Dibayangi Sanksi CAATSA, TNI AU Akhirnya Tinggalkan Su-35 dan Memilih F-15EX


Infokomando
- Rencana pembelian pesawat tempur F-15EX Advance Eagle buatan Boeing AS cukup mengejutkan semua kalangan di tanah air. Pasalnya selama ini TNI AU belum pernah menyebut F-15EX masuk dalam daftar incaran untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang.

Menurut salah seorang pengamat militer Connie Rahakundi, perubahan rencana yang dilakukan oleh TNI AU yang mana sebelumnya ingin mengakuisisi pesawat tempur Su-35 buatan Rusia, namun tiba-tiba berbalik membeli F-15EX buatan AS karena dibayangi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

F-5 Tiger TNI AU

CAATSA merupakan undang-undang baru yang diresmikan oleh Presiden Donald Trump pada 2017 lalu untuk mencegah negara-negara sahabat AS memiliki hubungan kerjasama militer dengan negara diluar AS yang terkena sanksi seperti Rusia, Korea Utara dan China.

Menurut Connie, CAATSA cukup mengerikan dampaknya bagi negara yang terkena sanksi. Connie kemudian mencontohkan negara Turki usai membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia langsung mendapatkan sanksi berupa dikeluarkannya Turki dari proyek global F-35 Joint Strike Fighter. Tidak hanya itu, sanksi lainnya juga akan diberikan jika Turki ngotot melakukan kerjasama militer dengan Rusia.

Bagi AS, upaya Turki membeli S-400 dari Rusia dapat menimbulkan ancaman baru bagi keamanan teknologi dan personel militer AS. Karena dengan banyaknya negara yang membeli persenjataan dari Rusia akan memungkinkan bagi Rusia untuk terus mengembangkan teknologi militernya. Tidak hanya itu, Rusia juga akan dapat mengakses industri pertahanan negara bersangkutan.

"Mungkin ini yang menjadi bahan pertimbangan Menhan Prabowo, Kemenhan dan Mabes TNI untuk tidak melanjutkan proses pembelian Sukhoi dengan Rusia" ungkap Connie seperti dilansir dari CNBCIndonesia.com, Sabtu (27/2/2021).

Menhan Prabowo bersama Menhan Perancis Florence Parly

Sebelumnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 2020 lalu melakukan banyak kunjungan ke negara-negara produsen Alutsista termasuk diantaranya Perancis dan Amerika untuk melakukan sejumlah penjajakan. Dari hasil kunjungan tersebut Prabowo menyatakan minatnya untuk melakukan kerjasama militer berupa pengadaan dua jenis pesawat tempur canggih Dassault Rafale dan F-15EX untuk menggantikan pesawat lama TNI AU yang sudah tidak layak terbang.

Diketahuinya rencana pengadaan dua pesawat tempur baru tersebut dari hasil Rapim TNI AU yang dilaksanakan pada beberapa waktu lalu (18/2). Dimana KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan mulai tahun ini hingga 2024, TNI AU akan segera merealisasikan pengadaan Alutsista modern secara bertahap yaitu pembelian Dassault Rafale dan F-15EX. TNI AU juga akan mengakuisisi Radar GCI4, pesawat berkemampuan Airborne Early Warning, pesawat tanker, pesawat angkut Hercules, pesawat UCAV berkemampuan MALE dan sejumlah Alutsista modern lainnya.

Editor : Devina | Foto : Ist