Showing posts with label Teknologi Alutsista. Show all posts
Showing posts with label Teknologi Alutsista. Show all posts
Senjata Mematikan Nan Futuristic Buatan Belgia FN F2000

Senjata Mematikan Nan Futuristic Buatan Belgia FN F2000

Senapan serbu FN F2000
Senapan serbu FN F2000
Infokomando - Bagi kalian para pecinta game bergenre perang seperti Modern Warfare atau Counter Strike pastinya sudah tak asing lagi dengan jenis senjata yang terlihat "futuristic" satu ini.

Namanya adalah FN F2000 buatan FH Herstal dari Belgia yang dibuat untuk menggantikan senapan serbu lama FN FNC yang sudah dianggap tak mampu lagi mengikuti trend persenjatan dimasa mendatang.

Saat ini ada sembilan negara yang sudah mengoperasionalkan senjata mematikan ini yaitu Belgia, Kroasia, India, Pakistan, Libya, Polandia, Peru, Arab Saudi, dan Slovenia.

Secara karakteristik F2000 menggunakan sistem operasi gas operated mirip bullpup dengan amunisi standart NATO kaliber 5,56 mm. Selain itu F2000 memiliki tingkat kestabilan yang tinggi saat digunakan untuk menembak. 

Senapan serbu FN F2000
Senapan serbu FN F2000
Meskipun secara fisik dianggap sudah baik namun bukan berarti senjata ini tanpa kekurangan. Dari sejumlah informasi yang didapatkan ada yang mengatakan senjata ini tidak terlalu dapat diandalkan dan memiliki performa yang buruk.Tapi ada yang unik dari F2000 ini, yaitu tempat pembuangan selongsong yang tidak sama dengan senjata serbu pada umumnya yang berada dekat dengan picu.

Tempat pembuangan selongsong di F2000 berada didepan dekat dengan laras sehingga bagi pengguna yang kidal senjata ini bisa dikatakan sangat bersahabat.

Kemudian letak tuas kunci dan selector mode penembakan berada dibagian dalam rumah picu atau pelatuk sehingga sangat mudah dijangkau oleh jari.

Urusan pemeliharaan, FN F2000 juga mudah dibongkar pasang menjadi delapan bagian besar layaknya M16 dan tidak ribet. Tidak hanya itu, untuk magasen juga dapat menggunakan standart NATO dengan kapasitas 30 peluru.

Pada versi dasar FN F2000 dilengkapi dengan alat bidik optik 1,6x yang dapat menjangkau sasaran hingga 400 m. Jika ingin lebih jauh lagi, alat bidiknya dapat diganti dengan yang lebih kuat. Dengan adanya rail type pitinny, F2000 dapat diintegrasikan dengan berbagai macam peralatan pendukung tambahan.

Dibawah ini adalah spesifikasi senjata FN F2000

Negara pembuat: Belgia
Berat senjata (kosong): 3,6 kg
Kaliber peluru: 5,56 x 45mm NATO
Panjang (dengan popor terlipat) -
Panjang: 694 mm
Panjang laras: 400 mm
Kapasitas magasen: 30 peluru
Jarak bidik (standar): 400 m
Jarak tembak efektif: 400 m

Editor : K9 | Foto : Ist | Sumber : -
Tegang Dengan China Memicu India Borong 72 Ribu Senjata Serbu Buatan Amerika Jenis SIG 716

Tegang Dengan China Memicu India Borong 72 Ribu Senjata Serbu Buatan Amerika Jenis SIG 716

Tentara India dengan senjata INSAS yang sekilas mirip AK
Tentara India dengan senjata INSAS yang sekilas mirip AK

Infokomando
- India kembali melakukan belanja Alutsista besar - besaran, untuk mendukung operasi kontra-terorisme, militer India memesan 72 ribu pucuk senjata serbu buatan Amerika jenis SIG 716. 

Seperti dikutip dari kantor berita Asian News,  Selasa 14 Juli 2020, Kementerian Pertahanan India telah menandatangani pembelian senjata baru itu.

"Kami akan memesan 72 ribu senapan seperti itu lagi," kata sumber.

Militer India mengklaim SIG 716 itu bagian dari modernisasi persenjataan untuk menggantikan senapan otomatis Indian Insas. Senjata baru itu nanti akan dipakai untuk operasi kontra-terorisme.

INSAS merupakan  singkatan dari Indian New Small Arms System yang diproduksi olehOrdnance Factory di Tiruchirappalli. Senapan serbu INSAS adalah senjata infanteri standar Angkatan Bersenjata India. Pada April 2015, pemerintah India sudah mengganti beberapa senapan INSAS dari CRPF dengan AK-47.

Tentara India dengan senjata jenis SIG 716
Tentara India dengan senjata jenis SIG 716

Selain karena usianya yang sudah tua INSAS juga memiliki banyak masalah sehingga harus diganti untuk mendukung operasional militer India.

Sejumlah pihak melihat, sisi lain yang membuat India mempercepat pembelian senjata juga tak lain untuk merespon ketegangan dengan China terkait konflik perbatasan di Ladakh Timur.

Sebelumnya militer India telah membeli 10 ribu SIG Sauer. Senjata didapatkan melalui rute pengadaan jalur cepat (FTP) untuk persyaratan operasional yang kritis.

Lalu, Kementerian Pertahanan India juga membeli 16 ribu pucuk senjata mesin ringan Israel Negev NG7 buatan militer Israel.

Bahkan, India telah membuat perjanjian dengan Rusia untuk memproduksi senjata AK-203 yang disebutkan akan diberikan kepada tentara yang tak mendapatkan SIG Sauer dan SIG 716.

Editor : K9 | Foto : Ist | Sumber : -
Dukung Industri Pertahanan Dalam Negeri, Prabowo Subianto Jajal Kendaraan Taktis Baru Buatan Pindad

Dukung Industri Pertahanan Dalam Negeri, Prabowo Subianto Jajal Kendaraan Taktis Baru Buatan Pindad

Prabowo Subianto kunjungi Pindad
Prabowo Subianto kunjungi Pindad

Infokomando - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal kendaraan taktis (Rantis) baru untuk TNI yang diproduksi oleh perusahaan pembuat senjata PT. Pindad Persero.

Dikutip dari akun Twitter Prabowo Subianto, kendaraan taktis tersebut diberi nama Maung.

"Pada sore hari ini saya dan tim dari PT. Pindad mencoba kendaraan Rantis 4x4 yang kami beri nama Maung," kata Prabowo dalam akun twitternya, Minggu (12/7).

Prabowo Subianto test drive Rantis baru Maung
Prabowo Subianto test drive Rantis baru Maung

Dijelaskan oleh Prabowo jika Kementrian Pertahanan saat ini mendukung penuh inovasi yang dilakukan oleh perusahaan pertahanan dalam negeri untuk terus mengembangkan dan meningkatkan hasil produksinya terutama dalam hal pemenuhan Alutsista bagi TNI.
 
"Nantinya seluruh produksi dalam negeri dapat mandiri lebih utuh," ucap Prabowo.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri. Hal ini demi menggerakkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).

Tampilan depan Rantis Maung produksi Pindad
Tampilan depan Rantis Maung produksi Pindad

Dia menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas yang digelar secara tertutup di Istana Negara Jakarta, Selasa 7 Juli 2020. Menurutnya, Kementerian Pertahanan bisa membeli produk alutsista di perusahaan dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, atau PT PAL.

"Misalnya di Kemenhan, bisa saja di DI, beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini," kata Jokowi dalam keterangan pers yang dirilis Sekretariat Presiden, Rabu (8/7).

Editor : K9 | Foto : Ist | Sumber : -
Mantan Sekjen Kemenhan : Informasi Rencana Pembelian MV-22 Osprey dari AS Sepihak

Mantan Sekjen Kemenhan : Informasi Rencana Pembelian MV-22 Osprey dari AS Sepihak

Mantan Sekjen Kemenhan : Informasi Rencana Pembelian MV-22 Osprey dari AS Sepihak
Infokomando - Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksdya TNI (Purn) Agus Setiadji menyebutkan, terkait rencana penjualan delapan pesawat MV-22 Osprey Block C kepada Indonesia hanyalah klaim sepihak Amerika Serikat.
"Berkaitan dengan informasi dari AS ini kan hanya sepihak," ujar Agus dalam diskusi virtual Jakarta Defence Studies, Selasa (7/7/2020). 

Dalam diskusinya tersebut, Agus mengungkapkan, konsep perencanaan pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia tak semata-mata langsung melakukan pembelian. Dia mengungkapkan bahwa keputusan perencanaan pengadaan alutsista ada di tangan Menteri Pertahanan. 

Setidaknya, ada tiga aspek yang menjadi pertimbangan, meliputi pembangunan kekuatan, pengguna kekuatan dalam hal ini Mabes TNI, dan pembinaan kekuatan. 

"Adapun (klaim) AS itu barangkali itu adalah peran infromasi dan lain-lain. Tapi, dari Kementerian Pertahanan, pengadaan sesuatu alutsista tidak semata tiba-tiba jadi, prosesnya panjang," kata dia. 

Sementara itu, Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak yang turut hadir dalam diskusi tersebut, sama sekali tidak memberikan keterangannya. 

Sebelumnya, beredar informasi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui rencana penjualan delapan pesawat Tiltrotor MV-22 Osprey Block C kepada Indonesia. 

Berdasarkan siaran pers Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan AS (Defense Security Cooperation Agency/DSCA) pada Rabu (7/7/2020) WIB, persetujuan rencana penjualan pesawat tersebut karena Indonesia dianggap penting sebagai mitra regional penjaga stabilitas politik dan kekuatan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. 

"Vital bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kapabilitas pertahanan diri yang kuat dan efektif," demikian bunyi pernyataan resmi DSCA, dikutip dari Kompas.id, Rabu (7/7/2020).

Dari siaran pers tersebut disebutkan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengajukan pembelian delapan pesawat MV-22 Osprey Block C beberapa waktu lalu dengan biaya mencapai 2 miliar dolar AS atau setara Rp 28,9 triliun. 

Jika rencana pembelian ini berjalan mulus, maka Indonesia akan menjadi negara ketiga di dunia yang mengoperasikan pesawat dengan model mesin berbentuk tilt rotor tersebut, selain AS dan Jepang. 

Dalam paket pembelian delapan pesawat angkut militer tersebut dilengkapi pula dengan sejumlah perangkat. Antara lain, 20 senapan mesin 7,64 mm M-240-D, dan 20 senapan mesin GAU-21, 24 mesin Rolls Royce AE 1107C, 20 radar FLIR (forward looking infra red) AN/AAQ-27, 20 AN/ARN-153 tactical airborne navigation systems, dan 20 traffic collision avoidance systems (TCAS II). 

Kemudian, 20 sistem peringatan rudal AN/AAR-47, 20 AN/ALE-47 countermeasure dispenser systems, 20 AN/APX-117 identification friend or foe systems (IFF), 20 AN/APN-194 radar altimeters, dan 20 penerima peringatan radar (radar warning receivers) AN/APR-39. 

Selanjutnya, 20 AN/APN-194 radar altimeters, 20 AN/ARN-147 VHF omni­directional range (VOR) instrument landing system (ILS) beacon navigation systems, 40 ARC-210 629F-23 multi-band radios (Non-COMSEC), hingga 20 AN/ASN-163 miniature airborne global positioning system (GPS) receivers (MAGR).

Editor : K9 | Foto Ist
Departemen Luar Negeri AS Setuju Jual Helikopter Canggihnya ke TNI

Departemen Luar Negeri AS Setuju Jual Helikopter Canggihnya ke TNI

Departemen Luar Negeri AS Setuju Jual Helikopter Canggihnya ke TNI
Infokomando - Modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali dilakukan. Hal ini diketahui setelah Badan Kerja Sama Keamanan dan Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan persetujuannya untuk menjual 8 unit pesawat hibrida Boeing Bell MV-22 Osprey kepada TNI.

Menurut laporan Stars and Stripes, Badan Kerja Sama Keamanan dan Pertahanan Amerika mengonfirmasi kesepakatan penjualan pesawat hibrida helikopter MV-22 Osprey, Senin (6/7/2020).

Dana sebesar US$2 miliar dolar atau senilai dengan Rp28,9 triliun sudah siap digelontorkan Indonesia untuk menebus helikopter canggit tersebut.

"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri, serta tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional. Ini adalah penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," bunyi pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan.

"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS, untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bela diri yang kuat dan efektif," lanjut pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan.

Pesawat tiltrotor MV-22 Osprey banyak digunakan oleh Korps Marinir Amerika (US Marine Corps), Angkatan Udara Amerika (US Air Force), Angkatan Laut Amerika (US Navy), dan Angkatan Darat Tentara Bela Diri Jepang.

Dengan 24 mesin pabrikan otomotif asal Inggris, Rolls Royce, MV-22 Osprey mampu melaju dengan kecepatan maksimal mencapai 509 kilometer per jam. Pesawat hibrida ini juga memiliki daya jelajah hingga 1.628 kilometer.

Selain itu, MV-22 Osprey juga dilengkapi oleh radar infra merah, sistem peringatan rudal, radio multi-brand, GPS udara, dan termasuk sistem persenjataan senapan mesin M240 dan GAU-17 minigun.

Editor : K9 | Foto Ist
Latancab TNI AD Kartika Yudha 2019 Kerahkan Berbagai Alutsista Terbaru

Latancab TNI AD Kartika Yudha 2019 Kerahkan Berbagai Alutsista Terbaru

Infokomando - Berbagai alat utama sistem persenjataan (Alutsista) terbaru dan tercanggih milik TNI AD dikerahkan dalam latihan antar kecabangan (Latancab) TNI AD Kartika Yudha 2019, Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider-17/1 Kostrad, yang digelar sejak 4 hingga 21 Agustus 2019 mendatang, di daerah latihan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad, Martapura, Sumatera Selatan.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya menjelaskan, alutsista TNI AD terbaru yang dikerahkan antara lain adalah Tank Leopard dan Tank Marder dari kecabangan Kavaleri, roket Astros dan Meriam 155 dari kecabangan Armed, rudal Mistral dan rudal Startreak dari kecabangan Arhanud, helikopter AH-64E Apache Guardian, MI-35P dan Fennec dari kecabangan Penerbad dan ATGM Jevelin dan NLAW dari kecabangan Infanteri serta berbagai jenis alutsista TNI AD lainnya.

"Dalam latihan materi pertahanan hari ini, sejumlah alutsista telah dioperasionalkan, bermanuver dan melakukan tembakan dengan peluru tajam, seperti helikopter Fennec melaksanakan bantuan tembakan Penerbad, tembakan MBT Leopard 2 untuk menghancurkan tank musuh, tembakan MLRS Astros II, ATGM Jevelin dan tembakan kesenjataan lainnya," jelas Candra dalam keterangannya Senin (12/8/2019).
Menurut Candra, Latancab ini melibatkan seluruh kecabangan dan kesenjataan di TNI AD yang terdiri dari 14 kecabangan mulai dari kecabangan Infanteri, Kavaleri, Artileri Medan (Armed), Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), Zeni hingga kecabangan Topografi.

"Semua kesenjataan kecabangan ini berperan sesuai bidang tugas dan fungsi masing-masing dalam melaksanakan operasi tingkat Brigif dalam hubungan antar kecabangan untuk memenangkan suatu pertempuran, " ungkap Candra.

Latancab TNI AD Kartika Yudha 2019 Kerahkan Alutsista Tercanggih
Seperti diketahui bahwa Latancab dengan tema latihan, Brigade Tim Pertempuran Melaksanakan Operasi Militer untuk Perang di Wilayah Sumbagsel dalam rangka Operasi Penindakan Kogasratgab, merupakan latihan puncak di lingkungan TNI AD sebagai cermin kesiapan prajurit dan satuan TNI AD dalam mengikuti latihan gabungan TNI.
"Latancab dengan metode drill tempur ini melibatkan sekitar 2.900 pelaku dari Brigif Para Raider -17/1 Kostrad dan perkuatannya, serta melibatkan sekitar 400 pelatih dan 1.400 pendukung latihan," ungkap Candra.

Candra menambahkan, Latancab ini dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit dan sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi ancaman yang mungkin dihadapi NKRI. Selain itu, juga sebagai wahana uji coba tentang doktrin lapangan Brigade Tim Pertempuran dalam operasi serangan dan pertahanan yang merupakan salah satu bentuk penggunaan kekuatan TNI AD dengan mengintegrasikan semua daya tempur antar kecabangan.
Puncak Latancab sendiri akan dilaksanakan pada 19 Agustus 2019 mendatang, dan akan disaksikan langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, Pangkostrad, Dankodiklatad, para Pangkotama dan Dan/Kabalakpus, para Petinggi TNI/TNI AD serta 388 Perwira Siswa Seskoad.

"Puncak Latancab 19 Agustus nanti, dapat disaksikan secara langsung oleh warga masyarakat Martapura dan sekitarnya," kata Candra.

Editor : K9 | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Alutsista Terus Bertambah, TNI AU Bentuk Satuan Baru

Alutsista Terus Bertambah, TNI AU Bentuk Satuan Baru

Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Fadjar Prasetyo, S.E.,M.P.P., saat kunjungi bengkel pesawat tempur di Lanud Iswahyudi (2018)
Infokomando - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara  atau TNI AU memiliki Komando Pemeliharaan Materiil baru. Satuan itu adalah Depo Pemeliharaan (Depohar) 80 yang ber-home base di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Depohar ini membawahi tiga satuan pemeliharaan (sathar), yakni 81,82,dan 83.

“Depo ini dipimpin oleh seorang Kolonel yang di bawahnya ada satuan pemeliharaan setingkat batalyon,” kata Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, di pelataran pesawat utama Lanud Iswahjudi, Rabu 31 Juli 2019.

Yuyu menjelaskan pembentukan Depohar 80 dan satuan di bawahnya merupakan bagian dari rencana strategis TNI AU. Adapun alasannya untuk memaksimalkan fungsi dari alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat yang kian bertambah. “Tantangan ke depan, pesawat akan terus berdatangan baik jenis maupun jumlahnya,” ujar dia kepada sejumlah wartawan.

Karena itu, Depohar 80 memiliki tugas memelihara mesin pesawat tempur, di antaranya komponen, alat uji, asesoris, dan fabrikasi level berat. Jenis pesawat tempurnya seperti F-16, Hawk MK-109/209,T50i, dan SU 27/30. Dengan demikian, beban kerja satuan teknik yang selama ini melaksanakan tugas itu lebih ringan.

“Harus melakukan pemisahan antara skuadron teknik dengan depohar biar lebih fokus melakukan pemeliharaan engine pesawat. Lebih fokus, lebih teliti, kualitas akan lebih terjamin,” kata Yuyu.

Ditanya tentang personel yang bertugas di Depohar 80 TNI AU dan satuan baru, ia menyatakan diambilkan dari satuan lain yang memiliki kemampuan di bidang teknik. Ke depan, pengisian personel akan terus dilakukan secara bertahap.

"Mudah-mudahan 3 sampai 5 tahun ke depan kebutuhan personel di depo bisa terpenuhi. Sekarang yang penting bisa melaksanakan tugas walaupun dengan minimal,” kata dia.

***
Editor : Hendy
Foto : Ist
Sumber : Tempo
Lima Helikopter Apache Pesanan TNI AD dan Simulatornya Tiba di Semarang

Lima Helikopter Apache Pesanan TNI AD dan Simulatornya Tiba di Semarang

Infokomando - Sebanyak lima unit heli serang jenis AH-64E Apache Guardian pesanan Puspenerbad TNI AD plus spareparts dan persenjataannya kembali tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jumat, (20/4).

Kelima helikopter tersebut dikirim dari Amerika menggunakan kapal kargo Ocean Giant dan sesuai rencana, helikopter serang AH-64E Apache Guardian ini akan ditempatkan di  Skadron 11/ Serbu Pangkalan Udara Ahmad Yani dan melengkapi tiga unit helikopter yang telah tiba sebelumnya.

Tidak hanya helikopter dan suku cadangnya, sebuah mesin simulator helikopter Apache juga ikut dalam satu paket pengantaran dimana alat simulator tersebut berfungsi untuk melatih kemampuan para pilot TNI AD dalam mengoperasionalkan helikopter yang dijuluki The Tank Killer ini. Selain itu, sebanyak 64 misil jenis Hellfire juga ada dalam satu kargo dan langsung dibawah ke Skuadron 11/Serbu untuk diamankan. Sedangkan untuk helikopternya sendiri tetap berada di pelabuhan untuk dirakit yang kemudian juga akan dibawa ke Sekuadron 11/Serbu.

Proses bongkar muat ini selain melibatkan teknisi asing juga dilakukan oleh personel dari Puspenerbad TNI AD sendiri.

Rudal AGM-114 Hellfire
Sudah bukan rahasia lagi jika hellikopter serang AH-64E Apache pesanan TNI AD ini akan dipersenjatai rudal yang terkenal mematikan yakni AGM-114 Hellfire. 

Hellfire sendiri adalah peluru kendali udara ke permukaan (Air to Surface) yang dibuat untuk pertempuran anti-tank. Rudal ini dapat ditembakkan dari berbagai platform udara, laut dan darat. Hellfire juga dapat ditembak dari helikopter dan menganut sistim fire and forget.
***
Foto : Penerbad
Penulis : Erwin
Sumber : Infokomando
SIG 552 Assault Riffle, Salah Satu Senapan Serbu Andalan Kopassus

SIG 552 Assault Riffle, Salah Satu Senapan Serbu Andalan Kopassus

Sebagai senapan serbu yang memiliki daya tahan dan akurasi mumpuni serta ergonomis, tidak salah SIG 552 menjadi salah satu senjata andalan pasukan khusus dunia salah satunya adalah Kopassus yang dioperatori langsung oleh Sat 81 Gultor.

Senapan serbu SIG 552 adalah senapan serbu buatan pabrikan asal Swiss yaitu Schweizerische Industrie Gesellschaft (SIG) yang sekarang bernama SAN Swiss Arms AG. Seperti idealnya senapan serbu, SIG 552 didesain menggunakan peluru kaliber 5,56 mm dengan kemampuan jarak tembak efektif hingga 400 meter.

Oleh penciptanya, SIG 552 didesain menyesuaikan dengan anatomi tubuh manusia sehingga siapapun yang memakainya akan terasa nyaman seakan-akan senjata seperti menyatu dengan badan operator.

Secara spesifikasi, tentu sudah dapat dibayangkan jika senjata yang jadi andalan pasukan khusus dunia ini memiliki spek khusus yang tidak sama dengan senapan serbu pada umumnya. Misal pada bagian laras, pabrikan SIG sudah mendesainnya dengan model cold hammer forged alias tempa dingin. Dimana laras jenis ini akan memiliki daya tahan yang lebih baik dan tidak mudah memuai saat digunakan menembak dalam mode full auto (Tembakan beruntun).
Pada bagian pisir, SIG 552 mengadopsi bentuk pisir model drum – ghost ring mirip yang digunakan HK G3 atau MP5 yang juga sama-sama jadi senjata andalan pasukan khusus. Sehingga operator yang pernah menggunakan HK G3 atau MP5 tidak asing lagi dan tidak terlalu lama melakukan penyesuaian. Pisir bagian belakang yang berbentuk drum memiliki empat setelan, masing-masing untuk kelipatan 100 meter.

Magasen yang digunakan juga tergolong unik, sengaja didesain transparan agar operator dapat dengan mudah melihat dan menghitung sisa peluru yang ada ketika ditembakkan. Meskipun modelnya transparan layaknya plastik, akan tetapi magasen SIG 552 tidak mudah pecah meski terbentur benda keras karena bahannya terbuat dari polimer dan mampu mengantongi 45 peluru. Tidak hanya itu, keunikan lainnya yang dimiliki oleh magasen SIG 552 adalah dapat digabungkan dengan dua magasen lain di sisi kanan kiri, sehingga ketika salah satu magasen kehabisan peluru maka magasen lainnya dapat dengan mudah dipasangkan dengan cepat.
Popor SIG 552 juga dapat dilipat dengan mudah, seperti popor lipat senapan serbu pada umumnya cukup dengan memencet tombol yang ada di pangkal popor, lalu secara bersamaan melipat popor ke arah kanan poporpun terlipat. Bahannya juga terbuat dari hi strength polymer yang tidak mudah pecah.

Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) memilih SIG 552 sebagai salah satu senapan serbu yang bisa diandalkan karena kemudahannya saat digunakan dalam operasi khusus terutama untuk pertempuran jarak dekat.

SIG 552 Nyaris Mengisi Inventory Ton Taipur Kostrad
Selain Kopassus, ada satuan lain dari TNI yang ingin menjadikan SIG 552 sebagai senjata pemukul yaitu Ton Taipur Kostrad.

Waktu itu, Jenderal Ryamizard Ryacudu masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), beliau memvisikan pendirian unit khusus Tontaipur atau Peleton Intai Tempur Kostrad sebagai elemen tim kecil Kostrad yang bertugas untuk melakukan operasi berkategori khusus seperti patroli jarak jauh, pengintaian, dan penjebakan lawan. Sebagai pasukan berkualifikasi khusus, mereka pun dipersenjatai dengan senjata yang berbeda dengan yang digunakan oleh infantri.
Senjata utama yang dipilih untuk Tontaipur haruslah senjata yang kompak, ringan, berkapasitas besar dan memiliki kemampuan tembak otomatis. Dari sekian banyak kandidat, terpilihlah SIG 552 Commando, varian dari senapan serbu SIG 550. Senapan ini berukuran kompak, memiliki keandalan yang sama dan bahkan lebih dari AK-47, dan ergonominya sempurna. Namun sayang, karena ketika itu kemampuan negara masih terbatas akibat dampak krisis ekonomi, akhirnya Tontaipur pun terpaksa menggunakan senapan seperti AK-101 dan AK-103 serta Galil.

***
Foto : Istimewa
Penulis : Arsen
Sumber : Infokomando
Mengenal Istilah Senapan Serbu

Mengenal Istilah Senapan Serbu

Istilah senapan serbu muncul sejak ditemukannya senjata api laras panjang yang mampu mengeluarkan tembakan otomatis secara beruntun dan juga memiliki dua mode tembakan yaitu auto fire dan semi fire. Auto fire berarti senjata mampu mengeluarkan tembakan lebih dari satu butir peluru (Burst), sedangkan semi fire senjata hanya mengeluarkan tembakan peluru satu per satu.

Senapan serbu meskipun model dan bentuk fisiknya lebih panjang dari pistol dengan bobot kisaran 3 - 5 Kg, kategorinya tetap masuk pada senapan mesin ringan dan menjadi senjata individu personel.

Saat ini senapan serbu sudah menjadi senjata api standart militer modern karena dianggap ideal saat digunakan dalam pertempuran jarak dekat menggantikan peran senapan laras panjang peninggalan Perang Dunia II.
Pada pistol grip terdapat dua pilihan mode tembak yaitu Semi dan Auto, sedangkan Safe adalah pilihan untuk mengunci senjata (Pengaman)
Contoh senapan serbu yang kita kenal adalah M16 series, AK47 series dan FAMAS yang menggunakan desain bullpup. Contoh lain yang lebih unik adalah LR 300 dan HK G36, keduanya menggunakan teknologi polimer modern dan desain komputer. Sedangkan senapan serbu buatan Indonesia ada SS1 dan SS2 series Pindad.

Istilah senapan serbu (Assault Rifle) adalah terjemahan dari kata bahasa Jerman yaitu Sturmgewehr (literatur senjata untuk posisi menyerbu). penamaan ini pertama kali di sematkan oleh Adolf Hitler untuk menjelaskan kegunaan Maschinenpistole 43, yang kemudian di namakan kembali sebagai Sturmgewehr 44 yang merupakan sebagai konsep senjata serbu yang mempengaruhi semua model senapan modern sekarang.

Senapan serbu (Assault Rifle) menjadi istilah umum untuk semua senjata api yang memiliki fungsi sama dengan Stg 44. Sebuah senjata api harus mengikuti kareteristik yang sama untuk menjadi sebuah senjata serbu dalam sebuah pendefinisian yang ketat yaitu:
  1. Memiliki popor untuk penyangga di bahu saat ditembakkan.
  2. Memiliki setelan menembak (otomatis dan semi otomatis).
  3. Harus memiliki kartrid dengan kekuatan menengah : lebih kuat dari kartid pistol tetapi lebih lemah dari rifle standar.
  4. Memiliki magasen yang dapat dilepas dan bukan dari sabuk peluru.
  5. Memiliki jarak tembak minimal 300 meter (1000 feet).
**
Foto : Istimewa
Penulis : Arsen
Sumber : Infokomando
Bersaing Dengan AK-47, Pindad Siapkan Senapan Serbu SSX / SS4

Bersaing Dengan AK-47, Pindad Siapkan Senapan Serbu SSX / SS4

Tahun 2016 lalu, perusahaan senjata ternama asal Bandung PT. Pindad merelease prototipe senapan serbu terbaru kaliber 7.62 mm yang diberi nama SSX / SS4, dimana oleh empu-nya diklaim mampu menyaingi eksistensi senapan serbu asal Rusia AK-47 bahkan lebih unggul.

Lahirnya prototipe ini dikarenakan perusahaan senjata asal Bandung Jawa Barat ingin menjawab tantangan global dimana kedepan senapan serbu personel dengan amunisi kaliber 7.62 mm akan jadi tren.

Ada dua jenis varian senjata SSX / SS4 yang prototipenya berhasil dikembangkan oleh Pindad yaitu BR Long Barrel dan BR Standart dimana keduanya memiliki perbedaan pada ukuran barrel.
Senapan serbu SSX /SS4 BR Long Barrel, jika dilengkapi dengan tambahan alat bantu optik (Scope), dapat difungsikan menjadi senapan penembak jitu (sniper), karena jangkauannya yang cukup jauh yaitu 950 meter. Pada bagian ujung senapan juga bisa ditanam peredam suara saat digunakan untuk mendukung operasi khusus. Sedangkan untuk SSX / SS4 BR standart, menggunakan barrel yang lebih pendek. Meskipun tidak dilengkapi dengan alat bantu optik, senjata ini mampu melesatkan peluru hingga 800 meter. Kemampuan ini yang tidak dimiliki oleh AK-47 buatan Rusia.

Tapi sayang, hingga tulisan ini dibuat sampai sekarang belum ada informasi yang cukup untuk bisa menjelaskan secara detil terkait pesaing AK-47 ini, Bahkan saat dicek di laman resminya juga tidak ada informasi yang cukup untuk bisa memuaskan rasa penasaran penulis.
Komodo Armament Perkenalkan Senapan Serbu Modern Made In Bekasi

Komodo Armament Perkenalkan Senapan Serbu Modern Made In Bekasi

Selama ini publik sering dibuat kagum dengan keunggulan senjata assault rifle (senapan serbu) SS series buatan PT. Pindad Bandung yang kerap menjuarai lomba tingkat internasional seperti AARM dan ASAAM. Namun sepi dari pemberitaan, muncul pemain baru di luar PT. Pindad yang berhasil memproduksi berbagai macam senapan serbu sekelas SS series yaitu Komodo Armament.

Komodo Armament merupakan satu-satunya dan yang pertama di Indonesia sebagai perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertahanan untuk memenuhi kebutuhan militer dan penegak hukum dibawah pengawasan departemen pertahanan langsung. Pabrik manufakturnya dibangun di Jl. Benda No. 40 Raya Narogong KM 12.5 Pangkalan 2, Kel. Cikiwul, Kec. Bantar Gebang, Bekasi Jawa Barat satu jam perjalanan dari Jakarta. Memiliki kemampuan memproduksi ratusan ribu senjata berbagai jenis seperti pistol, senapan serbu dan sniper dalam setahun.

Jika PT. Pindad menjadikan senjata Cakra dari pewayangan sebagai simbol atau brand produknya, Komodo Armament memilih hewan prasejarah yang juga merupakan salah satu ikon Indonesia yaitu Komodo sebagai brand pemasarannya.

Menurut pengakuan dari pihak Komodo Armament, senjata produksinya memuat 80% kandungan lokal dan sisanya adalah import sehingga produk Komodo Armament layak disebut sebagai salah satu senjata unggulan hasil produksi dalam negeri.

Kehadiran Komodo Armament sebagai industri pertahanan swasta yang langsung berada di bawah pengawasan departemen pertahanan menjadi daya tarik sendiri bagi TNI dan peminat dunia Alutsista, lantaran selain bagus di performa, juga desainnya yang unik dengan coakan layaknya senapan serbu AR15 dan SiG716 yang sudah digunakan pasukan khusus TNI.

Berikut beberapa senjata laras panjang yang diproduksi oleh Komodo Armament :

Assault Rifle D5
Secara prinsip, cara kerja D5 tak beda dengan senapan serbu di kaliber 5,56 mm lainnya, yaitu dengan  mengandalkan direct gas. Mampu memuntahkan 700 munisi per menit, dan kecepatan luncur proyektil 900 meter per detik. D5 juga memiliki jarak tembak efektif dan mematikan di kisaran 400 meter. Senjata D5 ini juga mengacu pada standarisasi NATO dengan menggunakan kaliber 5,56 x 45 mm.

Assault Rifle D7
Tidak jauh beda dengan D5, hanya saja pada senapan serbu D7 didesain lebih ringan dengan barrel agak panjang 16". Bentuknya juga terlihat lebih padat dengan sedikit coakan.

Sniper Rifle
Tidak seperti senapan sniper pada umumnya, chasis pada senapan sniper buatan Komodo Armament terlihat lebih unik dengan banyaknya coakan baik pada popor maupun penutup laras sehingga bagian dalamnya terlihat dari luar. Memiliki berat 6 - 7 Kg dengan panjang 26 inch. Kaliber yang digunakan adalah 7.62 mm.





Tank Tempur Utama Leclerc, Ambisi Perancis Mengganti AMX-30

Tank Tempur Utama Leclerc, Ambisi Perancis Mengganti AMX-30

MBT Leclerc Perancis
Ambisi Perancis untuk memiliki tank tempur utama (MBT) sendiri yang mampu mengungguli M1A2 Abrams buatan AS sekaligus mengejar ketertinggalannya diawali semenjak keinginannya untuk mengganti tank-tank tempur mereka AMX-30 yang dinilai sudah tua dan ketinggalan jaman dibanding dengan negara lain yang sudah mulai membangun tank utama generasi terbaru pada masa itu.

Dengan harga riset yang tidak murah, tahun 1991 GIAT Industries salah satu anak perusahaan pertahanan milik Perancis yang saat ini sudah berganti nama menjadi Nexter System berhasil meluncurkan tank tempur utama dengan nama Leclerc. Pemberian nama ini sebagai buah penghormatan Perancis kepada sosok Jenderal Philippe Leclerc de Hauteclocque yang memimpin salah satu elemen Perancis dalam peristiwa “drive towards Paris” ketika menjadi komandan Free French 2nd Armoured Division (2ème DB) pada PD II.
MBT AMX-30
Saat di uji coba oleh Angkatan Bersenjata (AB) Perancis, tank ini berhasil menunjukkan performanya dengan baik, terutama saat digunakan di medan off-road seperti medan berlumpur, gurun pasir dan salju. Menurut informasi, tank utama Perancis ini merupakan salah satu tank termahal di dunia karena ambisi Perancis yang ingin memiliki tank tempur utama dengan keunggulan diatas rata-rata.

Tahun 1992, AB Perancis mulai mengakuisisi tank Leclerc sebanyak 406 unit untuk menggantikan peran tank tempur utama AMX-30 yang sudah mulai jadul. Tidak hanya itu, UAE juga menyampaikan keinginannya untuk membeli tank tempur utama Leclerc sebanyak 388 unit.

Secara spesifikasi, Leclerc dilengkapi dengan meriam Smoothbore CN 120-26 120-mm, sistem sama yang ditemukan pada Leopard 2 dan M1 Abrams dan mampu memuntahkan tembakan sebanyak 12 peluru per menit. Sistem autoloader paska penembakan juga ditanamkan pada meriam ini sehingga tidak terlalu menyulitkan awak tank saat melakukan mengisi ulang. Sedangkan untuk amunisinya sendiri. Leclerc dapat menggunakan amunisi jenis APFSD (armour-piercing fin-stabilised discarding sabot) dan HEAT (high explosive anti-tank). Untuk bagian penyimpanan amunisi, oleh pembuatnya  didesain bisa muat 40 amunisi 120 mm dalam sekali jalan dan klaim mampu menembak dengan presisi dari jarak 1,5 - 2 km, bahkan 6 target sekaligus dalam 1 menit.
Meriam Smoothbore 120 mm
Sebagai tank tempur utama, Leclerc juga dilengkapi dengan sistem manajemen tempur jenis FINDERS yang bisa mengenali mana musuh dan mana kawan, melaporkan kedudukan sendiri serta membangun formasi tempur. FINDERS adalah kependekan dari fast information, navigation, decision and reporting system, dimana manajemen sistem inilah yang akan mempermudah komandan tank menentukan target yang harus dihancurkan terlebih dahulu, selain itu keberadaan HL-70 stabilised panoramic sight membuat komandan tank mampu mendeteksi lawan dari jauh.

Untuk perlindungan di luar, body tank dilindungi dengan lapisan baja yang dikombinasi dengan kramik dan kevlar sehingga kuat menahan hantaman peluru dari luar. Modulnya juga mudah diganti jika mengalami kerusakan. Bagian atap turret dan hullnya juga tak mudah ditembus oleh tembakan yang berasal dari atas.
FINDERS C2 buatan Nexter System
Untuk urusan dapur pacu, Leclerc menggunakan mesin diesel ber-turbocharger VD V8X-1500 buatan Perancis yang dapat menghasilkan 1.500 tenaga kuda. Sedangkan untuk tangki bahan bakar tambahan dapat dipasang di bagian belakang hull untuk menambah jarak operasional. Tank Leclerc bisa diajak melaju hingga kecepatan 71 Km/Perjam, dengan jarak jangkau tank mencapai 550 Km. Tank ini juga dilengkapi dengan sensor yang mampu memberi peringatan dini kepada komandan tank jika tank tengah berada dalam bidikan rudal lawan.

Dengan segudang kemampuan yang dimiliki oleh tank besutan Perancis ini tentu tidak mengherankan jika tank Leclerc disebut sebagai salah satu tank termahal di dunia. Dengan lahirnya Leclerc, Perancis layak berbangga diri karena mampu mengejar ketertinggalannya dan tampak pede mensejajarkan tank tempur utama buatannya dengan Abrams buatan AS dan Leopard buatan Jerman.
Senapan Serbu SS2 Pindad, Tidak Kalah Dengan Buatan Luar Negeri

Senapan Serbu SS2 Pindad, Tidak Kalah Dengan Buatan Luar Negeri

Menembak menggunakan senapan serbu bagi sebagian orang awam mungkin terlihat sulit karena letusan dan hentakan yang ditimbulkannya bisa membuat seluruh badan seperti terkejut. Tapi ternyata hal tersebut tidak berlaku jika menggunakan senapan serbu jenis SS2 buatan PT. Pindad.

Hentakan yang dihasilkan oleh produk unggulan PT Pindad ini bisa dikatakan lebih ringan dan tidak terlalu keras sehingga sangat nyaman digunakan terutama bagi pemula. Model kostruksinya juga disesuaikan dengan postur tubuh orang Indonesia yang terbilang agak pendek jika dibandingkan postur orang luar yang cenderung tinggi.

Engeneering Manager PT. Pindad Yaser Arafat mengatakan saat pembuatan prototipe senapan serbu SS2, PT. Pindad melibatkan user-nya secara langsung yang berasal dari TNI untuk  dimintai masukan dalam proses pembuatannya mulai dari tarikan picu, lipatan popor hingga hentakan yang ditimbulkannya saat ditembakan.

Terkait akurasi tembakan, PT. Pindad membagi varian senapan SS2 rancangannya menjadi 4 jenis varian yaitu SS2-V1, SS2-V4,SS2-V5 dan SS2-V7 dimana kesemuanya memiliki tingkat akurasi berbeda tergantung medan yang digunakan. Alasan perbedaan akurasi menurut PT. Pindad terletak pada panjang pendek laras yang dipakai, sedangkan untuk mesin bagian dalam tidak ada perbedaan. 
Senapan SS2 merupakan penyempurnaan dari seri pertama senapan SS1 yang dianggap kurang user friendly dan sering menyusahkan penggunanya. Tidak hanya itu, konsep desain senapan SS2 juga merupakan murni hasil buatan PT. Pindad dan bukan hasil “copypaste”  pabrikan lain layaknya senapan SS1 yang mengadopsi dari FNC Belgia.

Perbandingan Senjata SS2 Buatan Indonesia Dengan M4 Carbine AS dan AK-104 Rusia
Senapan serbu SS2 buatan PT Pindad adalah generasi kedua dari senapan serbu Pindad SS1. Senapan ini digunakan sebagai senapan standar TNI dan Polri. Sebelumnya, TNI menggunakan M16 dan AK-47 sebagai senapan organik. Akan tetapi setelah PT. Pindad mampu membuat dan mengembangkan sendiri senapan serbu hasil lisensi FNC dari Belgia, secara bertahap menggeser keberadaan senapan serbu M16 dan AK-47 sebagai senapan standart TNI.

Senapan SS2 memiliki berat 3,2 kg dengan panjang 930 mm dan panjang laras 460 mm. Peluru yang digunakan kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO dan mampu memuntahkan peluru 700 butir/menit. Sedangkan untuk kecepatan peluru yang ditembakan sekitar 710 m/detik, dengan jarak efektif tembakan sejauh 450 m.

Berbeda dengan M4 Carbine yang merupakan senapan buatan Amerika dan digunakan hampir di seluruh dunia. Senapan ini sudah digunakan dalam berbagai perang alias battle proven, seperti perang di Afganistan, perang Irak, perang Libanon bahkan sampai perang melawan bandar obat di Mexico.
M4 Carbine dan AK 104
Panjang senapan 840 mm dengan panjang laras 756 mm. M4 Carbine juga memiliki berat 2,88 kg. Menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO, senapan laras panjang ini memiliki kemampuan dapat menembakkan peluru sebanyak 700-950 butir/menit dengan kecepatan peluru mencapai 880 m/detik. Jarak efektif yang tembakan dari M4 Carbine ini sejauh 500-600 m.

Selain M4 Carbine, senapan serbu yang dapat disandingkan dengan SS2 Pindad adalah AK-104 Rusia. Diproduksi tahun 1994 dengan berat 3,2 kg dan panjang 824 mm. Mengenai ukuran kaliber, senapan ini lebih mengacu pada peluru kaliber 7,62 x 39 mm. Mampu memutahkan peluru 600 butir/menit dan kecepatannya 670 m/detik. Sedangkan untuk jarak efektif dapat menjangkau sejauh 500 m dan menggunakan amunisi magazen isi 30 butir.

Prestasi Senapan SS2 Di Kancah Internasional
Meski masih ada yang pesimistis dengan kemampuan Senapan SS2 di lapangan, akan tetapi diberbagai event internasional seperti AARM dan ASSAM senapan SS2 berhasil menunjukkan taringnya sebagai senapan serbu yang tak terkalahkan dengan membawa prajurit TNI AD menjadi juara umum berkali-kali menaklukkan  senapan serbu produk Negara lain seperti M4, Steyr, M16 dan lain sebagainya.
Jadi tidak heran, berkat prestasi yang diusung oleh produk buatan PT. Pindad ini, tidak sedikit Negara lain mulai melirik keberadaan senapan SS2 untuk mengisi inventori persenjataan mereka.
Pemerintah deal dengan Rusia terkait pembelian Sukhoi Su-35

Pemerintah deal dengan Rusia terkait pembelian Sukhoi Su-35

Infokomando - Sepi dari pemberitaan media ternyata diam-diam pemerintah jadi menandatangani kontrak pembelian 11 pesawat tempur kelas berat dari Rusia Sukhoi Su-35 Type E. Kontrak tersebut diteken tanggal 14 Februari 2018 oleh Kementrian Pertahanan (Kemhan) dengan Rusia dan diperkirakan akan datang pada pertengahan tahun depan.

Entah kenapa pembelian tersebut terkesan silent tapi yang pasti salah satu diantaranya Indonesia tidak ingin memancing adanya perlombaan senjata di ASEAN. Indonesia hanya ingin tampil low profile mengingat posisi Indonesia yang jadi barometer negara-negara tetangga terutama terkait perkembangan militernya.

Pesawat tempur Sukhoi Su-35 menjadi pilihan karena kemampuan manuvernya yang bisa dikatakan diatas pesawat tempur rata-rata. Bentuknya secara garis besar tidak jauh beda dengan Sukhoi Su-27 yang sudah dioperasionalkan TNI AU, akan tetapi teknologi yang dimiliki bisa dikatakan sepadan dengan pesawat tempur yang diproduksi oleh AS F-35 baru –baru ini meskipun tidak berkemampuan stealth.

Dipertimbangkannya pembelian Sukhoi Su-35 oleh TNI AU mengingat 5 – 10 tahun kedepan pesawat tempur multi role ini dinilai masih bisa menandingi F-35 yang dibeli Australia dan Singapura (dalam penjajakan) yang secara tidak langsung bisa dipandang sebagai ancaman kedaulatan udara Indonesia.

Secara spesifikasi, Sukhoi Su-35 dilengkapi dengan radar Irbis yang setara dengan F-22 Raptor AS dimana radar ini mampu mengendus sasaran sejauh 350 – 400 km, sehingga dapat dilakukan identifikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Vadim Kozyulin seorang profesor dari Akademi Ilmu Militer jika Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur yang tergolong canggih. Dengan seluruh kecanggihan yang dimiliki peran pilot tidak akan begitu terlihat karena semua yang jalan adalah komputer.

“Pesawat ini akan secara otomatis memberikan informasi kepada pilot terkait kecepatan, pengaturan mesin sampai dengan pemilihan senjata yang tepat untuk menjatuhkan sasaran. Tidak hanya itu, dengan radar istimewa yang ditanamkan pada pesawat pilot akan dapat melihat objek seperti kapal induk pada jarak 400 km, dapat melihat jembatan kereta api pada jarak 150 – 200 km, dapat melihat perahu motor dijarak 100 – 120 km sampai dengan melihat iring-iringan kendaraan lapis baja seperti tank dan misil taktis pada jarak 60 – 70 km” kata Kozyulin.

Terkait persenjataan yang diusung, informasinya Sukhoi Su-35 akan dilengkapi dengan rudal jelajah carrier killer (pembunuh kapal induk) jenis KH-35U. Rudal jenis ini dikatakan oleh pengamat Rusia sukses digelar pada pertempuran di Suriah pada musim panas lalu.

Sukhoi Su-35 didesain tidak hanya mampu melawan target diudara tapi juga target darat disegala cuaca baik siang maupun malam. Dengan kemampuan strategis yang dimiliki pesawat tempur ini, tentu keberadaannya akan menjadi perbincangan militer ASEAN yang otomatis menaikkan pamor TNI AU dikancah internasional. (SRK)

Foto : Istimewa
Sumber : Berbagai sumber
Penerbad TNI AD Akan Tambah Heli Angkut Sedang Bell 412EPI

Penerbad TNI AD Akan Tambah Heli Angkut Sedang Bell 412EPI

Infokomando - Korps Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad) akan melengkapi koleksi keluarga heli angkut Bell 412 dengan memesan varian terbaru Bell 412EPI ke PT Dirgantara Indonesia selaku perwakilan resmi Bell Helicopters Canada di Indonesia. Konon, jumlah Bell 412EPI yang akan dipesan, mengutip dari Danpuspenerbad, mencapai 9 unit. Penerbad sudah mengoperasikan varian Bell 412 sejak generasi pertama, kemudian Bell 412P, 412EP, dan tentunya terakhir 412EPI.

Dibandingkan pendahulunya, Bell 412EPI menawarkan keunggulan pada sistem avionik yang memperkenalkan sistem BasiX Pro yang memampukan varian ini untuk diterbangkan hanya oleh satu pilot saja secara IFR (Instrumental Flight Rule). Kemudian panel avioniknya menggunakan Garmin GTN 750 dengan empat layar LCD multifungsi berukuran 10,4 inci yang memudahkan kinerja pilot, termasuk sistem H-TAWS (Helicopter-Terrain Avoidance Warning System) untuk memperingatkan pilot apabila terbang terlalu rendah.

Sepintas dari bentuk luar, Bell 412EPI memang tak berbeda dengan Bell 412EP. Namun begitu, Bell 412EPI sebenarnya memperkenalkan mesin baru Pratt & Whitney PT6-9 Twin Pac dengan sistem kontrol mesin digital yang menyemburkan daya 15% lebih besar dibandingkan varian Bell 412EP yang digunakan oleh Penerbad saat ini.

Penggunaan mesin baru ini tentu membuat Bell 412EPI semakin andal saat digunakan untuk menghela beban berat seperti mengusung howitzer tarik, atau saat digunakan di pegunungan tinggi yang tipis udaranya seperti di wilayah Timur Indonesia. Bell 412EPI juga sudah menggunakan rangka yang diperkuat dan tangki bahan bakar tahan peluru sebagai fitur standar.

Tangki bahan bakarnya mampu menyimpan 1.251 liter avtur dengan 621 liter cadangan, mampu terbang sejauh 663 kilometer atau 3,6 jam terbang. Bell 412EPI mampu mengangkut kargo dengan sling seberat 2 ton, dan mampu mencapai ketinggian maksimal 5.017 meter dan ketinggian terbang diam maksimal 3.444 meter.

Kabin Bell 412EPI mampu mengangkut 13 prajurit bersenjata lengkap, dan kursi untuk awak sudah menggunakan model yang mampu menyerap impak benturan. Dudukan senjata dan pylon untuk roket atau pod senjata dapat menggunakan milik Bell 412EP. Sejauh ini Negara yang sudah mengadopsi varian Bell 412EPI untuk militernya adalah Negara Montenegro.

Foto : Istimewa | Sumber : Aryo Nugroho
KCR-60M TNI AL, Kapal Cepat Rudal yang Cuma Bersenjata Kanon

KCR-60M TNI AL, Kapal Cepat Rudal yang Cuma Bersenjata Kanon

Infokomando - Pada awalnya KCR-60M didesain sebagai kapal perang kecil dengan kelincahan tinggi dan daya pukul yang besar karena membawa rudal anti-kapal. Strategi hit and run diadopsi untuk kapal-kapal KCR-60 dengan memanfaatkan perlindungan pulau-pulau kecil untuk menyerang sasaran yang lebih besar.

KCR-60M pun diandalkan untuk menambal kekurangan masif atas armada kapal perang TNI AL yang mayoritas sudah uzur. Melalui kapal-kapal kecil seperti KCR-60M, Cita-cita dan strategi world class navy TNI AL dipupuk dalam hal kuantitas, bukan kualitas. Walaupun strategi fokus Poros Maritim dicetuskan Presiden Joko Widodo, nyatanya pembangunan alutsista khususnya TNI AL tetap saja mentok begitu-begitu saja, tak ada crash program yang berarti.

Namun nyatanya, kini strategi itupun hendak diubah lagi. HIS Jane (10/1) memberitakan bahwa KRI Sampari-628 yang baru saja menjalani naik dok di galangan PT PAL ternyata tidak lagi memiliki sistem kotak peluncur yang dipasang di buritan. Tadinya kotak peluncur tersebut terpasang bersilang melalui dudukan pedestal, dan mampu menyimpan dua unit rudal anti kapal C-705 buatan China.

Sebagai gantinya, KRI Sampari-628 malah memperoleh satu unit sistem kanon multi laras kaliber 30mm Type-630 atau NG-18 yang merupakan sistem senjata CIWS (Close in Weapon System) untuk menghalau rudal atau pesawat yang mendekat. Kanon ini terpasang di buritan, menempati posisi yang tadinya ditempati oleh RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat).

NG-18 adalah kanon buatan Norinco China tiruan senjata Rusia AK-630, dan pada KCR-60M dilengkapi hanya dengan sistem TR-47C berupa radar pengendali tembakan plus penjejak optik dan radar pencari sasaran SR-47AG. Type 630 sendiri banyak dipakai TNI AL di kapal-kapal korvet Parchim yang telah selesai menjalani peningkatan kemampuan kedua.

Dengan jarak jangkau hanya 4.000 meter, NG-18 atau Type-630 sulit digadang untuk melibas kapal perang, karena kalibernya yang kecil. Tak habis memikirkan alasan kenapa kotak rudal yang merupakan senjata asasi sebuah Kapal Cepat Rudal (KCR) bisa dihilangkan begitu saja. Apakah memang KCR-60 hendak turun kasta hanya jadi kapal patroli saja? Apakah memang sebegitu tidak sanggupnya untuk mempersenjatai seluruh KCR-60M dengan rudal? (Aryo Nugroho)

Foto : Istimewa | Sumber : Aryo Nugroho
PT DI Siap Serahkan Enam Unit AS550 Fennec Untuk Puspenerbad TNI AD

PT DI Siap Serahkan Enam Unit AS550 Fennec Untuk Puspenerbad TNI AD


InfokomandoAda kabar baik datang dari Bandung, pasalnya di bulan Januari ini PT Dirgantara Indonesia (PT DI) berencana akan melakukan penyerahan enam unit helikopter serbu ringan AS550 Fennec kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk kebutuhan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad). Penyerahan enam unit AS550 Fennec di Januari ini menjadi batch keempat dari paket AS550 Fennec yang dikirim PT DI.

Sebagaimana diketahui, Puspenerbad total akan menerima 12 unit helikopter serbu ringan Ecureuil/Fennec dari Airbus Helicopters. TNI AD akan menerima enam heli dengan tipe mesin tunggal dan enam unit lainnya dengan mesin ganda. Dua belas unit AS550 Fennec TNI AD ditempatkan untuk Skadron 12/Serbu yang bermarkas di Lanumad Gatot Subroto, Waytuba, Way Kanan, Lampung.

“Sampai saat ini enam unit AS550 Fennec telah diserahkan dan dioperasikan oleh Puspenerbad, sementara dari enam unit yang akan diserahkan Januari ini, tiga sudah dalam status siap kirim, dan tiga lainnya sedang dalam proses acceptance,” ujar Staf Humas PT DI, Kerry Apriawan kepada Indomiliter.com.
Berdasarkan kesepakatan antara Airbus Helicopters dengan PT Dirgantara Indonesia, peralatan tempur untuk AS550 Fennec TNI AD mencakup pod senapan mesin FN HMP250 dan peluncur roket FFAR jenis FZ-219 yang akan dipasang oleh PT Dirgantara Indonesia di pabriknya di Bandung. Fennec adalah versi militer dari seri helikopter Airbus Ecureuil. Seri ini terdiri dari tipe mesin tunggal dan ganda yang memiliki kemampuan adaptasi dan solusi sistem yang hemat biaya.
AS550 Fennec berangkat dari rancangan heli sipil AS350 Squirel, jadi jangan bayangkan sosok heli ini punya tampang sangar, malah tampangnya terbilang imut dengan sumber tenaga hanya dari satu mesin. Meski begitu, heli ringan dengan bobot kosong hanya 1,2 ton ini dapat membawa persenjataan yang mematikan berikut perangkat avionik canggih.

Berangkat dari platform helikopter sipil, untuk paket persenjataan tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kocek dari negara pembeli. Misalnya, Fennec yang dioperasikan militer Denmark, dibekali dengan pemandu rudal anti tank yang dapat bekerja secara elektronik. Perangkat yang dimiliki heli diantaranya rudal TOW, pembidik yang bisa dioperasikan siang dan malam yang ditambahkan pelacak target berpemandu laser atau laser range finder.
Bicara soal ketangguhan, Fennec disokong desain airframe dan fuselage dari bahan fiberglass khusus, sehingga bobot total helikopter ini jauh lebih ringan dibanding heli lain dikelasnya. Rotor utama Fennec dibuat dari bahan khusus Starflex , demikian pula untuk blade rotor, dibalut bahan komposit yang kuat dan mampu mereduksi kebisingan akibat putaran rotor.

Foto : Istimewa | Sumber : Indomiliter
Penataan Ranpur, Tank AMX-13 Kodam Brawijaya Digeser

Penataan Ranpur, Tank AMX-13 Kodam Brawijaya Digeser


Infokomando - Penataan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) mulai berjalan di lingkungan TN I-AD. Saat ini, sebanyak 29 unit kendaraan tempur jenis Tank AMX-13 yang sebelumnya berada di Yonkav 3/AC, telah dipindahkan ke Kodam XII/Tanjungpura. Jumat, 29 Desember 2017.

Tank itu, diangkut dengan menggunakan Kapal ADRI XLIX, yang sebelumnya telah berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya.

Letkol Cba Ir. Kahardi. M. T., M. D.M. menuturkan, pemindahan ranpur tersebut telah dimulai semenjak tanggal 15 Desember lalu. Pemindahan itu, akan terbagi menjadi beberapa tahap.

“Total seluruhnya ada 29 unit, tahap pertama sejumlah 14 unit pada tanggal 15 Desember dan tahap kedua sebanyak 15 unit pada 29 Desember 2017. Pemindahan ini bertujuan untuk memenuhi kekuatan Alutsista ranpur di Yonkav 12/BC,” ungkap Kepala Terminal Pembekalan Angkutan-2 (Termbekang)  ini.

Selanjutnya, kata Kahardi, beberapa unit tank tersebut nantinya akan berlabuh ke Pelabuhan Dwikora, Pontianak terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi tujuan (Yonkav 12/BC).“Sesampainya disana, kondisi Tank akan di cek ulang,” tuturnya. 

Selain ranpur jenis Tank AMX-13, beberapa alutsista juga dikirim oleh Terbekang-2 Surabaya guna menunjang kinerja Satuan Yonkav 12/BC, termasuk diantaranya ialah beberapa koli amunisi, Alhar, sekaligus senjata dan laras cadangan.

Perlu diketahui, Termbekang-2 merupakan satuan pelaksana Direktorat Pembekalan Angkutan Ankatan Darat yang memiliki tugas pokok satuan yaitu menyelenggarakan embarkasi dan debarkasi materiil dan personel TNI AD yang melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.


Foto : Istimewa | Sumber : Berbagai sumber
Kohanudnas Bangun Pertahanan Anti-Pesawat Tanpa Awak

Kohanudnas Bangun Pertahanan Anti-Pesawat Tanpa Awak

Salah satu model pertahanan anti pesawat Nirawak berupa "bubble" yang bisa mengacaukan frekuensi
Infokomando - Untuk mengantisipasi munculnya ancaman yang diakibatkan dari pesatnya teknologi, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) mengembangkan sebuah pertahanan anti-pesawat nirawak atau yang disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

Menurut Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Madya Yuyu Sutisna, selama ini tidak ada pesawat nirawak milik negara asing yang melintasi wilayah udara Indonesia secara ilegal.

"Selama saya jadi Panglima, tidak ada UAV yang melintas ke wilayah kita," ujarnya di Makohanudnas, Jakarta Timur, Sabtu 23 Desember 2017.

Meski begitu, sebagai penjaga kedaulatan wilayah udara Kohanudnas tengah mempersiapkan pertahanan menghadapi ancaman tersebut.

"Kita mau mengadakan anti-drone. Ada pertahanan burupa buble, sehingga dia (UAV) tidak bisa masuk karena frekuensinya diganggu. Ada juga dibelokkan ke tempat pesawat mengontrol," ujarnya.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) ini menambahkan, saat ini pertahanan yang dimiliki masih bersifat taktis.

"Kalau yang taktis sudah ada di Paspampres. Yang besar sedang dalam proses," tegasnya.

Yuyu menjelaskan, pesawat UAV biasanya menggunakan transponder atau perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.

"Biasanya menggunakan transponder. Kita tahu dia kemana, Yang beroperasi ini pesawat nirawak yang hanya sampai 200 kilo dengan radio frekuensi. Sehingga tidak masuk wilayah kita," kata Yuyu.