TNI AU dan USAF Gelar Latihan Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

TNI AU dan USAF Gelar Latihan Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara. (Photo : Grid.id)

Infokomando - TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Amerika Serikat atau United States Air Force (USAF) dijadwalkan akan menggelar latihan bersama, Senin (14/6/2021).

Latihan bersama “Cope West 2021” ini akan diselenggarakan di Lanud  Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, dengan melibatkan sejumlah pesawat tempur dari kedua negara.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021) menyampaikan sejumlah personel dan peralatan USAF telah tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

"Hari ini personel dan peralatan USAF sudah mulai berdatangan di Lanud Roesmin Nurjadin, untuk pesawat F-16 akan segera tiba dalam beberapa hari ke depan, latihan bersama ini akan dibuka secara resmi pada Senin (14/6/2021), mendatang," jelas Indan.

Puluhan personel United States Air Force (USAF) tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin (7/6/2021). (Photo : Tribun Pekanbaru)

Indan menerangkan, latihan bersama sengaja digelar dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas Angkatan Udara kedua negara dan
meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara, khususnya TNI AU dan USAF.

"Dan saling berbagi pengalaman antar personel penerbang dan teknisi pesawat tempur F-16 kedua Angkatan Udara," jelas Indan.

Latihan bersama Cope West 2021 rencananya akan melibatkan sejumlah pesawat tempur F-16 dan berlangsung selama dua minggu.

"Kami tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19, para personel USAF akan diisolasi sebelum melaksanakan latihan," pungkasnya.
Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Dispenau
Teroris OPM Bakar Satu Rumah warga di Ilaga Papua, Satu Orang Berhasil Ditembak Satgas Nemangkawi

Teroris OPM Bakar Satu Rumah warga di Ilaga Papua, Satu Orang Berhasil Ditembak Satgas Nemangkawi


Infokomando - Pasukan gabungan TNI-Polri yang tengah berpatroli di sekitar Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua berhasil menembak satu orang anggota kelompok teroris separatis bersenjata (KTSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) , Senin malam 7 Juni 2021. 

Sebelumnya personil gabungan TNI-Polri melaksanakan patroli sekaligus penyisiran setelah terdengar bunyi tembakan di sekitar Bandara Ilaga Kabupaten Puncak, Senin (7/6/2021)

Patroli yang dipimpin Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia dan Dandim Letkol Rofi Irwansah kemudian mendapat serangan dari KTSB Lekagak Telenggen dari arah honei. Namun aparat tetap tidak bergeser dan terus menyisir kearah Kelompok teroris di ketinggian.

Selanjutnya sebanyak delapan personil gabungan TNI-Polri tiba di pinggir Bandara Ilaga sekitar pukul 17.04 WIT. Tim kemudian memantau ke arah sebelah kanan Bandara dan terlihat 1 (satu) orang bersembunyi di samping rumah sambil memegang senjata api, lalu oleh personil Satgas Nemangkawi orang tersebut ditembak tepat mengenai paha.

Untuk kerugian material yaitu terdata, beberapa rumah warga yang berada tidak jauh dari lokasi baku tembak dibakar oleh KSTB. Belakangan KSTB yang tertembak pahanya tersebut bernama Sapikul.

Kasatgas Humas Ops Nemangkawi AKBP Iqbal Alqudusy menyampaikan, hingga malam ini (7/6) Tim gabungan masih terus melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap kelompok teroris yang membawa salah satu rekannya yang tertembak.

"Patroli Gabungan TNI-Polri ini akan terus dilakukan untuk memberikan perlindungan dan keamanan bagi masyarakat ilaga" tandas Iqbal.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Indonesia Akan Mengakuisisi Pesawat Tanker Udara Airbus A330 MRTT Untuk TNI AU

Indonesia Akan Mengakuisisi Pesawat Tanker Udara Airbus A330 MRTT Untuk TNI AU


Infokomando - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana menambah alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam kebutuhan belanja selanjutnya, salah satunya adalah jenis pesawat Multi-Role Tanker Transport (MRTT) di kategori special mission aircraft.

Jenis pesawat ini ada dalam daftar rencana belanja pengadaan Alutsista Kemenhan senilai lebih dari Rp 1.700 triliun yang akan direalisasikan hingga 2024 mendatang.

Pesawat tangker ini nantinya akan digunakan oleh TNI AU untuk mendukung seluruh operasi jarak jauh pesawat tempur miliknya.

Salah satu pesawat tangker yang menjadi incaran TNI AU adalah Airbus A330 buatan Prancis dimana pesawat ini merupakan pesawat tanker bermesin ganda yang berfungsi untuk pengisian bahan bakar udara berbasis pesawat sipil Airbus A330-200. 

Kokpit Airbus A330

Bukan hanya untuk pengisian bahan bakar di udara, pada praktiknya pesawat ini juga bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti evakuasi medis (medevac). 

Dilansir dari Aviation pada 24 November 2020 lalu, pesawat  Airbus A330 MRTT memiliki panjang 58,8 meter, lebar 60,3 meter, dan dilengkapi dengan dua mesin buatan Rolls-Royce dengan masing-masing memiliki daya dorong 72.000 pound.

Daya dorong ini memungkinkan pesawat mampu melakukan lepas landas dengan muatan maksimum 233 ton, termasuk 110 ton kerosin, dan kecepatan jelajah 880 km/jam. 

Menurut Letnan Kolonel Penerbang Kurt Deprez, salah seorang kepala operasi penerbangan asal Belanda mengatakan Airbus A330 MRTT juga bisa dipakai untuk mengisi tangki bahan bakar semua jenis jet tempur milik NATO. 

Selain itu, salah satu dari sembilan pesawat akan dikonfigurasi untuk evakuasi medis. Pesawat ini akan dilengkapi dengan enam unit perawatan intensif, 16 tandu dan 21 kursi untuk dukungan medis. “Jadi pesawat Airbus A330 MRTT benar-benar serba bisa,” tutur Deprez yang juga pilot Airbus A330 MRTT.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tempo.com
Setelah Belasan Jet Tempur, Kini Giliran Coast Guard China Ikut Terobos Perairan Malaysia

Setelah Belasan Jet Tempur, Kini Giliran Coast Guard China Ikut Terobos Perairan Malaysia


Infokomando - Satu kapal coast guard China (CCG) dilaporkan menerobos wilayah perairan Malaysia di Laut China Selatan pada pekan lalu, beberapa hari setelah 16 jet militer Beijing melanggar batas udara Negeri Jiran.

Kepala Kapten Badan Aparat Maritim Malaysia (MMEA), Fauzi Othman, menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan laporan mengenai penerobosan ini pada 4 Juni lalu.

"Ya, saya mengonfirmasi bahwa kami menerima laporan CCG menerobos perairan kami pada 4 Juni. Aset kami, termasuk Angkatan Laut Malaysia terus memantau keadaan," ujar Othman kepada Malay Mail, Selasa (8/6).

Insiden ini terjadi hanya berselang beberapa hari setelah 16 jet China menerobos wilayah udara Malaysia di Kalimantan Utara pada 1 Juni. Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) langsung mengintersepsi belasan jet China tersebut.

Berdasarkan keterangan TUDM, jet tempur China itu melancarkan "formasi taktis" dan terbang di dalam radius 60 mil laut di perairan mereka di Laut China Selatan.

Sebagaimana dilansir AFP, pemerintah China menyatakan bahwa pesawat tersebut hanya melakukan latihan rutin dan tak melanggar batas wilayah.

Selama ini, China memang terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan dengan sejumlah negara, termasuk Malaysia.

Dalam beberapa tahun belakangan, nelayan Malaysia pun kerap melaporkan kehadiran kapal China di Beting Patinggi Ali, salah satu kompleks yang kurang diperhatikan di LCS.

Sementara itu, China memang sedang terus memperkuat kehadiran mereka di Laut China Selatan. Selain Malaysia, Filipina juga terlibat perseteruan dengan China di LCS dalam beberapa bulan belakangan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!

Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!


Infokomando - Suasana sore itu cukup cerah. Lambok E.M. Hutabarat, seorang desainer grafis di Jakarta, masih ingat betul benda yang ia lihat dan kemudian ia naiki di pelabuhan Tanjung Priok sore itu. Benda besar itu adalah kapal selam KRI Nanggala-402.

Banyak orang pernah naik kapal laut. Namun, tidak banyak yang pernah naik kapal selam. Apalagi, kapal selam militer.

Sebagai warga sipil pencinta alat-alat militer, Lambok cukup beruntung bisa berkesempatan naik dan masuk ke dalam KRI Nanggala-402. Waktu itu ia bersama beberapa orang lainnya—berjumlah tak sampai total jari dua tangan—dari kelompok Angkasa Readers Community dan orang-orang lain non-komunitas dekat dengan komandan kapal selam tersebut. Mereka dipersilakan masuk ke dalam kapal yang sedang bersandar di pelabuhan itu.

"Waktu itu tanggal 8 Desember 2014, jadi udah lama banget. Di Tanjung Priok kan ada markas Kolinlamil, Komando Lintas Laut Militer yang bagian barat," tutur Lambok kepada National Geographic Indonesia, Kamis, 22 April 2021.

Pintu masuk kapal selam

Lambok masuk ke dalam kapal selam itu dan kemudian masuk ke banyak ruangan di dalamnya, meski tidak ke semua ruangan. "Begitu masuk dari palkanya, ruangan di bawah itu, kemudian ke ruangan torpedo, kemudian ke kamar-kamar. Sempet ke dapur juga. Ada juga ke ruang briefing terus ke ruang periskop. Yang lama sih berada di ruang perisko itu karena itu ruang komandonya," ujar Lambok mengenang kembali pengalamannya.

Menurut Lambok, setidaknya ada dua pintu masuk atau lubang masuk di kapal selam tersebut. Pertama, lubang masuk di atas anjungan yang menjulang tinggi. Kedua, lubang masuk di sisi anjungan yang langsung mengarah ke lorong lantai 1 atau Lombok menyebutnya sebagai lantai dasar. Ada dua tingkat lorong di dalamnya, yakni lantai dasar dan lantai basement, begitu sebutan Lambok untuk memudahkan perincian.

"Di situ secara keseluruhan sempit sekali. Karena memang kapalnya juga kecil ya. Tidak ada batasan tinggi pelaut yang masuk kapal itu, tapi disarankan yang tidak terlalu tinggi, kata komandannya, agar tidak selalu kepentok-pentok kepalanya," ucap Lambok.

Bagian mesin kapal selam

Kapal selam KRI Nanggala-402 merupakan kapal tua buatan pabrik Jerman tahun 1981. Kapal tipe U-209/1300 ini hanya memiliki lebar 6,3 meter dan tinggi 5,5 meter. Tinggi itu di luar bagian anjungannya, yang tingginya kira-kira 5 meter juga.

Adapun panjang kapal ini, yang terbagi menjadi banyak ruangan di lorong dasar dan lorong basement-nya, adalah sekitar 59,5 meter. Di bagian paling belakang adalah ruang mesin, sedangkan paling depan adalah ruang torpedo dan sonar.

Secara umum, ruangan-ruangan yang ada di dalam kapal seberat 1.395 ton itu memang sempit. "Dapur memang sempit, ruang makan yang jadi satu dengan ruang briefing juga sempit, dan hanya komandan atau kelasi-kelasi atas saja yang bisa makan di situ," tutur Lambok.

Sewaktu masuk ke sana, ia juga melihat ada tempat-tempat tidur kelasi bawah yang ditaruh di antara tabung-tabung berisi torpedo. "Tapi kalau misalkan, battle stations, siaga satu, itu bersih semua—ruang torpedo dari tempat tidur."

Meski semua ruangan atau kompartemen di dalam kapal selam itu terkesan sempit, Lambok mengatakan bahwa suasana di dalamnya cukup nyaman. "Cukup dingin, kayak ada AC. Adem lah. Nggak pengap," katanya.

Pencahayaan yang dipakai di dalam adalah lampu berwarna putih. "Gua tadinya ngebayangi masuk ke dalam bakal gelap. Tapi ternyata pencahayaannya sangat cukup, kayak di dalam kantor," tutur Lambok yang dulu pernah bekerja sebagai Art Director National Geographic Indonesia.

Bagian dalam KRI Nanggala 402

Lambok memperingatkan bahwa saat berjalan di dalam lorong kapal selam seperti itu, kita harus hati-hati, terutama saat masuk dari satu rungan ke ruangan yang lain "Jadi antarkompartemen itu ada pintu agak oval dan itu memang kecil. Kita harus menunduk dan menangkat kaki agak tinggi. Seperti di film-film lah persis."

Pintu-pintu antarkompartemen atau antarkabin itu berfungsi juga sebagai pintu penyekat. Kalau salah satu ruang kabin bocor, pintu itu berfungsi sebagai pelindung agar air bocorannya tak merembet ke kabin lain.

Semua ruang kabin di dalam kapal selam itu sebenarnya cukup luang, meski sempit. Namun, kondisi berbeda saat Lambok masuk ke dalam ruang komando. Di ruang itu, kepala Lambok yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 165 sentimeter pun jadi rawan terbentur.

"Karena di ruang komando ada yang menonjol-menonjol ke luar, semacam tuas gitu. Kalau mau jalan tuh harus miring kiri-kanan karena tiba-tiba ada tuas, interkom, atau lampu yang menonjol."

Saat Lambok masuk ke dalam KRI Nanggala-402, kapal itu terlihat sangat bersih "karena waktu itu kapalnya baru refurbished dari Belanda," ujarnya. "Jadi masih enak, di dalam nggak ada minyak, masih bersih. Semua jarum-jarum indikator penunjuk itu masih bersih, bagus."

Bagian luar KRI Nanggala 402

"Dan ketika di sana memang ada beberapa panel instrumen yang ditutup. Karena memang ada layar, ada papan keyboard, pokoknya papan instrumen yang ditutup pake selubung. Jadi kayaknya baru dipasang."

Salah satu cerita paling menarik dari para pelaut yang Lambok temui di kapal itu adalah mereka sebenarnya membawa ponsel pribadi masing-masing. Mereka kadang masih bisa berkomunikasi dengan kerabat seberang laut. "Tapi kan kalau udah masuk ke laut nggak dapat sinyal kan. Jadi kadang mereka senang kalau di tengah perjalanan kapal selam harus timbul ke permukaan laut sebentar. Nah mereka langsung membuka palka yang ada di anjungan paling tinggi itu agar dapat sinyal."

Para pelaut itu biasanya menaruh ponsel mereka di dalam plastik yang digantung di anak-anak tangga menuju lorong masuk di atas anjungan kapal tersebut. "Jadi semua orang punya kantung-kantung sendiri. Kalau dibuka palkanya, langsung dapat sinyal. Dan cuma di situ yang bisa masuk sinyal. Kalau udah di ruang kompartemen di bawah itu udah enggak dapat."

Lambok tidak tahu apakah ada di antara pelaut yang ia temui kala itu, kini masih bertugas sebagai awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali. Meski sampai saat ini tidak ada yang tahu bagaimana keadaan 53 awaknya, bagaimanapun, semoga mereka dalam kondisi yang baik.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nationalgeographic.co.id
Alutsista TNI Banyak yang Sudah Tua, Menhan: Sudah Saatnya Harus Diremajakan

Alutsista TNI Banyak yang Sudah Tua, Menhan: Sudah Saatnya Harus Diremajakan


Infokomando
- Bukan sebuah rahasia lagi jika sebagian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI sudah tua dan sebagian tidak layak pakai sehingga perlu adanya modernisasi.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut sudah saatnya alutsista TNI mulai diremajakan kembali dengan yang baru.

"Seperti diketahui banyak alutsista kita sudah tua, sudah (waktunya) harus diganti," tutur Menhan, Rabu, (2/6/2021), di Senayan, Jakarta.
 
Prabowo juga menuturkan Indonesia harus siap menghadapi segala potensi ancaman yang bisa saja datang sewaktu-waktu. 

Tank AMX-13 yang diproduksi tahun 1953

"Harus siap menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang pesat," tegas Prabowo.

Menhan juga menjelaskan langkah yang diambil dalam meremajakan Alutsista sesuai dengan rancangan Perpres Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) telah ia kemukakan ke Komisi I DPR dalam rapat tertutup.

"Banyak pertanyaan, isu-isu di luar dan sebagainya saya jelasnya satu persatu," ungkapnya.

Prabowo juga menambahkan dirinya juga telah menyampaikan rencana modernisasi Alutsista pada Menter Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.


Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Medcom.id
Rp 1,7 Kuadriliun, Nilai Wajar Untuk Modernisasi Alutsista TNI Yang Sudah Menua

Rp 1,7 Kuadriliun, Nilai Wajar Untuk Modernisasi Alutsista TNI Yang Sudah Menua


Infokomando - Sepintas membaca Rancangan Perpres Pengadaan Alutsista yang memerlukan anggaran sebesar US $125 milyar atau bila dirupiahkan sebesar Rp. 1,7 kuadriliun, bola mata kita langsung membesar dan melotot lalu geleng-geleng kepala dengan berbagai komentar dan mimik. wow, luar biasa, amazing, gede amat dan sebagainya. Jumlah duit yang diperlukan sebanyak itu untuk program pengadaan alutsista sampai tahun 2045 sebenarnya biasa-biasa saja. Artinya selama lima "repelita"  setiap repelitanya disediakan dana 25 milyar dollar. Sekedar info ketika program strategis MEF (Minimum Essential Force) jilid satu dimulai tahun 2010 di era Presiden SBY dikucurkan dana US $ 15 milyar selama lima tahun dari pinjaman luar negeri (PLN).

Dalam pandangan kita rancangan Perpres itu adalah untuk memantapkan sebuah harapan besar yang untuk horizon hari ini boleh jadi dianggap sebagai ambisi berbumbu pedas tendensius. Namun dalam sudut lihat yang tak terlihat, out of the box, beyond visual range sebenarnya rancangan besar ini merupakan lompatan besar, luar biasa dan cerdas yang harus kita apresiasi. Belanja pertahanan bukan termasuk biaya habis pakai melainkan investasi bernilai puluhan tahun untuk menjaga eksistensi negara. Jadi melihat besarnya anggaran pertahanan bukan untuk menandingkannya sebagai Cost Against Revenue di APBN, tetapi untuk investasi membangun pagar dan benteng teritori negeri yang bermanfaat selama puluhan tahun ke depan.

Tank medium Harimau made in Pindad

Persoalan yang mengemuka dan menghangat di publik adalah anggaran belanja alutsista sebesar 125 milyar setara dengan 1.750 trilyun rupiah itu akan dibelanjakan seluruhnya sampai tahun 2024 dengan skema PLN. Pada sisi yang lain banyak kita yang tidak menyadari bahwa posisi kekuatan alutsista kita sampai saat ini belum sampai pada kriteria minimal apalagi mencukupi. Yang mau dikejar Kemenhan adalah ketertinggalan dan ketercukupan perolehan alutsista. Makanya diperlukan model belanja extra ordinary untuk segera mencukupi kebutuhan alutsista dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.  Lihat saat ini dinamika kawasan utamanya Laut China Selatan (LCS) sangat dinamis dan penuh ketegangan. Kabar terkini barusan16 jet tempur canggih China berparade di udara Sabah yang membuat Malaysia panas dingin lalu mengirim jet tempur Hawk untuk scramble. Jelas Hawk bukan tandingan jet tempur China.

Mari melihat dengan kacamata bening sudah sejauh mana kekuatan taring militer Indonesia saat ini. Meski sudah ada program MEF jilid satu sampai jilid tiga apakah kemudian kita lantas sudah merasa kuat dan hebat. Jawabnya jauh panggang dari api karena target minimum essential force belum tercapai sampai dino iki (Sampai hari ini: red). Teritori Indonesia sangat luas, strategis dan penuh kandungan sumber daya alam atas air dan bawah air. Peta geografi negeri kepulauan ini membentang luas mempertemukan samudra Pasifik dan samudra Hindia. Namun alat pelindung teritorinya masih sangat kurang. Kekuatan militer kita untuk melindungi asset teritori yang luas dan kaya ini belum sepadan.

Oleh sebab itu rencana spektakuler Kementerian Pertahanan untuk menggelar program pengadaan alutsista secara terpadu, cepat dan sistematis melalui payung hukum Perpres mestinya kita sikapi dengan cara pandang beyond visual range, out of the box dan horizon terjauh. Program ini adalah untuk percepatan perolehan kualitas dan kuantitas alutsista. Kita berpacu dengan waktu untuk segera mendatangkan berbagai jenis alutsista strategis. Saat ini kita membutuhkan tambahan 5 skadron jet tempur, 8 kapal selam baru, 16 fregat baru. Dan itu harus bisa dipenuhi dalam lima tahun ke depan.

Deretan Alutsista TNI

Kita belum sampai di target minimal meski sudah sampai di jilid tiga MEF. Dan ada kesan penguatan itu berjalan lambat, bertele-tele, dan setiap kedatangan alutsista pesanan itu "dijamin" terlambat.  Kekuatan militer kita dengan sejumlah alutsista yang dimiliki saat ini belum sampai memenuhi ukuran minimal yang dibutuhkan. Negeri yang luas teritorinya seluas benua Eropa hanya dijaga 2 skadron F16 dan 1 skadron Sukhoi, Ironi sekali.  Mestinya kekuatan angkatan udara standar untuk negeri ini ada di 10-12 skadron jet tempur penggentar tidak termasuk T50, Hawk dan Super Tucano. Itulah yang ingin dipenuhi dan dipercepat oleh Kemenhan.

Rencana besar Kemenhan ini selayaknya kita apresiasi. Sudah 12 tahun MEF berjalan dan selama waktu itu dinamika kawasan membuka cakrawala pandang kita bahwa semua negara yang berkonflik dengan China membangun kekuatan militernya.

Sudah 12 tahun kita modernisasi kekuatan militer kita menuju kekuatan minimal, nyatanya persentase target belum memuaskan. Maka daftar belanja alutsista dengan membeli sekaligus dalam jumlah besar adalah untuk menjawab percepatan dan ketertinggalan itu. Kita harus cepat menghadirkan sejumlah alutsista strategis, gahar dan berteknologi canggih. Kita harus mengejar ketertinggalan kita.

Maka kita sambut Jepang untuk membangun bersama 8 kapal perang fregat Mogami Class dengan percepatan prosesnya. Sementara 2 Iver Class yang sudah teken kontrak bisa ditambah menjadi 6 unit. Kekuatan TNI AU dipercepat dengan tambahan 36 jet tempur Rafale dan 8 jet tempur F15. Harus segera direalisasikan. Kita tidak bisa lagi pakai cara-cara standar dalam pemenuhan kebutuhan alutsista, beli bertahap dan tetap kurang. Harus ada langkah yang bisa memenuhi asa out of the box, percepat proses pengadaan dan beli dalam jumlah besar dengan transfer teknologi. Sementara dua program strategis lainnya yaitu pengembangan jet tempur KFX / IFX dan kapal selam Changbogo dengan Korsel dilanjut lagi. Juga industri pertahanan dalam negeri tetap menjadi prioritas pengadaan. Kalau semua ini berjalan lancar maka diniscayakan matahari tahun 2025 akan bisa menyaksikan awal episode kehebatan revolusi modernisasi alutsista Indonesia.

****
Jagarin Pane
Semarang, 5 Juni 2021
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI

Editor : Devina | Foto : Ist 
TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402

TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402


Infokomando - Operasi pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dihentikan. TNI Angkatan Laut mengumumkan keputusan mengakhiri operasi tersebut, pada Rabu (2/6/2021).

Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut menuturkan dengan diumumkannya penghentian operasi itu, maka praktis tidak ada lagi agenda pencarian KRI Nanggala-402.

"Sudah (penyelamatan) selesai," ungkap Julius pada awak media, Rabu (2/6/2021).

Berakhirnya operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 juga ditandai dengan berakhirnya kerjasama operasi penyelamatan antara TNI AL dengan Angkatan Laut China (PLA Navy).

Dalam pertemuan bersama yang digelar di Hotel Mulia Senayan, Rabu (2/6/2021) kemarin, TNI AL menyampaikan terimakasih pada pemerintah China yang telah mengirimkan PLA Navy guna membantu operasi pengangkatan KRI Nanggala-402. 

Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan kerjasama TNI AL dengan PLA Navy dalam operasi penyelamatan merupakan bukti persahabatan yang kuat angkatan laut sedunia "Seaman Brotherhood".

"Bagi TNI AL, kegiatan ini menjadi pengalaman dan referensi agar dapat meningkatkan kerjasama hubungan bilateral antar Angkatan Laut," sebut Putu.

Sementara itu, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili pemerintah China membeberkan pihaknya telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik dalam misi penyelamatan ini. Keduanya telah berhasil mengangkat beberapa puing-puing KRI Nanggala-402 dan mengumpulkan banyak dokumentasi foto maupun video.

Serpihan KRI Nanggala 402 yang berhasil diangkat. (Photo : istimewa)

Yongjing juga menuturkan andilnya PLA Navy dalam operasi penyelamatan ini menjadi bukti nyata penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama TNI AL.

"Kegiatan ini memiliki makna yang sangat besar pada perkembangan hubungan kemitraan strategis komprehensif  dengan Indonesia (TNI AL),"ungkap Yongjing dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri Wakil Athan Kolonel Zheng Yuanyuan, Wakil Konjen Denpasar Mei Yuncai.

Dalam upaya membantu operasi penyelamatan dan pengangkatan KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada Rabu (21/4/2021) lalu, PLA Navy mengerahkan PLA Navy Ocean Salvage and Rescue Yong Xing Dao-863, Kapal Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan Scientific Salvage Tan Suo.

Editor : Devina | Foto : Ist |