Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz

Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz


Infokomando - Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) telah dilaporkan menembak 13 kapal cepat milik Iran di perairan Selat Hormuz, Teluk Persia. Menurut Pentagon sebagaimana disampaikan juru bicara John Kirby,  speed boat berjumlah 13 unit itu berusaha mengejar 6 kapal AL AS yang tengah mengawal kapal selam USS Georgia yang sedang melintas di selat tersebut, Senin kemarin (10 Mei 2021).

Sebagaimana dikutip dari Arab News, Kirby menyatakan bahwa kapal-kapal cepat milik Iran yakni pasukan AL Republik Iran datang dengam manuver agresifnya dan ingin mengelilingi kapal AS. 

Oleh sebab itu kapal perang AS mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 2 kali. Tembakan pertama dilakukan pada jarak 300 yard dan kedua pada jarak 150 yard hingga akhirnya pasukan Iran tersebut dilaporkan mundur.

Pentagon menyebut aksi pasukan laut Iran sangat agresif karena mencoba mendekati kapal perang AL AS dalam jarak yang relatif dekat. Hal itu kemudian dianggap sebagai potensi ancaman bagi awak kapal. 

" Mereka mengejar (kapal perang) dengan sangat agresif, " Kata Kirby. 
 
Dia melanjutkan bahwa sehari sebelumnya kapal selam USS Monterey berhasil menyadap indikasi adanya kapal bersenjata di laut Arab yang diduga sedang menuju ke Yaman yang disebut AS merupakan lokasi pemberontak Hutsi yang selama ini mendapat dukungan Iran. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Viva.co.id
Batalion Sepik PNG Tantang Perang Indonesia, 5 Batalion TNI AD Ini Siap Hadang di Perbatasan

Batalion Sepik PNG Tantang Perang Indonesia, 5 Batalion TNI AD Ini Siap Hadang di Perbatasan


Infokomando - Sebanyak lima batalyon pasukan TNI AD siap mengamankan tanah Papua dari serbuan Batalion relawan asal Provinsi Sepik, Papua Nugini (PNG) . Dimana sebelumnya mereka menyatakan siap berperang melawan tentara Indonesia untuk memerdekakan wilayah tersebut. Batalion relawan asal Provinsi Sepik akan masuk lewat celah- celah perbatasan RI dengan Papua Nugini.

Kelima Batalyon ini yaitu Batalyon Infanteri Mekanis 512/Quratara Yudha, Batalyon Infanteri Yonif 131/Braja Sakti, Yonif 403/Wirasada Pratista, Yonif 315/Garuda dan Yonif Raider 412.

Mereka semua bertugas untuk menjaga daerah perbatasan (pamtas) Indonesia dengan Papua Nugini (PNG) disamping menghadapi teror kelompok separatis OPM atau yang lebih dikenal dengan nama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan Yonif 131/BRS nantinya akan menggantikan Yonif Mekanis Raider 413/BRM, Yonif Mekanis 512/QY akan menggantikan posisi Yonif Raider 100/PS dan Yonif 403/WP akan menggantikan Yonif 312/KH.

"Mereka nantinya bertugas menjaga daerah perbatasan RI dengan PNG," ungkap Brigjen TNI Izak Pangemanan disela-sela upacara penerimaan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG di Satuan Patroli (Satrol) Lantamal X Jayapura, Selasa (9/3/2021) seperti dikutip dari www.tni.mil.id.

Prajurit TNI patroli di belantara Papua

1. Yonif 131/Braja Sakti
Merupakan Batalyon Infanteri 131/BS di bawah komando Korem 032/Wirabraja. Markas komando batalyon ini berada di Kelurahan Ranah Tiakar, Payakumbuh, Sumbar sekaligus sebagai Markas Kompi A, B, dan Kompi Bantuan. Sedangkan Kompi C berlokasi di Tanjung Pati, Kabupaten Lima Puluh Kota. Batalyon ini sudah teruji dengan berbagai penugasan diantaranya pernah terlibat meredakan pemberontakan PRRI di wilayah Sumatera bagian barat, menumpas GPK Aceh dan Operasi Seroja di Timtim. Di Papua pasukan ini nantinya bertugas menjaga perbatasan daerah Kabupaten Keerom, Papua dan Distrik Muara Tami, Jayapura dengan PNG.

2. Yonif Mekanis 512/Quratara Yudha
Satuan Yonif Mekanis 512/Quratara Yudha ini terkenal dengan julukannya “Semut Hitam”. Merupakan salah satu satuan tempur Infanteri Mekanis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Yonif 512/Quratara Yudha ini nantinya bertugas di Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Papua.

3. Yonif 403/Wirasada Pratista
Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista merupakan batalyon infanteri yang secara struktural berada di bawah komando Korem 072/Pamungkas, Kodam IV/Diponegoro. Markas Batalyon ini berkedudukan di pinggir Jalan Kaliurang km 6,5, Kentungan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Nantinya di Papua, pasukan ini akan bertugas di Distrik Arso, Kabupaten Keerom untuk menjaga perbatasan dengan PNG.

4. Yonif Raider 412
Yonif Raider 412 adalah salah satu Batalyon Infanteri berkualifikasi Raider dan masuk di jajaran Brigade Infanteri Mekanis 6/Trisakti Baladaya, Divisi Infanteri 2/Kostrad. Pasukan bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah dan dilengkapi kendaraan lapis baja jenis M113. Pasukan ini diketahui menjalankan misi Satgas Pamtas Mobile di Wilayah Papua.

5. Yonif 315/Garuda
Yonif 315/Garuda adalah pasukan pemukul milik Korem 061/Suryakencana dibawah Komando Kodam III/Siliwangi. Yonif Garuda yang viral berjuluk Pasukan Setan ini memiliki sejumlah kemampuan yang tergolong handal dalam melaksanakan tugas operasi militer perang (OMP), maupun selain perang OMSP. Selain itu, mereka memiliki kemampuan mencari posisi musuh dengan baik. Satuan ini dikenal selalu berhasil dalam berbagai penugasan di wilayah nusantara diantaranya dalam pembersihan sisa-sisa G30S/PKI hingga penumpasan GAM di Aceh serta Operasi Seroja di Timtim.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Menkopolhukam Mahfud MD Minta Agar Istilah Penyebutan KKB Papua Tak Lagi Dipakai

Menkopolhukam Mahfud MD Minta Agar Istilah Penyebutan KKB Papua Tak Lagi Dipakai


Infokomando
- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD minta agar istilah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua sudah tidak perlu digunakan lagi.

Menurut Mahfud kata Papua itu bisa mencakup budaya, tanah, adat, dan diaspora Papua sehingga dapat menyasar orang Papua di mana saja selain kelompok bersenjata yang telah dilabel sebagai teroris.

"Tolong ya, jangan lagi sebut mereka KKB Papua, tapi KKB (nama) orang, pimpinan siapa," kata Mahfud dalam wawancara di kantornya, Jumat, 7 Mei 2021.

Mahfud mengatakan pemerintah kini akan lebih spesifik menyebut nama pimpinan kelompok, misalnya Egianus Kogoya, Militer Murib, dan lainnya. Dia mengatakan saat ini pemerintah telah mengantongi 19 nama kelompok, tetapi tak merinci satu per satu.

Menurut dia, pemerintah memiliki banyak bukti bahwa 19 kelompok itu menyebarkan ketakutan, membunuh, dan menantang untuk memisahkan diri dari Indonesia (Makar).

Pada 29 April lalu, Mahfud mengumumkan bahwa pemerintah secara resmi menetapkan KKB di Papua sebagai kelompok teroris. Mahfud juga menjelaskan, penyematan label itu sebenarnya hanya sebagai konfirmasi yuridis.

Tanpa pelabelan tersebut pun, kata dia, kelompok bersenjata ini telah diketahui melakukan tindakan teror seperti yang didefinisikan di Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Terorisme.

Mahfud mengatakan mereka telah merencanakan, menggerakkan, dan mengorganisasikan aksi kekerasan atau ancaman kekerasan yang dapat menimbulkan rasa takut, merusak obyek vital, dan membunuh warga sipil.

"Itu kan sudah teror dan mereka secara terang-terangan menantang akan melawan republik," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Menurut Mahfud MD, KKB juga kecil secara jumlah dan kekuatan. "Kalau ditetapkan teroris tapi terukur, disebut siapanya, siapa orangnya, siapa kelompoknya, itu lebih mudah, agar tidak semua orang Papua dianggap teroris," ujar Mahfud. 

Editor : Devina | Foto : Ist
Soal Isu Mafia Alutsista di Kemenhan, Prabowo Minta Agar Sosok Mister M Diungkap

Soal Isu Mafia Alutsista di Kemenhan, Prabowo Minta Agar Sosok Mister M Diungkap


Infokomando - Pemerhati Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengungkap adanya seorang mafia alutsista yang ia sebut dengan nama Mister M. Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pun meminta Connie agar mengungkap siapa sosok tersebut.

"Menhan Prabowo Subianto mengatakan akan sangat berterima kasih bila Bu Connie bersedia menyebutkan siapa mafia yang dia sebut berinisial Mister M, bila perlu laporkan tindakan yang bersangkutan ke KPK atau kepolisian," kata Jubir Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangan pers, Minggu (9/5/2021).

Dahnil mengatakan inisial yang dibeberkan oleh Connie jangan sampai menjadi fitnah dan rumor liar. Termasuk ketika menyebut adanya industri pertahanan bayangan.

"Sebutkan saja nama Jenderal yang dia sebut-sebut bermain itu siapa? Apalagi Bu Connie mengatakannya dengan embel-embel tidak memperoleh pengetahuan yang cukup terkait itu," ungkapnya.

"Kasihan banyak jenderal yang baik-baik di Kemhan dan TNI yang menginginkan adanya perubahan mendasar untuk  menguatkan pertahanan RI menjadi lebih baik namun menjadi korban tuduhan dan rumor yang disampaikan oleh Bu Connie," tambahnya.

Dia mengatakan tradisi dalam akademisi itu kejujuran dan menyampaikan sesuatu yang didasari oleh fakta dan data, bukan rumor apalagi sesuatu yang mengarah ke fitnah. Akademisi bisa saja salah tapi tidak boleh berbohong katanya. Dahnil pun berterima kasih jika Connie bisa menyebut nama mafia-mafia itu.

"Kita mendukung agar ditindak secara hukum. Karena sejak awal menjadi Menteri Pertahanan, Pak Prabowo Subianto selalu mengingatkan tidak ada tempat bagi siapa pun yang mau bermain-main dalam upaya modernisasi alutsista," ungkapnya.


Ingin Modernisasi Alutsista
Sebab kata dia terkait dengan eksistensi Indonesia sebagai bangsa, dimana kewibawaan Indonesia sebagai negara harus dijaga. Prabowo bertekad semua upaya modernisasi alutsista harus dilakukan dengan akuntabel.

"Tetap menjaga kepentingan nasional," pungkasnya.

Sebelumnya, pemerhati Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan kepada media terkait adanya mafia alutsista dengan inisial "Mister M" yang mengambil banyak keuntungan dari adanya transaksi alutsista. Inisial Mister M itu mencuat ketika Connie ditanya soal realisasi dari upaya Presiden Jokowi yang sebelumnya minta agar broker transaksi jual beli alutsista diberantas. Akan tetapi Connie enggan mengungkapkan siapa nama 'Mister M' yang dimaksud.

"...yang bermain terlalu banyak..," kata Connie dalam acara Impact CNBC Indonesia with Peter Gontha pekan lalu. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNBCIndonesia.com
China Ikut Angkat KRI Nanggala-402, Australia Curiga Akan Dipasang Sensor Bawah Laut

China Ikut Angkat KRI Nanggala-402, Australia Curiga Akan Dipasang Sensor Bawah Laut


Infokomando - Kapal penyelamat China sudah mulai beroperasi untuk mengangkat bangkai kapal selam KRI Nanggala 402 secara cuma-cuma. Para pengamat menyebut operasi ini adalah kemenangan halus Beijing dan memberikan kesempatan bagi China untuk memetakan wilayah perairan penting yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut China Selatan.

Indonesia telah menerima tawaran China untuk mengirim tiga kapal, termasuk kapal yang mempunyai kemampuan hidrografi Tansuo 2, untuk menarik dan mengangkat kapal selam milik TNI AL yang tenggelam di wilayah utara perairan Bali saat melakukan latihan penembakan torpedo di dekat Selat Lombok.

Dilansir dari laman Australia, Jumat (6/5), juru bicara Angkatan Laut Indonesia mengatakan Kementerian Pertahanan menerima tawaran dari Australia, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan China untuk membantu mengangkat kapal selam  yang sudah terbelah menjadi tiga bagian di dasar laut dengan kedalaman 838 meter. Tapi Indonesia menerima tawaran dari Beijing karena "kapal mereka sudah dekat ke Indonesia selain itu bantuan yang ditawarkan cuma-cuma."

Pihak Indonesia membenarkan ketiga kapal penyelamat milik China dan 48 penyelam mereka sudah mulai beroperasi mengangkat kapal selam setelah kapal Tansuo tiba di pelabuhan pada Rabu lalu, tapi kapal Indonesia TImas 1201 yang juga akan membantu proses pengangkatan masih dalam perjalanan.

Dua kapal Angkatan Laut Indonesia juga berada di lokasi, kata jubir AL, seraya langsung menambahkan: "Kami perlu mengumpulkan mereka tidak sembarangan mengambil data."

Situasi Posko Crisis Center KRI Nanggala

Meski begitu, bagi sebagian kalangan, menerima tawaran China itu cukup mengherankan karena interaksi China dalam sengketa laut di kawasan dan ada kemungkinan Angkatan Laut China menempatkan alat sensor pemantau di wilayah perairan penting bagi lalu lintas pelayaran.

Sudah bukan rahasia lagi China akan mendapat banyak keuntungan dengan misi pengangkatan kapal selama ini seperti yang diungkapkan oleh seorang pakar kemaritiman kepada media pemerintah China, Global Times, operasi ini akan mendukung tujuan keamanan nasional yang lebih jauh. Misi ini akan membuat China bisa "mempelajari peta geografi kemaritiman untuk kepentingan militer di kawasan itu sekaligus memperluas kerja sama internasional dan pengaruh mereka dalam hal misi penyelamatan," kata pakar tersebut.

Selat Lombok merupakan salah satu selat yang paling disukai oleh kapal selam bersenjata nuklir karena memiliki perairan yang cukup dalam dan tidak seramai Selat Malaka. Selain itu kapal di sana tidak diharuskan memperlihatkan bendera "identitas" ketika sedang melintas. Perairan itu juga sering dipakai lalu lintas barang oleh kapal-kapal Australia.

Australia tahu AS juga menawarkan bantuan sejenis, tapi mereka tidak secara cuma-cuma. Sejumlah ahli memperkirakan biaya pengangkatan kapal selam itu bisa mencapai sekitar USD 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun dikarenakan lokasi kapal selam itu tenggelam cukup dalam.

Pengamat keamanan kawasan Malcolm Cook mengatakan kepada The Australian, bahwa "ini kali pertama China yang bukan negara maritim ikut membantu operasi penyelamatan semacam ini yang tidak pernah dilakukan oleh AS, Australia, dan Jepang yang akan memberikan bantuan kepada Indonesia di tengah situasi semacam ini."

"Kalau Anda ingin membeberkan cara bagaimana meningkatkan kekuatan diplomasi China di Indonesia, maka saya tidak tahu cara lain yang lebih baik dari ini," kata Cook. "Selat Lombok adalah kawasan yang sangat penting bagi lalu lintas kapal selam dan itu menjadi kegiatan yang sensitif dan sulit dilacak.

Cara kerja sensor bawah air

"Jika mereka bisa memetakan (perairan) daerah itu maka mereka bisa punya informasi yang lebih baik tentang kondisi terkini dasar laut dan arus di Selat Lombok dan itu bisa menguntungkan bagi kapal selam China. Jika mereka juga bisa memasang sejenis alat sensor di selat itu maka mereka bisa melacak siapa saja yang melintasi kawasan itu dan itu bisa merugikan."

Pengamat keamanan maritim di Singapura, Collin Koh mengatakan Angkatan Laut China jelas ingin menampilkan citra yang lebih lembut di kawasan sengketa Laut China Selatan (LCS) yang sejumlah pulaunya sudah mereka bangun untuk dijadikan pangkalan militer.

Koh mengatakan pengerahan kapal survei oseanografi paling canggih milik China ini menjadi peringatan karena kemampuannya termasuk "memasang sensor dan benda lain yang bisa mengirimkan data secara reguler dalam jangka waktu cukup lama."

"Menurut saya ini harus jadi perhatian semua orang. Apa pun yang menjadi ongkos China dalam operasi ini akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dari ongkos yang mereka keluarkan." 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Merdeka.com
Tambah Garang, Inggris Pesan MBT Challenger 3 dari Rheinmetall BAE Systems Land

Tambah Garang, Inggris Pesan MBT Challenger 3 dari Rheinmetall BAE Systems Land


Infokomando
- Menurut pengumuman Sekretaris Pertahanan Inggris pada 7 Mei 2021, Angkatan Darat Inggris akan menerima 148 unit Main Battle Tank (MBT) Challenger 3 sebagai bagian dari kontrak pengadaan senilai £ 800 juta dengan Rheinmetall BAE Systems Land (RBSL).

MBT Challenger 3 merupakan tank utama baru yang dapat membawa amunisi high-velocity yang mampu melesat dengan kecepatan tinggi dan jangkauan yang lebih jauh. Amunisi juga akan diprogram secara digital dari turret baru dengan meriam smoothbore 120 milimeter. Tank canggih ini juga akan memiliki  mesin yang sudah ditingkatkan dengan tambahan sistem pendingin dan suspensi baru untuk meningkatkan akurasi saat menembak sambil bergerak.

Sistem deteksi dan pelacakan target otomatis untuk mengidentifikasi ancaman merupakan teknologi baru, sementara kamera jarak jauh termal akan dipasang sebagai bagian dari sistem penglihatan siang/malam.

Sebagai bagian dari komitmen Angkatan Darat Inggris untuk beradaptasi guna menghadapi ancaman di masa depan, Challenger 3 akan sepenuhnya digital dan dapat mengintegrasikan seluruh informasi dari semua domain yang didapat sambil melaju hingga 96 km/jam. Tank Challenger 3 dikembangkan untuk menggantikan tank Challenger 2 yang saat ini telah beroperasi sejak 1998. Full operating capability tank tersebut direncanakan akan dicapai pada tahun 2030, dengan initial operating capability diharapkan dicapai pada tahun 2027

Infografis MBT Challenger

Sebagaimana diuraikan dalam Defence Command Paper baru-baru ini, Angkatan Darat Inggris akan lebih mudah dikerahkan dan lebih terlindungi dalam menghadapi musuh. Peluncuran Challenger 3 menegaskan kembali komitmen AD Inggris untuk menginvestasikan £ 3 miliar ke dalam peralatan Angkatan Darat Inggris selama dekade berikutnya, memberikan kekuatan tempur yang dimodernisasi, dapat beradaptasi, dan berkemampuan ekspedisi.

Sebagai bagian dari perlindungan berlapisnya, Challenger 3 juga akan menggunakan sistem perlindungan aktif (APS) terbaik (belum dipilih) yang memungkinkannya mengenali ancaman yang datang dan menetralkannya. Tank akan menjalani pengujian elektromagnetik penuh untuk memastikannya dapat bertahan di medan perang tersaturasi sensor yang paling berat.

Armor modular baru telah dikembangkan melalui kemajuan dalam teknologi lapis baja yang disediakan oleh keahlian lapis baja Chief Scientific Advisor (CSA) yang didanai di dalam Dstl. Kekayaan Intelektual (IP) yang dimiliki Dstl ini telah menghasilkan kepentingan yang signifikan dan sedang dieksploitasi melalui hubungan dekat yang dimiliki Dstl dengan Kementerian Pertahanan Inggris dan kalangan industri.

Challenger 3 akan mengungguli pasukan lapis baja NATO dengan tingkat mematikan dan kemampuan bertahan tertinggi di medan perang saat ini dan mendatang hingga tahun 2040. Pencapaian ini tidak hanya dengan menggunakan senjata baru, tetapi juga dengan menggunakan amunisi paling canggih yang tersedia secara global dari sekutu NATO.

MBT Challenger

Perangkat penglihatan baru memberi komandan tank kemampuan hunter killer segala cuaca, siang/malam yang independen, yang memungkinkan mereka memperoleh dan menghadapi target lebih cepat daripada musuhnya.

Tank juga telah dirancang untuk memainkan perannya dalam peperangan multi-domain sambil tetap mempertahankan kemampuan untuk beroperasi di lingkungan pesisir (antara darat dan laut) untuk mendukung  Future Commando Force.

Challenger 3 akan dilengkapi dengan digitised backbone yang menghubungkannya ke kendaraan tempur lain yang membentuk Brigade pertempuran, memungkinkan berbagi data di seluruh domain untuk memberikan keuntungan informasi dan memungkinkan Integrasi multi domain dan keunggulan atas musuh.

Dengan desain modularnya, tank itu menawarkan komandan operasional rangkaian kemampuan bertahan yang ditingkatkan yang mampu menghadapi ancaman medan perang apa pun yang mungkin ditemui di seluruh dunia.
Mengutip Nicholas Drummond, pakar militer Inggris, The Challenger 3 MBT akan menggunakan perangkat penglihatan Thales yang sama dengan yang digunakan pada kendaraan tempur Ajax untuk kesamaan. 

Campuran amunisi DM11 PAB (Programmable Air Burst) dan DM53 APFSDS di senjata L55A1 mengembalikan keunggulannya di medan perang. Upgrade driveline terpisah diperkirakan mencakup powerpack MTU883 plus transmisi dari Renk.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : armyrecognition.com
Globalisasi dan Perang Asimetris - Asymmetric Warfare

Globalisasi dan Perang Asimetris - Asymmetric Warfare


Infokomando - Peperangan generasi keempat (fourth generation warfare), telah mengaburkan batas antara perang dan politik termasuk kombatan dan warga sipil. Perang asimetris (asymmetric warfare) kini telah menjadi bagian integral dalam transformasi pertahanan di banyak negara sehingga mempengaruhi berbagai dimensi dalam kehidupan militer - mulai doktrin, organisasi, peralatan, pelatihan hingga penggunaan kekuatan.

Globalisasi tidak mungkin dibendung sehingga perlu direspon secara cerdas, kreatif dan kritis. Negara Republik Indonesia, dengan luas wilayah 1.922.570 Km2, 17.504 pulau, dan dihuni oleh lebih dari 300 etnik yang memiliki perbedaan agama dan adat istiadat  mengakibatkan Indonesia sangat rentan menghadapi munculnya bahaya Perang Asimetris.

Apalagi kondisi politik dalam negeri Indonesia yang penuh tantangan konflik, belum tuntasnya pembongkaran jaringan terorisme, dan masih eksisnya separatisme di beberapa daerah, sangat memengaruhi situasi keamanan dalam negeri.

Terorisme salah satu bentuk perang asimetris

Tipologi Perang Asimetris, seperti telah diungkapkan sebelumnya, pihak militer tidak hanya berhadapan dengan aktor negara, melainkan juga aktor non-negara, seperti kelompok teroris, separatis, dan kelompok lainnya. Kelompok-kelompok ini memanfaatkan kemajuan teknologi dan globalisasi untuk melakukan aksinya tanpa batas wilayah.

Dalam perang asimetris, kita diserang oleh lawan dari berbagai bidang yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan militer baik dari luar (internasional) maupun dalam negeri (domestik). Selain bentuk-bentuk ancaman yang sudah ada sebelumnya, seperti separatis, teroris, konflik komunal (SARA), kita juga akan menghadapi bentuk ancaman lain yang lebih halus dan sulit diidentifkasi, yang disebabkan oleh perbedaan politik, keresahan sosial, pengangguran, kelaparan, kemiskinan, kekecewaan, dan rasa ketidakadilan yang dieksploitasi oleh lawan.

Konflik sosial salah satu dampak dari perang asimetris

Dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman tersebut, baik yang bersifat aktual maupun potensial, pada prinsipnya diperlukan adanya antisipasi dini, inisiatif dan respon yang proporsional, serta kemampuan lebih/khusus dalam penguasaan metode perang asimetris yang mungkin digunakan oleh pihak lawan, baik menyangkut teknologi, informasi, psikologi, dan lainnya. Untuk dapat berhasil mengatasi ancaman-ancaman tersebut, kolaborasi dan kerjasama, serta pola pikir perang non-konvensional (unconventional war) senantiasa harus dikedepankan. Hal ini diperlukan untuk meniadakan asymmetric enemy.

Konsepsi Menghadapi Perang Asimetris
Bagian Operasi Militer dalam merespon perang asimetris terdapat empat kecenderungan pola menghadapi perang asimetris: Pertama, pencapaian mission orders akan cenderung semakin banyak ditentukan oleh aksi organisasi level bawah. Karena itu pengertian akan tujuan dari misi harus dimiliki oleh organisasi level terbawah sehingga mereka merespons perkembangan dengan secepatnya bertindak tanpa harus mengompromikan mission orders yang lebih besar diperlukan inisiatif dan motivasi yang cepat.

Kedua, pergeseran unit terkecil harus mampu beroperasi secara mandiri dan tidak bergantung pada logistik terpusat. Setiap unit harus dapat hidup dari sumber daya alam dan sumber daya musuh yang berhasil dikuasai. Di sini perlunya kemampuan perorangan yang tinggi dalam menjalankan suatu operasi khusus. Ketiga, semakin pentingnya kemampuan manuver, dibandingkan jumlah frepower, mengingat konsentrasi massa dan frepower justru membuat semakin mudah untuk diserang. Di masa yang akan datang, pasukan yang kecil, berkemampuan manuver yang tinggi, cepat dan lincah akan mendominasi pertempuran, karena perang asimetris sangat tidak normatif.

Pasukan anti teror TNI

Keempat, kecenderungan untuk penetrasi menyerang anatomi lawan secara internal dengan menghancurkan kekuatan fisiknya. Hal ini bisa dicapai, antara lain dengan menekan basis politik, finansial dan material lawan agar tidak lagi memberikan dukungan pasukan lawan, atau bahkan menekan basis tersebut untuk menghentikan perang dengan memutuskan garis logistik dan komunikasi suatu tindakan yang melumpuhkan kekuatan lawan.

Keempat kecenderungan ini membuat perang asimetris akan menjadi perang tanpa bentuk yang jelas. Garis pemisah antara perang dan damai semakin menipis, dengan front non-linear, bahkan mungkin tidak ada medan tempur yang dapat didefinisikan dengan jelas. Garis pemisah antara rakyat sipil dan militer semakin tidak jelas. Perang akan terjadi dalam seluruh dimensi, termasuk pada dimensi kultural, maka perang psikologis menjadi salah satu dimensi yang sangat dominan untuk dikembangkan dalam perang asimetris.

Pada level strategis, target peperangan asimetris adalah melemahkan motivasi pembuat kebijakan di pihak lawan, sehingga kemenangan strategis diperoleh dengan serangkaian serangan terkoordinasi dan simbolik melalui ragam cara untuk menghancurkan infrastruktur ekonomi, sosial budaya dan politik negara, yang akan meruntuhkan semangat perlawanan pemimpin politik negara.

Akhirnya dalam era perang asimetris di abad 21 ini ada kecenderungan “Si-lemah” tidak perlu takut menghadapi “Si-kuat” sepanjang ada kemampuan untuk mengolah skill-level dan kualitas intelijen serta yang paling utama kemauan keras untuk menang. Tetapi yang paling penting sebaiknya kita menjaga jangan sampai timbul asymmetric enemy.

Dalam konteks pertahanan menghadapi perang asimetris, yang paling efsien dapat dilakukan adalah diplomasi antara pihak yang berhadapan. Hal ini lebih produktif daripada tindakan kekerasan yang menggunakan kekuatan militer, walaupun upaya diplomasi belum pasti dikehendaki oleh mereka yang sangat fanatik dan fundamentalis. Kuncinya memenangkan hati dan pikiran lawan. (***)

Penulis: 
Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin

Editor : Devina | Foto : Ist
Dukung Teroris OPM, Sebuah Battalion Dari PNG Dikabarkan Siap Perang Lawan Militer Indonesia

Dukung Teroris OPM, Sebuah Battalion Dari PNG Dikabarkan Siap Perang Lawan Militer Indonesia


Infokomando - Sebuah batalion yang berisi para relawan asal Provinsi Sepik, Papua Nugini (PNG) dikabarkan sedang bersiap masuk Indonesia untuk bergabung dengan kelompok separatis teroris OPM dan membantunya melawan TNI.

Informasi ini disampaikan langsung oleh juru bicara battalion Sepik dalam sebuah rekaman video yang mereka publikasikan.

“Atas nama warga Papua Nugini, kami sekarang berdiri di sini untuk menyatakan diri bahwa kami (Battalion Sepik) telah siap untuk pergi dan berperang melawan tentara Indonesia untuk membantu rakyat kami di Papua Barat,” katanya dalam rekaman tersebut.

Pengumuman itu telah dipublikasikan oleh sebuah media yang berbasis di Swedia bernama Tidningen Global, pada 6 Mei 2021.

Diketahui pada akhir April lalu, pemerintah Indonesia secara resmi telah menyatakan bahwa OPM merupakan organisasi teroris dan harus dituntaskan.

Keputusan pemberian label "teroris" itu diambil oleh pemerintah setelah Kepala BIN Daerah Papua, Mayjen TNI (Anumerta) I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur setelah ditembak kelompok separatis OPM di Boega, Puncak Papua.

Hal ini yang kemudian mendorong sekelompok relawan di Sepik PNG untuk ikut campur urusan dalam negeri Indonesia.

“Pemerintah kami (Port Moresby) tidak memiliki inisiatif untuk mendukung rakyat kami di Papua Barat, oleh karena itu kami masyarakat Sepik, siap untuk pergi dan mendukung,” ujar juru bicara batalion Sepik yang tidak menyebutkan namanya.

Pengumuman tentang adanya relawan PNG yang bergabung dengan kelompok teroris OPM akan mempertaruhkan hubungan diplomatik antara PNG dengan Indonesia.

Kedua negara selama ini memiliki hubungan baik dimana PNG sangat menghormati kedaulatan Indonesia atas Papua Barat. Bahkan dalam berbagai kesempatan, militer kedua negara sering terlibat patroli bersama di perbatasan RI - PNG.

Dengan masuknya batalion Sepik ke dalam konflik bersenjata di Papua Barat akhirnya memaksa pemerintah pusat di Port Moresby untuk mengambil sikap politik.

Editor : Devina | Foto : Ist