Showing posts with label Mancanegara. Show all posts
Showing posts with label Mancanegara. Show all posts
9000 Tentara Cadangan Israel Disiapkan Untuk Dikirim ke Perbatasan Gaza

9000 Tentara Cadangan Israel Disiapkan Untuk Dikirim ke Perbatasan Gaza


Infokomando - Persiapan matang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melancarkan operasi darat ke Gaza, salah satunya dengan memanggil 9.000 tentara cadangan atau yang dikenal dengan istilah wajib militer (Wamil).

Selain itu, menurut salah satu sumber IDF, mereka juga membatalkan cuti akhir pekan bagi prajurit aktif Israel.

Pada Kamis (13/5/2021) malam waktu setempat, IDF mengumumkan bahwa pasukan darat dan udara sudah memulai serangan.

Namun, tak dijelaskan secara rinci apakah Israel mengerahkan infanteri ataukah menembakkan artileri dari perbatasan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim, pasukannya sudah menghantam hampir 1.000 target musuh.

Sementara itu, dilansir dari Sky News, kelompok milisi Hamas juga merespons dengan menembakkan ratusan roket ke wilayah Israel.

Saling serang roket dan rudal antara IDF dan Hamas ini merupakan insiden terburuk sejak perang selama 50 hari pada 2014.

Menurut klaim Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 109 orang tewas, dimana 28 di antaranya merupakan anak-anak dan 15 perempuan.

Adapun dari pihak Israel diumumkan bahwa tujuh orang terbunuh dalam serangan tersebut, dan mengeklaim membunuh 13 milisi Hamas,,

Konflik ini bahkan meluas dengan tiga roket dilaporkan ditembakkan dari Lebanon, tetapi mendarat di Laut Mediterania.

Netanyahu menyatakan, dia mendapat informasi intelijen bahwa serangan ini akan meningkat dalam beberapa hari nanti.

"Dalam rangka menekan kerusuhan, kami harus menggunakan kekuatan. Banyak sekali kekuatan," ujar PM yang akrab disapa Bibi itu.

Sementara faksi Hamas mengklaim, bahwa mereka berhasil menembakkan roket terhebat yang mereka miliki ke Bandara Ramon di Eliat, setelah sebelumnya menargetkan Bandara Ben Gurion..

Karena konflik ini, sejumlah maskapai AS dan Eropa mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan ke Israel.

"Keselamatan ataupun keamanan kolega dan pelanggan tetap menjadi prioritas utama kami," kata British Airways, maskapai penerbangan asal Inggris.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas.com
Keamanan Semakin Tak Stabil, AS Putuskan Menarik Seluruh Militernya Keluar Israel

Keamanan Semakin Tak Stabil, AS Putuskan Menarik Seluruh Militernya Keluar Israel


Infokomando - Tingkat keamanan di Israel yang makin tidak stabil membuat Amerika Serikat memanggil sejumlah warganya pulang. Tidak hanya itu, sebanyak 120 personel militernya juga ditarik dari Tel Aviv pada Kamis (13/5).

Kondisi keamanan di Israel semakin parah di tengah eskalasi meningkatnya serangan kelompok pejuang Hamas dari Jalur Gaza, Palestina yang menyasar ke sejumlah wilayah di Israel. 

Departemen Pertahanan AS memerintahkan agar seluruh personil militernya itu kembali diterbangkan ke Pangkalan Udara AS Ramstein di Jerman.

Keberadaan personil militer AS di Tel Aviv sebetulnya direncanakan untuk melakukan latihan bersama dengan militer Israel. Mereka tiba di Israel, pada Kamis (13/5) waktu setempat, dan berencana mendarat di Bandara Ben Gurion, di Tel Aviv.

Pasukan AS di Israel

Namun, rencana pendaratan itu kemudian dialihkan ke Bandara Ramon karena bandar udara utama yang berada di Israel, menjadi salah satu wilayah sasaran serangan paling masif roket-roket milik pejuang Hamas dari Gaza.

Akan tetapi, pendaratan personil militer AS di Bandara Ramon yang berada di wilayah selatan perbatasan antara Israel, dan Yordania, itu pun tak luput dari hantaman roket-roket pejuang Brigade al-Qassam dari Gaza.

Serangan-serangan roket ke wilayah Israel tersebut membuat AS untuk memutuskan cepat menerbangkan kembali personilnya ke zona aman. AS lalu mengangkut seluruh personilnya ke Benua Eropa, pada saat itu juga dengan pesawat militer C-17.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Wartaekonomi.co.id
Serangan Rudal Brigade Al-Qassam Diklaim Mengenai Pangkalan Udara dan Iron Dome Israel

Serangan Rudal Brigade Al-Qassam Diklaim Mengenai Pangkalan Udara dan Iron Dome Israel


Infokomando - Brigade Izzuddin Al-Qassam, militer Hamas di Jalur Gaza, Palestina, mengeklaim telah menjadikan stasiun Iron Dome dan Pangkalan Udara Israel sebagai sasaran serangan rudal.

Salah satu pangkalan yang diserang rudal adalah Pangkalan Udara Hatzerim yang kerap digunakan oleh jet-jet tempur Israel untuk membombardir Jalur Gaza.

"Kami menembakkan peluru kendali jenis Sijeel ke Pangkalan Udara Hatzerim tempat pesawat-pesawat tempur pendudukan (Israel) terbang untuk membom warga sipil di Gaza," ujar juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam dalam sebuah pernyataan.

Kelompok itu mengatakan pihaknya juga telah menyerang sebuah pabrik kimia di Nahal Oz di gurun Negev dengan drone bunuh diri Shehab.

Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaida, sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa "tidak ada garis merah dalam menanggapi musuh Zionis".

Dia juga mengatakan bahwa kelompok perlawanan Gaza telah mulai menggunakan rudal baru yang memiliki jangkauan luas dan dapat mengenai seluruh wilayah Israel.

"Roket diluncurkan menuju Bandara Ramon dengan rudal Ayyash dengan jangkauan 250 kilometer (155 mil)," ujar Abu Ubaida.

Jet Temput Mirage III di Hatzerim Air Base

Pengumuman tersebut menyusul dengan adanya pernyataan oleh Hamas bahwa mereka telah meluncurkan sejumlah drone kamikaze atau drone bunuh diri yang membawa muatan bahan peledak ke wilayah Israel selatan dari Jalur Gaza. Militer Israel mengeklaim telah menjatuhkan dua drone tersebut.

Media Israel berbahasa Ibrani, Roya News, melaporkan bahwa salah satu baterai Iron Dome terkena serangan roket dan membuatnya rusak.

Pihak militer Zionis Israel belum berkomentar apapun atas klaim serangan rudal sayap militer Hamas terhadap stasiun Iron Dome dan Pangkalan Udara Hatzerim.

Sejumlah maskapai asing telah membatalkan penerbangan ke Israel karena konflik di wilayah pendudukan.

Pada hari Jumat, Israel melanjutkan serangan udara mematikan dan menghancurkan terhadap Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan setelah tengah malam (15/5/2021), militer Israel mengatakan bahwa pasukan udara dan daratnya menyerang Gaza, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Tidak lama kemudian Israel mencabut klaim tersebut, dengan mengatakan itu bukan invasi darat.

Warga Palestina di Gaza juga mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda pasukan darat Israel telah berada di dalam kantong Palestina tersebut, tetapi melaporkan ada tembakan artileri dan serangan udara.

Jet tempur Israel membombardir Gaza

Pada Jumat pagi, militer Israel mengatakan sekitar 160 pesawat terbang secara bersamaan melakukan serangan besar-besaran terhadap apa yang diklaim sebagai jaringan terowongan bawah tanah yang digali oleh Hamas di Gaza, menandai serangan terbesar Israel sejak pecahnya pertempuran tersebut.

Militer Israel mengatakan selama pemboman udara, yang berlangsung hampir 40 menit, sekitar 450 rudal dijatuhkan pada 150 sasaran di Gaza Utara.

Militer Zionis tersebut menambahkan bahwa selain agresi udara, tank, meriam artileri dan infanteri Israel di perbatasan Gaza melakukan serangan dengan target fasilitas Hamas, tetapi sekali lagi mengklarifikasi bahwa pasukan darat Israel tetap berada di luar Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, "Serangan terhadap Gaza akan berlanjut selama diperlukan".

"Kata terakhir belum diucapkan dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan untuk memulihkan ketenangan dan keamanan Negara Israel," kata Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan membahas konflik mematikan tersebut secara terbuka pada hari Minggu, karena Amerika Serikat keberatan dengan permintaan China, Norwegia dan Tunisia untuk pertemuan publik virtual Dewan pada hari Jumat.

AS, sekutu dekat Israel, telah berulang kali mendukung kekejaman rezim Israel sebagai "hak untuk membela diri".

Hingga pagi ini (15/5/2021), setidaknya 126 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak, telah tewas dan 920 lainnya luka-luka sejak permusuhan berkobar pada hari Senin. Sedangkan ratusan keluarga Palestina telah berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB di Gaza utara untuk menghindari tembakan artileri Israel.

Di Israel jumlah korban tewas ada 7 orang, terdiri dari lima warga sipil, seorang tentara militer dan seorang warga India.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Serangan Roket Terus Meningkat, Israel Siapkan Pasukan Darat Menuju Perbatasan Gaza

Serangan Roket Terus Meningkat, Israel Siapkan Pasukan Darat Menuju Perbatasan Gaza


Infokomando - Israel sedang mempersiapkan pasukan daratnya di sepanjang perbatasan Gaza pada Kamis dimana Hamas meluncurkan serangan roket ke sejumlah kota milik Israel. Permusuhan Hamas dan Israel kali ini paling sengit dalam beberapa tahun tanpa adanya tanda akan berakhir.

Suasana tersebut akan mengingatkan serangan serupa selama perang Israel-Gaza pada 2014 dan 2008-2009 lalu.

"Kepala staf (Militer Israel) sedang memeriksa persiapan tersebut dan memberikan arahan, markas divisi dan tiga brigade manuver kami di Gaza juga mempersiapkan diri untuk situasi itu dan untuk berbagai kemungkinan," kata Letnan Kolonel Jonathan Conricus juru bicara militer Israel.

Sirene terus meraung di Tel Aviv dan suara roket yang meledak di udara terkena sistem pertahanan udara Iron Dome memenuhi langit hingga membuat ribuan orang Israel bergegas mencari tempat perlindungan.

Pada Kamis pagi, Israel kembali mulai melakukan serangan udaranya di daerah kantong Palestina di kawasan pantai dan menghancurkan bangunan perumahan enam lantai di tengah Kota Gaza.

Ketika dunia terus menyerukan perdamaian, gelombang kekerasan antara warga Yahudi Israel dan minoritas Arab di negara itu terus menyebar di beberapa kota Israel hingga terjadi chaos.

Kota Lod Israel terancam perang saudara

Sedikitnya sudah 67 warga sipil tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada Senin (10/5), menurut kementerian kesehatan daerah kantong itu. Di Israel sendiri, tujuh orang juga tewas, kata militernya.

Israel melakukan serangan setelah Hamas menembakkan ratusan roket ke Yerusalem dan Tel Aviv sebagai pembalasan atas bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan.

Serangan itu meningkat menjelang sidang pengadilan yang saat ini ditunda dan dapat menyebabkan penggusuran terhadap warga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem Timur, yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Bagi Israel, penargetan Tel Aviv dan Yerusalem oleh Hamas telah menjadi tantangan baru yang harus diatasi oleh Israel dan AS.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan mengatakan Washington sedang "mengerahkan upaya dengan semua pihak terkait untuk mencapai ketenangan," demikian dilaporkan kantor berita resmi Palestina WAFA.

Abbas adalah Presiden Palestina yang juga saingan Hamas dimana otoritasnya terbatas pada Tepi Barat yang selama ini diduduki Israel. Pertempuran antara Hamas dengan Israel juga memicu perselisihan dan kerusuhan di salah satu kota Israel dimana beberapa minoritas Arab melancarkan protes kekerasan pro Palestina.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Antara.com
Dihajar Dari Berbagai Arah, Sistem Pertahanan Udara Iron Dome Israel Kewalahan

Dihajar Dari Berbagai Arah, Sistem Pertahanan Udara Iron Dome Israel Kewalahan


Infokomando - Ratusan rudal atau roket yang ditembakkan dari perbatasan Gaza telah menjadi momok menakutkan bagi Israel selama konflik terbaru dengan Hamas yang pecah sejak pekan lalu. Serangan roket Hamas yang diluncurkan secara masif itu berhasil menembus sistem pertahanan rudal canggih Israel, Iron Dome.

Hamas mengklaim rudal Sijeel yang diluncurkan dari Gaza berhasil melewati sistem pertahanan udara Iron Dome dan menghantam sebuah rumah di Ashkelon, menewaskan dua warga Israel berusia 60-an dan 80-an tahun.

Media Israel menyalahkan sistem Iron Dome karena dianggap gagal menangkis serangan rudal-rudal Hamas dan berhasil memasuki sejumlah kota di Israel.

Konflik antara Hamas dan Israel kembali pecah pekan lalu menyusul adanya kekerasan yang terjadi di Masjid Al Aqsa terkait pengusiran warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem oleh Israel.

Brigade Izzuddin al-Qassem, sayap militer Hamas, telah bersumpah untuk mengubah kota-kota Israel menjadi "neraka" dengan hujan roket yang dikirim dari perbatasan.

Sebanyak 137 roket telah ditembakkan al-Qassem ke arah Ashkelon dan Ashdod hanya dalam waktu lima menit. Menurut laporan jurnalis AFP di lokasi kejadian, ledakan keras kembali mengguncang Ashkelon pada Selasa (11/5/2021), di mana sebuah roket telah membuat lubang menganga di sisi blok apartemen.

Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus mengatakan sebelumnya bahwa lebih dari 90 persen roket baru-baru ini dari Gaza berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome. Sedangkan jet-jet tempur dan helikopter serang telah melakukan lebih dari 130 serangan terhadap sasaran militer di wilayah Gaza.

Sejumlah roket berhasil dicegat Iron Dome

Pejabat Israel mengatakan mereka telah membunuh 15 komandan Hamas, sementara kelompok Palestina Jihad Islam mengonfirmasi dua tokoh seniornya juga ikut tewas dalam serangan udara Israel.

Ketegangan di Yerusalem telah berkobar menjadi gangguan terburuk di kota itu sejak polisi anti-huru hara Israel berupaya mengusir warga Palestina pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.

Kerusuhan di kompleks Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki oleh Zionis telah menyebabkan lebih dari 700 warga Palestina terluka dan menarik seruan internasional untuk mengecam tindakan Israel.

Pada Senin (11/5/2021) Hamas telah memperingatkan Israel untuk menarik semua pasukannya dari kompleks Masjid Al-Aqsa dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Sirene peringatan terus meraung di seluruh Yerusalem tepat setelah pukul 15.00 sore kemarin. Orang-orang di kota tua, termasuk anggota Knesset (Parlemen) melarikan diri menuju bungker untuk pertama kalinya sejak konflik Gaza 2014.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas telah "melewati garis merah" dengan menargetkan Yerusalem sebagai sasaran dan bersumpah bahwa negara Yahudi itu akan "menanggapi dengan kekerasan."

Sebaliknya, Brigade Izzudin Al-Qassam menjawab, "Ini adalah pesan yang harus dipahami musuh dengan baik: jika Anda merespons, kami akan merespons, dan jika Anda meningkatkan eskalasi, kami akan meningkatkannya."

Akibat serangan masif Hamas, beberapa properti di Israel telah rusak oleh roket dan misil, termasuk sebuah apartemen di selatan kota Ashkelon, dan sebuah rumah di Beit Nekofa, sebelah barat pusat kota Yerusalem.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Buatan Israel Yang Mampu Menangkis Ribuan Roket

Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Buatan Israel Yang Mampu Menangkis Ribuan Roket


Infokomando
- Israel memiliki sistem pertahanan udara canggih bernama Iron Dome untuk mencegat dan meminimalisir serangan roket yang ditembakkan dari luar Israel.

Iron Dome kembali digunakan oleh angkatan pertahanan Israel dalam pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza pada Selasa, 11 Mei 2021 malam lalu, seiring meningkatnya eskalasi konflik dalam beberapa hari ke belakang.

"Sistem Iron Dome berhasil mengintersepsi roket Hamas yang melintas dari Gaza ke Israel. Kami tak akan menoleransi segala bentuk penyerangan terhadap kedaulatan Israel," demikian cuit akun Twitter resmi angkatan pertahanan Israel (IDF) di akun @IDF pada Rabu, 12 Mei 2021.

Iron Dome mencegat ancaman roket

Lantas, apa itu Iron Dome? Sejak kapan Israel memanfaatkan sistem tersebut?

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara Israel yang dikembangkan oleh perusahaan asal Israel, Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries, yang didukung secara finansial dan teknis oleh Amerika Serikat.

Iron Dome dirancang untuk menghentikan atau mengintersep roket dan artileri jarak pendek seperti Katsuya atau Grad RM20 yang sering diluncurkan oleh milisi dari dari perbatasan.

Israel pertama kali menggunakan sistem pertahanan udara ini pada tahun 2011.

Cara kerja Iron Dome

Iron Dome memiliki tiga komponen utama yaitu Detection & Tracking Radar, Battle Management & Weapon Control (BMC) dan Unit Penembakan Rudal dimana satu Baterai Iron Dome memiliki 3-4 peluncur (20 rudal per peluncur).

Iron Dome memiliki sistem radar canggih yang bisa mendeteksi apakah roket yang datang merupakan ancaman berbahaya atau bukan. Iron Dome akan otomatis beroperasi ketika roket yang masuk terdeteksi berbahaya yakni berisiko menyerang peduduk atau menghancurkan infrastruktur penting.

Bukan kaleng-kaleng, Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara jarak pendek yang tergolong canggih. Bahkan Israel mengklaim satu baterai Iron Dome mampu melindungi wilayah Israel dalam radius 150 Km. Tercatat, sudah ada 1.500 lebih roket yang berhasil ditangkis oleh Iron Dome sejak 2011 hingga 2016. Bahkan ratusan roket yang dikirim oleh Hamas beberapa waktu lalu 90 persen berhasil dicegat di udara.

Peluncur rudal Iron Dome

Saat ini, Israel diketahui telah memiliki 10 unit Iron Dome, setiap unit terdiri dari tiga hingga empat peluncur stasioner, 20 roket Tamir, dan radar medan perang. Beberapa negara di Timur tengah atau Arab dikabarkan sempat tertarik membeli Iron Dome. 

Situasi di kawasan saat ini sedang memanas setelah serangan udara Israel menewaskan 32 warga Palestina di perbatasan Gaza, sedangkan sejauh ini serangan balasan dari kelompok militan Hamas sudah menewaskan tiga orang warga Israel. Ini merupakan serangan paling berat antara Israel dan Hamas sejak perang 2014 berkobar di Gaza.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Tak Terima Australia Dukung Taiwan, China Siapkan Rudal Jarak Jauhnya

Tak Terima Australia Dukung Taiwan, China Siapkan Rudal Jarak Jauhnya


Infokomando
- China akhirnya habis kesabaran dan marah terhadap Australia. Negeri Tirai Bambu itu sudah siapkan senjata untuk memulai serangan jarak jauh ke negara yang berteangga dengan Indonesia itu.

Bila China benar-benar meluncurkan rudal miliknya dengan mentarget kota-kota di Australia maka kemungkinan besar rudal-rudal China tersebut akan melintas di atas wilayah Indonesia.

Dalam beberapa pekan terakhir, gejolak di sekitar Taiwan mencapai puncaknya setelah China berulang kali mendekati wilayah udara dan perbatasan laut Taipei. China telah mengirim 25 pesawat militer ke 'zona identifikasi' pertahanan Taiwan. 

Ada sebuah kekhawatiran besar bahwa Beijing secara militer akan memaksa Taiwan untuk bersatu kembali dengan China daratan di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping dengan kebijakan 'Satu China' yang dianut negara itu.

Taiwan, yang didukung oleh AS dan Jepang , telah mengalami konflik berkepanjangan dengan Beijing sejak pemerintah terpisah didirikan di pulau itu setelah Perang Saudara Tiongkok pada tahun 1949.

Taiwan memiliki pemimpin yang dipilih secara demokratis dimana dengan keras menentang reunifikasi dan sistem pemerintahan Beijing yang totaliter.

China bersikeras bahwa Taiwan sampai kapanpun akan menjadi bagian darinya dan tidak dapat dipisahkan sampai kapan pun. Selain AS dan Jepang, Australia merupakan salah satu negara yang ikut mendukung kedaulatan Taiwan.

Namun, China menganggap langkah Australia tersebut sebagai tindakan ikut campur dan mengancam akan menyerang negara itu.

Pesawat tempur China kerap memprovokasi Taiwan

Tekanan meningkat pada Australia dan sesama anggota 'Quad' - Jepang, India, dan AS - untuk menjaga kekuatan Beijing saat ketegangan meningkat.

Melansir Daily Mail, Minggu (9/5/2021), sebuah surat kabar propaganda China telah mendorong Beijing untuk mengebom Australia jika Canberra mendukung tindakan militer AS dalam melindungi Taiwan .

Hu Xijin, pemimpin redaksi The Global Times, yang dipandang sebagai juru bicara Beijing tentang kebijakan luar negerinya kepada dunia, mengatakan China harus membalas dengan 'serangan jarak jauh' jika Australia terlibat dalam potensi konflik militer atas Taiwan.

"Saya menyarankan China membuat rencana untuk menjatuhkan hukuman pembalasan terhadap Australia setelah secara militer mencampuri situasi lintas-Selat," tulisnya dalam sebuah opini .

"Rencana tersebut harus mencakup serangan jarak jauh di fasilitas militer dan fasilitas utama yang relevan di tanah Australia jika benar-benar mengirimkan pasukannya ke daerah lepas pantai China dan bertempur melawan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat)."

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tribunnews.com
Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz

Militer AS Tembaki 13 Speed Boat Iran Yang Mencoba Dekati Kapal Selam AS di Selat Hormuz


Infokomando - Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) telah dilaporkan menembak 13 kapal cepat milik Iran di perairan Selat Hormuz, Teluk Persia. Menurut Pentagon sebagaimana disampaikan juru bicara John Kirby,  speed boat berjumlah 13 unit itu berusaha mengejar 6 kapal AL AS yang tengah mengawal kapal selam USS Georgia yang sedang melintas di selat tersebut, Senin kemarin (10 Mei 2021).

Sebagaimana dikutip dari Arab News, Kirby menyatakan bahwa kapal-kapal cepat milik Iran yakni pasukan AL Republik Iran datang dengam manuver agresifnya dan ingin mengelilingi kapal AS. 

Oleh sebab itu kapal perang AS mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 2 kali. Tembakan pertama dilakukan pada jarak 300 yard dan kedua pada jarak 150 yard hingga akhirnya pasukan Iran tersebut dilaporkan mundur.

Pentagon menyebut aksi pasukan laut Iran sangat agresif karena mencoba mendekati kapal perang AL AS dalam jarak yang relatif dekat. Hal itu kemudian dianggap sebagai potensi ancaman bagi awak kapal. 

" Mereka mengejar (kapal perang) dengan sangat agresif, " Kata Kirby. 
 
Dia melanjutkan bahwa sehari sebelumnya kapal selam USS Monterey berhasil menyadap indikasi adanya kapal bersenjata di laut Arab yang diduga sedang menuju ke Yaman yang disebut AS merupakan lokasi pemberontak Hutsi yang selama ini mendapat dukungan Iran. 

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Viva.co.id
Tambah Garang, Inggris Pesan MBT Challenger 3 dari Rheinmetall BAE Systems Land

Tambah Garang, Inggris Pesan MBT Challenger 3 dari Rheinmetall BAE Systems Land


Infokomando
- Menurut pengumuman Sekretaris Pertahanan Inggris pada 7 Mei 2021, Angkatan Darat Inggris akan menerima 148 unit Main Battle Tank (MBT) Challenger 3 sebagai bagian dari kontrak pengadaan senilai £ 800 juta dengan Rheinmetall BAE Systems Land (RBSL).

MBT Challenger 3 merupakan tank utama baru yang dapat membawa amunisi high-velocity yang mampu melesat dengan kecepatan tinggi dan jangkauan yang lebih jauh. Amunisi juga akan diprogram secara digital dari turret baru dengan meriam smoothbore 120 milimeter. Tank canggih ini juga akan memiliki  mesin yang sudah ditingkatkan dengan tambahan sistem pendingin dan suspensi baru untuk meningkatkan akurasi saat menembak sambil bergerak.

Sistem deteksi dan pelacakan target otomatis untuk mengidentifikasi ancaman merupakan teknologi baru, sementara kamera jarak jauh termal akan dipasang sebagai bagian dari sistem penglihatan siang/malam.

Sebagai bagian dari komitmen Angkatan Darat Inggris untuk beradaptasi guna menghadapi ancaman di masa depan, Challenger 3 akan sepenuhnya digital dan dapat mengintegrasikan seluruh informasi dari semua domain yang didapat sambil melaju hingga 96 km/jam. Tank Challenger 3 dikembangkan untuk menggantikan tank Challenger 2 yang saat ini telah beroperasi sejak 1998. Full operating capability tank tersebut direncanakan akan dicapai pada tahun 2030, dengan initial operating capability diharapkan dicapai pada tahun 2027

Infografis MBT Challenger

Sebagaimana diuraikan dalam Defence Command Paper baru-baru ini, Angkatan Darat Inggris akan lebih mudah dikerahkan dan lebih terlindungi dalam menghadapi musuh. Peluncuran Challenger 3 menegaskan kembali komitmen AD Inggris untuk menginvestasikan £ 3 miliar ke dalam peralatan Angkatan Darat Inggris selama dekade berikutnya, memberikan kekuatan tempur yang dimodernisasi, dapat beradaptasi, dan berkemampuan ekspedisi.

Sebagai bagian dari perlindungan berlapisnya, Challenger 3 juga akan menggunakan sistem perlindungan aktif (APS) terbaik (belum dipilih) yang memungkinkannya mengenali ancaman yang datang dan menetralkannya. Tank akan menjalani pengujian elektromagnetik penuh untuk memastikannya dapat bertahan di medan perang tersaturasi sensor yang paling berat.

Armor modular baru telah dikembangkan melalui kemajuan dalam teknologi lapis baja yang disediakan oleh keahlian lapis baja Chief Scientific Advisor (CSA) yang didanai di dalam Dstl. Kekayaan Intelektual (IP) yang dimiliki Dstl ini telah menghasilkan kepentingan yang signifikan dan sedang dieksploitasi melalui hubungan dekat yang dimiliki Dstl dengan Kementerian Pertahanan Inggris dan kalangan industri.

Challenger 3 akan mengungguli pasukan lapis baja NATO dengan tingkat mematikan dan kemampuan bertahan tertinggi di medan perang saat ini dan mendatang hingga tahun 2040. Pencapaian ini tidak hanya dengan menggunakan senjata baru, tetapi juga dengan menggunakan amunisi paling canggih yang tersedia secara global dari sekutu NATO.

MBT Challenger

Perangkat penglihatan baru memberi komandan tank kemampuan hunter killer segala cuaca, siang/malam yang independen, yang memungkinkan mereka memperoleh dan menghadapi target lebih cepat daripada musuhnya.

Tank juga telah dirancang untuk memainkan perannya dalam peperangan multi-domain sambil tetap mempertahankan kemampuan untuk beroperasi di lingkungan pesisir (antara darat dan laut) untuk mendukung  Future Commando Force.

Challenger 3 akan dilengkapi dengan digitised backbone yang menghubungkannya ke kendaraan tempur lain yang membentuk Brigade pertempuran, memungkinkan berbagi data di seluruh domain untuk memberikan keuntungan informasi dan memungkinkan Integrasi multi domain dan keunggulan atas musuh.

Dengan desain modularnya, tank itu menawarkan komandan operasional rangkaian kemampuan bertahan yang ditingkatkan yang mampu menghadapi ancaman medan perang apa pun yang mungkin ditemui di seluruh dunia.
Mengutip Nicholas Drummond, pakar militer Inggris, The Challenger 3 MBT akan menggunakan perangkat penglihatan Thales yang sama dengan yang digunakan pada kendaraan tempur Ajax untuk kesamaan. 

Campuran amunisi DM11 PAB (Programmable Air Burst) dan DM53 APFSDS di senjata L55A1 mengembalikan keunggulannya di medan perang. Upgrade driveline terpisah diperkirakan mencakup powerpack MTU883 plus transmisi dari Renk.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : armyrecognition.com
Belajar Dari Konflik Ladakh, AD India Buka Tender untuk Pengadaan 350 Tank Ringan

Belajar Dari Konflik Ladakh, AD India Buka Tender untuk Pengadaan 350 Tank Ringan


Infokomando - Angkatan Darat India telah mengeluarkan Request For Information (RFI) untuk pengadaan 350 tank ringan dengan berat kurang dari 25 ton. 

Kebutuhan tersebut muncul setelah bentrokan di Ladakh Timur di mana kebutuhan akan tank ringan dirasakan untuk ditempatkan di Area Ketinggian Tinggi (HAA). 

Tank 25 ton ini, jika pengadaannya terlaksana, akan membentuk setidaknya enam resimen dalam AD India.

RFI tertanggal 22 April dan diterbitkan pada hari Jumat (23/04) menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan India bermaksud untuk mendapatkan platform kendaraan tempur generasi baru, sekitar 350 tank ringan secara bertahap, bersama dengan logistik berbasis kinerja, teknologi khusus, paket dukungan teknik, dan kebutuhan pemeliharaan dan pelatihan lainnya. 

"Tanggal terakhir penerimaan tanggapan RFI adalah 18 Juni 2021," kata dokumen RFI.

Tank ringan Type-15

Tahun lalu, selama bentrokan dengan Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok telah mengerahkan tank ringan Type-15 di sepanjang  Line of Actual Control dan kemudian pada bulan Agustus Angkatan Darat India mengerahkan Tank Tempur Utama T-72 dan T-90 di tepi selatan Pangong Tso untuk melawan pengerahan tank Tiongkok.

Sesuai dengan spesifikasinya, persenjataan utama harus menampilkan sistem senjata yang multiple, modular dan dapat diupgrade dengan kemampuan untuk menghancurkan dan melawan berbagai ancaman.

Kendaraan juga harus menampilkan senjata multiple untuk peran anti-pesawat dan darat dengan kaliber berbeda yang dibantu dengan remote control weapon station

Untuk amunisi, tank harus menggunakan 'amunisi pintar' multiguna modern dengan peluru kendali anti-tank yang diluncurkan dengan tabung senjata. Tank harus memiliki auxiliary power unit, pemanas, unit kontrol lingkungan dan kemampuan anti drone, jammer UAV, dan kemampuan bekerja dalam jaringan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : militaryleak.com
Tak Ingin Dimonopoli,  Militer Australia Berhenti Menggunakan Sistem Pertahanan Buatan Israel

Tak Ingin Dimonopoli, Militer Australia Berhenti Menggunakan Sistem Pertahanan Buatan Israel


Infokomando
- Pemerintah Australia telah mengumumkan bahwa pada pertengahan Juni nanti militernya tidak akan lagi menggunakan Battle Management System (BMS) buatan perusahaan senjata swasta terbesar Israel, Elbit Systems.

"Informasi tersebut disampaikan kepada perusahaan (Elbit) tanpa penjelasan mengenai alasan di balik keputusan itu, dengan (Departemen) Pertahanan mengkonfirmasikan bahwa mereka saat ini tidak memiliki solusi sementara untuk bisa menggantikan kemampuan tersebut," ungkap Departemen Pertahanan Australia dalam laman resminya.

Namun, menurut laporan Australian Broadcasting Corporation (ABC), ketegangan antara Elbit System dan Departemen Pertahanan Australia telah mencapai klimaks dikarenakan perusahaan Israel telah memberlakukan "premi yang sangat besar" pada BMS dan dianggap melakukan monopoli.

"Orang-orang sudah muak dengan Elbit yang telah melakukan eksploitasi dan monopoli sistem untuk mengenakan premi yang besar," ungkap seorang perwira Australia seperti dilansir dari media ABC.

"Dan ada kekhawatiran terhadap Israel yang memiliki pintu belakang (Back door) pada sistem informasinya," papar perwira itu.

Diketahui bahwa Elbit Sistem sering menjadi sasaran kampanye kelompok hak asasi manusia (HAM).

Perusahaan Israel itu telah memproduksi teknologi pemantau yang dipasang pada tembok pemisah di Tepi Barat Gaza. Elbit juga diketahui menyuplai 85% mesin drone militer untuk Israel selain komponen dan senjata lainnya pada 2014. Teknologi buatan Elbit tersebut telah menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 orang di antaranya anak-anak. Mereka tewas hanya dalam kurun waktu 50 hari.

Perusahaan senjata milik Israel itu juga telah memiliki sepuluh titik lokasi (anak perusahaan) diseluruh penjuru Inggris. Melihat track record Elbit dimana produknya sering digunakan untuk melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan kejahatan perang telah membuat citra perusahaan itu tercoreng.

Pada Februari, East Sussex Pension Fund adalah yang terbaru untuk divestasi dari Elbit beberapa bulan setelah aktivis hak asasi manusia melobi lembaga tersebut untuk mengakhiri hubungannya dengan perusahaan yang melanggar hukum internasional.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Afrika Selatan Berpotensi Menjadi Pemasok Senjata Utama Bagi Arab Saudi

Afrika Selatan Berpotensi Menjadi Pemasok Senjata Utama Bagi Arab Saudi


Infokomando - Afrika Selatan kini menjadi pemasok senjata utama bagi Arab Saudi. Ketika negara-negara barat seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris dan Itali mulai melarang penjualan senjatanya kepada Arab Saudi dan UEA - Afrika Selatan terus menjual dan meningkatkan ekspornya dan bahkan kemungkinan besar akan segera menjadi pemasok senjata terbesar bagi negara-negara Arab.

Hubungan antara Afrika Selatan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab belakangan ini memang terlihat semakin meningkat terutama terkait perdagangan senjata yang dipergunakan dalam Perang Yaman yang jelas-jelas melanggar hak azasi manusia (HAM).

Padahal Afrika Selatan, secara historis adalah salah satu negara yang berkomitmen untuk melindungi hak asasi manusia. Dan secara konstitusional dengan tegas melarang kemitraan militer dengan negara-negara pelanggar HAM - sebagai cara untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya yang sangat rasis.

Oleh karena itu, Afrika Selatan berusaha untuk menjadi negara yang membela prinsip-prinsip demokrasi dan kemanusiaan serta berkomitmen untuk memerangi pelanggaran hak-hak tersebut tidak hanya di wilayahnya tetapi juga di panggung internasional.

Kini tanpa malu-malu demi kepentingan ekonomi yang sangat menguntungkan, Afrika Selatan secara terbuka telah melanggar prinsipnya sendiri dan lebih mengutamakan keuntungan daripada prinsip konstitusionalnya sebagai pemasok senjata terbesar untuk Arab Saudi yang menjadi negara agresor dalam Perang Yaman yang menimbulkan krisis kemanusiaan di Abad 21.

Menurut Lucas Leiroz, peneliti hukum internasional di Universitas Federal Rio de Janeiro, Afrika Selatan secara progresif telah mengambil peran utama dalam perdagangan senjata dan peralatan militer untuk Arab Saudi dan UEA.

Perang Yaman telah menjadi salah satu sumber bisnis paling menguntungkan bagi ekonomi Afrika Selatan. 

Perdagangan peralatan militer antara Afrika Selatan, Arab Saudi dan UEA, pada tahun 2013, hanya mewakili 3% dari total ekspor senjata Afrika Selatan. Jumlah ini melonjak menjadi 42% pada tahun 2015 dan 49% pada tahun 2016, yang menunjukkan peningkatan yang luar biasa dalam kemitraan ini. Data yang lebih baru belum diumumkan, tetapi diperkirakan, secara total, Afrika Selatan telah memperoleh keuntungan sebesar US$ 550 juta dari penjualan senjata selama perang Yaman.

Senjata yang dijual ke Arab Saudi dan UEA antara lain drone, mortir, kendaraan lapis baja, dan bom-bom yang mematikan. Sebagian besar senjata diproduksi oleh perusahaan Afrika Selatan Rheinmetall Denel Munitions (RDM), yang pada 2016 membuka pabrik di Arab Saudi sehingga meningkatkan arus barang tanpa biaya impor yang tinggi.

Sementara AS dan Inggris telah meraih keuntungan miliaran dolar selama Perang Yaman. AS menjual lebih dari 13 miliar dolar senjata ke Arab Saudi dan UEA. Inggris bahkan mencapai lebih dari US$ 20 miliar dari negara-negara Arab.
Jika terus berlanjut dan negara-negara barat benar-benar menghentikan pasokannya - maka Afrika Selatan jelas akan meraih keuntungan miliaran dolar ke depannya meski harus melanggar hukumnya sendiri.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nusantaranews.co
Bocor! Beredar Rekaman Video Kapal Destroyer Rusia Gagal Menembakkan Rudal Kalibr

Bocor! Beredar Rekaman Video Kapal Destroyer Rusia Gagal Menembakkan Rudal Kalibr


Infokomando - Sebuah video yang menunjukkan kegagalan uji peluncuran rudal jelajah Kalibr dari kapal destroyer Angkatan Laut Rusia kelas Udaloy Project 1155 telah beredar luas. Rekaman tersebut menunjukkan sebuah rudal yang baru saja diluncurkan dari kapal perang "Marshal Shaposhnikov", berputar tak terkendali diudara lalu kemudian jatuh ke laut.

Video itu rupanya bocor dari jaringan media sosial Telegram Rusia yang kemudian diposting oleh seseorang ke YouTube. Kapan tepatnya video itu dibuat tidak jelas, tetapi kapal Marshal Shaposhnikov baru-baru ini bergabung kembali dengan Armada Pasifik AL Rusia setelah mengalami upgrade dibeberapa bagian. 

Setelah kapal perang tersebut kembali ke laut untuk post-refit trial pada Juli tahun lalu, mereka lalu melakukan uji coba penembakan live rudal Kalibr dari vertical launch system yang baru dipasang pada awal bulan ini. 

Rekaman peluncuran rudal yang sukses kemudian muncul di saluran berita resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, pada 27 April. Sementara video yang gagal, beredar melalui "jalur tidak resmi" yakni Telegram dan YouTube pada 29 April. Kedua klip tersebut memiliki kesamaan yang menunjukkan bahwa video-video itu diambil dari lokasi yang sama.

Menurut Zvezda, peluncuran rudal tersebut melibatkan dua group kapal Armada Pasifik Rusia yang berlangsung di Laut Jepang pada awal April. Latihan penembakan menggunakan peluru hidup yang mencakup penggunaan rudal dan senjata.

Rudal Kalibr

Destroyer anti-kapal selam kelas Project 1155 Udaloy Marshal Shaposhnikov dibuat pada 1984, kemudian dimodernisasi selama empat tahun di Vladivostok. Dalam program modernisasi tersebut, persenjataan Marshal Shaposhnikov ditingkatkan dengan adanya vertical launch system dan rudal anti-kapal subsonik Uran.

Menurut informasi, varian rudal yang gagal diluncurkan tersebut adalah Kalibr-NK 3M14T, dimana rudal tersebut pernah digunakan sebelumnya oleh AL Rusia untuk menyerang sasaran darat selama perang saudara di Suriah.

3M14T atau SS-N-30A merupakan salah satu rudal jelajah subsonik yang mampu menjangkau sasaran sejauh 930 hingga 1.550 mil (1.448 km - 2.494 km). Rudal ini membawa 990 pon (449 kg) bahan peledak konvensional atau hulu ledak nuklir.

Senjata itu pertama kali digunakan dalam pertempuran pada Oktober 2015, sebagai bagian dari serangan Rusia skala besar terhadap sasaran anti-Assad di Suriah. Pada kesempatan itu, rudal diluncurkan dari atas kapal perang di Laut Kaspia, sekitar 1.100 mil (1.770 km) jauhnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) Tetap Operasikan Jet Tempur AV-8B Harrier II Hingga 2029

Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) Tetap Operasikan Jet Tempur AV-8B Harrier II Hingga 2029


Infokomando - Jet tempur yang dapat lepas landas secara vertikal atau landasan pendek ini tampaknya akan diperpanjang masa operasinya meski Joint Strike Fighter (JSF) F35B telah mulai memasuki layanan.

Departemen Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah memberikan Contracted Maintenance, Modification, Aircrew, and Related Services (CMMARS) kepada Vertex Aerospace LLC senilai US$ 123 juta pada Juli 2020.

Vertex Aerospace LLC juga telah memilih BAE Systems sebagai mitra untuk peningkatan efisiensi operasi pemeliharaan armada Harrier termasuk dukungan pelatihan dan operasi tempur yang dilakukan dari kapal induk, kapal serbu amfibi, dan pangkalan operasi depan.

Bersama BAE Systems, Vertex dan Korps Marinir AS di stasiun-stasiun: Cherry Point, North Carolina; Yuma, Arizona; dan, Madison, Mississippi - mereka akan melakukan perawatan pesawat termasuk dukungan logistik.

Keterlibatan BAE System tidaklah mengherankan karena pesawat ikonik ini memang merupakan hasil rancangan Inggris.

AV-8B Harrier II adalah pesawat serang darat bermesin tunggal yang merupakan generasi kedua dari keluarga Harrier Jump Jet, yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal atau pendek (VSTOL). AV-8B digunakan oleh Korps Marinir AS, Angkatan Laut Spanyol, Angkatan Laut Italia, dan Inggris.

Misi dari skuadron AV-8B Harrier II VMA STOVL marinir AS adalah untuk menyerang dan menghancurkan target permukaan dan udara, untuk mengawal helikopter, dan melakukan operasi udara lainnya.

Gatling Gun Pod terpasang di AV-8B Harrier USMC

Selain dipersenjatai meriam GAU-12 25mm Gatling gun yang dipasang di garis tengah badan pesawat dengan lead computing optical sight system (LCOSS), AV-8B dilengkapi dengan enam cantelan senjata di sayap untuk membawa air-to-air, air-to-surface, dan anti-ship missiles, serta unguided and guided bombs.

Marinir AS memiliki 124 pesawat Harrier AV-8B dan TAV-8B, termasuk 16 pesawat latih TAV-8B dan 34 pesawat khusus serang malam.

Saat ini lima skuadron tempur operasional yang terdiri dari masing-masing 16 pesawat AV-8B tetap dipertahankan hingga transisi ke F-35. Pada 2023, Skuadron Serang Laut (VMA) Pantai Barat akan digantikan oleh F-35. Sedangkan Pantai Timur akan mempertahankan AV-8B Harrier II hingga 2028.

Program modernisasi AV-8B Harrier II sendiri akan berfokus pada avionik dan peningkatan perangkat lunak (LINK-16, RNP/RNAV, Mode/S, ADS-B out, Helmet Mounted Cueing Sistem) - termasuk kemampuan untuk membawa rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9X Sidewinder Block II dan AIM-120C Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile serta integrasi LITENING Advanced Tactical Data Link (ATDL) untuk memperluas kapabilitas Gen 4 LITENING Pod dengan menambahkan Band Efficient Common Data Link (BECDL), TTNT yang ada saat ini.

LITENING adalah sistem sensor inframerah elektro-optik untuk penargetan dan pengawasan yang memungkinkan awak udara mendeteksi, memperoleh, mengidentifikasi, dan melacak target pada jarak jauh. LITENING memungkinkan berbagai misi, termasuk penargetan presisi, dukungan udara jarak dekat, intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta bantuan kemanusiaan.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Nusantaranews.co
Diam-Diam AS Mencuri Sistem Pertahanan Udara Pantsir buatan Rusia Menggunakan Pesawat Globemaster III

Diam-Diam AS Mencuri Sistem Pertahanan Udara Pantsir buatan Rusia Menggunakan Pesawat Globemaster III


Infokomando - Diluar dugaan ternyata militer Amerika Serikat diam-diam mencuri sistem persenjataan pertahanan udara Pantsir buatan Rusia dari tangan Government of National Accord (GNA) dan mengangkutnya ke Jerman menggunakan pesawat Globemaster III untuk dipelajari.

Dilansir dari media thetime.co.uk, Kamis (27/01/2021) Amerika dilaporkan mencuri Pantsir dari pasukan yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar di Libya pada bulan Juni 2020 lalu dalam sebuah misi rahasia yang dinamakan “mengamankan” aset berharga musuh.

Operasi itu melibatkan sebuah pesawat angkut raksasa jenis Globemaster III yang didaratkan di Bandara Internasional Zuwarah yang terletak di sebelah barat Tripoli. Setelah itu pesawat tersebut kemudian terbang membawa Pantsir menuju Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.


Amerika mendapatkan barang berharga tersebut dari konflik Libya yang melibatkan tentara Libyan National Army (LNA) dan tentara Government of National Accord (GNA).

Selama pertempuran berlangsung diantara keduanya, diketahui jika pasukan LNA telah diperkuat beberapa sistem pertahanan udara jenis Pantsir yang didatangkan Uni Emirat Arab.

Meski menggunakan sasis truk MAN SX 8×8 buatan Jerman akan tetapi untuk sistem persenjataan utamanya tetap sama sehingga Amerika dan sekutunya melihat Pantsir yang dioperasikan oleh LNA adalah aset berharga yang harus dapat dikuasai.

Amerika mengetahui keberadaan Pantsir buatan Rusia tersebut setelah tentara GNA berhasil menguasai pangkalan udara yang sebelumnya dipertahankan oleh tentara LNA. Pantsir itu tersimpan disebuah hanggar dalam keadaan hangus namun masih tampak utuh.


Mendengar salah satu mesin perang buatannya dirampas pihak barat, Rusia mengatakan tidak akan ambil pusing karena versi ekspor yang dimiliki UEA sudah dilucuti sistem sensitifitasnya dan berbeda dengan versi asli yang dimiliki Rusia.

Namun meskipun demikian, Amerika dan sekutunya tetap menganggap ini sebagai sebuah keberhasilan besar karena pada akhirnya dapat mengintip bagian dalam teknologi Pantsir untuk kepentingan militer Amerika kedepan.

Editor : Andre | Foto : Ist 
Libya Terus Memanas, Militer Mesir Siap Kirim Pasukan Untuk Perang Lawan Turki

Libya Terus Memanas, Militer Mesir Siap Kirim Pasukan Untuk Perang Lawan Turki

Kekuatan militer Mesir
Kekuatan militer Mesir
Infokomando - Tidak lama lagi Libya akan menjadi medan perang dua negara besar yaitu Turki yang mendukung Goverment of National Accord (GNA) dengan Mesir mendukung Libyan National Army (LNA).

Seperti yang disampaikan oleh juru bicara LNA, Mayor Jenderal Ahmed Al-Mesmari kepada sebuah stasiun televisi lokal jika perang besar akan segera terjadi di dua kota yaitu Sirte dan Al-Jafra.

Belum diketahui berapa banyak jumlah militer Mesir yang akan dikerahkan untuk menghadapi GNA dimana Turki dan tentara bayaran ada dibelakangnya. Tapi dapat dipastikan mesir akan mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk bisa mendukung LNA.

"Bagi kami hidup atau mati, kami mengambil segala yang diperlukan untuk menggagalkan sebuah rencana," katanya seperti dilansir dari laman Viva.com.

Perang besar ini takkan dapat dihindari mengingat kedua negara berseteru sama-sama bertekad mendukung LNA dan GNA.

Perlu diketahui, Mesir memutuskan untuk ikut terlibat perang di Libya setelah Parlemen Libya memberikan lampu hijau bagi Mesir untuk turut campur dalam perang di Libya.

"Kami menyerukan upaya bersama antara kedua negara persaudaraan Libya dan Mesir  untuk mengalahkan penjajah dan menjaga keamanan dan stabilitas bersama di negara dan wilayah kami," kata parlemen Libya dalam pernyataan dikutip VIVA Militer.

Militer mesir bersiaga diperbatasan kota
Militer mesir bersiaga diperbatasan kota
Sebelumnya, Mesir telah mengajak LNA dan GNA untuk berdamai di Kairo sekaligus menghentikan perseteruan. Bahkan ajakan itu telah disetujui oleh Rusia, Arab Saudi, Liga Arab,  dan Uni Emirat Arab. Akan tetapi pihak GNA yang dibekingi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki menolak.

Presiden Mesir, Abdel Fatah el-Sisi sebelumnya juga telah mengatakan pihaknya siap mengerahkan militernya untuk mendukung LNA demi terciptanya perdamaian. Keputusan itu harus diambil oleh Mesir karena memiliki 1.200 km wilayah yang langsung berbatasan dengan Libya.

El-sisi juga mengklaim militernya merupakan salah satu yang terkuat dikawasan itu, dan tidak akan segan mengerahkan militernya untuk melindungi kepentingannya di wilayah barat.

Saat ini situasi di Libya kondisinya sangat mencekam. Sebab di jalanan antar kota banyak ditemukan konvoi militer lalu lalang dengan kondisi siap siaga.

Editor : K9 | Foto : Ist