Bebas Dari Teror, Warga Tembagapura Lakukan Upacara Bakar Batu

Anak-anak Banti bersama TNI - Polri menyambut hari kebebasan setelah terbebas dari intimidasi KKSB - OPM
Infokomando - Ratusan warga  berasal dari 7 kampung Tembagapura, Papua beramai-ramai mendatangi dan melakukan upacara bakar batu di depan sekolah SD - SMP Inpres Waa Banti untuk merayakan hari kebebasan mereka setelah berbulan - bulan dirampas oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang menamakan dirinya Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jum'at (13/4).

Ke 7 kampung tersebut adalah Utikini, Longsoran, Kimbely, Banti -1, Banti-2, Takabera dan kampung Opitawak.

Dengan didampingi TNI - Polri yang berada di lokasi, tak ada sedikitpun raut wajah kekhawatiran. Bahkan mereka terlihat begitu senang dan bahagia bisa merayakan hari yang mereka sebut sebagai hari Kebebasan.

Bagi warga setempat, upacara bakar batu ini merupakan tradisi turun temurun sebagai bentuk rasa syukur setelah terlepas dari bencana buruk yang melanda kampung mereka.

"Ini adat kami orang Papua, setelah dapat bencana dan sekarang kami bebas kami mengucap syukur kepada Tuhan, maka kami minta kepada Komandan Satgas (Red. Kolonel Inf Frit Pelamonia) supaya kami melaksanakan upacara adat Bakar Batu. Puji Tuhan kami dapat bantu Babi dari TNI/Polri juga dari PT. Freeport," kata Johanes Jamang Kepala Desa Banti-1.

Sebelumnya, warga kampung Banti dan sekitarnya kerap menjadi sasaran kekerasan dan intimidasi oleh kelompok separatis OPM karena tidak mendukung gerakan yang dianggap makar tersebut. Beberapa gedung pemerintahan, sekolah bahkan rumah warga dibakar hingga ludes oleh OPM. Namun setelah TNI - Polri berhasil membebaskan desa tersebut dan memukul mundur gerombolan para pengacau, roda perekonomian kembali pulih dan warga bebas menjalankan aktifitas sehari-hari tanpa tekanan.
Warga Banti tampak bercengkrama dengan santai bersama anggota TNI usai upacara pembakaran batu

"Kami masyarakat di kampung ini, ada 7 kampung di sini minta kepada Pemerintah supaya bangun kembali sekolah dan Rumah Sakit di sini," Pinta Seprianus Omabak Kepala Kampung Opitawak.

"Harus cepat, tidak boleh ditunda-tunda, rakyat butuh, anak-anak, mama - mama butuh." ujarnya menambahkan.

Suprianus merasa khawatir jika kelompok separatis kembali lagi dan meneror kehidupan warga, sehingga dia minta kepada TNI - Polri membangun pos keamanan tidak jauh dari lokasi kampung mereka.

"TNI - Polri harus bangun Pos di kampung ini, TNI/Polri harus tinggal di sini bersama kami, itu wajib, karena mereka akan datang lagi, bakar lagi, rakyat menderita." terangnya dihadapan seluruh tokoh masyarakat yang juga mendukung permintaan Suprianus.

Hadir pada upacara bakar batu tersebut yaitu Yohanes Jamang Kepala Desa Banti-1, Seprianus Omabak Kepala Desa Opitawak, Tokoh Masyarakat Kolinus Beanal, Enis Magal, Derek Alom, Yoni Magal, Kornelis Magal, Soni Waker, Jember Jamang, Anajome Magal, Moap Magai, Yulianus Magai, Simon Omaleng; Tokoh Agama Pdt. Hengky Magal, Ruben Omaleng, Pdt. Sem Magal, Pdt Opniel Magal, Tokoh Pemuda Stevi Omabak, Detenus Natkime.

Penulis : Arsen