Dikabarkan Pasukan Elit Denjaka Sudah Tiba di Papua, Dankormar: Tidak Ada!

Dikabarkan Pasukan Elit Denjaka Sudah Tiba di Papua, Dankormar: Tidak Ada!


Infokomando - Pasukan elit milik TNI AL yakni Detasemen Jala Mangkara ( Denjaka ) sedang ramai jadi perbincangan di media sosial terkait aksinya di Papua. Sabtu, (1/5/2021). Hal itu berawal dari cuitan seorang Netizen ditwitter yang menyebut Denjaka akan tiba di Papua guna menumpas aksi teroris Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) di Papua.

"Pasukan elite angkatan laut DENJAKA sudah sampai di tanah Papua. Kekuatan 1 Denjaka = 12 orang. Mempunyai kekuatan misterius yang bikin angkatan laut Amerika gemetaran," cuit akun bernama @H4l1mun_D1n61n yang tweetnya sudah dilike sebanyak 2.8 ribu orang.

Tangkapan layar Twitter @H4l1mun_D1n61n

Terkait isu keterlibatan Pasukan Elite Denjaka di Papua. Kadis Penerangan Marinir Angkatan Laut Kolonel Gugun mengatakan, Denjaka merupakan pasukan elite TNI AL yang semua pergerakannya tidak ada yang tahu dan tidak pernah diberitakan sesuatunya.

"Seluruh kegiatan Denjaka tidak pernah diberitakan. Kegiatan di sana tidak ada," tegasnya.

Senada dengan Kadispenmar, Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono juga membantah adanya informasi tersebut.

"Tidak ada," kata Mayjen Suhartono dilansir dari detikom, Sabtu (1/5/2021).

Editor : Devina | Foto : Ist 
China Kirim 3 Kapal Penyelamat Untuk Mengangkat Kapal Selam KRI Nanggala 402

China Kirim 3 Kapal Penyelamat Untuk Mengangkat Kapal Selam KRI Nanggala 402


Infokomando - Angkatan Laut China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) bersiap membantu evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang karam ke dasar laut saat melaksanakan latihan penembakan torpedo SUT di utara perairan Bali.

Bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang ingin membantu penanganan KRI Nanggala-402 dengan mengirimkan kapal penyelamat.

Tawaran bantuan kemanusiaan ini kemudian disambut dengan senang hati oleh pemerintah Indonesia.

Ada tiga buah kapal penyelamat yang dikirim oleh pemerintah China untuk membantu mengangkat kapal selam KRI Nanggala 402 dari kedalaman 800 meter.

Kapal yang diperbantukan ke Indonesia adalah jenis Ocean Salvage yakni Rescue Yongxingdao-863, Ocean Tug Nantuo-185 dan Scientific Salvage Tan Suo 2.

Ketiga kapal salvage ini memiliki kemampuan menjangkau dasar laut hingga kedalaman 4.500 meter.

Saat ini ketiga kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju perairan Indonesia dan diperkirakan tanggal 30 April atau awal Mei 2021 sudah tiba di perairan Bali. 

Editor : Devina | Foto : Ist 
Indonesia Kembali Kirim Insinyurnya ke Korsel Untuk Kembangkan Jet Tempur KF-21/IF-X

Indonesia Kembali Kirim Insinyurnya ke Korsel Untuk Kembangkan Jet Tempur KF-21/IF-X


Infokomando - Indonesia akan kembali mengirim para insinyurnya ke Korea Selatan untuk terlibat dalam proyek kerja sama pengembangan jet tempur KF-21/IF-X. Para insinyur ini sempat pulang ke Indonesia karena adanya pandemi Covid-19.

Sebelumnya insinyur Indonesia telah berpartisipasi dalam pengembangan jet tempur di Korea Selatan, namun karena terkendala pandemi Covid-19, mereka akhirnya pulang pada Maret tahun lalu. Di sisi lain para insinyur Korea Selatan tetap melanjutkan pengembangan KF-21/IF-X dan prototypenya sudah diluncurkan pada bulan ini.

"Indonesia sangat menyambut baik proposal yang dibuat oleh Korea Selatan guna meningkatkan kerja sama pertahanan kedua negara dan menyatakan harapan atas dukungan Korea Selatan membantu Indonesia mengejar ketertinggalan teknologi dalam proyek pengembangan bersama KF-21/IF-X," kata Kementerian Pertahanan RI seperti dikutip dari media Korea Selatan Yonhap, Sabtu, 1 Mei 2021.

Indonesia merupakan mitra strategis Korea Selatan dari proyek senilai US$ 7,9 miliar untuk mengembangkan pesawat tempur supersonik buatan sendiri yang pertama. Namun pemerintah Indonesia sempat berhenti melakukan pembayaran untuk 20 persen dari total biaya pengembangan yang telah dijanjikan untuk ditanggung.

Infografis KF-21/IF-X (CNNIndonesia.com)

Akan tetapi pada kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap proyek tersebut. Prabowo pun menghadiri upacara peluncuran prototype dari jet tempur itu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah sepakat untuk melanjutkan bisnis KF-21/IF-X, dan Prabowo menyatakan kesediaannya melakukan yang terbaik demi keberhasilan proyek tersebut.

Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan ini diharapkan dapat kembali ke komitmen awal dimana kedua belah pihak sepakat adanya renegosiasi khususnya tentang pembagian biaya pengembangan jet tempur di paruh pertama.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Mengintip Kecanggihan 2 Kapal Selam Calon Pengganti KRI Nanggala 402

Mengintip Kecanggihan 2 Kapal Selam Calon Pengganti KRI Nanggala 402


Infokomando - Kapal selam merupakan salah satu Alutsista strategis yang menjadi target modernisasi di era kepemimpinan Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.

Merespons hal itu, Prabowo kemudian melakukan safari dan kunjungan ke berbagai negara untuk melakukan penjajakan, diantaranya adalah Jerman dan Perancis.

Dua negara ini merupakan pembuat kapal selam terbaik dengan pengguna tersebar di berbagai belahan dunia. Ada dua jenis kapal selam yang saat ini menjadi incaran Prabowo yaitu Riachuela Class buatan Perancis dan U214 class buatan Jerman.

Kapal selam Riachuelo
Per Desember 2020, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dilaporkan telah berdiskusi dengan Naval Group yaitu konsorsium perusahaan galangan kapal asal Perancis. Dikutip dari laman Janes, Indonesia dikabarkan tengah menjajaki pemesanan kapal selam kelas Riachuelo, yang merupakan modifikasi dari kelas Scorpene.

Sedangkan Scorpene sendiri adalah kapal selam konvensional yang dirancang oleh Naval Group (Perancis) untuk pasar ekspor. Ada yang menarik, Naval Group menawarkan adanya opsi transfer teknologi bagi negara manapun yang membeli kapal selamnya.

Sedikitnya ada 14 kapal selam jenis Scorpene yang sudah dioperasikan dan dibangun di luar galangan Perancis antara lain Angkatan Laut Chili sebanyak 2 unit, Angkatan Laut India sebanyak 6 unit, Angkatan Laut Malaysia sudah beroperasi 2 unit dan Angkatan Laut Brasil 4 unit.

Bagian dalam kapal selam Scorpene

Desain Scorpene yang dibuat oleh Brasil bersama Perancis sudah mengalami perombakan atau modifikasi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan angkatan laut Brasil. Scorpene Brasil atau Riachuelo, bodynya sedikit lebih panjang agar bisa membawa awak yang lebih besar. Dengan badan yang lebih panjang tentunya Riachuelo mampu melakukan patroli laut dua kali lipat lebih jauh jaraknya.

Sama seperti Scorpene, Riachuelo dirancang multifungsi yaitu bisa sebagai kapal selam samudra juga untuk operasi diperairan dangkal. Sehingga mampu diandalkan untuk berbagai misi seperti anti-kapal selam, operasi khusus, perang anti-permukaan dan kegiatan intelijen.

Bisa dikatakan kapal selam Riachuelo ini mengintegrasikan peningkatan dari kapal selam serang cepat Kelas Barracuda Perancis dengan Scorpene yang punya kemampuan lebih canggih.

Awak kapal selam Brasil

Untuk spesifikasinya, Riachuelo memiliki panjang 72 knot dipermukaan dan 20 knot lebih didalam air. Bila diatas permukaan beban Riachuelo adalah 1.600 - 2.000 ton.

Memiliki kemampuan menyelam lebih dari 300 meter dan mampu bertahan selama 45 hari dengan kapasitas 35 orang awak. Total muatan senjata Riachuelo adalah 18 unit, tabung senjata 6 laras dan mampu beroperasi di laut lebih dari 240 hari pertahunnya.

Kapal selam tipe 214
Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Thyssen-Krupp Marine Systems (TKMS) yakni produsen kapal selam asal Jerman, dimana TKMS menawarkan proposal pengadaan kapal selam Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 kepada TNI Angkatan Laut (TNI AL).

Kapal selam Diesel-Listrik (SSK) Tipe 214 ini merupakan salah satu kapal selam tercanggih yang dibuat TKMS Jerman dengan kemampuan hybrid.

Kapal selam type 214

SSK Tipe 214 memiliki kompartemen berlambung tunggal yang dikembangkan dari tipe sebelumnya yakni tipe 209 dan tipe 212A. Dengan adanya penggabungan prinsip desain tersebut, menjadikan SSK Tipe 214 lebih hemat biaya operasional dan memiliki pengguna banyak diberbagai belahan dunia.

Dengan panjang sekitar 72 meter dan diameter pressure hull 6,3 meter, kapal selam Tipe 214 dapat membawa 27 awak dan 8 tabung senjata. Memiliki kemampuan menyelam di kedalaman laut hingga 400 meter (1.300 kaki) dan bisa menampung makanan, air bersih dan bahan bakar selama 84 hari beroperasi.

Dengan muatan yang besar memungkinkan cakupan jelajah dari kapal selam tersebut menjadi lebih luas dan fleksibel untuk dioperasikan mulai dari perairan pesisir hingga patroli di laut lepas.

Teknologi AIP pada kapal selam India

SSK Tipe 214 dilengkapi teknologi Fuel Cell Air-Independent Propulsion System terbaru dan terbukti meningkatkan ketahanan saat berada di kedalaman laut serta mengurangi resiko terdeteksi dengan dukungan upgrade dari kapabilitas sonar. Belum lagi adanya fitur AIP yang memungkinkan kapal selam dapat bertahan didalam air selama 3 minggu tanpa muncul ke permukaan.

Dari sisi persenjataan, SSK Tipe 214 mampu membawa senjata besar diantaranya torpedo, rudal dan ranjau dengan kemampuan melesat maksimal tanpa menimbulkan suara bising sehingga semakin sulit untuk dideteksi kapal selam lain.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Ketika Awak Kapal Selam Jerman Memberikan Penghormatan Terakhir Kepada KRI Nanggala 402

Ketika Awak Kapal Selam Jerman Memberikan Penghormatan Terakhir Kepada KRI Nanggala 402


Infokomando - Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer menyampaikan duka citanya terkait insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali beberapa hari lalu. Hal ini disampaikannya melalui akun Twitter resminya.

"Today, I feel with the families and friends of the 53 Indonesian sailors whose submarine #Nanggala402 sank. My heartfelt condolences to Defense Minister @Prabowo and the Indonesian Armed Forces," dikutip dari akun Twitter @akk berdasarkan keterangan tertulis KBRI Jerman, Jumat (30/4/2021).

Selain itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman Verband Deutscher Ubootfahrer/VDU juga menyampaikan dukanya terkait KRI Nanggala-402 dengan menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di Kota Möltenort, Jerman, Kamis (29/4).
 
Upacara ini sengaja dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen ini dibangun oleh Jerman untuk menghormati para kru kapal selam yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen ini kemudian secara rutin dijadikan simbol penghormatan tertinggi kepada seluruh awak kapal selam Jerman yang gugur dalam tugas.

Penghormatan terakhir kepada awak KRI Nanggala ini dihadiri oleh Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Atase Pertahanan RI Berlin Rio Hendrawan, Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, tiga peserta Sesko asal Indonesia, beserta delegasi Task Force RI MCMV Lemwerder. 

Upacara juga dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Dewan Pengurus, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel,  Komandan Skuadron Kapal Selam, Komandan Armada Misi dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.

Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman Michael Setzer mengungkapkan rasa kehilangan atas gugurnya awak KRI Nanggala-402. Menurutnya, sesama awak kapal menyadari tugas yang dijalankan semua penuh risiko.

"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami menyadari tugas yang kami emban penuh dengan risiko dan bahaya. Segiat apa pun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang kami digunakan, kecelakaan adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari," ujar Michael Setzer.

Michael Setzer mengaku bila anggota Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman memiliki hubungan kolega dan pribadi yang sangat dekat dengan awak Nanggala-402. Di antara awak Nanggala-402 disebut dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di Angkatan Laut Jerman.

"Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami," tuturnya.

Dubes Oegroseno sangat mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman yang telah menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini. Ia mengucapkan terima kasih atas solidaritas yang diberikan kepada awak KRI Nanggala.

"Atas nama pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan para keluarga korban, saya mengucapkan terima kasih banyak atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman. Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang telah gugur dan digelar di luar Indonesia. Kegiatan ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman," tuturnya.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : -
Demi Mempertahankan Superioritas Maritimnya, AL AS Bangun Kapal Perang Pengangkut Drone

Demi Mempertahankan Superioritas Maritimnya, AL AS Bangun Kapal Perang Pengangkut Drone


Infokomando - Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) berencana membangun kapal perang spesialis pengangkut drone yang dapat melakukan banyak tugas dalam berbagai fungsi peperangan. AS berencana memodernisasi seluruh kekuatan angkatan laut yang dimiliki untuk mempertahankan keunggulan di laut. 

Kapal perang pengangkut drone rencananya akan dilengkapi rudal hipersonik, dan tembakan jarak jauh dari sel VLS dan meriam 155mm. Kapal ini nantinya juga menyediakan landasan pacu dan landasan pendaratan yang dilengkapi peluncur pesawat elektrik atau sky jump. 

Mockup Kapal Perang Pengangkut Drone BAE UXV

Sejumlah pesawat tanpa awak dapat diangkut oleh kapal ini seperti pesawat tak berawak sayap tetap, helikopter dan drone.

Kapal Perang Pengangkut Drone BAE UXV memiliki panjang 152 meter dan dilengkapi dua landasan pacu berbentuk V dengan masing-masing memiliki panjang 50 meter.

Untuk membuat kapal perang pengangkut drone, Angkatan Laut A.S. kemudian menerapkan persyaratan ukuran kapal, tujuan, parameter misi, biaya, pencegahan dan efektivitas. Yang menjadi kandidat kapal perang pengangkut drone Angkatan Laut AS adalah BAE Systems UXV dan Naval Group's Ocean Avenger. 

Editor : Devina | Foto : Ist 
Kejar Kelompok Teroris OPM, TNI Turunkan Pasukan Setan Dari Jawa Barat

Kejar Kelompok Teroris OPM, TNI Turunkan Pasukan Setan Dari Jawa Barat


Infokomando - Ratusan Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda bakal diterjunkan ke Papua. Prajurit tempur TNI AD yang dikenal dengan sebutan Pasukan Setan itu akan bertugas menjaga NKRI termasuk memburu kelompok teroris separatis OPM. 

Sebelum berangkat ke medan pertempuran, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengecek langsung pengetahuan, keahlian, mental, fisik, sarana prasana, dan persenjataan Yonif 315/Garuda. Pangdam mendatangi Markas Yonif 315/Garuda, Jalan Raya Gunung Batu Nomor 196 RT 01/09 Gunung Batu, Kota Bogor, Jawa Barat.

Budi memastikan seluruh personel Yonif 315/Garuda telah siap mengemban tugas negara mengamankan daerah rawan Papua. Dia berpesan agar Pasukan Setan itu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. 

“Laksanakan tugas dengan penuh rasa bangga sebagai salah satu wujud kehormatan yang diberikan bangsa dan negara. Pertahankan dan tingkatkan reputasi yang telah dimiliki, maka tidak ada alasan untuk gagal dalam operasi,” kata Budi, dikutip Rabu (28/4/2021).

Hadir dalam pengecekan pasukan itu Irdam III/Siliwangi Brigjen TNI Asep Syarifudin, Danrem 062/Tarumanagara Kolonel Inf Muhammad Muhidin, Danbrigif 15 Kujang II Kolonel Inf Mochamad Arief Hidayat, dan Komandan Korem (Danrem) 061/Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi.

Dia mengingatkan, bagi prajurit Siliwangi, berhasil dalam tugas merupakan kehormatan dan kebanggaan yang harus dijunjung tingggi. Kegigihan dan sikap patriotik prajurit Kodam III/Siliwangi melegenda dalam setiap tugas operasi, baik di dalam maupun luar negeri sehingga tertulis dengan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa ini.

"Esa hilang dua terbilang, cadu mundur pantrang mulang bila tak gemilang," ujarnya.

Kemampuan Mengerikan Pasukan Setan
Yonif 315/Garuda yang berjuluk Pasukan Setan ini memiliki sejumlah kemampuan mumpuni. Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengatakan, Satgas Yonif 315/Garuda memiliki kemampuan berkualifikasi melaksanakan tugas Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Prajurit Yonif 315/Garuda latihan menembak

Dengan kemampuan tersebut, Satgas Pamtas Yonif 315/Garuda mampu melaksanakan tugas di daerah perbatasan Papua-Papua Nugini dengan baik dan dapat menorehkan prestasi terbaik.

"Latihan taktik dan teknik pertempuran, serta menembak yang telah dilaksanakan, menunjukkan tingkat kesiapan satuan ini untuk diberangkatkan dalam tugas pengamanan di Papua," kata Kasdam III/Siliwangi di sela latihan menembak Satgas Yonif 315/Garuda di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum lama ini.

Selain itu, Satgas Pemukul Yonif 315/Garuda juga memiliki kemampuan mengendus atau memburu musuh dengan baik. Tak mengherankan mereka dikenal sebagai Pasukan Setan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : INews.id
Kita Butuh Minimal 10 Kapal Selam Untuk Mengawal Luasnya Wilayah Indonesia

Kita Butuh Minimal 10 Kapal Selam Untuk Mengawal Luasnya Wilayah Indonesia


Infokomando - Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis mengatakan Indonesia butuh 10 kapal selam untuk menjaga wilayah perairannya. Sejauh ini, Indonesia baru memiliki 5 kapal selam dan tinggal 4 Kapal selam yang dimiliki Indonesia antara lain KRI Cakra 401, KRI Nagapasa 402, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405.

"Minimal yang kita butuhkan adalah 10, ya. Antara 10 sampai 12," kata Beni saat dibubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (27/4).

Beni menjelaskan bahwa kapal selam bisa mengawasi kawasan yang tidak bisa dijangkau oleh kapal patroli. Beni mencontohkan sepeti laut lepas dalam 300 mil Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Setidaknya terdapat tiga wilayah periaran yang mesti diawasi. Wilayah tersebut antara lain, perairan sekitar laut China Selatan atau Natuna Utara, Laut Hulu yang berbatasan dengan Filipina, dan sekitar kepulauan Maluku atau utara pulau Papua.

"Itu wilayah-wilayah yang mungkin perlu kita kawal dengan keberadaan kapal selam," tuturnya.

Kapal selam yang ada juga tidak harus selalu melakukan pengawasan. Ada armada yang dikerahkan untuk patroli, ada yang disiapkan untuk peranng, dan ada pula yang diistirahatkan atau menjalani perawatan. Dengan begitu, kuantitas menjadi penting.

"Sehingga kalau dari 10 berarti 3 atau 4 yang patroli di wilayah-wilayah tadi," jelas Beni.

Beni menyarankan pemerintah untuk membeli kapal selam dalam kondisi baru. Bukan bekas. Saran tersebut juga berlaku jika pemerintah ingin belanja alutsista jenis lainnya.

"Karena kita nggak bisa mengandalkan kalo bekas. Terlepas itu bekas 5 tahun. Cuma kalo yang bekas, saya enggak yakin," katanya.

Diketahui, saat ini pemerintah Indonesia juga belum memiliki submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Mengenai hal itu, Asisten Perencanaan, Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengaku sudah membicarakannya dengan pihak terkait.

"Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita (pengadaannya) sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan," ujar Ali di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

Pengadaan itu telah masuk dalam rencana strategis (renstra) TNI AL yang akan diajukan ke Kementerian Pertahanan. Pihaknya mengajukan pengadaan satu unit kapal rescue.

"Dalam renstra ini satu kapal rescue," kata Ali.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com