Konflik Israel - Palestina, Menhan Malaysia : Kami Siap Kirim Pasukan Bila Diminta PBB

Konflik Israel - Palestina, Menhan Malaysia : Kami Siap Kirim Pasukan Bila Diminta PBB


Infokomando - Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan negaranya siap mengirim Angkatan Tentara Malaysia (ATM) ke Palestina untuk misi menjaga perdamaian bila ada permintaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dijelaskan olehnya bahwa Malaysia tidak bisa mengirim tentaranya begitu saja tanpa persetujuan atau undangan PBB. Karena selain melibatkan hukum internasional, Malaysia tidak dapat membuat keputusan secara sepihak.

"Kalau PBB meminta pasukan (ATM) kami ada di sana, maka kami akan kirim, Insya Allah," katanya seperti dikutip dari New Straits Times, Selasa, 18 Mei 2021.

Ismail Sabri menjelaskan bila selama ini Malaysia biasa mengirim tentaranya untuk misi penjaga perdamaian di bawah PBB seperti ke Lebanon, Sierra Leone, Filipina, Sudan, dan Kongo.

Pasukan perdamaian Indonesia di Lebanon

Pada kasus Israel - Palestina, sejumlah negara Islam seperti Malaysia, Indonesia dan Brunei menyerukan adanya intervensi internasional untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung di Palestina. Negara-negara tersebut juga mendesak agar segera dilakukan sidang Majelis Umum PBB darurat.

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin dari tiga negara itu mendorong seluruh negara yang tergabung dalam ASEAN agar menghasilkan Resolusi Perdamaian untuk mengakhiri kekejaman yang dilakukan Israel terhadap orang-orang Palestina.

Pernyataan tersebut ditandatangani langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Presiden Indonesia Joko Widodo, dan Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah.  

Editor : Devina | Foto : Ist 
Perusahaan Asal Amerika Allison Mengumumkan Keterlibatannya Dalam Proyek Pengembangan Tank Medium Indonesia

Perusahaan Asal Amerika Allison Mengumumkan Keterlibatannya Dalam Proyek Pengembangan Tank Medium Indonesia


Infokomando - Perusahaan Amerika Serikat Allison Transmission telah mengonfirmasi keikutsertaannya dalam program Indonesia untuk membangun Tank kelas Medium yang akan digunakan oleh Angkatan Bersenjata Indonesia (TNI-AD).

Pada 18 Mei lalu, Allison Transmission mengatakan bahwa pihaknya baru-baru ini telah berkolaborasi dengan kontraktor utama lainnya dalam program pengembangan Tank Medium Harimau Hitam guna mengintegrasikan “cross-drive transmission technology” ke dalam tank yang berbobot 30 ton.

cross-drive transmission technology buatan Allison

Transmisi tersebut, diklaim dapat memberikan kemampuan sebagai penggerak, kemudi dan pengereman. Selain itu juga dapat diproduksi di bawah lisensi Caterpillar Defense di Inggris.

"Baru-baru ini Allison Transmission telah bekerja sama dengan Caterpillar Defense, (perusahaan Turki) FNSS, dan PT Pindad (Indonesia) untuk menyediakan Tank Medium baru untuk kebutuhan Angkatan Bersenjata Indonesia yang dikenal sebagai Harimau Hitam," menurut siaran pers.

Tank medium harimau hitam

Kerja sama ini menyusul kesepakatan antara PT Pindad dan FNSS - perusahaan patungan antara Nurol Holding Turki dan BAE Systems - pada Februari 2019 untuk memulai produksi 18 tank awal. Beberapa dari tank ini diharapkan dapat dibangun di Turki sedangkan sisanya oleh PT Pindad di Bandung.

Tank medium ini ditenagai mesin diesel Caterpillar C13 dan dilengkapi dengan two-man turret buatan John Cockerill Defense C3105 yang dapat membawa meriam Cockerill 105 high-pressure (HP) sebagai senjata utama.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Janes.com/TSM
12 Prajurit TNI Diserang Kelompok Teroris OPM Saat Mobil Yang Ditumpangi Mogok

12 Prajurit TNI Diserang Kelompok Teroris OPM Saat Mobil Yang Ditumpangi Mogok


Infokomando
- Sebanyak 12 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) diserang kelompok teroris OPM di Distrik Serembakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/5/2021) malam. 

Akibat dari serangan itu, empat prajurit terkena tembakan di bagian kaki. Penyerangan itu dilakukan oleh teroris OPM saat mobil yang ditumpangi para anggota TNI tengah mogok ditengah jalan.

"Pada saat mereka sedang perbaiki mobil ada tembakan, mereka langsung memberi tembakan balasan. Tetapi ternyata tembakan yang tadi itu telah mengenai mereka di bagian kaki empat orang," kata Komandan Resor Militer (Danrem) 172/Praja Wira Yakhti (PWY) Brigadir Jenderal (Brigjen) Izak Pangemanan, Rabu (19/5/2021).

Dugaan awal, menurut Izak, pelaku penyerangan adalah kelompok separatis bersenjata (KSB) pimpinan Enos Alwolmabin. Hal itu diperkuat dengan lokasi penyerangan yang merupakan jalur lintas KSB Distrik Oskop dimana jalur tersebut dikuasai oleh kelompok teroris pimpinan Enos. Namun, TNI masih terus mendalami informasi tersebut.

Sementara itu, menurut Izak, prajurit yang mengalami luka tembak adalah Sersan Dua (Serda) Kris, Prajurit Dua (Prada) Dian, Prajurit Satu (Pratu) Kuku, dan Pratu Romi. 

"Sekarang empat-empatnya akan kita evakuasi ke Jayapura untuk mendapat perawatan medis, tapi semua dalam kondisi baik," kata dia.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Pemerintah Tegaskan Tidak Akan Memberlakukan Darurat Sipil Dan Darurat Militer Untuk Penanganan Papua

Pemerintah Tegaskan Tidak Akan Memberlakukan Darurat Sipil Dan Darurat Militer Untuk Penanganan Papua


Infokomando - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah menegaskan tidak akan memberlakukan darurat sipil dan darurat militer dalam menghadapi konflik di Papua. 

“Pemerintah belum pernah sampai saat ini berpikir untuk memberlakukan status darurat sipil, apalagi daerah, darurat militer juga nggak,” kata Mahfud dalam konferensi pers, Rabu (19/5/2021). 

Menurut Mahfud, konflik yang terjadi di Papua saat ini masih berada dalam skala yang tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan. Mahfud mengatakan, pemerintah juga sudah berhasil mengindentifikasi para pelaku yang masuk kategori teroris. 

Ia menekankan, pemerintah hanya akan memburu orang-orang yang tergabung dalam kelompok teroris, bukan menyasar organisasi ataupun rakyat asli Papua. 

“Karena kita akan menganggap ini sebenarnya tidak terlalu besar, orang-orangnya teridentifikasi sehingga kita sebut orang itulah terorisnya, jadi bukan (seluruh warga) Papua terorisnya. Bukan juga organisasi Papua,” ujar dia.

Selain itu, Mahfud mengakui, konflik di Papua sudah terlalu lama dan tidak kunjung selesai. Namun, pemerintah akan terus melakukan pendekatan persuasif atau dialog dalam menyelesaikan konflik tersebut. Mahfud juga mengatakan, kalau pemerintah tidak memiliki target tertentu. 

Ia hanya menegaskan, selama aparat penegak hukum masih ada, maka selama itu juga pemerintah akan terus memperjuangkan perdamaian dan keamanan di wilayah Bumi Cendrawasih.

“Memang sudah puluhan tahun kita menangani ini nggak selesai-selesai, ya karena itu pendekatannya memang kita mau pendekatan dialog dulu. Nah kita nggak punya target, pokoknya selama itu masih ada aparat keamanan, penegak hukum masih akan terus bekerja,” tegasnya. 

Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD secara resmi memasukkan kelompok separatis bersenjata di Papua sebagai organisasi teroris pada Kamis (29/4/2021). 

Pelabelan organisasi teroris terhadap KSB itu sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas.com
Iba Melihat Palestina, Banyak Pilot AU Israel Membelot Dan Sebut Negaranya Sebagai Teroris

Iba Melihat Palestina, Banyak Pilot AU Israel Membelot Dan Sebut Negaranya Sebagai Teroris


Infokomando -Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel, Yonatan Shapira, menyebut pemerintahannya dan angkatan bersenjata negara Israel sebagai kelompok teroris yang dijalankan oleh penjahat perang. 

Dia menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah sesi wawancara dengan kantor berita Turki, Anadolu Agency, yang dikutip Middle East Monitor.

"Saya menyadari selama masa Intifada Kedua ternyata Angkatan Udara Israel dan militer telah melakukan kejahatan perang, meneror jutaan penduduk Palestina. Begitu saya tahu dan menyadari, saya memutuskan bukan cuma keluar dari kesatuan tetapi juga membujuk pilot lainnya yang juga menolak melakukan kejahatan itu," kata Shapira.

Shapira yang menyandang pangkat terakhir kapten akhirnya memutuskan keluar dari AU Israel pada 2003. Saat itu sedang berkecamuk gerakan perlawanan Intifada Kedua dari Palestina.

"Sebagai anak-anak di Israel, saya dibesarkan dengan pemahaman dan pendidikan Zionis yang sangat militeristik. Kita sama sekali tidak pernah tahu soal Palestina, kita tidak tahu soal Tragedi (Nakba) 1948, kita juga tidak tahu soal penindasan yang sedang terjadi," lanjut Shapira.

Setelah hengkang dari AU Israel, Shapira semakin gencar untuk mengajak rekannya sesama pilot atau perwira untuk menolak perintah atasan yang menyuruh menyerang penduduk Palestina.

Sejak 2003 sampai saat ini tercatat ada 27 pilot AU Israel yang memutuskan keluar untuk mengikuti langkah Shapira.

Yonathan Saphira eks pilot AU Israel

Peperangan antara Israel dan Hamas meletus pada 10 Mei, beberapa hari sebelum perayaan Idul fitri. Alasan Hamas menggelar serangan roket adalah untuk membalas sikap aparat keamanan Israel yang terus menghalangi dan menyerang warga Palestina saat beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Selain itu, mereka juga membalas sikap pemukim ilegal Israel yang semena-mena untuk mengusir para penduduk Palestina yang menetap di kawasan Sheikh Jarrah, sebelah timur Yerusalem.

Sedangkan Israel mengklaim melakukan pembalasan terhadap Hamas dan berupaya melindungi penduduknya dari aksi terorisme.

Sampai saat ini tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina, meninggal akibat serangan udara brutal Israel yang hampir setiap hari terjadi.

Dari jumlah korban yang meninggal itu, tercatat 61 orang adalah anak-anak dan 36 orang merupakan perempuan. Kemudian untuk korban luka-luka saat ini mencapai lebih dari 1.400 orang.

Sementara untuk korban jiwa di pihak Israel dalam peristiwa saling serang dengan Hamas hanya mencapai sepuluh orang. Di antaranya adalah seorang perawat asal India, seorang anak berusia lima tahun dan seorang tentara Israel.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Ini Alasan Kenapa Palestina Tidak Memiliki Tentara Sendiri Meski Telah Digempur Israel Habis-Habisan

Ini Alasan Kenapa Palestina Tidak Memiliki Tentara Sendiri Meski Telah Digempur Israel Habis-Habisan


Infokomando - Israel terus gencar melakukan serangan militer ke Palestina, tapi kenapa tidak ada satupun tentara dari Palestina baik Darat, Laut dan Udara yang ikut berperang membela negaranya? Pertanyaan ini pasti muncul dibenak setiap orang yang penasaran dengan alasannya.

Jawabnya adalah karena Palestina masih belum diakui sebagai negara yang berdaulat yang ditetapkan secara internasional. Tapi meski begitu, Palestina memiliki Pasukan Keamanan Nasional Palestina yaitu paramiliter dari Otoritas Nasional Palestina (PNA).

Pasukan yang ada tersebut hampir mencakup semua bidang kecuali Paspampres, Keamanan Dalam Negeri, dan Intelijen. Alasan kenapa Palestina tidak diakui sebagai negara, tak lain karena masih ada 50 negara anggota PBB yang tidak mengakui Palestina sebagai negara. Hal itu akhirnya berdampak pada nasib Palestina dan tidak dapat membentuk tentaranya sendiri.

Namun meski 50 negara tidak mengakui Palestina sebagai negara, sudah ada 135 negara anggota PBB lainnya yang secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka yaitu Rusia, China, India, Yugoslavia, Sri Lanka, Malta, Zambia dan Indonesia.

Lalu siapa saja negara-negara yang tidak mengakui Palestina antara lain Israel, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Spanyol, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan lain-lain.

Melansir dari artikel Kompas.com pada 17 Juli 2020 lalu, konflik Israel Palestina bermula dari ambisi bangsa Yahudi yang ingin mendirikan negara Israel diwilayah Palestina.

Israel dan Palestina ingin mendirikan negara di wilayah yang sama sehingga muncul konflik. Amerika Serikat dan negara-negara Barat mengambil sikap tidak mengakui Palestina sebagai negara karena lebih mendukung Israel.

Dilansir dari Welcome to Palestine, sejak Kesepakatan Oslo 1993 berlaku Pasukan Keamanan Nasional beroperasi di wilayah yang dikendalikan PNA. Pada 2003 organisasi-organisasi itu lalu bergabung menjadi Badan Keamanan Palestina dimana cakupan tanggung jawabnya meliputi penegakan hukum secara umum. 

Perjanjian bilateral antara PNA dan Israel membatasi ukuran, persenjataan, dan struktur pasukan yang dimiliki. Perjanjian tersebut memberi Israel hak untuk meninjau calon yang direkrut dan menahan persetujuan jika mereka mau. 

Pada tahun 2007, Pasukan Keamanan Nasional Palestina berjumlah sekitar 42.000 prajurit. Hamas yang menguasai Gaza juga memiliki sayap militer bernama Brigade Izz Ad-Din Al Qassam, yang dibentuk pada awal 1990-an sebagai gerakan perlawanan bersenjata untuk melawan pasukan pendudukan Israel.

Namun oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang, Hamas terdaftar sebagai organisasi teroris. Sementara itu negara-negara seperti Rusia, Turki, China, dan Swiss tidak memasukkan Hamas sebagai organisasi teroris. 

Khusus untuk sayap militernya, Brigade Izz Ad-Din Al Al Qassam oleh Inggris, Australia, dan Selandia Baru dimasukkan sebagai organisasi teroris dikarenakan organisasi tersebut merupakan bagian integral dari Hamas dan berada di bawah ideologi mereka. 

Akan tetapi meskipun begitu, brigade tersebut memiliki kemandirian yang cukup besar dan pemimpin sendiri. Sayap militer itu juga menganggap diri mereka sebagai kekuatan perlawanan yang sah dan resmi untuk melawan pasukan pendudukan Israel, sehingga termasuk salah satu jawaban mengapa Palestina tidak mempunyai tentara.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas.com
Israel Terancam Perang Besar, Hamas - Hizbullah dan Kelompok Pejuang Palestina Mulai Bersatu

Israel Terancam Perang Besar, Hamas - Hizbullah dan Kelompok Pejuang Palestina Mulai Bersatu


Infokomando - Pada Senin (17/5/2021) malam, ketegangan terlihat di perbatasan Lebanon-Israel, ketika beberapa roket ditembakkan dari arah Lebanon ke wilayah Israel.

Namun Israel menyatakan bila keenam roket yang ditembakkan tersebut gagal dan akhirnya jatuh di dalam wilayah Lebanon.

Tentara mengatakan bahwa artileri milik Israel kemudian membalas tembakan ke Lebanon selatan.

Sirene tanda adanya serangan udara dibunyikan di sebuah permukiman Israel dekat perbatasan dan warga diperintahkan untuk menyiapkan tempat perlindungan dari bom.

"Kami terjaga di malam hari dan mendengar pemboman, tetapi kami tidak terlalu memperhatikannya. Kemudian kami keluar dan mendengar tembakan gencar keluar dan kemudian mereka membalas," ujar penduduk Hassan Lamah, seperti dikutip dari The Associated Press.

Insiden itu terjadi di dekat lokasi unjuk rasa yang dilakukan di sepanjang perbatasan Lebanon pada hari Jumat.

Pasukan Hizbullah

Dalam satu insiden, pengunjuk rasa telah melanggar pagar perbatasan dan memasuki wilayah Israel.

Tentara Israel kemudian menembak dan membunuh satu orang, yang kemudian diidentifikasi oleh milisi Lebanon Hizbullah sebagai salah satu pejuangnya.

Tentara Hamas dan Fatah Bersatu
Warga Indonesia di Gaza, Muhammad Husein mengabarkan jika semua faksi di Palestina bersatu melawan agresi militer Israel.

Dua kekuatan militan di Palestina yakni Hamas dan Fatah dikabarkan bersatu padu melawan serangan Israel ke Gaza dan Masjidil Al Aqsa.

Seperti diketahui Hamas memiliki sayap militer bernama Brigade Izz Ad-Din Al Qassam sementara Fatah memiliki pasukan militer bernama Al-Asifah.

Selain dua kelompok itu ada juga Jihad Islam, dan lainnya.

"Mereka saat ini bersatu dalam apa yang mereka sebut 'Ruang Koordinasi'," kata Husein saat live di youtube Ustadz Adi Hidayat Selasa (18/5/2021) malam.

Husein pun menyakini kelompok-kelompok Palestina yang selama ini berbeda dalam pandangan politik kini bersatu dalam hal melawan Israel.

Bahkan, kata Husein, perlawanan rakyat Palestina kali ini adalah gerakan Intifada.

Intifada perlawanan total

Intifada adalah gerakan perlawanan jalanan yang dilakukan oleh rakyat Palestina dari berbagai golongan yakni agama, nasionalis, dan komunis.

Gerakan ini pernah meletus pada tahun 1987-1993 dan gerakan intifada kedua pada tahun 2000-2003.

Selain itu, Husein juga mengabarkan soal kondisi dalam negeri Israel yang tidak stabil. "Terjadi pemberontakan di beberapa kota Israel dan itu sangat parah banget," lanjutnya.

Lod adalah salah satu kota di Israel yang saat ini sedang terjadi perang saudara dan sudah memakan korban jiwa.

Masalah lain yang dihadapi Israel, kata Husein adalah tidak efektifnya Iron Dome penangkal serangan udara milik Israel.

Akibatnya, serangan roket-roket Hamas dan pejuang Palestina lainnya dengan mudah menjangkau kota-kota di Israel.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Israel Menantang Perang Semua Negara Pendukung Hamas Termasuk Malaysia dan Turki

Israel Menantang Perang Semua Negara Pendukung Hamas Termasuk Malaysia dan Turki


Infokomando - Setelah menyerang Palestina yang merupakan markas Hamas, Israel dengan beraninya menantang sejumlah negara lain untuk berperang.

Negara yang ditantang oleh Israel yakni negara yang merupakan sekutu dari Hamas.Negera sekutu Hamas tersebut yakni Turki, Iran, hingga negeri Jiran Malaysia.

Kabar tantangan perang Israel kepada sekutu Hamas ini dilaporkan media Channel 13. Bahkan Israel dikabarkan akan mengerahkan seluruh alutsista atau senjata perangnya untuk melawan sekutu Hamas ini.

Hal itu diungkapkan oleh Jonathan Schanzer, orang yang berpengaruh dan juga pejabat di Amerika Serikat pada Sabtu (15/5/2021).

Pekan lalu, nama Malaysia menjadi sorotan dunia setelah sekelompok peretas dari Malaysia berhasil meretas lebih dari 120 situs Israel yang melibatkan database negara tersebut. 

Keberhasilan dan kehebatan kelompok hacker dari Malaysia secara tidak langsung telah mempengaruhi sistem keamanan siber Israel.

Tak ketinggalan adalah para warganet Malaysia yang konsisten melontarkan komentar di halaman Facebook Israel dalam mengutuk tindakan mereka terhadap Palestina.

Jonathan Schanzer dalam akun Twitter-nya, mengonfirmasi bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diberikan 'lampu hijau' dalam menyasar sekutu Hamas termasuk Turki, Qatar, Iran hingga Malaysia.

“Channel 13 melaporkan bahwa IDF telah memberikan lampu hijau untuk menargetkan ‘semua’ operator Hamas di ‘semua’ level, baik di dalam maupun di luar Gaza. Implikasi yang jelas untuk Iran, Turki, Qatar, Malaysia, dll”, tulisnya.

Jonathan peringatkan Malaysia

Pernyataan yang dilontarkan itu pun rupanya mendapat perhatian serius dari Kementerian Dalam Negeri Malaysia tentang ancaman dari pasukan Israel. 

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hamzah Zainudin menginformasikan kepada masyarakat agar tenang karena situasi di dalam negeri masih terkendali.

Sebelumnya, pernyataan dari Angkatan Bersenjata Malaysia di mana para peretas dari Israel siap melakukan serangan balik setelah sejumlah besar situs web dan basis data mereka diretas melalui #OpsBedil dan #OpsIsrael.

Menyerang dengan 'Kekuatan Penuh'
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan pasukan Israel di Gaza akan belanjut dengan "kekuatan penuh".

Netanyahu mengatakan itu ketika dilaporkan ada 42 orang yang tewas dalam serangan udara oleh pihak Palestina yang meratakan 3 bangunan, seperti yang dilansir dari Sky News pada Minggu (16/5/2021).

Komentar pria 71 tahun tersebut muncul saat Dewan Keamanan PBB bertemu untuk membahas kekerasan, dengan sekretaris jenderal PBB Antonio Guterres yang menyerukan diakhirinya segera kekerasan dalam konflik Palestina dan Israel.

Mengutip dari Kompas.com, Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di televisi, "Kampanye kami melawan organisasi teroris terus berlanjut dengan kekuatan penuh. Kami bertindak sekarang, selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketentraman Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu."

Sementara serangan tunggal Israel paling mematikan dalam konflik selama sepekan, membuat jumlah orang yang tewas di wilayah Palestina sejak pertempuran meletus pada Senin lalu (10/5/2021) menjadi 188, termasuk 55 anak-anak.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan ada 16 wanita dan 10 anak di antara yang tewas dalam serangan udara pada Minggu pagi waktu setempat (16/5/2021) saat sejumlah rumah dihancurkan.

Militer Israel mengatakan kematian itu "tidak disengaja". Disebutkan bahwa itu terjadi saat menargetkan kehancuran sistem terowongan militan, yang menyebabkan rumah-rumah juga hancur.

Kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengatakan 20 pasukannya telah tewas sejak kekerasan meletus.

Namun, Israel mengklaim jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi karena mereka merilis nama dan foto dari tersangka operasi yang dikatakan telah "dieliminasi".

Membuka pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas konflik yang sedang berlangsung, sekretaris jenderal Antonio Guterres mengatakan permusuhan itu "sangat mengerikan" dan pertempuran harus segera dihentikan.

Dia mengatakan "Perserikatan Bangsa-Bangsa secara aktif melibatkan semua pihak menuju gencatan senjata segera".

Tetapi memperingatkan bahwa kekerasan di Gaza "hanya melanggengkan siklus kematian, kehancuran dan keputusasaan, dan mendorong lebih jauh harapan untuk hidup berdampingan dan perdamaian".

Utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, meminta komunitas internasional untuk "mengambil tindakan sekarang untuk memungkinkan para pihak mundur dari jurang".

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Malki mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa "tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kengerian yang dialami rakyat kami,"

Menyebutkan keluarga dan anak-anak yang terbunuh oleh serangan udara Israel.

"Israel membunuh warga Palestina di Gaza, satu keluarga pada satu waktu," sebutnya.

Anak-anak tidak luput jadi sasaran bom Israel

"Israel mencoba untuk mengusir warga Palestina  dari Yerusalem. Mengusir keluarga, satu rumah, lingkungan pada satu waktu. Israel mengeksekusi rakyat kami, melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Malki.

Dia menambahkan, "Setiap kali Israel mendengar seorang pemimpin asing berbicara tentang haknya (Israel) untuk membela diri, semakin berani ia untuk terus membunuh seluruh keluarga dalam tidur mereka (warga Palestina)."

Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan mengatakan Israel menanggapi atas serangan tidak pandang bulu oleh Hamas.

Ia mengklaim tindakan pihaknya dilakukan berdasarkan hukum internasional dan bahwa negaranya mengambil "langkah-langkah yang tak tertandingi untuk mencegah korban sipil".

"Israel menggunakan misil untuk melindungi anak-anak. Hamas menggunakan anak-anak untuk melindungi misilnya," lontar Erdan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tribunnews.com