Pendaftaran Komcad Dibuka Juni, Simak Perbedaannya Dengan Negara Lain

Pendaftaran Komcad Dibuka Juni, Simak Perbedaannya Dengan Negara Lain


Infokomando
- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan mulai membuka rekrutmen Komponenan Cadangan (Komcad) guna mendukung sistem pertahanan negara pada bulan Juni 2021. 

Keberadaan komcad ini diatur dalam Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara. 

Dalam sebuah pernyataan resminya beberapa waktu lalu, Kemhan menegaskan bahwa Komcad tidak sama dengan wajib militer.

Penerapan Komcad tidak sama dengan konsep wajib militer di negara lain. Seperti Austria, warga negara di bawah usia 35 tahun wajib mengikuti pendidikan militer minimal 6 bulan, Begitu juga Singapura mewajibkan warga negaranya di usia 18 tahun untuk ikut pendidikan militer. 

Di Indonesia pendaftaran komcad dibuka secara sukarela untuk usia 18-35 tahun. Pendaftar akan mengikuti serangkaian seleksi. Jika peserta dinyatakan lulus syarat awal, maka akan dilanjutkan dengan mengikuti latihan militer selama tiga bulan.

Latihan dasar militer Resimen Mahasiswa

Setelah itu, barulah peserta diangkat menjadi bagian dari komponen cadangan. Masyarakat yang tergabung dalam  Komcad juga akan memiliki komandan pasukan. Dan dalam waktu tertentu, Komcad ini akan dilakukan penyegaran. 

Selesai mengikuti latihan dasar, mereka kemudian akan dikembalikan ke profesi semula dan akan digunakan saat negara dalam kondisi darurat. Itupun setelah mendapat persetujuan dari Presiden dan DPR.

Dikutip dari laman Kemhan, Selasa (4/5/2021), bahwa seleksi penerimaan Komcad ini akan diadakan pada minggu pertama hingga ketiga Juni 2021. 

Selanjutnya, pendidikan dasar kemiliteran akan diselenggarakan selama tiga bulan dimulai sejak minggu keempat Juni hingga September 2021. Sebagai langkah awal, pendidikan dan pelatihan Komcad akan dilaksanakan di Pulau Jawa dengan alokasi sebanyak 2.500 orang. 

Pendidikan akan dilaksanakan di beberapa Rindam yang ada di Pulau Jawa yaitu Rindam Jaya/Jayakarta, Rindam III/Siliwangi,  Rindam IV/Diponegoro, dan Rindam V/Brawijaya. Sedangkan penerimaan tahap pertama diperuntukkan khusus bagi kalangan mahasiswa, PNS, dan pegawai BUMN atau swasta, serta pembina muda Pramuka.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Kapal Penyelamat Milik China Sudah Tiba di Bali Untuk Bantu Evakuasi KRI Nanggala 402

Kapal Penyelamat Milik China Sudah Tiba di Bali Untuk Bantu Evakuasi KRI Nanggala 402


Infokomando - Dua Kapal Angkatan Laut milik tentara China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) tiba di perairan Bali untuk membantu evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada Rabu (21/4) lalu.

Melalui keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Disepnal) dua kapal itu yakni PRC Naby Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863. Saat tiba, dua kapal itu langsung disambut KRI Layang-635 di perairan Bali.

"Dukungan PLA Navy kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI berkaitan dengan bantuan kemanusiaan pihak China dalam penanganan KRI Nanggala-402 berupa kapal salvage," seperti dikutip dalam keterangan resmi tersebut, Senin (3/5).

Tawaran ini disambut pemerintah Indonesia yang memang ingin mengevakuasi bangkai kapal KRI Nanggala-402 dari kedalaman 838 meter itu.

"Tawaran ini disambut dengan senang hati oleh pemerintah Indonesia," kata rilis tersebut.

Kapal Ocean Tug Nantuo-195

Spesifikasi kapal asal China Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863 memiliki panjang 156 meter dengan lebar 21 meter dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki perlengkapan seperti robot, sonar, hingga side scane sereta boat rescue.

Sementara kapal lainnya yakni, Ocean Tug Nantuo-195 memiliki panjang 119 meter, lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter. Kapal ini memiliki kemampuan untuk melaksanakan evakuasi hingga kedalaman 4.500 meter di bawah permukaan laut.

Selain bantuan dari pemerintah China, TNI AL juga berencana mengangkat badan KRI Nanggala-402 beserta 53 ABK yang gugur bekerja sama dengan SKK Migas yang akan mengoperasikan kapal Timas 1201.

"Kapal yang akan dioperasikan ini memiliki spesifikasi panjang 162,3 meter, lebar 37,8 meter dan tinggi 16,1 meter. Kapal ini menggunakan crane berkapasitas 1.200 MT yang cocok untuk instalasi platform konvensional," dalam keterangan tersebut.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Menanti Kehadiran KRI Klewang 2, Kapal Perang Siluman Laut Buatan Banyuwangi

Menanti Kehadiran KRI Klewang 2, Kapal Perang Siluman Laut Buatan Banyuwangi


Infokomando - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memiliki kapal cepat rudal dengan desain yang super canggih mirip dengan kapal perang AL AS jenis Littoral Combat Ship (LCS) yang dapat dioperasikan di perairan dangkal namun dengan ukuran sedikit kecil.

Kapal canggih ini diberi nama Klewang 2, dibuat oleh PT. Lundin Industry Invest yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Di dunia ini, kapal sejenis hanya dimiliki Angkatan Laut Amerika yakni USS Independence, USS Freedom, USS Forth Worth dan USS Coronado.

Littoral Combat Ship milik AL AS

Klewang 2 adalah hasil modifikasi dari KRI Klewang 625 yang sebelumnya sudah pernah dibuat beberapa tahun sebelumnya. Namun sayang sekali, belum selesai diresmikan kapal perang tersebut mengalami kebakaran hebat yang membuatnya hancur di selat Bali.

Secara spesifikasi, KRI Klewang 625 memiliki panjang 60 meter dan bobot 200 ton. Kapal ini bisa membawa 29 awak, termasuk pasukan khusus dan sebuah RHIB X2K sepanjang 11 meter yang memiliki kecepatan 50 knot. 

Rudal Exocet MM-40 untuk KRI Klewang 2

Salah satu keunggulan yang paling menonjol dari Klewang 625 adalah kemampuannya yang tak bisa dideteksi radar kapal. Teknologi Stealth ini juga dimiliki pesawat tempur F35 milik Angkatan Udara Amerika Serikat. Kapal itu juga dilengkapi dengan persenjataan rudal antikapal, seperti C-705, RBS-15, Penguin atau Exocet MM-40. Selain itu, ada juga meriam otomatis Type 730. 

Disebut “siluman”, karena KRI Klewang akan menjadi kekuatan pemukul TNI-AL yang handal dan menakutkan di lautan karena kemampuannya yang tak mudah terdeteksi radar lawan.

Sementara lambungnya sendiri didesain khusus dengan bentuk lancip di ujung yang membuatnya mampu melaju lebih cepat hingga kecepatan 50 knot dan menambah stabilitas kapal saat menembus ombak setinggi enam meter.

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam salah satu lamannya telah menyebutkan KRI Klewang 2 didesain untuk menggantikan Klewang 625 dengan spesifikasi yang tidak jauh berbeda alias penyempurnaan. 

Sementara itu PT Lundin Industry Invest telah mengumumkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan akan meluncurkan KRI Klewang 2 yang saat ini masih berada di pabriknya di Banyuwangi, Jawa Timur.

Mockup KRI Klewang

Perlu diketahui, PT Lundin Industry Invest (PT LII) adalah perusahaan yang bergerak di perangkat sistem persenjataan swasta di Indonesia. Meskipun berlokasi di Banyuwangi, PT LII merupakan salah satu produsen yang sangat dikenal oleh industri militer mancanegara. 

PT LII juga sudah memproduksi beragam kapal perang untuk keperluan militer seperti jenis trimaran, catamaran, dan monohul. Ada lebih dari dua ratus orang karyawan untuk membuat fiberglass dan bahan pendukung pembuatan kapal. 

Untuk pasar internasional, PT LII sudah mengantongi sejumlah sertifikat, seperti International Marine Certification Institute dan Lloyd Register Certified ISO 9001. Dengan bekal sertifikat sebanyak itu, kredibilitas dan kualitas dari PT LII sendiri sudah tidak diragukan lagi.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Memandang Jernih Horizon, Sang Hiu Kencana Harus Kembali Bangkit Dengan Semangat "Tabah Sampai Akhir"

Memandang Jernih Horizon, Sang Hiu Kencana Harus Kembali Bangkit Dengan Semangat "Tabah Sampai Akhir"


Infokomando - Dukacita dan simpati seluruh dunia atas musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 bersama 53 orang awaknya merupakan capital gain saham yang bernama nilai-nilai kemanusiaan. Meski yang tenggelam adalah alutsista strategis penghancur perdamaian namun eksistensi nilai-nilai kemanusiaan seluruh dunia mampu mempersatukan musibah dalam kebersamaan sikap kemanusiaan yang bermarwah dan beradab. Itulah sejatinya fungsi dan nilai jabatan amanah manusia sebagai khalifah di muka bumi yang belakangan ini jarang muncul menjunjung humanisme.

Kita tentu tidak ingin berlarut dalam kesedihan mendalam ketika melihat keluarga menangis dan terisak. Pimpinan keluarga sekaligus kebanggaan istri dan anaknya harus berpisah dengan orang yang dikasihi. Demikian juga korps Hiu Kencana yang kehilangan banyak prajurit petarung yang berkualitas akan kembali bangkit dan memandang horizon jernih dengan semangat "tabah sampai akhir". Hiu Kencana harus bangkit, mengepalkan tangan dan langkah tegap karena kalian adalah prajurit pasukan khusus, pasukan terlatih, pilihan, berkualitas dan kebanggaan negeri.

Indonesia adalah negara kepulauan yang strategis. Penguatan pengawal utama teritori ada di matra laut dan udara. Kita saat ini sedang berada dalam program modernisasi militer, sudah berjalan 11 tahun sejak 2010. Selama satu dekade ini sudah banyak pertambahan berbagai jenis alutsista. Jumlah kapal selam bertambah dari 2 unit menjadi 5 unit, jumlah kapal perang bertambah lebih 40 KRI berbagai jenis. Namun sesungguhnya target pencapaian minimum kekuatan alutsista kita belum tercapai.

Infografis KRI Alugoro (Detik.com)

Jumlah kapal selam kita baru saja mencapai 5 unit bulan lalu ketika KRI Alugoro 405 yang dibangun di PT PAL Surabaya resmi masuk inventori TNI AL. Kemudian KRI Alugoro 405 dan kakaknya KRI Ardadedali 404 bersama pakdenya KRI Nanggala 402 berjalan bersama menuju perairan Natuna. JJB alias jalan-jalan bareng ini untuk menunjukkan kepada pihak yang ngubek-ngubek Laut China Selatan bahwa Indonesia punya harga diri teritori. Dan setelah pulang dari Natuna itu Nanggala sandar sebentar di pangkalannya di Armada Dua Surabaya untuk penugasan selanjutnya, penembakan torpedo di laut Bali dalam serial latihan tempur Armada Dua bersama 20 KRI lainnya.

Dengan musibah Nanggala maka jumlah kapal selam Indonesia tinggal 4 unit. Sebuah jumlah yang jauh dari standar kekuatan minimum untuk negeri kepulauan. Namun sebenarnya tidak terkait dengan musibah Nanggala kita saat ini sedang mempersiapkan pengadaan 3 kapal selam baru sampai tahun 2024.  Semua sedang berproses termasuk penyediaan dan ketersediaan awak kapal selam yang harus dipersiapkan lebih dini. Karena mempersiapkan dan mencetak awak kapal selam membutuhkan waktu bertahun-tahun dengan seleksi ketat.

Kabar yang menggembirakan, Indonesia sedang merancang pembuatan kapal selam mini tanpa awak berkemampuan artificial intelligent. Ini program yang sangat ditunggu dan menjadi harapan besar. Bahwa kepemilikan kapal selam konvensional berkisar antara 12-14 unit saat ini sedang kita kejar. Kemudian membangun kapal selam mini tanpa awak merupakan sebuah langkah cerdas Kementerian Pertahanan. Dirut PT PAL yang baru dilantik adalah ahli perkapalan kaliber internasional dan pakar rancangbangun kapal selam tanpa awak. Titik awal sudah dipatri, artinya konsistensi lah yang akan menjawabnya kelak, mampukah kita dalam lima tahun ke depan membuat kapal selam tanpa awak.

Konsep kapal selam mini buatan BPPT

Pesan yang ingin disampaikan tetaplah memandang horizon jernih dengan fokus terhadap yang sudah direncanakan termasuk percepatannya. Kita masih harus berlari mengejar ketertinggalan perolehan alutsista menguatkan benteng teritori. Jumlah kapal perang striking force, kapal selam, jet tempur, peluru kendali dan lain-lain masih sangat kurang.

Sementara dinamika konflik kawasan tidak bisa dipandang remeh, jelas-jelas nyata dan di depan halaman. Publik sedang menunggu publikasi lanjutan tentang realisasi pengadaan kapal perang Iver Class, jet tempur F15, Rafale dan lain-lain. Juru bicara Kementerian Pertahanan adalah pintu keterbukaan informasi agar kita tidak "terpukau" oleh informasi dan opini dari juru bicara produsen alutsista.

Pengumpulan dana dari komunitas sebuah Masjid di Yogya adalah bentuk keinginan dan harapan yang besar serta dukungan kuat untuk percepatan modernisasi alutsista TNI.  Ini juga bagian dari memandang horizon jernih agar Kementerian Pertahanan mampu dan segera menyelesaikan program pengadaan alutsista. Sebagian besar rakyat negeri ini mendukung bahkan antusias untuk percepatan perkuatan alutsista tentaranya. Kita harus terus berlari mengejar horizon kebanggaan punya tentara dan alutsista yang gahar. Termasuk tetap memandang jernih, optimis, dan fokus dalam proses pengadaannya.

****
Jagarin Pane
Semarang, 3 Mei 2021
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI

Editor : Devina | Foto : Ist 
Afrika Selatan Berpotensi Menjadi Pemasok Senjata Utama Bagi Arab Saudi

Afrika Selatan Berpotensi Menjadi Pemasok Senjata Utama Bagi Arab Saudi


Infokomando - Afrika Selatan kini menjadi pemasok senjata utama bagi Arab Saudi. Ketika negara-negara barat seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris dan Itali mulai melarang penjualan senjatanya kepada Arab Saudi dan UEA - Afrika Selatan terus menjual dan meningkatkan ekspornya dan bahkan kemungkinan besar akan segera menjadi pemasok senjata terbesar bagi negara-negara Arab.

Hubungan antara Afrika Selatan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab belakangan ini memang terlihat semakin meningkat terutama terkait perdagangan senjata yang dipergunakan dalam Perang Yaman yang jelas-jelas melanggar hak azasi manusia (HAM).

Padahal Afrika Selatan, secara historis adalah salah satu negara yang berkomitmen untuk melindungi hak asasi manusia. Dan secara konstitusional dengan tegas melarang kemitraan militer dengan negara-negara pelanggar HAM - sebagai cara untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya yang sangat rasis.

Oleh karena itu, Afrika Selatan berusaha untuk menjadi negara yang membela prinsip-prinsip demokrasi dan kemanusiaan serta berkomitmen untuk memerangi pelanggaran hak-hak tersebut tidak hanya di wilayahnya tetapi juga di panggung internasional.

Kini tanpa malu-malu demi kepentingan ekonomi yang sangat menguntungkan, Afrika Selatan secara terbuka telah melanggar prinsipnya sendiri dan lebih mengutamakan keuntungan daripada prinsip konstitusionalnya sebagai pemasok senjata terbesar untuk Arab Saudi yang menjadi negara agresor dalam Perang Yaman yang menimbulkan krisis kemanusiaan di Abad 21.

Menurut Lucas Leiroz, peneliti hukum internasional di Universitas Federal Rio de Janeiro, Afrika Selatan secara progresif telah mengambil peran utama dalam perdagangan senjata dan peralatan militer untuk Arab Saudi dan UEA.

Perang Yaman telah menjadi salah satu sumber bisnis paling menguntungkan bagi ekonomi Afrika Selatan. 

Perdagangan peralatan militer antara Afrika Selatan, Arab Saudi dan UEA, pada tahun 2013, hanya mewakili 3% dari total ekspor senjata Afrika Selatan. Jumlah ini melonjak menjadi 42% pada tahun 2015 dan 49% pada tahun 2016, yang menunjukkan peningkatan yang luar biasa dalam kemitraan ini. Data yang lebih baru belum diumumkan, tetapi diperkirakan, secara total, Afrika Selatan telah memperoleh keuntungan sebesar US$ 550 juta dari penjualan senjata selama perang Yaman.

Senjata yang dijual ke Arab Saudi dan UEA antara lain drone, mortir, kendaraan lapis baja, dan bom-bom yang mematikan. Sebagian besar senjata diproduksi oleh perusahaan Afrika Selatan Rheinmetall Denel Munitions (RDM), yang pada 2016 membuka pabrik di Arab Saudi sehingga meningkatkan arus barang tanpa biaya impor yang tinggi.

Sementara AS dan Inggris telah meraih keuntungan miliaran dolar selama Perang Yaman. AS menjual lebih dari 13 miliar dolar senjata ke Arab Saudi dan UEA. Inggris bahkan mencapai lebih dari US$ 20 miliar dari negara-negara Arab.
Jika terus berlanjut dan negara-negara barat benar-benar menghentikan pasokannya - maka Afrika Selatan jelas akan meraih keuntungan miliaran dolar ke depannya meski harus melanggar hukumnya sendiri.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nusantaranews.co
Bocor! Beredar Rekaman Video Kapal Destroyer Rusia Gagal Menembakkan Rudal Kalibr

Bocor! Beredar Rekaman Video Kapal Destroyer Rusia Gagal Menembakkan Rudal Kalibr


Infokomando - Sebuah video yang menunjukkan kegagalan uji peluncuran rudal jelajah Kalibr dari kapal destroyer Angkatan Laut Rusia kelas Udaloy Project 1155 telah beredar luas. Rekaman tersebut menunjukkan sebuah rudal yang baru saja diluncurkan dari kapal perang "Marshal Shaposhnikov", berputar tak terkendali diudara lalu kemudian jatuh ke laut.

Video itu rupanya bocor dari jaringan media sosial Telegram Rusia yang kemudian diposting oleh seseorang ke YouTube. Kapan tepatnya video itu dibuat tidak jelas, tetapi kapal Marshal Shaposhnikov baru-baru ini bergabung kembali dengan Armada Pasifik AL Rusia setelah mengalami upgrade dibeberapa bagian. 

Setelah kapal perang tersebut kembali ke laut untuk post-refit trial pada Juli tahun lalu, mereka lalu melakukan uji coba penembakan live rudal Kalibr dari vertical launch system yang baru dipasang pada awal bulan ini. 

Rekaman peluncuran rudal yang sukses kemudian muncul di saluran berita resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, pada 27 April. Sementara video yang gagal, beredar melalui "jalur tidak resmi" yakni Telegram dan YouTube pada 29 April. Kedua klip tersebut memiliki kesamaan yang menunjukkan bahwa video-video itu diambil dari lokasi yang sama.

Menurut Zvezda, peluncuran rudal tersebut melibatkan dua group kapal Armada Pasifik Rusia yang berlangsung di Laut Jepang pada awal April. Latihan penembakan menggunakan peluru hidup yang mencakup penggunaan rudal dan senjata.

Rudal Kalibr

Destroyer anti-kapal selam kelas Project 1155 Udaloy Marshal Shaposhnikov dibuat pada 1984, kemudian dimodernisasi selama empat tahun di Vladivostok. Dalam program modernisasi tersebut, persenjataan Marshal Shaposhnikov ditingkatkan dengan adanya vertical launch system dan rudal anti-kapal subsonik Uran.

Menurut informasi, varian rudal yang gagal diluncurkan tersebut adalah Kalibr-NK 3M14T, dimana rudal tersebut pernah digunakan sebelumnya oleh AL Rusia untuk menyerang sasaran darat selama perang saudara di Suriah.

3M14T atau SS-N-30A merupakan salah satu rudal jelajah subsonik yang mampu menjangkau sasaran sejauh 930 hingga 1.550 mil (1.448 km - 2.494 km). Rudal ini membawa 990 pon (449 kg) bahan peledak konvensional atau hulu ledak nuklir.

Senjata itu pertama kali digunakan dalam pertempuran pada Oktober 2015, sebagai bagian dari serangan Rusia skala besar terhadap sasaran anti-Assad di Suriah. Pada kesempatan itu, rudal diluncurkan dari atas kapal perang di Laut Kaspia, sekitar 1.100 mil (1.770 km) jauhnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Antisipasi Hal Terburuk, Pasukan Indonesia di Lebanon Latihan Kesiapsiagaan Bersandi “Falcon Strike”

Antisipasi Hal Terburuk, Pasukan Indonesia di Lebanon Latihan Kesiapsiagaan Bersandi “Falcon Strike”


Infokomando - Latihan puncak Kesiapsiagaan Markas UNIFIL dengan kode “Falcon Strike” berlangsung pada hari Jumat, 23 April 2021 di lingkungan Markas UNIFIL  di Naqoura, Lebanon selatan dengan penyelenggara Staf J-7 Latihan bekerjasama dengan Staf JOC (Joint Operation Center) dan Staf Deputy Force Commander, dalam hal ini didelegasikan kepada Unit Satuan Markas atau Satgas FHQSU dari Indonesia.

Latihan ini bersifat gabungan yang diikuti oleh seluruh personel dan unit/satuan kerja UNIFIL, baik sipil maupun militer. 


Pelaku utama latihan adalah satuan Kompi Pengawal Markas UNIFIL, yaitu FPC (Indonesia) dan FPU (Srilanka) beserta unit pendukung markas lainnya seperti Unit Polisi Militer (Tanzania), Unit Pemadam Kebakaran (Austria) dan Unit Rumah Sakit Level II (India-Belarusia-Indonesia). Bertindak sebagai Tim pendukung latihan adalah Staf J-6 Komunikasi dan Staf Pengamanan (Security Section).

Adapun Tim asistensi latihan adalah Tim J-7 Latihan yang dimotori oleh Pamen Indonesia yaitu Letkol Andi Sugiman dan Mayor Arm Bayu Wira Pratama.

Yang menjadi materi pokok latihan adalah simulasi kesiapsiagaan seluruh personel UNIFIL terhadap berbagai kemungkinan ancaman dan gangguan terhadap Markas/Pangkalan. Beberapa skenario yang dimainkan diantaranya adalah teknik masuk kedudukan di shelter/bunker perlindungan, gangguan pengunjuk rasa dengan kekerasan, serangan bersenjata terhadap gerbang markas, dll.


Para pejabat utama UNIFIL hadir dan meninjau langsung kegiatan latihan tersebut, diantaranya: 
1. Mayjen Stefano DEL COL, Force Commander (Italia)
2. Brigjen Irvine Nii-Ayitey ARYEETEY, Deputy Force Commander (Ghana)
3. Brigjen Jean-Piere FAGUE, Chief Of Staf (Perancis)

Sebagai perwira pendamping pejabat utama UNIFIL adalah:
1. Kolonel Inf Nurul Yakin; Komandan FHQSU, sekaligus pengawas latihan (Indonesia)
2. Letkol Inf Eka Wira, Komandan Indo FPC (Indonesia)
3. Letkol Sujeewa Batagalla, Komandan Srilanka FPU (Srilanka)


Secara umum kegiatan Latihan Kesiapsiagaan Falcon Strike dapat berjalan dengan aman, lancar dan mencapai sasaran yang diharapkan. Keberhasilan penyelenggaraan latihan ini tidak terlepas dari kiprah dan kontribusi yang signifikan dari para prajurit Indonesia baik sebagai penyelenggara maupun sebagai pelaku latihan dari berbagai unit atau staf yang ada di Markas UNIFIL.

Editor : Devina | Foto : Ist
Dilengkapi RCWS Kanon Kaliber 30 mm, Tank Boat Mulai Masuk Tahap Uji Coba

Dilengkapi RCWS Kanon Kaliber 30 mm, Tank Boat Mulai Masuk Tahap Uji Coba


Infokomando
- PT Pindad kembali memperkenalkan produk terbarunya‎ yaitu Tank Boat 105 mm yang diberi nama Antasena. Terbaru, Tank Boat ini sudah mulai dilakukan uji coba diatas air. Sejumlah negara tengah mengincar kapal ini yang masih masuk tahap uji coba.

Dikutip dari laman PT Pindad (Persero), Jumat (30/4/2021), alutsista terbaru karya anak bangsa ini telah diuji coba di perairan Banyuwangi pada rabu, 28 April 2021.

"Tank Boat akan menjalani tahapan uji internal untuk memeriksa kembali seluruh fungsi kapal selama diatas air," tulisnya.

Diharapkan tank boat ini dapat mendukung operasional TNI di rawa, laut, sungai dan pantai (Ralasuntai) serta tugas penjagaan laut dan pantai (Sea and Coast Guard).

Tank Boat juga dapat mengangkut 60 orang personil dan 5 orang kru. Memiliki kecepatan maksimum 40 knot serta daya jelajah hingga 600 Nm. Untuk persenjataan, tank boat dilengkapi senjata utama RCWS kanon kaliber 30 mm dan 2 senapan mesin 12,7 mm.
 
Dilengkapi RCWS Kanon Kaliber 30 mm

Tank Boat merupakan program Kementerian Pertahanan RI yang dilaksanakan oleh konsorsium dimana PT Pindad sebagai lead integrator bekerjasama dengan sejumlah perusahaan pertahanan lain seperti PT Lundin Industry Invest, PT Len Industri (Persero), dan PT Hariff.

Tank boat memiliki spesifikasi panjang 18 m dan bisa beroperasi di perairan dangkal setinggi 90 cm hingga perairan laut dalam. Sehingga sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang punya banyak perairan.

Bodynya terbuat dari komposit dengan platform kapal catamaran (double hull). Ditenagai mesin diesel buatan MAN, tank boat mampu melaju hingga kecepatan 40 knots dengan daya jelajah 400 nautical mile (NM). Untuk persenjataan, Pindad menggandeng CMI Defence untuk memasok turret 105 mm. ‎Dimana proses pembuatannya akan dilakukan di pabrik Pindad di Bandung, Jawa Barat.

Selain itu, tank boat juga dibekali dengan sistem persenjataan lain seperti remote control weapon system (RCWS) dengan kaliber 7.62 mm yang dilengkapi sistem nadir dan navigasi canggih.

Wahana tempur atas air buatan Pindad yang bekerjasama dengan PT Lundin ini perlahan mulai dikenal dunia setelah dipamerkan dalam Indo Defence 2016 lalu. Salah satu negara yang minat dengan tank boat ini adalah Mesir.

Uji coba di perairan Banyuwangi

"Mesir jadi negara yang sejauh ini kami lihat paling minat dengan tank boat ini," kata‎ Sekretaris Perusahaan Pindad yang saat itu dijabat oleh Bayu A Fiantoro‎.

Perwakilan Mesir juga telah mendatangi kantor Pindad untuk melihat secara lebih detil tentang spesifikasi, teknologi dan harga yang dibanderol oleh Pindad.

"Sampai saat ini baru Mesir, tapi kami terus coba untuk pasarkan ke luar," tambah Bayu.

Saat ini Pindad tengah menjadikan kawasan Timur Tengah sebagai target pasar utama penjualan produknya. Selain tank boat, Panser Anoa juga sudah cukup familiar dengan negara-negara di Timur Tengah.

Tahun ini, Pindad kembali memproduksi setidaknya 200 kendaraan tempur berbagai jenis. Sedangkan untuk senjata, Pindad akan memproduksi sebanyak 50 ribu dan amunisi sebanyak 150 juta.

Editor : Devina | Foto : Ist