Indonesia Memiliki ID-SIRTII/CC Untuk Mengawal Jaringan Siber Nasional

Ilustrasi siber
Infokomando - Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi tinggi ternyata merupakan salah satu negara yang paling aktif melakukan serangan-serangan siber ke negara lain tapi juga yang paling rentan mendapat serangan serupa. Hal ini seperti yang diungkapkan Staf Ahli Menkominfo Prof. Dr. Henry Subiakto dalam pemaparannya di Seminar Media Sosial dan Ketahanan Nasional yang diselenggarakan di Universitas Merdeka Malang, Senin (14/5).

"Indonesia ini merupakan negara yang aktif melakukan serangan siber tapi juga paling sering terkena serangan siber" jelas Prof. Dr. Henry.

Dalam pemaparan tersebut, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara yang paling aktif melakukan serangan siber dengan presentase 38% kemudian disusul oleh China 33% dan berikutnya Amerika 6,9% dibawahnya. Sedangkan untuk kerentanan serangan siber, Indonesia 23 - 54%, China 21 - 26% dan Thailand 20 - 78%.

Rentannya Indonesia menjadi sasaran serangan siber dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga keamanan data pribadi saat menjelajahi dunia maya.

ID-SIRTII/CC sebagai pertahanan pertama
Rentannya Indonesia menjadi sasaran serangan siber, pemerintah pada tahun 2007 lalu sudah membentuk ID-SIRTII/CC yang berfungsi sebagai benteng pertahanan terdepan menghadapi serangan siber yang diarahkan pada jaringan internet nasional.

"Disinilah tugas dari ID-SIRTII/CC yang diisi anak-anak muda dengan kemampuan IT-nya melakukan kontra dan perlindungan terhadap keamanan informasi negara. Mereka juga bagian dari pasukan Cyber Army Indonesia" ungkapnya.

Dijelaskan, ID-SIRTII/CC adalah kependekan dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/Coordination Center yang memiliki tugas menyiapkan dan mempertahankan jaringan informasi dalam pergelaran  perang siber di Indonesia. Dengan DNS mata garuda mereka melakukan pantauan 24 jam untuk mengantisipasi serangan siber yang diarahkan pada jaringan internet nasional.

"Ibarat kata ID-SIRTII adalah benteng pertama yang akan menghadapi serangan siber yang datang dari negara lain." terangnya lagi.

Dulu organisasi ini berada di bawah naungan Dirjen Postel, lalu berubah menjadi Dirjen PPI, kemudian tahun 2016 mereka berada dibawah Dirjen Aptika dan pada tahun 2018 berada dibawah BSSN.

Dengan maraknya serangan Hoax dan sejenisnya, ID-SIRTII/CC yang akan melakukan identifikasi dan membuatkan data forensik internet untuk keperluan penyidikan.

***
Foto : Istimewa
Penulis : Arsen
Sumber : Infokomando