Lebih Canggih Dari TNI, Komisi I DPR Minta Senjata Komcad Disimpan di Markas TNI

Lebih Canggih Dari TNI, Komisi I DPR Minta Senjata Komcad Disimpan di Markas TNI


Infokomando
- PT Pindad baru saja merampungkan pembuatan 25 ribu pucuk senjata api jenis SS2-V5 A1 untuk memenuhi kebutuhan Kementrian Pertahanan (Kemhan) melatih Komponen Cadangan (Komcad).

"Bangga juga bila nanti Komcad dibekali senjata canggih yang lebih modern, ringan, memakai teleskop dan laser," kata anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin kepada wartawan, Jumat (7/5/2021).

Namun, kata Hasanuddin, hal ini akhirnya tidak seimbang dengan senjata yang digunakan oleh prajurit profesional seperti TNI.

"Padahal hanya untuk sekedar latihan saja tak perlu lah menggunakan senjata secanggih itu," ujar Hasanudin lagi.

Ia kemudian menyarankan agar semua senjata-senjata yang barusan dipesan tersebut tidak disimpan di Kemhan melainkan di satuan TNI yang dianggap lebih berpengalaman mengurus penyimpanan senjata.

"Biar mudah pemeliharaan dan penyimpanannya. TNI juga telah berpengalaman mengurus senjata," ucapnya.

Selain itu, Hasanuddin juga mempertanyakan mengapa rekurtmen Komcad hanya dilakukan di Matra Darat saja. Padahal, sebagai sebuah pasukan cadangan militer tak hanya matra darat saja yang dibutuhkan.

Kemhan dijadwalkan akan membuka pendaftaran Komcad pada minggu pertama hingga ketiga Juni 2021. Sementara pelatihannya sendiri akan mulai dilakukan pada pekan keempat Juni hingga September. Total lama pelatihan selama kurang lebih tiga bulan.

Seleksi Komcad
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan akan membuka seleksai Komponen Cadangan mulai bulan depan.

Dirjen Pothan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha memimpin Rapat Koordinasi Panitia Pusat Pembentukan Komponen Cadangan yang dilaksanakan di Aula Bela Negara Lantai 8 GR Soeprapto, Ditjen Pothan Kemhan Jakarta pada Selasa (4/5/2021).

Pelatihan Resimen Mahasiswa

Rapat Koordinasi Panitia Pusat Pembentukan Komponen Cadangan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sudah sejauh mana kesiapan pihak-pihak terkait dalam rencana pembukaan pendaftaran komponen cadangan matra darat. 

Masing-masing pihak yang terkait dalam rakor ini kemudian memaparkan kesiapan proses perekrutan Komponen Cadangan mulai dari tahap pendaftaran, tahap pendidikan dan pelatihan, sampai pelantikan.

Sementara untuk pelatihannya sendiri akan mulai dilakukan pada minggu keempat Juni hingga September. Total lama pelatihan Komcad selama kurang lebih tiga bulan.

"Seleksi penerimaan (Komcad) ini akan diadakan pada minggu I, II, dan III bulan Juni 2021, sedangkan untuk pendidikan pelatihan dasar kemiliteran (Latsarmil) dilakukan selama 3 bulan akan dimulai sejak minggu ke-4 bulan Juni sampai dengan September 2021," seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pertahanan, kemhan.go.id, pada Selasa (4/5/2021).

Perekrutan Komponen Cadangan dilakukan atas dasar sukarela.
Sebagai langkah awal dari proses rekurtmen Komcad, pendidikan dan pelatihan akan dilaksanakan di Pulau Jawa, dengan alokasi sebanyak 2.500 orang. 

Infografis rekurtmen Komcad (CNNIndonesia.com)

"Pendidikan Komcad akan dilaksanakan di Rindam-Rindam yang ada di Pulau Jawa yaitu Rindam Jaya (Jayakarta), Rindam III/Siliwangi, Rindam V/Brawijaya dan Rindam IV/Diponegoro," tulis Kemenhan di laman resminya.

Penerimaan pada tahap pertama pembentukan Komcad diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa, PNS, dan pegawai BUMN/BUMS, serta pembina muda Pramuka.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tribunnews.com
Tekad dan Militansi Membangkitkan Industri Pertahanan Dalam Negeri

Tekad dan Militansi Membangkitkan Industri Pertahanan Dalam Negeri


Infokomando - Kemeterian Pertahanan (Kemenhan) tampaknya ingin membangun kekuatan pertahanan Indonesia agar memiliki efek gentar (deterrence), mobilitas tinggi, dan daya pukul dahsyat sehingga disegani negara lain sebagai strong nation (negara kuat). Untuk itu, sudah sepantasnya apabila negara memperhatikan kebutuhan alutsista bagi ketiga angkatan perang agar tidak diremehkan oleh negara tetangga atau negara lain.

Tekad tersebut tidak main-main mengingat dewasa ini, letak Indonesia yang berada dalam posisi silang strategis global kini secara artificial dikenal dengan sebutan “Indo-Pasifik” mutlak memiliki kekuatan militer yang setara dan seimbang dengan negara lain.

Guna mewujudkan rencana strategis itu, salah satunya adalah dengan membangun Industri Pertahanan Mandiri dengan kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri pula dalam rangka mendukung misi negara menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah.

Dengan memiliki industri pertahanan yang mandiri, kita tidak akan tergantung kepada negara lain untuk memenuhi kebutuhan bagi angkatan perang kita. Dengan industri pertahanan ini, kelangsungan pertahanan dapat dijaga, embargo dapat diminimalkan, dan kebutuhan alutsista dapat dipenuhi secara mandiri (self reliance), serta akan memberikan kontribusi ekonomi secara makro dalam menyediakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan menghemat devisa.

Saat ini, industri pertahanan dalam negeri telah bangkit dengan kemampuan produksi peralatan perang yang cukup beragam untuk ketiga Angkatan. Hal ini tentu sangat membesarkan hati kita sebagai bangsa. Bahwa kita tidak hanya bergantung pada negara lain, tetapi mampu memenuhi sendiri kebutuhan angkatan perangnya. Tinggal bagaimana kita mengembangkan strategi Defence Industry Supporting Economy.

Panser Cobra 8x8 buatan Pindad

Sehingga secara bertahap, modernisasi alutsista kita tidak melulu bertumpu kepada alutsista modern produksi luar negeri. Disini ada perintah konstitusi untuk membangkitkan industri pertahanan dalam negeri.

Masa depan industri pertahanan Indonesia memiliki banyak peluang untuk terus ditingkatkan dan dikembangkan. Berbagai capaian dalam teknologi robot, pesawat tak berawak, kapal tak berawak, roket dan rudal, pembuatan satelit militer, kendaraan lapis baja, kapal perang dan pesawat merupakan peluang pengembangan industri pertahanan pada masa datang.

Dengan kebijakan pemerintah dan alokasi anggaran yang terus ditingkatkan setiap tahunnya untuk industri pertahanan, pengembangan dan peningkatan kemampuan industri pertahanan perlu ditransfer menjadi sebuah kapabilitas pertahanan yang lebih mumpuni dan lebih andal pada masa depan.

Tantangan sekaligus peluang bagi industri pertahanan dalam negeri adalah meningkatkan kualitas manajemen yang profesional dan kompetitif, sehingga dapat memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi, dan harga yang mampu bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, maka semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna. Tantangan ini merupakan cambuk untuk meraih kapasitas produksi yang maksimal.

Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadikan peran “broker” yang berdampak kepada “mark-up”. Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberi peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya dapat menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan tanpa peran pihak ketiga adalah cara yang paling tepat untuk menciptakan efsiensi dan manfaat.

Alokasi anggaran untuk industri pertahanan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan tingginya atensi pemerintah dalam memberikan good will dan political will dalam memenuhi kebutuhan alutsista melalui pemberdayaan industri pertahanan menuju kemandirian pemenuhan kebutuhan alutsista dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara makro dengan meningkatkan lapangan kerja, mengurangi pengangguran serta menghemat devisa.

Tekad untuk membangkitkan industri pertahanan kita harus didukung militansi dan intelektualisasi dari teknorat kita baik sipil dan militer disertai sekali lagi “political will” yang konsisten dan berkelanjutan dari negara.

Industri pertahanan sebagai komponen pendukung dalam sistem pertahanan negara merupakan faktor determinan yang perlu terus dikembangkan sesuai dinamika perubahan strategis. Industri pertahanan saat ini masih lebih pada pembangunan teknologi pertahanan yang terlihat (tangible) untuk keperluan alutsista darat, laut dan udara, tetapi di masa depan perlu dikembangkan juga pada kemampuan lain seperti rekayasa perangkat lunak untuk keperluan-keperluan sistem yang berorientasi pada perangkat lunak (software based system) seperti simulator, artifcial intelligence, robot dan juga dalam rangka meningkatkan kemampuan asimetris seperti siber untuk kebutuhan informasi dan komunikasi khususnya kemampuan intelligence, surveillance dan recognition (ISR). Selain itu industri pertahanan harus mampu mengakomodasi pencapaian-pencapaian teknologi dan ilmu pengetahuan lainnya yang didapat oleh para anak bangsa.

Industri pertahanan dalam pengembangannya perlu memperhatikan aspek institusional, industrial, legal dan personal atau SDM sehingga arah pengembangan industri pertahanan lebih fokus dan sesuai dengan kultur Indonesia. Oleh karena memperhatikan pengembangan strategis ke depan, kesinambungan kebijakan pada industri pertahanan memerlukan komitmen dan kepedulian berbagai pihak agar jalannya industri pertahanan tidak tersendat-sendat. Bahkan dengan melakukan strategy driven analysis, maka akan jauh lebih tinggi dan itu akan memacu pengembangan industri pertahanan.

Karena perubahan strategis yang begitu cepat bahkan cenderung penuh ketidakpastian dan tidak dapat diprediksi, menyebabkan adaptasi terhadap kemampuan industri pertahanan harus senantiasa dikembangkan yang merupakan hasil dari kontemplasi dan gagasan serta pertimbangan dari perubahan-perubahan strategis yang terjadi di sekitar Indonesia dan dipengaruhi aspek strategi, teknologi, serta persepsi dan kalkulasi hubungan internasional.

Kementerian Pertahanan dalam hal ini sangat mendukung setiap kerja keras dan kerja cerdas, serta kreasi dan inovasi pelaku industri pertahanan yang akan mendukung meningkatnya kapabilitas strategis demi terciptanya Indonesia sebagai kekuatan regional seperti yang diharapkan.

Esensi Perlu menjadi pemahaman bangsa dan negara bahwa tidak mungkin ada negara yang menunggu terjadinya perang, baru kemudian mempersiapkan angkatan perang mereka. Sebab, membangun sistem pertahanan negara tidak bisa dilakukan seketika, tetapi harus dilakukan secara sistematis dan bertahap berjangka panjang sesuai dengan postur sistem pertahanan yang diinginkan dan ditopang oleh kemampuan Industri Pertahanan Dalam Negeri yang andal yang akan menghasilkan kualitas Postur Pertahanan yang tangguh. Inilah tantangan yang menjadi beban tanggung jawab bersama kini dan mendatang.

Penulis:
Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin

Editor : Devina | Foto : Ist
25 Ribu Pucuk Senjata SS2-V5 A1 Untuk Komcad  Sudah Rampung Dibuat PT. Pindad

25 Ribu Pucuk Senjata SS2-V5 A1 Untuk Komcad Sudah Rampung Dibuat PT. Pindad


Infokomando
- Direktur Utama PT Pindad Persero Abraham Moose memastikan 25 ribu pucuk senjata api jenis SS2-V5 A1 yang berukuran lebih pendek dan ringan dari SS2 lainnya telah selesai dibuat.

Sebanyak 25 ribu senjata ini sengaja dibuat untuk memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang akan digunakan untuk pelatihan Komponen Cadangan.

"Senjata api sudah selesai (pembuatannya)," kata Abraham saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (6/5).

Abraham tak menjelaskan lebih lanjut apakah 25 ribu senjata ini sudah dikirim ke Kemhan untuk selanjutnya digunakan. Kemhan sendiri seperti yang diberitakan sebelumnya akan mulai membuka pelatihan Komcad per Juni mendatang.

Pendaftaran dijadwalkan dibuka pada pekan pertama hingga ketiga Juni 2021. Sementara pelatihannya akan mulai dilakukan pada pekan keempat Juni hingga September. Total lama pelatihan selama kurang lebih tiga bulan.

Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi melalui pesan singkat mengatakan pelatihan ini merekrut 2.500 orang, dari yang semula 25 ribu Komcad.

Info grafis senjata SS2 V5 A1 (iNews.id)

Kata dia, fokus utama pelatihan Komcad kali ini hanya untuk Matra Darat dengan sasaran spesifik beberapa lembaga seperti ASN, Pegawai BUMN dan Mahasiswa.

"Fokus untuk ASN, Pegawai BUMN/S dan Mahasiswa dulu," kata Dahnil.

Berdasarkan PP3/2021, setiap warga negara Indonesia (WNI) berhak ikut mendaftar untuk mengikuti pelatihan Komcad dengan syarat turunan lainnya.

Meski begitu, bagi warga yang ingin mendaftar Komcad tidak ada paksaan. Semua dilakukan atas kesadaran sendiri, dan dipastikan bentuk pelatihan dan penggunaannya tidak sama dengan Wajib Militer yang menekankan unsur kewajiban bagi warganya.

Kemenhan menargetkan pada pembentukan Komcad di paruh pertama sudah harus mendapatkan sebanyak 35 batalyon atau sebanyak 25 ribu prajurit. Sedangkan untuk dasar pembentukan Komcad ini sudah sesuai dengan amanat UU No 23 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Viral Tank TNI AD Hadang Pemudik, Kapendam Jaya : Tidak Benar, Itu Hanya Latihan

Viral Tank TNI AD Hadang Pemudik, Kapendam Jaya : Tidak Benar, Itu Hanya Latihan


Infokomando - Kapendam Jaya Kolonel Arh Herwin BS mengklarifikasi Video viral yang menyebut TNI telah menurunkan tank untuk menyekat pemudik di Perbatasan Bekasi-Bogor. Herwin membantah isu yang berkembang di masyarakat.

Herwin menjelaskan bahwa itu merupakan tank latihan yang tengah digunakan oleh satuan Yonarmed-7/105 GS/Biringgalih yang sedang melaksanakan Latihan Taktis Tingkat Rai TW II TA.2021.

"Video anggota TNI menurunkan Tank untuk melakukan Penyekatan kepada Pemudik itu tidak benar," kata Herwin melalui keterangan tertulis, Jumat (7/5).

Latihan Satuan Yonarmed-7/105 GS/Biringgalih dilakukan pada Kamis (6/7) kemarin. Latihan dilakukan di lapangan bekas Pabrik Kecap.

Lokasi tepatnya yakni di Tanah Lapang Bakong Jl. Raya Narogong, Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Latihan tingkat Rai Yonarmed-7/105 GS/Biringgalih itu menggunakan kendaraan tempur (ranpur) antara lain, Meriam 105 GS sebanyak 2 unit, AMX sebanyak 1 unit, Ran Truk sebanyak 2 unit, Ran Ambulance sebanyak 1 unit dan Ran Strada Triton Wadanyon sebanyak 1 unit.

Dalam kegiatan ini, seluruh tim juga melaksanakan penghambatan lalu lintas untuk mengamankan kendaraan lain yang sedang melintas dekat lokasi latihan.

Namun, dalam rekaman video yang viral, ada narasi bahwa TNI turun tangan menyekat pemudik dengan mengerahkan tank. Kodam Jaya merasa dirugikan dengan narasi tersebut.

Herwin menegaskan bahwa video yang dimaksud diambil saat TNI latihan dan melibatkan kendaraan tempur jenis tank. Bukan bermaksud melakukan penyekatan mudik di perbatasan Bekasi-Bogor.

"Kabat ini membuat heboh, oleh karena itu, kami dari pihak Kodam Jaya merasa dirugikan dengan penyebaran video tersebut dan kami katakan bahwa berita tersebut tidak benar atau hoaks," kata dia.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Belajar Dari Konflik Ladakh, AD India Buka Tender untuk Pengadaan 350 Tank Ringan

Belajar Dari Konflik Ladakh, AD India Buka Tender untuk Pengadaan 350 Tank Ringan


Infokomando - Angkatan Darat India telah mengeluarkan Request For Information (RFI) untuk pengadaan 350 tank ringan dengan berat kurang dari 25 ton. 

Kebutuhan tersebut muncul setelah bentrokan di Ladakh Timur di mana kebutuhan akan tank ringan dirasakan untuk ditempatkan di Area Ketinggian Tinggi (HAA). 

Tank 25 ton ini, jika pengadaannya terlaksana, akan membentuk setidaknya enam resimen dalam AD India.

RFI tertanggal 22 April dan diterbitkan pada hari Jumat (23/04) menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan India bermaksud untuk mendapatkan platform kendaraan tempur generasi baru, sekitar 350 tank ringan secara bertahap, bersama dengan logistik berbasis kinerja, teknologi khusus, paket dukungan teknik, dan kebutuhan pemeliharaan dan pelatihan lainnya. 

"Tanggal terakhir penerimaan tanggapan RFI adalah 18 Juni 2021," kata dokumen RFI.

Tank ringan Type-15

Tahun lalu, selama bentrokan dengan Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok telah mengerahkan tank ringan Type-15 di sepanjang  Line of Actual Control dan kemudian pada bulan Agustus Angkatan Darat India mengerahkan Tank Tempur Utama T-72 dan T-90 di tepi selatan Pangong Tso untuk melawan pengerahan tank Tiongkok.

Sesuai dengan spesifikasinya, persenjataan utama harus menampilkan sistem senjata yang multiple, modular dan dapat diupgrade dengan kemampuan untuk menghancurkan dan melawan berbagai ancaman.

Kendaraan juga harus menampilkan senjata multiple untuk peran anti-pesawat dan darat dengan kaliber berbeda yang dibantu dengan remote control weapon station

Untuk amunisi, tank harus menggunakan 'amunisi pintar' multiguna modern dengan peluru kendali anti-tank yang diluncurkan dengan tabung senjata. Tank harus memiliki auxiliary power unit, pemanas, unit kontrol lingkungan dan kemampuan anti drone, jammer UAV, dan kemampuan bekerja dalam jaringan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : militaryleak.com
Teknologi ENVG-B Militer AS Dirancang Untuk Membuat Musuh Tak Bisa Bersembunyi Dalam Gelap

Teknologi ENVG-B Militer AS Dirancang Untuk Membuat Musuh Tak Bisa Bersembunyi Dalam Gelap


Infokomando - Militer Amerika Serikat menampilkan rekaman gambar yang diambil dengan teknologi penglihatan malam (Night Vision Goggles) terbaru, dan ini merupakan peningkatan besar pada teknologi night vision yang sebelumnya menampilkan visual warna hijau buram.

Di dunia militer, NVG digunakan sebagai perangkat bantu untuk melihat lingkungan sekitar dalam keadaan gelap dan kurang cahaya. Namun sayangnya, NVG dengan tampilan warna hijau pada jarak tertentu tidak bisa membedakan objek dengan lingkungan. 

Tampilan visual menggunakan NVG biasa

Untuk mendukung mobilisasi pasukan, terutama pada malam hari. Militer AS melengkapi prajuritnya dengan perangkat canggih buatan L3Harris Technology bernama Enhanced Night Vision Goggle-Binoculars (ENVG-B).

Dilansir dari laman resminya, pengembangan perangkat ini menyesuaikan kebutuhan militer yang ingin meningkatkan keamanan personil saat melakukan operasi malam hari. Sedangkan saat ini pengguna terbesar ENVG-B adalah militer AS.

ENVG-B dipilih oleh militer AS karena dianggap memiliki kinerja lebih baik ketimbang NVG biasa. Hal ini dapat dilihat pada tayangan video yang ditunjukkan dalam latihan mereka dimana ENVG-B dapat memberikan tampilan vidual lebih jelas kepada operator berupa garis terang seperti cahaya yang memisahkan antara orang, objek dan lingkungan sekitar.

Tampilan visual menggunakan ENVG-B

Teknologi penglihatan malam pertama kali ditemukan pada tahun 1930-an saat perang dunia 2 untuk membantu pasukan dapat melihat dalam gelap. Teknologi tersebut kemudian terus dikembangkan dengan berbagai kemampuan sampai saat ini.

Perlu diketahui, cara kerja perangkat night vision adalah dengan menyerap cahaya sekitar lalu diteruskannya melalui photocathode yaitu perangkat yang mengubah foton (cahaya) menjadi elektron. Elektron tersebut kemudian menabrak tabung yang dilapisi zat fluoresen fosfor, lalu menciptakan sebuah gambar atau citra.

Sedangkan teknologi ENVG-B terbaru menggunakan tabung fosfor putih, yang menurut Pusat Dukungan Akuisisi Angkatan Darat menawarkan kontras yang lebih baik. Hasilnya adalah bidang visual yang dengan jelas menguraikan atau memisahkan orang, peralatan, dan senjata termasuk latar belakang.

Editor : Devina | Foto : Ist
Tak Ingin Dimonopoli,  Militer Australia Berhenti Menggunakan Sistem Pertahanan Buatan Israel

Tak Ingin Dimonopoli, Militer Australia Berhenti Menggunakan Sistem Pertahanan Buatan Israel


Infokomando
- Pemerintah Australia telah mengumumkan bahwa pada pertengahan Juni nanti militernya tidak akan lagi menggunakan Battle Management System (BMS) buatan perusahaan senjata swasta terbesar Israel, Elbit Systems.

"Informasi tersebut disampaikan kepada perusahaan (Elbit) tanpa penjelasan mengenai alasan di balik keputusan itu, dengan (Departemen) Pertahanan mengkonfirmasikan bahwa mereka saat ini tidak memiliki solusi sementara untuk bisa menggantikan kemampuan tersebut," ungkap Departemen Pertahanan Australia dalam laman resminya.

Namun, menurut laporan Australian Broadcasting Corporation (ABC), ketegangan antara Elbit System dan Departemen Pertahanan Australia telah mencapai klimaks dikarenakan perusahaan Israel telah memberlakukan "premi yang sangat besar" pada BMS dan dianggap melakukan monopoli.

"Orang-orang sudah muak dengan Elbit yang telah melakukan eksploitasi dan monopoli sistem untuk mengenakan premi yang besar," ungkap seorang perwira Australia seperti dilansir dari media ABC.

"Dan ada kekhawatiran terhadap Israel yang memiliki pintu belakang (Back door) pada sistem informasinya," papar perwira itu.

Diketahui bahwa Elbit Sistem sering menjadi sasaran kampanye kelompok hak asasi manusia (HAM).

Perusahaan Israel itu telah memproduksi teknologi pemantau yang dipasang pada tembok pemisah di Tepi Barat Gaza. Elbit juga diketahui menyuplai 85% mesin drone militer untuk Israel selain komponen dan senjata lainnya pada 2014. Teknologi buatan Elbit tersebut telah menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 orang di antaranya anak-anak. Mereka tewas hanya dalam kurun waktu 50 hari.

Perusahaan senjata milik Israel itu juga telah memiliki sepuluh titik lokasi (anak perusahaan) diseluruh penjuru Inggris. Melihat track record Elbit dimana produknya sering digunakan untuk melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan kejahatan perang telah membuat citra perusahaan itu tercoreng.

Pada Februari, East Sussex Pension Fund adalah yang terbaru untuk divestasi dari Elbit beberapa bulan setelah aktivis hak asasi manusia melobi lembaga tersebut untuk mengakhiri hubungannya dengan perusahaan yang melanggar hukum internasional.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Drone Elang Hitam Akan Dipersenjatai, Tahun Depan Siap Produksi Massal

Drone Elang Hitam Akan Dipersenjatai, Tahun Depan Siap Produksi Massal


Infokomando - Rakyat Indonesia patut berbangga karena dalam waktu dekat drone buatan dalam negeri jenis Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang dilengkapi persenjataan ditargetkan akan rampung tahun ini. 

Dikutip dari Antara, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berhasil membuat drone berbagai versi untuk memenuhi kebutuhan militer dalam rangka menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman.

BPPT sudah melakukan pengembangan drone jenis PUNA untuk dibuat lebih efektif dan mutakhir dimana sistem yang ditanam menggunakan teknologi terbaru. 

PUNA yang dikembangkan BPPT ini berbeda dari drone kecil lainnya yang banyak dijual dipasaran, melainkan pesawat tanpa awak berukuran besar yang dibangun khusus untuk kepentingan survilance dan pertahanan negara.

Elang Hitam saat dipamerkan

Kepala BPPT, Hammam Riza menyampaikan bahwa BPPT melakukan perekayasaan PUNA jenis taktikal guna memenuhi kebutuhan  nasional khususnya untuk lingkungan TNI.

BPPT menargetkan Indonesia memiliki pesawat drone mata-mata dengan memiliki spesifikasi kombatan yang asli dibuat di dalam negeri pada 2022.

Hal itu dimasukkan ke dalam target Program Pengembangan Drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) nasional yang masih dalam pengembangan.

Hammam menjelaskan bahwa Drone MALE memiliki jangkauan jelajah operasi 23.000 kilometer non-stop daya tahan terbang tinggi selama 30 jam, siang dan malam.

“Dengan kemampuan tersebut, Drone Male akan digunakan untuk mendukung Kementerian Pertahanan, khususnya dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara,” ucap Hammam.

Drone atau Puna dengan tipe Male ini diberi nama Elang Hitam dan memiliki kemampuan beroperasi dalam radius 250 km.

Ground Control Station (GCS)

Elang Hitam memiliki panjang 8,3 meter dengan bentang sayap yang mencapai 16 meter.

Semenjak dikenalkan pada akhir tahun 2019, tahun 2021 drone ini mendapatkan pengembangan dalam tingkatan kombatan.

“Bersama Konsorsium PUNA MALE Elang Hitam akan terus melanjutkan pengembangan ke tingkat kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI untuk menjaga wilayah Indonesia khususnya area perbatasan,” kata Hammam.

Konsorsium yang terlibat dalam pengembangan drone ini beranggotakan PT Dirgantara, LAPAN, TNI AU, ITB, PT Len Industri dan lainnya.

“Setelah drone dipersenjatai, pada tahapan selanjutnya akan diurus sertifikat tipenya supaya bisa masuk ke tahapan produksi massal,” ujarnya.

“Jika semua lancar maka drone Elang Hitam bisa diproduksi massal tahun depan,” sambung Hammam.

Infografis (Katadata)

Berdasarkan kajian dari BPPT, TNI AU akan membutuhkan 33 drone untuk menjaga pertahanan negara.

Karena diperkirakan satu pangkalan drone akan membutuhkan tiga unit drone yang terdiri atas satu unit operasional, satu uni standby, dan satu unit perawatan.

Ditargetkan Indonesia nantinya dapat memiliki 11 pangkalan drone untuk melakukan kegiatan mata-mata mengawasi udara di perbatasan Indonesia.

Drone PUNA MALE juga selain berguna untuk menghemat devisa nasional, biaya perawatannya juga jauh lebih murah daripada penggunaan aset patroli pesawat terbang.

Selain menciptakan rasa aman karena dapat menjaga kedaulatan negara, PUNA MALE juga dapat menyelamatkan aset ikan dari pencurian ilegal, sehingga menjaga stok ikan melimpah.

Perlu diketahui juga kalau drone PUNA MALE Elang Hitam ini sama hebatnya dengan drone milik Amerika yang bernama MQ-9 Reaper.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari LAPAN, Drone MQ-9 Reaper sendiri adalah drone  yang menghancurkan konvoi mobil Jenderal Iran, Qasem Soleimani

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Pikiran-Rakyat.com