perkuatan dari satuan kecabangan lain untuk memberikan perlindungan terhadap satuan Armed yang akan melaksanakan tugas sebagai pelaksana Artillery Strike, sehingga kemenangan dalam pertempuran dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat dengan kerugian tempur seminimal mungkin.

Pada saat satuan Armed Roket sedang melaksanakan Artillery Strike, satuan pendukung seperti Infanteri dan Kavaleri ditempatkan di sekitar satuan Armed Roket untuk memberikan perlindungan dan melaksanakan pertempuran jarak dekat jika terjadi hambatan atau gangguan musuh. Satuan Arhanud harus ikut ditempatkan untuk memberikan perlindungan atau payung udara terhadap satuan Armed Roket jika terjadi serangan udara musuh, sedangkan satuan Penerbad juga dapat disiapkan untuk membantu Peninjau Depan dan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang dapat difungsikan untuk mengkonfirmasi dampak kehancuran sasaran.

Radar pengendali penembakan Astros

Penugasan Satuan Armed Roket sebagai pelaksana Artillery Strike dilaksanakan atas perintah Panglima atau Komandan tertinggi (minimal pada tingkat Divisi/Kogab/Kogasgab) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasi secara keseluruhan.

Satuan Armed Roket TNI AD saat ini diharapkan dapat mengoptimalkan tugas dalam memenuhi kebutuhan taktis untuk mendukung satuan manuver secara optimal diantaranya seperti pertempuran terbatas (limited war) yang biasa terjadi di pemukiman dan daerah perkotaan (urban) serta dalam pertempuran menghadapi insurjen. Dihadapkan dalam situasi pertempuran yang seperti itu dan berbagai aturan tentang HAM serta collateral damage dalam perang maka satuan Armed Roket yang dalam pengendaliannya tetap berada di bawah Panglima/Dan tertinggi dapat dipecah ke dalam hubungan yang lebih kecil.

Dalam operasi serangan di daerah pemukiman atau bangunan tersebut maka untuk dapat memberikan tembakan yang maksimal satuan Armed Roket dipecah menjadi Seksi yang dalam penembakannya menggunakan roket-roket non saturasi (pin point accuracy). Tugas-tugas penembakan yang dapat diberikan kepada satuan Armed Roket diantaranya adalah menghancurkan markas musuh yang diperkuat dengan senjata bantuan ataupun membumihanguskan wilayah musuh yang sudah disterilkan terlebih dahulu dari penduduk sipil oleh satuan manuver sekaligus menutup jalan-jalan pelolosan musuh.

Satuan Astros Yonarmed 1/Roket Kostrad

Satuan Armed Roket yang dimodernisasi diantaranya dilengkapi dengan radar yang dapat mendeteksi keberadaan ataupun mengetahui posisi musuh sehingga dapat direncanakan terlebih dahulu untuk sasaran-sasaran yang perlu ditembaki terutama yang memiliki nilai strategis. Satuan Armed Roket dapat menitikberatkan tembakannya pada jalan-jalan di daerah terbuka atau di daerah yang bangunannya tidak permanen, sehingga hal itu dapat mengurangi terjadinya collateral damage.

Beberapa asumsi tentang kerusakan non-tempur (collateral damage) yang dapat ditimbulkan oleh Bantem Armed terkadang sering menghalangi keterlibatan Armed dalam pertempuran di daerah perkotaan atau pemukiman (urban). Sehingga hal ini akhirnya menempatkan satuan Armed hanya sebagai pemberi tembakan penutup dalam pertempuran. Padahal dengan adanya kemampuan alutsista Armed yang modern saat ini, dengan kemampuan hit precision secara akurat maka akan mampu meminimalisir korban non tempur/sipil maupun pasukan kawan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Dispenad