Helikopter TNI AD Terkena Tembakan Saat Menjemput Korban Baku Tembak di Papua

Helikopter TNI AD Terkena Tembakan Saat Menjemput Korban Baku Tembak di Papua


Infokomando - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan helikopter Penerbad TNI AD yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi, Selasa, 27 April 2021, terkena tembakan saat mengevakuasi korban kontak senjata di Illaga, Papua.

"Benar helikopter milik TNI AD (tertembak), namun itu tidak berpengaruh fatal dan tetap bisa digunakan membantu proses evakuasi korban yang gugur dan terluka. Helikopter tersebut saat ini posisinya sudah berada di Timika," kata Fakhiri.

Ia kemudian menjelaskan saat hendak mengevakuasi korban baku tembak, helikopter sempat ditembaki dari bawah oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan terkena di bagian bawahnya.

Proses evakuasi terhadap korban tetap berlangsung dan kini sudah berada di rumah sakit Timika, ujar Fakhiri seraya mengatakan kontak tembak yang terjadi di markas Lumawi, Kampung Makki, Distrik Ilaga Utara, itu menyebabkan satu personel Brimob yang tergabung dalam operasi Satgas Nemangkawi meninggal akibat luka tembak.

Tembakan mengenai bagian ekor helikopter

Dua personel lainnya, yakni Ipda Anton Tonapa mengalami luka tembak dibagian punggung, dan Bripka M Syaifudin terluka tembak di perut, dan keduanya langsung mendapatkan penanganan tim medis di RSUD Timika.

Saat dikonfirmasi terkait adanya lima anggota KKB yang dilaporkan tewas, Fakhiri mengaku belum bisa memastikan karena masih menunggu laporan lengkap.

"Memang benar ada informasi lima KKB tewas dalam kontak tembak, tapi belum bisa dipastikan karena masih menunggu laporan lengkap, sementara anggota masih melakukan (pengecekan) di lapangan," katanya.

Baku tembak antara aparat gabungan TNI - Polri dengan KKB terjadi mulai sekitar pukul 08.00 wit di sekitar markas Lumawi, kampung Makki.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Rencana Operasi Besar TNI - Polri di Papua Ditentang OPM, Dituding Melanggar HAM Berat

Rencana Operasi Besar TNI - Polri di Papua Ditentang OPM, Dituding Melanggar HAM Berat


Infokomando
- Buntut penembakan Kepala BIN Daerah (Kabinda) Mayjen TNI (Anumerta) I Putu Gusti Danny Nugraha Karya oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Boega, Puncak Papua, membuat pemerintah benar-benar geram.

Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di istana dengan tegas memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok separatis OPM yang sudah melakukan aksi teror kepada warga dan aparat sampai ke akar-akarnya.

"Saya tegaskan, tidak ada tempat untuk kelompok kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air," katanya seperti dilansir dari Kompas.com,Senin (26/4/2021).

Seperti mendapat lampu hijau, instruksi langsung Jokowi kemudian direspon dengan cepat oleh TNI dengan merencanakan dan menyiapkan operasi besar di papua. Tidak hanya itu, TNI juga akan membantu Polri melakukan pengejaran terhadap kelompok separatis yang sudah dinilai meresahkan.

"Pada intinya, kami (TNI) siap untuk menangkap seluruh anggota KKB," tegas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Achmad Riad, Senin (26/4/2021).

Respon OPM
Melihat persiapan TNI - Polri, OPM kemudian menerbitkan edaran yang isinya adalah menolak rencana TNI - Polri melakukan operasi militer di Papua karena melanggar konstitusi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

OPM juga minta dukungan kepada Gubernur Papua,  Papua Barat, DPRP, MRP dan semua organisasi masyarakat di Papua agar melakukan tekanan politik ke pemerintah terkait rencana pengiriman TNI - Polri ke Papua.

Tidak hanya itu, kelompok separatis itu juga minta penyelesaian konflik bersenjata yang ada di Papua diselesaikan dengan cara perundingan antara OPM dengan pemerintah melalui jalur internasional. 

"Konflik bersenjata hanya dapat diselesaikan melalui perundingan internasional yang demokratik dan bermartabat antara kedua actor utama yaitu OPM dan NKRI" tulis mereka pada edarannya yang ditanda tangani oleh Bomana Jeffrey selaku Ketua OPM TPNPB tertanggal 27 April 2021.

Editor : Devina | Foto : Ist
TNI Siapkan Operasi Besar di Papua, Kapuspen: Kami Tunggu Instruksi Presiden Selanjutnya

TNI Siapkan Operasi Besar di Papua, Kapuspen: Kami Tunggu Instruksi Presiden Selanjutnya


Infokomando
- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menegaskan, TNI menyatakan kesiapannya membantu polisi menangkap seluruh anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua. Pernyataan ini sebagai respons atas pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Intinya, kami (TNI) siap menangkap seluruh anggota KKSB. Kami saat ini sedang menunggu keputusan politik Presiden Jokowi selanjutnya," kata Mayjen Achmad Riad seperti dilansir Antara, Selasa (27/4/2021).

Sebelumnya Presiden Jokowi memerintahkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB di Papua.

Selama ini, TNI dan Polri sudah bekerja sama dengan baik untuk menangkap kelompok KKB di Papua yang sering menebar teror dengan menembaki aparat negara dan warga setempat.

Tentang kemungkinan dilakukannya operasi besar-besaran di Papua yang melibatkan TNI - Polri untuk menangkap seluruh anggota kelompok bersenjata, kata Riad, TNI tetap menunggu keputusan politik dari pemerintah.

Sebelumnya, Jokowi perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menangkap seluruh anggota KKB paska adanya serangan yang menewaskan Kepala BIN Daerah Papua Mayor Jenderal Anumerta I Gusti Putu Danny di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.

Jokowi dalam konferensi persnya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/4), menegaskan tidak ada tempat bagi kelompok kriminal di Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk Papua.

"Saya tegaskan, tidak ada lagi tempat untuk kelompok kriminal bersenjata (KKB) di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air," tegas Jokowi.

Ia menyampaikan dukacita mendalam dan menaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi kepada Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny atas pengabdian, dedikasi, dan pengorbanan yang telah dilakukan.

Proses evakuasi jenasah Brigjen IGP Danny

"Atas nama bangsa, rakyat, dan negara, saya sampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga dan yang ditinggalkan," ujarnya.

Brigjen Danny pada Minggu (25/4) terjebak dalam arena kontak tembak dengan kelompok bersenjata saat Satuan Tugas BIN dan Satgas TNI/Polri, dalam perjalanan menuju Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4).

Brigjen Danny diketahui terjun langsung ke lokasi karena hendak meninjau sitausi lapangan guna mempercepat pemulihan keamanan di sana.

"Sekitar pukul 15.50 WIT, Satgas BIN dan Satgas TNI/Polri tiba-tiba dihadang oleh kelompok separatis dan teroris (KST) Papua, sehingga terjadi aksi saling tembak menembak di sekitar gereja Kampung Dambet. Akibat kontak tembak tersebut, Kabinda Papua tertembak dan gugur." menurut keterangan Deputi VII Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto pada Senin (26/4).

Jasad Brigjen Danny telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta siang ini.

Editor : Deviina | Foto : Ist | Sumber : -
Isak Tangis Pecah Warnai Kedatangan Jenasah Mayjen TNI (Anumerta) I Gusti Putu Danny Karya Nugraha

Isak Tangis Pecah Warnai Kedatangan Jenasah Mayjen TNI (Anumerta) I Gusti Putu Danny Karya Nugraha


Infokomando
- Jenazah Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, Mayjen (Anm) TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha tiba di Bandara  Soekarno-Hatta pada Senin (26/4/2021) petang. Diketahui, Mayjen (Anm) I Gusti Putu Danny Nugraha Karya gugur karena ditembak oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Papua Minggu(25/4/2021).

Almarhum tewas setelah ditembak di bagian kepalanya saat almarhum tengah meninjau lokasi pembakaran yang dilakukan KKB Papua di Kampung Dambet.

Kedatangan jenazah Mayjen Anumerta Danny disambut dengan upacara pengantar jenazah militer yang dihadiri langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tahjanto, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman.

Isak tangis keluarga pun pecah tak kala peti jenazah berselimut Bendera Merah Putih itu tiba di Terminal Kargo Jenazah Bandara Soekarno-Hatta.

Setelah diterima oleh Panglima TNI, jenazah Kabinda Papua Mayjen Anumerta Danny Nugraha langsung dibawa menuju Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur.

Rencananya jenazah akan disemayamkan di Balai Komando Mako Kopassus terlebih dahulu, untuk selanjutnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Selasa 27 April 2021.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Mengenal ISMERLO, Organisasi Tanggap Penyelamatan Kapal Selam Yang Didirikan NATO

Mengenal ISMERLO, Organisasi Tanggap Penyelamatan Kapal Selam Yang Didirikan NATO


Infokomando - ISMERLO didirikan NATO dan Kelompok Kerja Penyelamatan Kapal Selam (SMERWG) pada 2003, setelah tragedi tenggelamnya kapal selam Rusia, Kursk, yang tenggelam di Laut Barents dan menewaskan 118 awak di dalamnya.

Ketika KRI Nanggala-402 TNI Angkatan Laut langsung meminta bantuan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO), organisasi koordinasi internasional untuk operasi penyelamatan kapal selam.

"Ini kita kirim distress ke ISMERLO, langsung direspons Singapura dan Australia (mau mengirim bantuan) katanya," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Julius Widjono, pada Rabu (21/4) lalu.

Julius mengatakan bahwa permintaan bantuan ke negara tetangga melalui ISMERLO didasari atas kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan kru yang terjebak di dalam kapal.

ISMERLO memang merupakan lembaga yang memfasilitasi tanggapan internasional untuk kapal selam yang membutuhkan bantuan (DISSUB).

Fokus organisasi militer ini adalah untuk menyelamatkan nyawa di laut. KRI Nanggala-402 sendiri membawa 53 awak saat hilang kontak pada Rabu lalu.

Sejak saat itu, ISMERLO aktif memberikan dukungan koordinasi profesional dari komunitas kapal selam internasional kepada TNI AL.

"Tenaga ahli dari tim ISMERLO siap untuk diterjunkan guna menawarkan bantuan kepada TNI AL dengan koordinasi internasional penyelamatan dan pencarian aset untuk memastikan penyelesaian secepat mungkin," demikian pernyataan ISMERLO dalam situs resminya.

ISMERLO didirikan NATO dan Kelompok Kerja Penyelamatan Kapal Selam (SMERWG) pada 2003, setelah tragedi kapal selam Rusia, Kursk, yang tenggelam di Laut Barents dan menewaskan 118 awak di dalamnya.

ISMERLO didirikan untuk menyediakan layanan penghubung internasional demi mencegah dan merespons dengan cepat jika ada insiden kapal selam.

Mereka akan mengaktifkan sistem koordinasi penyelamatan internasional dengan cepat jika terjadi kecelakaan kapal selam.

Bermarkas di Northwood, Inggris, organisasi ini beranggotakan tim ahli pembebasan dan penyelamatan kapal selam dari berbagai negara.

Berdasarkan situs ISMERLO, setidaknya 15 negara dan satu tim NATO siap untuk mengerahkan bantuan ketika ada panggilan darurat.

Kelima belas negara itu terdiri dari Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Swedia, Inggris, Brasil, Prancis, Italia, Rusia, Spanyol, Turki, dan Amerika Serikat.

Dari jalur komunikasi ISMERLO inilah India dan Singapura mendapatkan informasi mengenai KRI Nanggala-402 dan memutuskan untuk mengirimkan kapal penyelamat.

"Di bawah aturan ISMERLO, kapal selam penyelamat harus dikerahkan ketika kapal selam lainnya dilaporkan hilang atau tenggelam dan harus ada peralatan khusus pencarian bawah air untuk mencari kapal selam itu dan menyelamatkan personel yang terperangkap," tulis Kementerian Pertahanan India.

Selain India, Singapura dan Malaysia juga sudah mengerahkan kapal untuk membantu operasi penyelamatan KRI Nanggala-402.

Sementara itu, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat juga telah menyatakan siap mengerahkan personel untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Korps Marinir Siagakan Pasukan Elit Untuk Bantu Evakuasi Jenazah Awak Kapal KRI Nanggala 402

Korps Marinir Siagakan Pasukan Elit Untuk Bantu Evakuasi Jenazah Awak Kapal KRI Nanggala 402


InfokomandoProses evakuasi awak kapal selam KRI Nanggala 402 akan terus berlanjut.  Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyampaikan, jenazah awak kapal selam KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Menanggapi pernyataan KSAL, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, langsung mengirimkan Pasukan Khusus dari Satuan Intai Para Amfibi Marinir (Taifib) Korps Marinir TNI AL untuk membantu proses evakuasi.

Sebanyak 28 personel prajurit Taifib dari Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir dibawah pimpinan Danyon Taifib 2, Letkol Marinir Supriyono,  telah disiagakan dengan mendirikan Posko Satgas SAR Korps Marinir di Dermaga Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi sejak Minggu lalu, (25/04/2021).


Suhartono menuturkan, pihaknya siap membantu proses evakuasi jenazah awak KRI Nanggala 402 dengan menerjunkan puluhan prajurit terbaiknya. Ia pun menyampaikan turut berduka atas musibah yang menimpa KRI Nanggala 402.

“Tak lupa, Saya Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono Selaku Komandan Korps Marinir beserta seluruh Parjurit menyampaikan rasa duka cita yang sangat mendalam atas gugurnya seluruh Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402,” pungkasnya.

Editor : Devina | Foto : Ist
Kapal Selam Perancis Emeraude Dilaporkan Memasuki Selat Sunda, Apa Misinya

Kapal Selam Perancis Emeraude Dilaporkan Memasuki Selat Sunda, Apa Misinya


Infokomando - Kapal selam Prancis kelas Rubis Emeraude dilaporkan sempat mampir ke perairan Indonesia dan bertemu dengan Angkatan Laut RI.

Pertengahan April lalu, kapal selam itu dilaporkan telah kembali ke pangkalan mereka di Toulon, Prancis. Kapal selam itu telah menyelesaikan misi latihan bersama Angkatan Laut Australia dan Amerika Serikat di sekitar perairan Pasifik.

Menurut laporan Navy News, Captain Delaveau komandan kapal selam Emeraude mengungkapkan, bahwa keberadaannya di Laut China Selatan adalah untuk mengukur kemampuan militer China dan berhasil kembali tanpa terdeteksi. 

Kapal selam ini juga sempat mengunjungi Selat Sunda dan bertemu dengan kapal Angkatan Laut RI, sebelum KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali pekan kemarin.

Selain bertemu dengan Angkatan Laut Indonesia, kapal selam ini juga bertemu dengan Angkatan Laut Jepang dalam perjalanannya, seperti dilaporkan Naval News. 

Status KRI Nanggala saat ini sudah berubah menjadi tenggelam. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono menyakini tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan utara Pulau Bali akibat faktor alam dan bukan faktor kesalahan manusia.

Mengenal kapal selam Emeraude
Kapal selam Prancis ini termasuk tipe rubis. Tipe Rubis merupakan kelas kapal selam nuklir generasi pertama Angkatan Laut Perancis.

Tipe kapal selam ini disebut sebagai kapal selam nuklir paling kompak hingga saat ini. Unit pertama dari seri ini telah melakukan perbaikan besar-besaran di awal 90-an untuk meningkatkannya ke level Améthyste.

Kapal selam Perancis Emeraude setelah kembali dari LCS

Angkatan Laut Prancis mengoperasikan enam kapal selam kelas Rubis Amethyste dari pangkalan angkatan laut di Toulon, seperti dikutip dari Armed Forces. 

Tercatat bila kapal selam yang dibangun di Cherbourg Naval Dockyard of DCN, antaranya Rubis S601 yang ditugaskan pada tahun 1983, Saphir S602 (1984), Casabianca S603 (1987), Emeraude S604 (1988), Amethyste S605 (1992) dan Perle S606 (1993).

Mereka memiliki sistem pusat komputer untuk mendeteksi kapal selam, memproses informasi, dan melakukan penyerangan.

Lambung kapal rubis ini terbuat dari baja elastisitas tinggi 80 HLES. Kubah sonar dan menara komando terbuat dari material komposit. Sedangkan tabung torpedo yang diluncurkan rudal anti-kapal Exocet SM39 diproduksi oleh MBDA yang sebelumnya EADS Aerospatiale.

Kapal selam Emeraude membawa Rudal Exocet SM39

Kapal selam itu memiliki kapasitas untuk membawa 14 rudal dan torpedo dalam muatan campuran. Keempat tabung torpedo 533 mm dilengkapi dengan sistem ram pneumatik untuk mengeluarkan torpedo dari tabung.

Sistem propulsi Rubis Amethyste merupakan sistem turbo-listrik bertenaga nuklir. Kemudian ada Pressure Water Reactor (PWR) CAS 48 menyediakan 48MW dan SEMT-Pielstick diesel-listrik dan Jeumont Schneider 8 PA4 V 185 SM sebagai tenaga penggerak tambahan.

Kapal ini pertama diluncurkan pada 1986. Emeraude merupakan kapal selam keempat dari seri Rubis. Namun antara Mei 1994 dan Desember 1995, kapal selam ini dirombak sehingga kapal selam ini naik tingkat jadi level Amethyste.

Pada 30 Maret 1994, sebuah ledakan yang tidak disengaja terjadi di kompartemen mesin ketika kapal sedang melakukan latihan anti-kapal selam. Peristiwa ini menewaskan sepuluh orang yang sedang memeriksa ruang turbo-alternator, seperti melansir Wikia Military. 

Pada bulan Juni 2009, Émeraude dikirim ke Atlantik tengah untuk membantu pencarian perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kecelakaan Air France penerbangan 447.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
TNI Siaga Penuh Mengamankan Proses Evakuasi Jenasah Brigjen TNI IGP Danny

TNI Siaga Penuh Mengamankan Proses Evakuasi Jenasah Brigjen TNI IGP Danny


Infokomando - Jenazah Brigjen TNI I Gusti Putu Danny, Kepala Badan Inteljen Negara Daerah (Kabinda) Papua yang gugur ditembak KKSB OPM, dievakuasi dari Beoga, Kabupaten Puncak, ke Timika, Papua, hari ini Senin (26/4/2021). Proses evakuasi dibantu satu helikopter Caracal dan pesawat Caravan.

"Benar, helikopter Caracal dan pesawat Caravan milik Smart Aviation sudah diberangkatkan dari Timika ke Beoga, Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIT," kata Dandrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan, Senin pagi.

Seperti diketahui sebelumnya, KKSB telah membakar bangunan SD dan sejumlah rumah milik warga di Distrik Beoga Papua. Hingga saat ini, TNI masih bersiaga penuh di Boega paska peristiwa penembakan tersebut.

Kabinda Papua ditembak saat sedang meninjau lokasi pembakaran yang dilakukan KKSB di Beoga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Aksi pembakaran di Beoga berlangsung dua pekan lalu.

Dari kontak tembak itu Brigjen TNI Putu Dani mendapat tembakan pada bagian kepala yang menyebabkan korban meninggal dunia di lokasi kejadian.

Pada saat itu rombongan Kabinda Papua beserta Satgaster TNI sedang melaksanakan peninjauan medan menggunakan 8 unit sepeda motor tidak jauh dari lokasi tersebut. Selanjutnya terdengar laporan melalui radio bahwa dalam rombongan yang dipimpin oleh Kabinda dan Satgaster terdapat satu personel terkena tembak.

Editor : Devina | Foto : Ist