Persaingan Ketat China Dengan Korea Selatan Dalam Penguasan Teknologi Pesawat Tempur


Infokomando - China tidak takut jika dianggap ketinggalan dalam industri modernisasi dan teknologi militer. Pernyataan ini dikeluarkan menyusul Korea Selatan yang meluncurkan prototype jet tempur generasi ke 4.5 yang direncanakan bisa di ekspor dengan nama KF-21 Boramae atau sebelumnya KF-X.

Dilansir dari South China Morning Post, Minggu (18/4/21), Pakar Militer China yang berbasis di Beijing, Zhou Chenming mengatakan meski Korea Selatan mengembangkan jet tempur yang sangat canggih, China tak akan takut ketinggalan.

Pasalnya, butuh waktu bertahun-tahun bagi KF-21 untuk beroperasi secara penuh. Sedangkan dalam masa waktu tersebut, kekuatan Angkatan Udara China telah meningkat di saat yang sama.

Saat ini, China juga tengah mengembangkan jet tempur siluman generasi kelima yang dikenal sebagai Shenyang FC-31 atau J-31.

Sebuah prototipe jet tempur buatan perusahaan China mungkin telah mengalami sejumlah modifikasi pada tahun lalu, menurut foto yang dibagikan secara online pada saat itu. Selain itu, kedua negara dianggap berbeda dalam melihat pasar ekspor-nya.

Sebagai tambahan informasi, KF-21 Boramae adalah pesawat tempur multiperan canggih yang dirancang untuk Angakatan Udara Korea Selatan dan Indonesia menggantikan armada lama mereka yang telah tua. Boramae sendiri memiliki arti Elang muda dalam Bahasa Korea.

Dengan 65 persen komponen jet tempur yang berasal dari Korea Selatan, menjadikan Korsel sebagai negara kedelapan di dunia yang telah menguasai teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan jet tempur canggih.

Dalam upacara peluncuran pada hari Jumat pekan ini, Presiden Korea Selatan Moon Jae-In menyebut bahwa era baru pertahanan independen Korea Selatan telah dimulai dan ini adalah tonggak bersejarah dalam pengembangan industri penerbangan Korea Selatan.

Wakil Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan, Lim Se-Eun mengatakan sebelumnya bahwa Korea Selatan telah menetapkan tujuannya menjadi produsen penerbangan terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030-an.

Menurut laporan media, Boramae diproyeksi melakukan uji terbang pertamanya pada tahun 2022 mendatang dan produksi yang dimulai pada tahun 2026.

Setidaknya sebanyak 40 jet tempur direncanakan akan dikirim pada tahun 2028, dengan tambahan target sebanyak 120 jet tempur jenis ini akan dikirim pada tahun 2032.

Pengamat spesialis pesawat tempur, Jon Grevatt mengatakan, pengembangan prototipe KF-21 baru yang masih setengah jalan saat ini akan membutuhkan waktu lima tahun lagi untuk diselesaikan.

Setelah jet tempur ini selesai, hasilnya akan memberi Korea Selatan keunggulan strategis disebabkan berkurangnya ketergantungan negara pada teknologi impor.

"Di masa lalu, Amerika Serikat (AS) telah menolak persetujuan ekspor teknologi yang sangat maju ke Korea Selatan. Tapi sekarang, dengan pesawatnya sendiri, Korea Selatan tidak harus bergantung pada negara lain dimana setelah beroperasi, Korea Selatan adalah negara yang memiliki risiko strategis yang nyata", ujarnya mengacu pada ancaman dari Korea Utara.

Terkait persaingan dengan China, menurutnya pesawat Korsel dianggap lebih sedikit mahal dibandingkan pesawat buatan China namun masih lebih mumpuni buatan dari Korea Selatan.

Oleh karena itu, Grevatt tidak yakin adanya dampak langsung dengan pasar ekspor pesawat tempur dari China mengingat keduanya tidak akan menjangkau jenis pelanggan yang sama.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNBCIndonesia.com