Showing posts with label Laut. Show all posts
Showing posts with label Laut. Show all posts
Ketika Awak Kapal Selam Jerman Memberikan Penghormatan Terakhir Kepada KRI Nanggala 402

Ketika Awak Kapal Selam Jerman Memberikan Penghormatan Terakhir Kepada KRI Nanggala 402


Infokomando - Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer menyampaikan duka citanya terkait insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali beberapa hari lalu. Hal ini disampaikannya melalui akun Twitter resminya.

"Today, I feel with the families and friends of the 53 Indonesian sailors whose submarine #Nanggala402 sank. My heartfelt condolences to Defense Minister @Prabowo and the Indonesian Armed Forces," dikutip dari akun Twitter @akk berdasarkan keterangan tertulis KBRI Jerman, Jumat (30/4/2021).

Selain itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman Verband Deutscher Ubootfahrer/VDU juga menyampaikan dukanya terkait KRI Nanggala-402 dengan menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di Kota Möltenort, Jerman, Kamis (29/4).
 
Upacara ini sengaja dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen ini dibangun oleh Jerman untuk menghormati para kru kapal selam yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen ini kemudian secara rutin dijadikan simbol penghormatan tertinggi kepada seluruh awak kapal selam Jerman yang gugur dalam tugas.

Penghormatan terakhir kepada awak KRI Nanggala ini dihadiri oleh Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Atase Pertahanan RI Berlin Rio Hendrawan, Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, tiga peserta Sesko asal Indonesia, beserta delegasi Task Force RI MCMV Lemwerder. 

Upacara juga dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Dewan Pengurus, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel,  Komandan Skuadron Kapal Selam, Komandan Armada Misi dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.

Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman Michael Setzer mengungkapkan rasa kehilangan atas gugurnya awak KRI Nanggala-402. Menurutnya, sesama awak kapal menyadari tugas yang dijalankan semua penuh risiko.

"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami menyadari tugas yang kami emban penuh dengan risiko dan bahaya. Segiat apa pun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang kami digunakan, kecelakaan adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari," ujar Michael Setzer.

Michael Setzer mengaku bila anggota Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman memiliki hubungan kolega dan pribadi yang sangat dekat dengan awak Nanggala-402. Di antara awak Nanggala-402 disebut dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di Angkatan Laut Jerman.

"Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami," tuturnya.

Dubes Oegroseno sangat mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman yang telah menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini. Ia mengucapkan terima kasih atas solidaritas yang diberikan kepada awak KRI Nanggala.

"Atas nama pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan para keluarga korban, saya mengucapkan terima kasih banyak atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman. Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang telah gugur dan digelar di luar Indonesia. Kegiatan ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman," tuturnya.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
Demi Mempertahankan Superioritas Maritimnya, AL AS Bangun Kapal Perang Pengangkut Drone

Demi Mempertahankan Superioritas Maritimnya, AL AS Bangun Kapal Perang Pengangkut Drone


Infokomando - Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) berencana membangun kapal perang spesialis pengangkut drone yang dapat melakukan banyak tugas dalam berbagai fungsi peperangan. AS berencana memodernisasi seluruh kekuatan angkatan laut yang dimiliki untuk mempertahankan keunggulan di laut. 

Kapal perang pengangkut drone rencananya akan dilengkapi rudal hipersonik, dan tembakan jarak jauh dari sel VLS dan meriam 155mm. Kapal ini nantinya juga menyediakan landasan pacu dan landasan pendaratan yang dilengkapi peluncur pesawat elektrik atau sky jump. 

Mockup Kapal Perang Pengangkut Drone BAE UXV

Sejumlah pesawat tanpa awak dapat diangkut oleh kapal ini seperti pesawat tak berawak sayap tetap, helikopter dan drone.

Kapal Perang Pengangkut Drone BAE UXV memiliki panjang 152 meter dan dilengkapi dua landasan pacu berbentuk V dengan masing-masing memiliki panjang 50 meter.

Untuk membuat kapal perang pengangkut drone, Angkatan Laut A.S. kemudian menerapkan persyaratan ukuran kapal, tujuan, parameter misi, biaya, pencegahan dan efektivitas. Yang menjadi kandidat kapal perang pengangkut drone Angkatan Laut AS adalah BAE Systems UXV dan Naval Group's Ocean Avenger. 

Editor : Devina | Foto : Ist 
Kita Butuh Minimal 10 Kapal Selam Untuk Mengawal Luasnya Wilayah Indonesia

Kita Butuh Minimal 10 Kapal Selam Untuk Mengawal Luasnya Wilayah Indonesia


Infokomando - Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis mengatakan Indonesia butuh 10 kapal selam untuk menjaga wilayah perairannya. Sejauh ini, Indonesia baru memiliki 5 kapal selam dan tinggal 4 Kapal selam yang dimiliki Indonesia antara lain KRI Cakra 401, KRI Nagapasa 402, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405.

"Minimal yang kita butuhkan adalah 10, ya. Antara 10 sampai 12," kata Beni saat dibubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (27/4).

Beni menjelaskan bahwa kapal selam bisa mengawasi kawasan yang tidak bisa dijangkau oleh kapal patroli. Beni mencontohkan sepeti laut lepas dalam 300 mil Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Setidaknya terdapat tiga wilayah periaran yang mesti diawasi. Wilayah tersebut antara lain, perairan sekitar laut China Selatan atau Natuna Utara, Laut Hulu yang berbatasan dengan Filipina, dan sekitar kepulauan Maluku atau utara pulau Papua.

"Itu wilayah-wilayah yang mungkin perlu kita kawal dengan keberadaan kapal selam," tuturnya.

Kapal selam yang ada juga tidak harus selalu melakukan pengawasan. Ada armada yang dikerahkan untuk patroli, ada yang disiapkan untuk peranng, dan ada pula yang diistirahatkan atau menjalani perawatan. Dengan begitu, kuantitas menjadi penting.

"Sehingga kalau dari 10 berarti 3 atau 4 yang patroli di wilayah-wilayah tadi," jelas Beni.

Beni menyarankan pemerintah untuk membeli kapal selam dalam kondisi baru. Bukan bekas. Saran tersebut juga berlaku jika pemerintah ingin belanja alutsista jenis lainnya.

"Karena kita nggak bisa mengandalkan kalo bekas. Terlepas itu bekas 5 tahun. Cuma kalo yang bekas, saya enggak yakin," katanya.

Diketahui, saat ini pemerintah Indonesia juga belum memiliki submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Mengenai hal itu, Asisten Perencanaan, Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengaku sudah membicarakannya dengan pihak terkait.

"Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita (pengadaannya) sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan," ujar Ali di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

Pengadaan itu telah masuk dalam rencana strategis (renstra) TNI AL yang akan diajukan ke Kementerian Pertahanan. Pihaknya mengajukan pengadaan satu unit kapal rescue.

"Dalam renstra ini satu kapal rescue," kata Ali.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Perkuat Pertahanan, Menhan Prabowo Beli 3 Kapal Selam Baru

Perkuat Pertahanan, Menhan Prabowo Beli 3 Kapal Selam Baru


Infokomando - Dalam beberapa waktu ke depan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana akan menambah tiga kapal selam untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Rencana ini kembali mencuat usai insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali.

Komisi I DPR RI yang mengawasi bidang pertahanan sudah menekan pemerintah agar segera melakukan langkah konkret. Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan, bahwa pemerintah berencana menambah kapal selam baru sampai 2024 mendatang.

"Rencananya ada tiga kapal selam lagi tahun 2024," katanya seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (28/4/21).

Disebutkan, dalam rencana strategi (renstra), Indonesia idealnya disebut punya 12 kapal selam. Namun saat ini Indonesia hanya memiliki 4 buah setelah KRI Nanggala 402 tenggelam, jauh dari kata ideal. 

Kapal selam yang tersisa tersebut adalah Kapal Selam Nagapasa-403, Kapal Selam Ardadedali-404, Kapal Selam Alugoro-405 dan Kapal Selam Cakra-401.

"Ini adalah peringatan 'keras' untuk alutsista yang sudah tua, hendaknya dikandangkan saja dan dipersiapkan yang lebih  'brand new'. Seluruh Alutsista seperti kapal selam, kapal laut, helikopter, pesawat atau senjata yg diawaki, perlu dievaluasi tingkat kesiapannya," sebut Bobby.

Demi mendukung peremajaan alutsista TNI, DPR lalu memberi beberapa catatan penting. Mengingat anggarannya yang terbatas, maka TNI harus membuat skala prioritas.

"Tentunya harus mengutamakan skala prioritas dari banyaknya pilihan-pilihan postur pertahanan yang ada, khusus untuk senjata yang diawaki, utamakan (Alutsista) yang sudah lewat usia pakai atau lewat batas jam pemakaian," jelasnya.

Menhan Prabowo sendiri sebelumnya sempat dikabarkan telah menjajaki pengadaan kapal selam dari Prancis dan Jerman. Namun, untuk kepastian typenya masih belum jelas, namun hal itu akan direalisasi setelah pengadaan 3 kapal selam baru dari Korsel sudah selesai. Dibawah ini adalah 2 type kapal selam yang sudah dijajaki Indonesia.

1. Kapal Selam Riachuelo
Per Desember 2020, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dilaporkan telah berdiskusi dengan konsorsium perusahaan galangan kapal asal Perancis Naval Group. Seperti dilaporkan oleh Janes, Indonesia sedang menjajaki pemesanan kapal selam kelas Riachuelo, yang merupakan modifikasi dari kelas Scorpene.

Scorpene adalah kapal selam jenis konvensional yang dirancang khusus oleh Naval Group (Perancis) untuk pasar ekspor. Naval Group memang memberikan promosi dengan iming-iming transfer teknologi dalam pembelian kapal selamnya.

2. Kapal Selam Tipe 214
Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN berencana mengadakan pertemuan dengan para perwakilan dari Thyssen-Krupp Marine Systems (TKMS), produsen kapal selam asal Jerman pekan ini. TKMS menawarkan sebuah proposal pengadaan kapal selam jenis Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 kepada TNI Angkatan Laut.

Kapal selam Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 sendiri merupakan salah satu kapal selam tercanggih buatan TKMS Jerman yang juga bertipe hybrid.

SSK Tipe U214 merupakan kapal selam terbaru dengan kompartemen berlambung tunggal yang dapat menggabungkan prinsip desain dari tipe sebelumnya yakni tipe 209 dan tipe 212A.

Penggabungan prinsip desain tersebut, menjadikan SSK Tipe 214 sebagai kapal selam memiliki biaya operasional rendah dan menjadi opsi terbaik untuk digunakan bagi Angkatan Laut diberbagai belahan dunia. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNBCIndonesia.com
Satelit Jepang Menangkap Munculnya "Internal Wave" Bertepatan Dengan Tenggelamnya KRI Nanggala 402

Satelit Jepang Menangkap Munculnya "Internal Wave" Bertepatan Dengan Tenggelamnya KRI Nanggala 402


Infokomando
- TNI Angkatan Laut menduga KRI Nanggala-402 karam akibat terseret arus bawah laut yang kuat. Hal itu disebut diperkuat oleh hasil pantauan citra satelit Jepang.

"Saat kapal selam menyelam mungkin faktor yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut," kata Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, dalam keterangan, Rabu (28/4).

Dia menyebut arus bawah laut di satu tempat dengan tempat yang lain berbeda bergantung pada kondisi cuaca dan alam di wilayah tersebut.

Awak kapal selam, kata dia, biasanya akan mempelajari dahulu soal kondisi perairan baik di permukaan maupun di bawah sebelum melakukan pelayaran atau penyelaman.

Saat terjadi arus bawah laut yang kencang, Ali menyebut akan muncul pula internal solitary wave yang menurut para pakar oseanografi dikenal sebagai arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik benda secara vertikal.

"Jadi jatuhnya kapal itu ke bawah itu lebih cepat daripada umumnya. Ini yang harus diwaspadai, biasanya kalau kita mewaspadai itu kita memakai pendorongan yang lebih [kuat] daripada biasanya. Kita gunakan kecepatan yang lebih," kata Ali.

Saat dirinya masih menjadi awak KRI Nanggala-402, Ali mengaku kerap mengalami situasi tersebut. Biasanya kapal akan terasa lebih berat. Namun, hal itu bisa diatasi salah satunya dengan pendorongan atau mengembuskan tangki tahan tekan dengan emergency blow.

"Ya istilahnya untuk keadaan darurat," kata Ali.

Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto menambahkan satelit Himawari-8 milik Jepang menangkap keberadaan internal wave yang bergerak di bawah laut ke utara bertepatan dengan terjadinya insiden Nanggala.

"Menurut Himawari-8 Jepang, ini satelit Jepang, pada tanggal tersebut 21 April di situlah terjadi menurut satelitnya adanya internal wave yang bergerak dari bawah ke utara," kata dia, Rabu (28/4).

Ilustrasi adanya internal wave

Gerakan air ini, kata dia, sangat masif dan menyebabkan ombak yang cukup besar di bawah air. Bahkan, daya air yang dibawa internal wave itu bisa mencapai 2 juta hingga 4 juta liter air.

"Jadi Kalau kapal menyelam 13 meter dan di gunungnya dia terbawa maka dia otomatis langsung turun tidak bisa diselamatkan oleh lain-lainnya, enggak sempat. Karena enggak mampu untuk melawan alam ini," ujar dia.

Arus bawah laut ini, kata dia, bisa tak terkendali meski arus air di permukaan terlihat tenang. "Dia seperti ekor kuda, tidak kelihatan bahwa di situ ada ombak yang besar, tapi sangat besar pengaruhnya," kata Iwan.

Ia pun memprediksi kapal KRI Nanggala-402 terbawa arus bawah laut hingga kedalaman 800 meter kurang dari satu menit.

"Kalau sudah masuk semua ndak ada tegangan tinggi untuk menggerakkan kapal, maka dia akan terus bergerak ke bawah," jelasnya.

Meski begitu, Ali menimpali, perlu investigasi lebih lanjut dan lama untuk mengungkap penyebab karamnya KRI Nanggala ini.

"Kita akan mengundang pakar-pakar kapal selam bahkan tidak hanya dalam negeri mungkin dari luar negeri. Karena kita punya konvensi pengawak kapal selam sedunia. Makanya ada ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison Office) itu, itu akibat dari kesepakatan conference kapal selam sedunia," kata Ali.

di perairan Utara Bali pada Rabu (21/4). Sejumlah spekulasi terkait penyebab kapal ini tenggelam pun muncul. Bahkan tak sedikit yang menyangkut-nyangkutkannya dengan usia kapal yang tak muda, kelebihan muatan, hingga serangan dari kapal asing.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Kapal Perang Turki Kirim Sinyal "Pray for KRI Nanggala" Membuat Awak KRI SIM-367 Terharu

Kapal Perang Turki Kirim Sinyal "Pray for KRI Nanggala" Membuat Awak KRI SIM-367 Terharu


Infokomando - Kapal perang Turki TCG Heybeliada (HEY) mengibarkan bendera signal "Pray for KRI Nanggala” saat latihan bersama kapal perang yang tergabung dalam tugas misi Maritime Task Force (MTF)/ UNIFIL.
Hal itu disampaikan Komandan KRI Sultan Iskandar Muda-367 (KRI SIM-367) Letkol Laut (P) Abdul Haris usai melaksanakan latihan rutin bersama MTF/ UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) di Area of Maritime Operation (AMO), perairan Lebanon, pada Senin (26/4/2021).

"Secara tidak diduga, di tengah latihan berlangsung, kapal perang negara Turki, HEY F-511 mengirimkan bendera signal yang terbaca oleh anggota komunikasi KRI SIM-367 berarti "PRAY FOR KRI NANGGALA"," kata Abdul Haris dalam keterangan persnya, Selasa (27/4/2021).

"Hal itu sontak saja membuat seluruh awak KRI SIM-367 terkejut dan terharu serta merasa sangat bangga dengan simpati yang ditunjukkan oleh kapal negara sahabat tersebut", sambungnya.

Selain itu, ucapan simpatik juga disampaikan oleh Komandan MTF UNIFIL dan Komandan kapal perang lainnya melalui saluran resmi surat elektronik dan saluran FTP (FileZilla Transfer Protocol).

"Ini menjadi bukti bahwa mereka memiliki satu ikatan emosional persaudaraan yang dikenal "Navy Brotherhood" dengan turut merasakan duka mendalam yang sedang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya TNI AL," ujar Abdul Haris.

Pihaknya pun langsung membalas perhatian mereka dengan mengirimkan berita suara (voice message) kepada Komandan kapal perang HEY dan balasan tertulis resmi via surat elektronik kepada seluruh kapal yang telah bersimpati atas kejadian di Tanah Air.

Ia menegaskan, meskipun saat ini situasi sedang berkabung atas tenggelamnya KRI Nanggala-402 dan masih dalam kondisi pandemi Covid-19, seluruh prajurit KRI SIM-367 harus selalu semangat dan bertugas secara profesional.

"Tetap utamakan keselamatan, safety is paramount dan zero accident", tambah Abdul Haris.

Pada ontask pertamanya, KRI SIM-367 melakukan latihan bersama dengan kapal perang Turki, TCG Heybeliada (HEY) dengan nomor lambung F-511.

Latihan bersama yang dilaksanakan adalah flaghoist atau latihan pengiriman berita atau informasi menggunakan bendera signal pada jarak jangkau binocular, dengan tujuan agar informasi yang dikirim tidak dapat disadap oleh musuh.

"Latihan ini secara umum sering dilakukan untuk menyamakan persepsi atau referensi antar kapal-kapal di berbagai negara," pungkas Abdul Haris. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Rilis.id/Puspen
KRI Nanggala 402, Sang Pelenyap Yang Kini Dalam Senyap

KRI Nanggala 402, Sang Pelenyap Yang Kini Dalam Senyap


Infokomando - KRI Nanggala 402 adalah marwah dan kebanggaan Korps Hiu Kencana yang bersama KRI Cakra 401 merupakan sepasang monster bawah air yang mengawal teritori laut Indonesia sejak tahun 1981. Dua pengawal tangguh ini juga sempat bersahabat dengan "Pakdenya" KRI Pasopati 410 yang sudah ada sejak era Trikora tahun 1962 menjadi benteng teritori bawah laut negeri ini. Bedanya Pasopati setelah pensiun bisa terlihat jasadnya sebagai monumen kapal selam di Surabaya sementara Nanggala dalam perjalanan tugasnya yang mulia dan berwibawa berdiam abadi ke kedalaman laut Bali.

Sejarah perjalanan kapal selam Indonesia hadir pertama kali tahun 1959 dengan kedatangan 2 kapal selam Whiskey Class dari Uni Sovyet (sekarang Rusia). Keduanya diberi nama RI Cakra 401 dan RI Nanggala 402.  Sekedar catatan sebelum tahun 1973 identitas penamaan kapal perang diawali dengan RI (Republik Indonesia), setelah itu diganti menjadi KRI (Kapal Republik Indonesia). Bersamaan dengan dikumandangkannya Trikora oleh Bung Karno 19 Desember 1961 maka penambahan Whiskey Class mencapai jumlah 12 unit. 

Whiskey Class termasuk Nanggala 402 menjadi kekuatan penggentar, waktu itu kita lah yang terhebat di kawasan ini sehingga Belanda atas desakan AS bersedia hengkang dari Papua. Tentu melalui jalur PBB supaya terlihat terhormat. Padahal sejatinya kekuatan militer Indonesia lah yang menjadi penggentarnya. Waktu itu dengan seratusan kapal perang plus 12 kapal selam serta seratusan pesawat tempur dan pengebom strategis membuat pihak lawan ukur diri. Setelah Trikora dilanjut dengan Dwikora untuk mengganyang Malaysia. Poinnya ketangguhan satuan kapal selam Indonesia saat itu paling kuat di kawasan bumi selatan. Kita memiliki 12 kapal selam hanya dalam waktu 4 tahun, 1959 sampai dengan 1963.

Kapal selam kelas Whiskey Indonesia

Pergantian rezim tahun 1966 membuat eksistensi 12 kapal selam Indonesia memudar karena ketiadaan suku cadang. Sampai tahun 1980 hanya 2 dari 12 kapal selam Whiskey Class yang masih bertahan yaitu KRI Bramastra 412 dan KRI Pasopati 410. Maka ketika tahun 1981 KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 datang langsung dikemudikan awak kapal selam kita dari pabrikannya di  Kiel Jerman Barat (Sekarang Jerman), rasa bangga kembali mengembang. Membawa kapal selam dari Jerman ke Indonesia butuh waktu 2 bulan tentu merupakan keberanian yang membanggakan.

KRI Nanggala pernah berduet bersama KRI Cakra di laut Sulawesi beberapa tahun lalu untuk mencari 4 prajurit TNI AL. Penyebabnya adalah hilangnya 4 awak kapal KRI Layang ketika menangkap dan membawa kapal nelayan Filipina yang diduga adalah gerilyawan Marawi.  Kapal nelayan diperiksa dan sebagian besar awaknya ditahan di KRI Layang. Kemudian 4 prajurit KRI Layang ditugaskan mengawal beberapa awak kapal nelayan Filipina. Ternyata tidak pernah sampai di Miangas. Tidak lama kemudian pertempuran hebat terjadi di Marawi antara pasukan pemerintah Filipina dengan gerilyawan.

Prajurit Hiu Kencana adalah pasukan khusus TNI AL yang sudah lulus ujian ketangguhan, cerdas, kuat, tegar, tahan, tabah dan sabar. Motto Hiu Kencana adalah Tabah Sampai Akhir sejatinya adalah ketahanan mengelola emosi, sabar, tahan tidak melihat matahari berminggu-minggu, kuat dan mampu menikmati tugas di dalam mesin pembunuh berlapis, pelenyap kapal musuh dalam kesenyapan di kedalam laut yang sunyi. Pernah sekali waktu didatangkan seorang Dokter untuk mendeteksi tingkat stres awak kapal selam selama menyelam. Ternyata memasuki minggu kedua si Dokter yang berteriak-teriak histeris minta dikembalikan ke pangkalan. Awak kapal tersenyum melihat kondisinya. Kapal selam memang dirancang dan dibangun untuk tidak terdeteksi. Dia berjalan sendiri berminggu-minggu melakukan tugas pengintaian dan infiltrasi serta penembakan. Termasuk harus pintar menyembunyikan diri ketika diincar kapal musuh.

KRI Cakra 401 saudara kembar KRI Nanggala 402

Secara operasional jam terbang Cakra dan Nanggala sangat padat. Bayangkan periode 1981 sampai dengan 2015 Indonesia hanya punya 2 kapal selam dengan luas wilayah perairan yang membentang.  Melakukan tugas intelijen dan infiltrasi dalam kesenyapan, sesungguhnya beban kerja keduanya overload, karena tidak ada penambahan kapal selam. Ketika Ambalat memanas tahun 2005 Nanggala tampil sebagai benteng terdepan, berpatroli sendiri berminggu-minggu. Akhirnya keduanya secara bergantian dioverhaul dan diganti jeroannya dengan instrumen digital di Korsel. Nanggala overhaul tahun 2012. Delapan tahun setelah itu KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 mendapat "keponakan baru" yaitu KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405. Ketiganya lahir dari hasil kerjasama alih teknologi dengan Korsel.

Barusan mendapat tugas mengawal Natuna bersama KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405, Nanggala kembali ke markasnya di Armada Dua. Seperti diketahui KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 dari Armada Satu sukses menembakkan rudal anti kapal C705 menenggelamkan KRI Balikpapan 905 yang baru pensiun di Laut Natuna Utara. Kemudian Armada Dua akan melakukan hal yang sama di Laut Bali. Selain akan menembakkan rudal anti kapal dari KRI Hiu 634 dan KRI Layang 635, juga akan menembakkan torpedo SUT dari KRI Nanggala 402. Diantara tiga Armada laut yang dimiliki TNI AL hanya Armada Dua yang memiliki alutsista strategis 5 Kapal Selam bermarkas di Surabaya.

Jalan cerita kemudian berubah dan itulah takdir akhir cerita. Nanggala bersama 53 orang awaknya termasuk komandan satuan kapal selamnya tidak pernah menyahut panggilan dari kapal markas KRI Dr. Soeharso 990 ketika sudah diizinkan menyelam dan menembak torpedo SUT. Kapal baja seberat 1200 ton itu meluncur ke dasar laut ALKI 2. Sang pelenyap berakhir dalam senyap. Kita kehilangan SDM militer yang mahal. Mencetak awak kapal selam butuh waktu dan investasi. Padahal kita juga akan menambah sedikitnya 3 kapal selam baru dari yang sudah ada sekarang. Kita relakan kepergian Nanggala bersama para awaknya. Mereka akan dikenang sepanjang sejarah. Seluruh dunia akhirnya tahu tentang Nanggala, seluruh dunia tahu tentang keperkasaan prajurit Nanggala, seluruh dunia berduka dengan kepergian abadi Nanggala berdiam dalam senyap. Lahumul Fatihah.

Kondisi KRI Nanggala 402 di dasar laut Bali

****
Jagarin Pane
Salatiga, 26 April 2021
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI

Editor : Devina | Foto : Ist 
Peristiwa KRI Naggala 402 Mendorong TNI AL Membeli Submarine Rescue Ship

Peristiwa KRI Naggala 402 Mendorong TNI AL Membeli Submarine Rescue Ship


Infokomando - Asrena KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menyebut saat ini pihaknya tengah merencanakan upaya pengadaan submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Pengadaan itu didasarkan atas kebutuhan kapal penyelamatan yang memang hingga kini tak pernah dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

"Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita [pengadaannya] sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan," ujar Ali dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

Pentingnya peran rescue ship juga menjadi alasan untuk memasukkan anggaran pengadaan kapal tersebut dalam perencanaan strategis [renstra] di TNI AL yang akan diajukan Kementerian Pertahanan. Akan ada satu unit kapal rescue yang akan diajukan.

"Dalam renstra ini satu kapal rescue," ungkapnya.

Ali juga memastikan investigasi tenggelamnya KRI Nanggala-402 akan segera dilakukan. Investigasi akan melibatkan sejumlah pakar dan ahli di bidangnya.

MV Swift Singapura dalam pencarian KRI Nanggala 402

"Kalau masalah diaudit, pasti kita audit. Jadi kita akan investigasi semuanya. Kita investigasi juga tapi harus menghadirkan para pakar, bukan para pengamat. Para pakar kapal selam dan para pakar ahli pembuat kapal selam. Bukan hanya pengamat sekadar pengamat," tuturnya.

Setelah KRI Nanggala tenggelam, TNI AL kini hanya memiliki empat kapal selam. Salah satunya adalah KRI Cakra-401 yang usianya tak kalah tua dengan KRI Nanggala.

Kapal tersebut tengah menjalani overhaul [perbaikan menyeluruh] di Korea Selatan. Sementara tiga kapal selam sisanya tergolong kapal baru, yang pengadaannya hasil kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. 

"Tiga lagi kapal baru buatan Korea saat ini kondisinya siap untuk melaksanakan kegiatan operasi," pungkasnya.

Ketiga kapal selam itu adalah KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Julius Widjono mengakui Indonesia memang tak memiliki kapal rescue. Sehingga harus meminta bantuan negara lain yang tergabung dalam ISMERLO.

KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan 53 awaknya dinyatakan gugur saat bertugas. KRI Nanggala sempat dinyatakan hilang kontak saat menjalani latihan di perairan Bali.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kumparan.com
Mengenal ISMERLO, Organisasi Tanggap Penyelamatan Kapal Selam Yang Didirikan NATO

Mengenal ISMERLO, Organisasi Tanggap Penyelamatan Kapal Selam Yang Didirikan NATO


Infokomando - ISMERLO didirikan NATO dan Kelompok Kerja Penyelamatan Kapal Selam (SMERWG) pada 2003, setelah tragedi tenggelamnya kapal selam Rusia, Kursk, yang tenggelam di Laut Barents dan menewaskan 118 awak di dalamnya.

Ketika KRI Nanggala-402 TNI Angkatan Laut langsung meminta bantuan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO), organisasi koordinasi internasional untuk operasi penyelamatan kapal selam.

"Ini kita kirim distress ke ISMERLO, langsung direspons Singapura dan Australia (mau mengirim bantuan) katanya," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Julius Widjono, pada Rabu (21/4) lalu.

Julius mengatakan bahwa permintaan bantuan ke negara tetangga melalui ISMERLO didasari atas kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan kru yang terjebak di dalam kapal.

ISMERLO memang merupakan lembaga yang memfasilitasi tanggapan internasional untuk kapal selam yang membutuhkan bantuan (DISSUB).

Fokus organisasi militer ini adalah untuk menyelamatkan nyawa di laut. KRI Nanggala-402 sendiri membawa 53 awak saat hilang kontak pada Rabu lalu.

Sejak saat itu, ISMERLO aktif memberikan dukungan koordinasi profesional dari komunitas kapal selam internasional kepada TNI AL.

"Tenaga ahli dari tim ISMERLO siap untuk diterjunkan guna menawarkan bantuan kepada TNI AL dengan koordinasi internasional penyelamatan dan pencarian aset untuk memastikan penyelesaian secepat mungkin," demikian pernyataan ISMERLO dalam situs resminya.

ISMERLO didirikan NATO dan Kelompok Kerja Penyelamatan Kapal Selam (SMERWG) pada 2003, setelah tragedi kapal selam Rusia, Kursk, yang tenggelam di Laut Barents dan menewaskan 118 awak di dalamnya.

ISMERLO didirikan untuk menyediakan layanan penghubung internasional demi mencegah dan merespons dengan cepat jika ada insiden kapal selam.

Mereka akan mengaktifkan sistem koordinasi penyelamatan internasional dengan cepat jika terjadi kecelakaan kapal selam.

Bermarkas di Northwood, Inggris, organisasi ini beranggotakan tim ahli pembebasan dan penyelamatan kapal selam dari berbagai negara.

Berdasarkan situs ISMERLO, setidaknya 15 negara dan satu tim NATO siap untuk mengerahkan bantuan ketika ada panggilan darurat.

Kelima belas negara itu terdiri dari Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Swedia, Inggris, Brasil, Prancis, Italia, Rusia, Spanyol, Turki, dan Amerika Serikat.

Dari jalur komunikasi ISMERLO inilah India dan Singapura mendapatkan informasi mengenai KRI Nanggala-402 dan memutuskan untuk mengirimkan kapal penyelamat.

"Di bawah aturan ISMERLO, kapal selam penyelamat harus dikerahkan ketika kapal selam lainnya dilaporkan hilang atau tenggelam dan harus ada peralatan khusus pencarian bawah air untuk mencari kapal selam itu dan menyelamatkan personel yang terperangkap," tulis Kementerian Pertahanan India.

Selain India, Singapura dan Malaysia juga sudah mengerahkan kapal untuk membantu operasi penyelamatan KRI Nanggala-402.

Sementara itu, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat juga telah menyatakan siap mengerahkan personel untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Korps Marinir Siagakan Pasukan Elit Untuk Bantu Evakuasi Jenazah Awak Kapal KRI Nanggala 402

Korps Marinir Siagakan Pasukan Elit Untuk Bantu Evakuasi Jenazah Awak Kapal KRI Nanggala 402


InfokomandoProses evakuasi awak kapal selam KRI Nanggala 402 akan terus berlanjut.  Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyampaikan, jenazah awak kapal selam KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Menanggapi pernyataan KSAL, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, langsung mengirimkan Pasukan Khusus dari Satuan Intai Para Amfibi Marinir (Taifib) Korps Marinir TNI AL untuk membantu proses evakuasi.

Sebanyak 28 personel prajurit Taifib dari Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir dibawah pimpinan Danyon Taifib 2, Letkol Marinir Supriyono,  telah disiagakan dengan mendirikan Posko Satgas SAR Korps Marinir di Dermaga Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi sejak Minggu lalu, (25/04/2021).


Suhartono menuturkan, pihaknya siap membantu proses evakuasi jenazah awak KRI Nanggala 402 dengan menerjunkan puluhan prajurit terbaiknya. Ia pun menyampaikan turut berduka atas musibah yang menimpa KRI Nanggala 402.

“Tak lupa, Saya Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono Selaku Komandan Korps Marinir beserta seluruh Parjurit menyampaikan rasa duka cita yang sangat mendalam atas gugurnya seluruh Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402,” pungkasnya.

Editor : Devina | Foto : Ist
Kapal Selam Perancis Emeraude Dilaporkan Memasuki Selat Sunda, Apa Misinya

Kapal Selam Perancis Emeraude Dilaporkan Memasuki Selat Sunda, Apa Misinya


Infokomando - Kapal selam Prancis kelas Rubis Emeraude dilaporkan sempat mampir ke perairan Indonesia dan bertemu dengan Angkatan Laut RI.

Pertengahan April lalu, kapal selam itu dilaporkan telah kembali ke pangkalan mereka di Toulon, Prancis. Kapal selam itu telah menyelesaikan misi latihan bersama Angkatan Laut Australia dan Amerika Serikat di sekitar perairan Pasifik.

Menurut laporan Navy News, Captain Delaveau komandan kapal selam Emeraude mengungkapkan, bahwa keberadaannya di Laut China Selatan adalah untuk mengukur kemampuan militer China dan berhasil kembali tanpa terdeteksi. 

Kapal selam ini juga sempat mengunjungi Selat Sunda dan bertemu dengan kapal Angkatan Laut RI, sebelum KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali pekan kemarin.

Selain bertemu dengan Angkatan Laut Indonesia, kapal selam ini juga bertemu dengan Angkatan Laut Jepang dalam perjalanannya, seperti dilaporkan Naval News. 

Status KRI Nanggala saat ini sudah berubah menjadi tenggelam. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono menyakini tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan utara Pulau Bali akibat faktor alam dan bukan faktor kesalahan manusia.

Mengenal kapal selam Emeraude
Kapal selam Prancis ini termasuk tipe rubis. Tipe Rubis merupakan kelas kapal selam nuklir generasi pertama Angkatan Laut Perancis.

Tipe kapal selam ini disebut sebagai kapal selam nuklir paling kompak hingga saat ini. Unit pertama dari seri ini telah melakukan perbaikan besar-besaran di awal 90-an untuk meningkatkannya ke level Améthyste.

Kapal selam Perancis Emeraude setelah kembali dari LCS

Angkatan Laut Prancis mengoperasikan enam kapal selam kelas Rubis Amethyste dari pangkalan angkatan laut di Toulon, seperti dikutip dari Armed Forces. 

Tercatat bila kapal selam yang dibangun di Cherbourg Naval Dockyard of DCN, antaranya Rubis S601 yang ditugaskan pada tahun 1983, Saphir S602 (1984), Casabianca S603 (1987), Emeraude S604 (1988), Amethyste S605 (1992) dan Perle S606 (1993).

Mereka memiliki sistem pusat komputer untuk mendeteksi kapal selam, memproses informasi, dan melakukan penyerangan.

Lambung kapal rubis ini terbuat dari baja elastisitas tinggi 80 HLES. Kubah sonar dan menara komando terbuat dari material komposit. Sedangkan tabung torpedo yang diluncurkan rudal anti-kapal Exocet SM39 diproduksi oleh MBDA yang sebelumnya EADS Aerospatiale.

Kapal selam Emeraude membawa Rudal Exocet SM39

Kapal selam itu memiliki kapasitas untuk membawa 14 rudal dan torpedo dalam muatan campuran. Keempat tabung torpedo 533 mm dilengkapi dengan sistem ram pneumatik untuk mengeluarkan torpedo dari tabung.

Sistem propulsi Rubis Amethyste merupakan sistem turbo-listrik bertenaga nuklir. Kemudian ada Pressure Water Reactor (PWR) CAS 48 menyediakan 48MW dan SEMT-Pielstick diesel-listrik dan Jeumont Schneider 8 PA4 V 185 SM sebagai tenaga penggerak tambahan.

Kapal ini pertama diluncurkan pada 1986. Emeraude merupakan kapal selam keempat dari seri Rubis. Namun antara Mei 1994 dan Desember 1995, kapal selam ini dirombak sehingga kapal selam ini naik tingkat jadi level Amethyste.

Pada 30 Maret 1994, sebuah ledakan yang tidak disengaja terjadi di kompartemen mesin ketika kapal sedang melakukan latihan anti-kapal selam. Peristiwa ini menewaskan sepuluh orang yang sedang memeriksa ruang turbo-alternator, seperti melansir Wikia Military. 

Pada bulan Juni 2009, Émeraude dikirim ke Atlantik tengah untuk membantu pencarian perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kecelakaan Air France penerbangan 447.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
KRI Nanggala 402 Sempat Kirim Sinyal Tempur, KASAL: Kapal Selam Tidak Blackout

KRI Nanggala 402 Sempat Kirim Sinyal Tempur, KASAL: Kapal Selam Tidak Blackout


Infokomando - Indonesia berduka, sebanyak 53 anggota TNI AL meninggal dunia bersamaan dengan tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. TNI AL meyakini, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 bukan karena faktor human error (kesalahan manusia).

Dijelaskan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono yang mengatakan, analisis awal tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 lebih pada faktor alam. Ia juga mengatakan, dari sejumlah laporan awal tentang penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 buatan Jerman ini juga bukan karena kesalahan manusia mau pun black out (mati listrik).

"Sudah kita evaluasi dari awal dan saya berkeyakinan ini bukan human error, lebih kepada faktor alam," kata Yudo, di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (25/4/2021).

Meski demikian, untuk memastikan penyebabnya, TNI AL perlu mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala-402 lebih dulu ke permukaan. Hal ini untuk mengetahui lebih dalam penyebab pasti tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 yang diawaki 53 kru ini. "Jadi nantinya akan kita investigasi setelah badan kapal bisa diangkat ke permukaan," kata dia.

Yudo berkeyakinan tidak ada kelalaian manusia karena saat proses kapal selam mulai masuk air sudah melalui semua prosedur yang ada. Prosedur yang dimaksud adalah saat KRI NAnggala 402 mulai menyelam ada laporan penyelaman.

Kemudian, terdengar dari radio sea rider penjejak bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah mengirim sinyal pelaksanaan peran siap tempur, menyelam, dan sebagainya. "Dari awal sudah saya sampaikan kapal ini tidak atau bukan human error karena saat proses menyelam sudah melalui tahapan prosedur yang betul mulai laporan penyelaman dan terdengar dari penjejak kemarin itu," kata dia.

Ilustrasi periskop kapal selam saat menyelam

Kemudian, ia yakin tidak terjadi black out karena saat menyelam diketahui lampu masih menyala semuanya. "Artinya tidak black out dan saat menyelam langsung hilang (kapal selam) ini," kata dia.

Oleh Panglima TNI seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 kemudian dinyatakan gugur pada Minggu (25/4/2021) sore. 

"Berdasarkan bukti-bukti otentik yang berhasil didapat tersebut KRI Nanggala-402 dapat dinyatakan telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," kata Hadi

Ia mengatakan, hal ini berdasarkan pemindaian citra kapal secara akurat yang dilakukan oleh KRI Rigel di lokasi yang ada kemagnetan kuat sebelumnya.

Pemindaian menggunakan multibeam sonar dan magnetometer. Pemindaian ini menghasilkan citra atau gambar bawah air yang lebih detail.

MV Swift Rescue Singapura juga telah menurunkan remote operation vehicle (ROV) dan melakukan citra bawah air secara visual menggunakan kamera. 

Bagian kapal yang terlihat pada kamera ROV yakni meliputi kemudi vertikal belakang, bagian luar badan tekan, jangkar, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselematan awak kapal MK 11.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kontan.co.id
Panglima TNI: 53 Awak Kapal Selam Dinyatakan Gugur, Kapal Selam Terbelah Jadi 3 Bagian

Panglima TNI: 53 Awak Kapal Selam Dinyatakan Gugur, Kapal Selam Terbelah Jadi 3 Bagian


Infokomando - Informasi terbaru, Panglima TNI Hadi Tjahjanto menyatakan seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 meninggal atau gugur. 

"53 personel yang onboard didalam KRI Nanggala-402 telah gugur," ungkapnya dengan sedikit tercekat dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021). 

Ia menyampaikan, telah diperoleh gambaran atau citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala 402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal NK-11.

Ia melanjutkan, berdasarkan bukti-bukti otentik yang didapatkan tersebut dapat disimpulkan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya gugur.  

Pencarian kapal selam ini dimulai pada Rabu (21/4/2021) ketika KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak pada pagi hari. 

Pukul 03.46 Wita, boat sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal khas dari KRI Nanggala-402 yang perlahan mulai menyelam ke dalam air dan tak terlihat.

Padahal periskop kapal selam seharusnya masih terlihat dipermukaan. Saat itu KRI Nanggala-402 semestinya meminta otorisasi penembakan, tetapi saat dipanggil, tidak ada jawaban sama sekali. Sejak pukul 03.46 Wita itu lah terakhir kali KRI Nanggala sama sekali tidak memberi respons.

Hari itu, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang. Penyebabnya, diduga karena kapal selam mengalami black out atau kehilangan daya listrik. 

Foto bagian besar KRI Nanggala yang berhasil didapat

Dalam kapal selam tersebut cadangan oksigen hanya tersedia hingga 72 jam yang berarti para awak kapal dapat bertahan hingga Sabtu (24/4/2021) dini hari. 

Kemarin, Sabtu, TNI AL secara resmi menyatakan KRI Nanggala-402 statusnya subsunk (tenggelam). Namun, hari ini Panglima TNI menyatakan seluruh awak kapal meninggal dunia atau gugur.

Kapal terbelah menjadi 3 bagian
Menurut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan jika badan kapal selam KRI Nanggala 402 hancur dan terbelah menjadi tiga bagian.

Pernyataannya tersebut berdasarkan hasil dari citra yang dikirim oleh KRI Rigel melalui ROV yang dioperasikan ke dasar laut tempat serpihan besar KRI Nanggala berada.

"Kapal terbelah menjadi tiga bagian besar" ungkap Yudo dalam konferensi persnya, Minggu (25/4)

Editor : Devina | Foto : Ist 
Komisi I DPR : 3 Prajurit TNI Pernah Gugur Dalam Insiden KRI Nanggala 2012 lalu

Komisi I DPR : 3 Prajurit TNI Pernah Gugur Dalam Insiden KRI Nanggala 2012 lalu


Infokomando - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan bahwa KRI Nanggala 402 sempat mengalami insiden tiga prajurit TNI yang tewas usai kapal selam tersebut melakukan uji penembakan torpedo pada tahun 2012 lalu.

Insiden itu bermula ketika proses penembakan torpedo gagal lantaran tak bisa diluncurkan. Hal itu dikarenakan sistem penutupnya bermasalah.

"Dalam peristiwa itu 3 orang prajurit terbaik gugur," kata Hasanuddin dalam keterangan resminya, Minggu (25/4).

Setelah insiden tersebut, Hasanuddin mengatakan KRI Nanggala kemudian diperbaiki kembali oleh tim dari Korea Selatan.

Sebelum insiden itu, Hasanuddin membeberkan KRI Nanggala sempat dilakukan retrofit pada tahun 2012 lalu. Kala itu, perbaikan dilakukan dengan menghabiskan anggaran sekitar US$75 juta atau sekitar Rp1,05 Triliun.

"Retrofit itu bukan sekedar mengganti suku cadang, tapi diperkirakan juga ada perubahan pada struktur konstruksi dari kapal selam tersebut terutama pada bagian sistem senjata torpedonya," kata dia.

Lebih lanjut, Ia turut menduga tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali karena kegagalan retrofit pada tahun 2012 lalu. Salah satunya terletak pada pengerjaan konstruksi yang tak tepat pada kapal.

"Saya menduga pada hasil perbaikan (overhaul) ini ada hal-hal atau kontruksi yang tidak tepat (pemasangannya) sehingga KRI Nanggala 402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," kata Hasanuddin.

KRI Nanggala 402 menjalani overhaul di Korsel

Selain itu, Hasanuddin juga menyoroti jumlah kru KRI Nanggala 402 saat kejadian nahas di perairan Bali telah melebihi kapasitas. Menurutnya, jumlah kru maksimal kapal selam maksimal hanya 38 orang.

KRI Nanggala sendiri membawa 53 awak saat diberitakan hilang kontak pada Rabu (21/4) lalu.

"Artinya kelebihan beban 15 orang. Ada apa kok dipaksakan? Saya juga telah mendapatkan informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tidak membawa oksigen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar," kata dia.

Diketahui, hingga kini kapal selam belum ditemukan. TNI sendiri sudah menyatakan bahwa Nanggala tenggelam.

Setelah empat hari pencarian, sejumlah benda berhasil ditemukan di dekat lokasi tumpahan minyak pada Sabtu (24/4). Antara lain pelurus torpedo, pipa pendingin dengan tulisan Korea Selatan, alas yang dipakai oleh ABK untuk beribadah, solar hingga pelumasan untuk naik turun periskop kapal selam.

Selain itu juga ditemukan adanya sponge untuk menahan hawa panas di dalam lambung kapal sehingga tidak terjadi kondensasi.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
"On Eternal Patrol" Ramai Diperbincangkan Netijen Iringi Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Apa Itu?

"On Eternal Patrol" Ramai Diperbincangkan Netijen Iringi Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Apa Itu?


Infokomando - Tagedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 TNI AL memunculkan duka yang sangat mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Di media sosial, netizen pun ramai menggunakan istilah 'on eternal patrol'. Apa maknanya?

Dikutip dari berbagai sumber, salah satunya adalah laman wearethemighty.com, kapal selam yang mengalami insiden seperti hilang dan tenggelam disebut 'on eternal patrol' atau 'Sedang patroli selamanya' yang mana berarti kapal selam tersebut beserta awaknya dianggap tidak gugur melainkan berpatroli untuk selama-lamanya di samudera.

Istilah ini ada sebelum Perang Dunia II. Dimana saat itu banyak istilah berkembang bila kapal selam meninggalkan pelabuahan dan berhasil kembali dalam keadaan selama makan tugasnya disebut patroli.

Namun, apabila kapal selam tidak berhasil kembali atau hilang, maka patroli yang dilakukannya disebut dengan istilah eternal patrol atau patroli abadi atau selamanya dan tidak kembali.

Dikisahkan, sejak akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat kehilangan empat kapal selam dimana dua diantaranya adalah kapal selam nuklir yaitu kapal selam USS Thresher (SSN 593) dan USS Scorpion (SSN 589) hilang. Pada akhir tahun 1940-an, kembali terjadi dua kapal selam bertenaga diesel listrik kelas Balao, USS Cochino (SS 345) dan USS Stickleback (SS 415) juga tenggelam akibat kecelakaan.

Bangkai kapal selam Kursk saat di dasar laut

Peristiwa yang paling terkenal dengan istilah 'on eternal patrol' adalah kapal selam Krusk milik Rusia yang tenggelam pada tahun 2000 hingga dibuatkan film kisah nyatanya. Kapal kelas Oscar bertenaga nuklir ini mengalami ledakan dibagian ruang torpedo dan tenggelam.

Kapal selam KRI Nanggala-402 sebelumnya dinyatakan tenggelam berdasarkan sejumlah temuan bukti autentik. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut kapal selam yang membawa awak 53 orang sesuai manifes itu tenggelam berdasarkan penemuan tumpahan minyak dan serpihan.

"Unsur-unsur tim pencari TNI AL telah menemukan adanya tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti autentik jika KRI Nanggala 402 menuju fase tenggelam," kata Hadi dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4).

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Detik.com
Masuk Fase Tenggelam, TNI AL Siapkan Dua Sekenario Untuk Mengangkat Kapal Selam Ke Permukaan

Masuk Fase Tenggelam, TNI AL Siapkan Dua Sekenario Untuk Mengangkat Kapal Selam Ke Permukaan


Infokomando - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) menyiapkan dua skenario untuk mengevakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang saat ini ada didasar laut perairan utara Bali.

Diperkirakan kapal selam tersebut tenggelam dengan kedalaman 800 meter di bawah permukaan laut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengungkapkan, setelah dilakukan upaya pencarian selama tiga hari, KRI Nanggala-402 diperkirakan tenggelam di kedalaman 850 meter. Namun demikian, untuk saat ini keberadaan pasti kapal selam tersebut masih belum diketahui.

"Unsur-unsur kami yang melaksanakan pendeteksian dan unsur-unsur lain akan berjuang keras, karena kedalaman laut yang dideteksi adalah kedalaman sekitar 850 meter," kata Yudo dalam jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4/2021).

Dalam upaya pencarian itu, ungkap dia, TNI telah mendapatkan bantuan dari sejumlah negara sahabat seperti Australia, Singapura, Malaysia, India, Vietnam hingga Amerika Serikat.

Ada dua skenario yang telah disiapkan oleh TNI AL untuk mengevakuasi kapal selam. Pertama, dengan metode diembus. Yaitu, memasukan selang pada pipa yang terdapat pada kapal selam untuk kemudian diangkat naik.

"Jadi di kapal selam itu ada seperti pipa-pipa yang dapat dicelupkan dengan selam bungkus sehingga (kapal selam) bisa naik kepermukaan," jelas dia.

Selain itu akan dicoba pula cara kedua evakuasi yakni dengan menggunakan robot. Teknologi itu saat ini dimiliki oleh MV Swift Rescue milik Singapura.

Robot yang digunakan untuk mencari dan mengangkat kapal selam

"Swift Rescue punya Singapura juga memiliki kapal selam mini seperti robot yang dapat memasang peralatan," tambahnya.

Sebagaimana diberitakan oleh KompasTV sebelumnya, setelah dilakukan pencarian selama tiga hari, kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam di perairan utara Bali.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers pada Sabtu (24/4/2021).

"Pagi dini hari tadi adalah batas akhir live support yaitu berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam. Unsur-unsur pencari TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala," ujar Panglima TNI.

Adapun bukti-bukti yang ditemukan itu antara lain pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol oranye pelumas periskop kapal selam.

Dengan adanya bukti otentik tersebut status submiss (kapal selam hilang) ditingkatkan menjadi subsunk (kapal selam tenggelam) dan terdeteksi di kedalaman 850 meter.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas.com