Showing posts with label Berita Nasional. Show all posts
Showing posts with label Berita Nasional. Show all posts
Usai Viralkan Aksi Paspampres Pecahkan Kaca Spion Mobilnya saat Kawal Presiden, Taufan Aziz Akhirnya Meminta Maaf

Usai Viralkan Aksi Paspampres Pecahkan Kaca Spion Mobilnya saat Kawal Presiden, Taufan Aziz Akhirnya Meminta Maaf

Kaca spion milik Taufan yang pecah terkena aksi buka jalan Paspampres, Selasa, (28/12/2021).

Infokomando - Usai viralkan video protes kaca spion mobilnya pecah karena anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), pengguna medsos Taufan Aziz, akhirnya meminta maaf.

Dalam video yang diunggah  Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Taufan Aziz yang merupakan warga Depok ini mengakui bahwa dirinya mengemudikan mobilnya ke ruas kanan sehingga menghalangi iring-iringan kepresidenan.

Taufan mengakui kala itu dirinya tengah menggunakan ponsel saat mengendarai mobilnya ke ruas kanan sehingga menghalangi rombongan kepresidenan. Taufan juga mengungkap, ia saat insiden terjadi ia tengah menggunakan ponselnya sembari mengemudi.

"Saya Taufan Aziz, pemilik akun Instagram taufan gilbert, menyampaikan permohonan maaf saya dan mengakui kesalahan saya atas tindakan saya meng-upload video kerusakan kaca spion saya karena menghalangi jalan rombongan presiden," tutur Taufan dalam video, Senin (27/12).

Selain mengunggah permintaan maaf, Heru juga membagikan surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani Taufan. Dalam pernyataan tersebut, Taufan mengakui ulahnya dengan sengaja mengunggah video aksi Paspampres memecahkan kaca spion mobilnya.

Kini ia telah menerima aksi Paspampres itu sebagai bentuk peringatan karena masuk iring-iringan presiden. Ia menambahkan, pihaknya telah menerima ganti rugi dari Paspampres atas insiden tersebut.

"Saya meminta maaf atas tindakan tersebut. Semoga dapat menjadi pelajaran kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak terulang kembali," pesan Taufan, dikutip dari akun instagram @infokomando.official.

Editor : Devina | Foto : Ist | 
Pindad - Caracal Produksi Bersama Senapan CAR 816, Diklaim Lebih Hebat Dari HK416 dan SIG516

Pindad - Caracal Produksi Bersama Senapan CAR 816, Diklaim Lebih Hebat Dari HK416 dan SIG516


Infokomando - Caracal International LLC Uni Emirat Arab (UEA) sepakat menjalin kerja sama dengan PT Pindad (Persero) untuk membuat senjata serbu CAR 816 yang akan digunakan oleh angkatan bersenjata kedua negara sekaligus memprospek penjualannya.

Mengutip laman pindad.com, perjanjian kerja sama itu ditandatangani langsung oleh CEO Caracal International LLC, Hamad Al-AMeri, di sela Business Forum Indonesia – Emirates Amazing Week 2021 di Jakarta, akhir pekan lalu.

Kerja sama tersebut berisi Pindad dan Caracal akan melakukan produksi bersama berbagai senjata, diantaranya senapan serbu CAR 816 yang berbasis AR15 untuk digunakan di pasukan khusus Indonesia. Sedangkan untuk laras dan komponen lainnya akan di buat oleh Pindad.

Selain CAR 816, Pindad dan Caracal akan memproduksi senjata lain yakni senapan mesin SM3 5.56 mm Pindad untuk digunakan tentara UEA dan dipasarkan di Timur Tengah. Kedua perusahaan juga sepakat, Pindad akan memasok laras dan komponen senjata lainnya untuk seluruh senjata yang diproduksi Caracal.

Masih satu keluarga dengan Heckler & Koch HK416
Kalau diperhatikan, sepintas CAR 816 dengan HK416 memang sedikit terlihat ada kemiripan fisik. Hal itu dikarenakan perancang CAR 816 adalah Robert Hirt dan Chris Sirois. 

Diketahui, Hirt adalah orang yang berperan penting dalam perancangan HK416. Setelah keluar dari perusahaan Heckler & Koch, Hirt kemudian direkrut oleh SIG Sauer untuk bekerja dengan insinyur SIG yang saat itu Chris Sirois untuk membuat versi "remake" dari HK416 yaitu SIG Sauer SIG516.


Entah bagaimana ceritanya, Hirt dan Siriois kemudian direkrut oleh Caracal International untuk mengembangkan sebuah senapan yang lebih unggul dari HK416 dan SIG516. Maka lahirlah CAR 816 yang sejak tahun 2015 lalu, CAR 816 telah dioperasikan penuh sebagai senapan serbu standar untuk infanteri di UEA.

Rancangan CAR 816 berdasarkan pada arsitektur ergonomis AR-15, namun CAR 816 menggunakan sistem operasi berupa piston gas langkah pendek (sangat berbeda dengan yang dioperasikan AR-15) dan dengan sistem gas yang dapat disesuaikan oleh pengguna.


Memiliki 4 pilihan mode yang tersedia yaitu safe, semi automatic fire dan automatic fire. CAR 816 menggunakan jenis magasin berisi 30 peluru yang sesuai dengan standar STANAG 4179.

Dari aspek kinerja. senapan serbu dengan berat 3,5 kg ini punya jarak tembak efektif sekitar 500 meter. Kecepatan tembaknya adalah 750-950 peluru per menit, sedangkan untuk kecepatan luncur proyektil 850 meter per detik.

Sebanyak 80.000 pucuk CAR 816 saat ini secara resmi telah digunakan oleh militer UEA. Tapi uniknya, CAR 816 juga dipasarkan di Jerman di bawah lisensi C.G. Dengan begitu maka tak salah jika ada yang beranggapan bila CAR 816 punya kualitas yang setara atau mungkin lebih baik dari HK416.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Berbagai Sumber
Komcad Dituding Melanggar HAM, Imparsial Ajukan Judicial Review ke MK Gugat UU PSDN

Komcad Dituding Melanggar HAM, Imparsial Ajukan Judicial Review ke MK Gugat UU PSDN


Infokomando - Ramai pemberitaan tentang Komponen Cadangan (Komcad) rupanya membuat Peneliti Imparsial Husein Ahmad geram lalu mempermasalahkan program yang sudah digagas oleh Kementrian Pertahanan (Kemhan) tersebut.

Husein menilai, rekrutmen Komcad disebut memiliki pro kontra. Buntutnya, Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara (UU PSDN) digugat oleh Tim Advokasi Untuk Reformasi Sektor Keamanan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut Husein pembentukan Komponen Cadangan yang didasarkan pada UU PSDN itu bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia (HAM) yang ada di dalam konstitusi. Tidak hanya itu, pembahasan UU PSDN pun dianggapnya terlalu terburu-buru dan minim partisipasi publik.

"Kami menilai pembentukan Komponen Cadangan yang dilakukan (Kemhan) di tengah kebutuhan penanganan serius dari negara dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19, menunjukkan rendahnya kepedulian negara akan soal kemanusiaan dalam penanganan pandemi Covid ini. Untuk itu, pada hari ini kami telah mengajukan judicial review sejumlah pasal di dalam UU PSDN ke Mahkamah Konstitusi," ujar Husein seperti dilansir dari laman Merdeka.com, Senin (31/5).

Animo Masyarakat Ikut Komcad Sangat Tinggi
Meski UU PSDN mendapat gugatan dari Imparsial, hal itu tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk tetap mengikuti program Komcad. Hal ini ditunjukkan dengan adanya 10 ribu pendaftar yang mengikuti serangkaian seleksi yang dilakukan TNI.

Usai pendaftaran ini, seluruh peserta akan dikirim ke Rindam-Rindam milik TNI AD untuk dilakukan pendidikan. Tentunya semua tetap mempedomani protokol kesehatan.

"Sampai ditutup pendaftaran Komponen Cadangan di Pulau Jawa, pada tanggal 7 Juni yang lalu, jumlah animo pendaftar sangat tinggi, sampai ditutup jumlah pendaftar baik online maupun offline mendekati 10 ribu orang," kata Jubir Menhan Dahnil dalam siaran persnya, Jumat (11/6).

Editor : Devina | Foto : Ist 
Lebih Bagus, Ini Daftar Perlengkapan Komcad Yang Akan Membuat Iri Tentara Lain

Lebih Bagus, Ini Daftar Perlengkapan Komcad Yang Akan Membuat Iri Tentara Lain


Infokomando - Bulan Mei lalu, Kementerian Pertahanan resmi membuka pendaftaran Komponen Cadangan atau Komcad. Seluruh Warga Negara Indonesia yang telah dinyatakan lulus sebagai peserta seleksi kini tengah menjalani serangkaian pendididkan di lembaga pendidikan TNI AD.

Selama masa pendidikan, Komcad akan mendapatkan sejumlah perlengkapan hingga persenjataan masing-masing. Bahkan, perlengkapan itu disebut bakal membuat anggota TNI lain merasa iri lantaran kecanggihannya.

Lantas, apa saja senjata yang digunakan latihan Komcad hingga berbagai perlengkapannya itu? Berikut ulasan selengkapnya.

Disebut Bakal Membuat Iri Tentara Lain
Direktur Sumber Daya Pertahanan Kemenhan Brigjen TNI Fahrid Amran dalam kegiatan Launching Latsarmil Komponen Cadangan Bela Negara Indonesia di UPN Veteran Jawa Timur yang diunggah pada kanal YouTube UPN Veteran Jawa Timur Official (23/4/2021) memberikan pemaparan terkait sejumlah hal mengenai Komcad.

Brigjen TNI Fahrid Amran saat paparan

Dalam tayangan video tersebut, ia menyebut perlengkapan yang diperoleh oleh Komcad bisa membuat tentara Kodim iri.

"Nah ini perlengkapannya, bapak ibu sekalian. Karena minta beberapa kali (perlengkapan) ditampilkan, saya beberapa kali melakukan sosialisasi. Ini saya tampilkan. Tentara ini (komcad) bisa bikin ngiri tentara Kodim ini, tentara Kodim saja nggak punya perlengkapan begini kan," ungkapnya.

Perlengkapan Disediakan Gratis
Layaknya seorang prajurit TNI, anggota Komcad bakal disediakan perlengkapan secara cuma-cuma alias gratis. Seluruh perlengkapan mulai dari atas kepala hingga ujung kaki disebut akan ditanggung oleh negara.

Berbagai perlengkapan yang diterima tersebut antara lain berupa sarung tangan, helm tahan peluru level IIIA, rompi tahan peluru level IV, pakaian PDL, sepatu PDL, ransel, topi rimba, kopel rim, kaca mata, syal loreng, ponco lapangan, training pack, kaos olahraga, celana olahraga, topi olahraga, sepatu olahraga, kaos kaki olahraga, dan lain sebagainya.

"Itu, nah jadi ini (perlengkapan) gratis ini. Lengkap dikasih, mulai dari helm sampai dengan sepatu, semuanya gratis," jelasnya.

Jenis Senjata Terbaru SS2 V5 A1
Salah satu perlengkapan yang tak kalah penting dari Komcad adalah persenjataan yang diterima. Anggota Komcad disebut akan dilengkapi dengan persenjataan SS2 V5 A1 produksi Pindad.

Kendati demikian, seluruh perlengkapan yang ditampilkan tersebut masih merupakan rencana yang dirangkai oleh Kementerian Pertahanan. Hal itu masih memerlukan penyesuaian lagi dengan anggaran yang turun dari Kementerian Keuangan.

Senapan SS2 V5 A1 buatan Pindad

"Nah itu senjatanya. Ini senjatanya saja senjata (milik) Kopassus ini. SS2 V5 A1 jenisnya, itu ada pegangan tangannya (hand grip). Nah ini yang kita rencanakan, tapi nanti ada penyesuaian dengan anggaran yang turun ya," paparnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Ikut Komcad Bukan Berarti Kebal Hukum, Berikut Sanksi Bagi Mereka Yang Melanggar

Ikut Komcad Bukan Berarti Kebal Hukum, Berikut Sanksi Bagi Mereka Yang Melanggar


Infokomando - Menjadi bagian dari Komponen Cadangan (Komcad) tidak serta merta membuat pesertanya bebas dari tindakan atau sanksi. Dalam aturannya, ada beberapa konsekuensi hukum bagi mereka yang telah dianggap melanggar ketika bergabung Komcad. Sanksi itu berupa diberlakukannya hukum pidana hingga pemberhentian dengan tidak hormat.

Dalam Pasal 49 Ayat (2) UU Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN), terdapat sejumlah aturan yang mempunyai konsekuensi pemberhentian tidak hormat bagi mereka yang melanggar.

Aturan itu antara lain, (a), menganut, mengembangkan serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila dan (b) menjadi anggota dalam organisasi terlarang berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan/atau peraturan perundang-undangan.

Kemudian (c) melakukan tindakan yang dapat mengancam atau membahayakan keamanan dan keselamatan negara dan bangsa; (d) mempunyai tabiat dan/atau perbuatan yang nyata-nyata dapat merugikan disiplin dan/atau (e) dijatuhi pidana penjara dengan hukuman di atas 1 (satu) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Selain itu didalamnya juga terdapat ketentuan pidana, aturan itu tercantum pada Pasal 77 UU PSDN, disebutkan setiap Komcad yang tidak memenuhi panggilan mobilisasi atau melakukan tipu muslihat yang membuat terhindar dari mobilisasi akan dipenjara paling lama 4 tahun penjara.

Sementara, bagi mereka yang telah sengaja membuat Komcad tidak memenuhi panggilan mobilisasi akan dipenjara paling lama 2 tahun.

Sedangkan, bagi pengusaha atau lembaga pendidikan yang sengaja memutus hubungan kerja atau pendidikan akan dipenjara paling lama 2 tahun. Begitu juga ketika Komcad masih aktif akan dikenai ancaman penjara paling lama 4 tahun.

Diketahui pada tahun ini, Kemenhan berencana akan merekrut 25.000 Komcad, begitu juga di tahun berikutnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
Mengenal Komponen Cadangan, Kapan Digerakkan Dan Apa Saja Hak-Haknya

Mengenal Komponen Cadangan, Kapan Digerakkan Dan Apa Saja Hak-Haknya


Infokomando - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah menutup pendaftaran gelombang pertama calon anggota Komponen Cadangan (Komcad) pada 7 Juni 2021 lalu. Dilansir dari laman Kompas.com, Jumat (11/6/2021).

Kemenhan mencatat hampir 10.000 orang telah mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari Komcad dalam pendaftaran gelombang pertama. 

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak. 

"Sampai ditutup pendaftaran komponen cadangan di Pulau Jawa pada tanggal 7 Juni yang lalu, jumlah pendaftar sangat antusias. Sampai ditutup jumlah pendaftar, baik online maupun offline mendekati 10.000 orang," kata Dahnil.

Pendaftaran Komcad gelombang pertama dilakukan di empat markas Komando Daerah Militer (Kodam).

Empat Kodam itu adalah Kodam Jayakarta (Jakarta), Kodam II/Siliwangi (Bandung), Kodam IV/Diponegoro (Semarang), dan Kodam V/Brawijaya (Surabaya). 

Sebelum menjalani pelatihan, pendaftar Komcad akan menjalani serangkaian seleksi terlebih dahulu. Bagi mereka yang dinyatakan lulus, nantinya akan menjalani pelatihan dasar. 

Selama menjalani latihan dasar tersebut, setiap calon anggota Komcad akan memperoleh uang saku, perlengkapan perseorangan lapangan, rawatan kesehatan, serta perlindungan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. 

Lantas, apa itu Komcad, dan apakah sama dengan wajib militer? 

Tidak sama dengan Wamil 
Mengutip laman resmi Kemenhan, Komcad bukan wajib militer atau Wamil, seperti yang ada di Korea Selatan. 

Pendaftaran Komcad dibuka secara sukarela untuk usia 18-35 tahun. 

Seragam lapangan komponen cadangan

Adapun unsur sumber daya manusia (SDM) pada Komcad adalah warga negara yang memenuhi syarat dilatih dasar kemiliteran dan diorganisir dengan status tetap sipil.

Pada saat digunakan melalui mobilisasi, baru berubah menjadi kombatan/militer. 

Hanya aktif saat mobilisasi 
Komcad adalah Sumber Daya Nasional yang disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperkuat kekuatan dan kemampuan Komponen Utama. 

Sumber Daya Nasional ini terdiri dari Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan. Komponen cadangan bersifat sukarela, yang mana penggunaan Komcad hanya pada saat mobilisasi oleh Presiden dengan persetujuan DPR. 

Jika berada dalam keadaan non-aktif Komcad akan menjadi warga negara seperti biasa, dan menjalankan profesi harian seperti biasa, misalnya ASN, mahasiswa, dan lain-lain. 

Komcad yang telah dilantik diberikan pangkat mengacu pada penggolongan pangkat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun pangkat tersebut hanya digunakan pada masa aktif Komcad. 

Hak Komcad 
Anggota Komcad memiliki sejumlah hak yang melekat pada dirinya, meliputi: 
  1. Uang saku selama menjalani pelatihan 
  2. Tunjangan operasi pada saat mobilisasi 
  3. Perawatan kesehatan 
  4. Pelindungan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian 
  5. Penghargaan 
Selain itu, Komcad yang berasal dari unsur ASN dan pekerja/buruh, selama menjalani masa aktif tetap mendapat hak ketenagakerjaannya dan tak kehilangan pekerjaan di instansi asal. 

Begitu juga Komcad yang berstatus mahasiswa, selama menjalani masa aktif tetap memperoleh hak akademisnya dan tak kehilangan status sebagai peserta didik. 

Kewajiban Komcad 
Adapun kewajiban bagi anggota Komcad adalah mematuhi panggilan mobilisasi yang dikeluarkan oleh negara. 

Perlengkapan yang digunakan Komcad

Setiap anggot Komcad yang dengan sengaja tidak memenuhi panggilan mobilisasi atau melakukan tipu muslihat yang membuat dirinya terhindar dari mobilisasi, akan dikenakan pidana penjara paling lama 4 tahun. 

Begitu juga dengan mereka yang sengaja melakukan tipu muslihat agar tidak memenuhi mobilisasi akan dikenakan pidana penjara paling lama 2 tahun.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas.com
Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan 77.971 Benih Lobster ke Vietnam

Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan 77.971 Benih Lobster ke Vietnam

Lanal Banten Gagalkan Penyelundupan Benur ke Vietnam. (Photo : Istimewa)

InfokomandoPersonel TNI Angkatan Laut kembali berhasil gagalkan penyelundupan.  Kini giliran Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banten yang berhasil menggagalkan penyelundupan benih lobster (benur), Rabu (9/6/2021). Sebanyak 77.971 benih lobster yang akan dikirim ke Vietnam melalui Sumatera berhasil diamankan.

Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banten Kolonel Laut (P) Budi Iryanto mengungkap sebanyak 77.971 benih lobster yang akan diselundupkan tersebut  dikemas dalam 14 boks.

"14 boks yang kita amankan, ada 13 boks (benur) jenis pasir, jumlahnya 76.896 ekor dan 1 boks jenis mutiara sebanyak 1.075 ekor, sehingga total semuanya 77.971 ekor benih lobster," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021) dikutip dari kompas.com.

Budi menyebut pihaknya telah mengamankan dua orang terduga pelaku penyelundupan asal Lampung yakni, AD dan AF.

"Dari keterangan pelaku, benih lobster tersebut akan dibawa ke Lampung, selanjutnya akan diselundupkan ke Vietnam," tutur Budi.

Sementara itu, Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksda TNI Abdul Rasyid memberikan apresiasi pada satuan Lanal Banten atas upaya penggagalan penyelundupan tersebut.  Rasyid menyebut, apa yang dilakukan Lanal Banten merupakan fungsi tugas TNI AL di daerah. Ia juga menambahkan TNI AL akan ambil tindakan jika terjadi pelanggaran di laut.

"TNI AL akan terus melakukan penindakan terhadap segala bentuk tindak pidana dan pelanggaran di laut yang merugikan negara, melindungi dan menjaga sumber daya alam di laut dari ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadinya," jelas Rasyid.

Selanjutnya pelaku penyelundupan diserahkan kepada Polda Banten untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Pelaku terancam terjerat Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU Nomor 31 2004 tentang Perikanan dan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Sedangkan barang bukti sebanyak 77.971 benih lobster diserahkan ke pihak karantina untuk selanjutnya dilepaliarkan ke habitat aslinya di Laut Labuan Pantai Selatan.
Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Kompas
TNI AU dan USAF Gelar Latihan Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

TNI AU dan USAF Gelar Latihan Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara. (Photo : Grid.id)

Infokomando - TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Amerika Serikat atau United States Air Force (USAF) dijadwalkan akan menggelar latihan bersama, Senin (14/6/2021).

Latihan bersama “Cope West 2021” ini akan diselenggarakan di Lanud  Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, dengan melibatkan sejumlah pesawat tempur dari kedua negara.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021) menyampaikan sejumlah personel dan peralatan USAF telah tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

"Hari ini personel dan peralatan USAF sudah mulai berdatangan di Lanud Roesmin Nurjadin, untuk pesawat F-16 akan segera tiba dalam beberapa hari ke depan, latihan bersama ini akan dibuka secara resmi pada Senin (14/6/2021), mendatang," jelas Indan.

Puluhan personel United States Air Force (USAF) tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin (7/6/2021). (Photo : Tribun Pekanbaru)

Indan menerangkan, latihan bersama sengaja digelar dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas Angkatan Udara kedua negara dan
meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara, khususnya TNI AU dan USAF.

"Dan saling berbagi pengalaman antar personel penerbang dan teknisi pesawat tempur F-16 kedua Angkatan Udara," jelas Indan.

Latihan bersama Cope West 2021 rencananya akan melibatkan sejumlah pesawat tempur F-16 dan berlangsung selama dua minggu.

"Kami tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19, para personel USAF akan diisolasi sebelum melaksanakan latihan," pungkasnya.
Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Dispenau
Teroris OPM Bakar Satu Rumah warga di Ilaga Papua, Satu Orang Berhasil Ditembak Satgas Nemangkawi

Teroris OPM Bakar Satu Rumah warga di Ilaga Papua, Satu Orang Berhasil Ditembak Satgas Nemangkawi


Infokomando - Pasukan gabungan TNI-Polri yang tengah berpatroli di sekitar Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua berhasil menembak satu orang anggota kelompok teroris separatis bersenjata (KTSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) , Senin malam 7 Juni 2021. 

Sebelumnya personil gabungan TNI-Polri melaksanakan patroli sekaligus penyisiran setelah terdengar bunyi tembakan di sekitar Bandara Ilaga Kabupaten Puncak, Senin (7/6/2021)

Patroli yang dipimpin Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia dan Dandim Letkol Rofi Irwansah kemudian mendapat serangan dari KTSB Lekagak Telenggen dari arah honei. Namun aparat tetap tidak bergeser dan terus menyisir kearah Kelompok teroris di ketinggian.

Selanjutnya sebanyak delapan personil gabungan TNI-Polri tiba di pinggir Bandara Ilaga sekitar pukul 17.04 WIT. Tim kemudian memantau ke arah sebelah kanan Bandara dan terlihat 1 (satu) orang bersembunyi di samping rumah sambil memegang senjata api, lalu oleh personil Satgas Nemangkawi orang tersebut ditembak tepat mengenai paha.

Untuk kerugian material yaitu terdata, beberapa rumah warga yang berada tidak jauh dari lokasi baku tembak dibakar oleh KSTB. Belakangan KSTB yang tertembak pahanya tersebut bernama Sapikul.

Kasatgas Humas Ops Nemangkawi AKBP Iqbal Alqudusy menyampaikan, hingga malam ini (7/6) Tim gabungan masih terus melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap kelompok teroris yang membawa salah satu rekannya yang tertembak.

"Patroli Gabungan TNI-Polri ini akan terus dilakukan untuk memberikan perlindungan dan keamanan bagi masyarakat ilaga" tandas Iqbal.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Indonesia Akan Mengakuisisi Pesawat Tanker Udara Airbus A330 MRTT Untuk TNI AU

Indonesia Akan Mengakuisisi Pesawat Tanker Udara Airbus A330 MRTT Untuk TNI AU


Infokomando - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana menambah alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam kebutuhan belanja selanjutnya, salah satunya adalah jenis pesawat Multi-Role Tanker Transport (MRTT) di kategori special mission aircraft.

Jenis pesawat ini ada dalam daftar rencana belanja pengadaan Alutsista Kemenhan senilai lebih dari Rp 1.700 triliun yang akan direalisasikan hingga 2024 mendatang.

Pesawat tangker ini nantinya akan digunakan oleh TNI AU untuk mendukung seluruh operasi jarak jauh pesawat tempur miliknya.

Salah satu pesawat tangker yang menjadi incaran TNI AU adalah Airbus A330 buatan Prancis dimana pesawat ini merupakan pesawat tanker bermesin ganda yang berfungsi untuk pengisian bahan bakar udara berbasis pesawat sipil Airbus A330-200. 

Kokpit Airbus A330

Bukan hanya untuk pengisian bahan bakar di udara, pada praktiknya pesawat ini juga bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti evakuasi medis (medevac). 

Dilansir dari Aviation pada 24 November 2020 lalu, pesawat  Airbus A330 MRTT memiliki panjang 58,8 meter, lebar 60,3 meter, dan dilengkapi dengan dua mesin buatan Rolls-Royce dengan masing-masing memiliki daya dorong 72.000 pound.

Daya dorong ini memungkinkan pesawat mampu melakukan lepas landas dengan muatan maksimum 233 ton, termasuk 110 ton kerosin, dan kecepatan jelajah 880 km/jam. 

Menurut Letnan Kolonel Penerbang Kurt Deprez, salah seorang kepala operasi penerbangan asal Belanda mengatakan Airbus A330 MRTT juga bisa dipakai untuk mengisi tangki bahan bakar semua jenis jet tempur milik NATO. 

Selain itu, salah satu dari sembilan pesawat akan dikonfigurasi untuk evakuasi medis. Pesawat ini akan dilengkapi dengan enam unit perawatan intensif, 16 tandu dan 21 kursi untuk dukungan medis. “Jadi pesawat Airbus A330 MRTT benar-benar serba bisa,” tutur Deprez yang juga pilot Airbus A330 MRTT.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Tempo.com
Alutsista TNI Banyak yang Sudah Tua, Menhan: Sudah Saatnya Harus Diremajakan

Alutsista TNI Banyak yang Sudah Tua, Menhan: Sudah Saatnya Harus Diremajakan


Infokomando
- Bukan sebuah rahasia lagi jika sebagian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI sudah tua dan sebagian tidak layak pakai sehingga perlu adanya modernisasi.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut sudah saatnya alutsista TNI mulai diremajakan kembali dengan yang baru.

"Seperti diketahui banyak alutsista kita sudah tua, sudah (waktunya) harus diganti," tutur Menhan, Rabu, (2/6/2021), di Senayan, Jakarta.
 
Prabowo juga menuturkan Indonesia harus siap menghadapi segala potensi ancaman yang bisa saja datang sewaktu-waktu. 

Tank AMX-13 yang diproduksi tahun 1953

"Harus siap menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang pesat," tegas Prabowo.

Menhan juga menjelaskan langkah yang diambil dalam meremajakan Alutsista sesuai dengan rancangan Perpres Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) telah ia kemukakan ke Komisi I DPR dalam rapat tertutup.

"Banyak pertanyaan, isu-isu di luar dan sebagainya saya jelasnya satu persatu," ungkapnya.

Prabowo juga menambahkan dirinya juga telah menyampaikan rencana modernisasi Alutsista pada Menter Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.


Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Medcom.id
TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402

TNI AL Resmi Hentikan Pengangkatan Puing Kapal Selam KRI Nanggala 402


Infokomando - Operasi pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dihentikan. TNI Angkatan Laut mengumumkan keputusan mengakhiri operasi tersebut, pada Rabu (2/6/2021).

Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut menuturkan dengan diumumkannya penghentian operasi itu, maka praktis tidak ada lagi agenda pencarian KRI Nanggala-402.

"Sudah (penyelamatan) selesai," ungkap Julius pada awak media, Rabu (2/6/2021).

Berakhirnya operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 juga ditandai dengan berakhirnya kerjasama operasi penyelamatan antara TNI AL dengan Angkatan Laut China (PLA Navy).

Dalam pertemuan bersama yang digelar di Hotel Mulia Senayan, Rabu (2/6/2021) kemarin, TNI AL menyampaikan terimakasih pada pemerintah China yang telah mengirimkan PLA Navy guna membantu operasi pengangkatan KRI Nanggala-402. 

Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan kerjasama TNI AL dengan PLA Navy dalam operasi penyelamatan merupakan bukti persahabatan yang kuat angkatan laut sedunia "Seaman Brotherhood".

"Bagi TNI AL, kegiatan ini menjadi pengalaman dan referensi agar dapat meningkatkan kerjasama hubungan bilateral antar Angkatan Laut," sebut Putu.

Sementara itu, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili pemerintah China membeberkan pihaknya telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik dalam misi penyelamatan ini. Keduanya telah berhasil mengangkat beberapa puing-puing KRI Nanggala-402 dan mengumpulkan banyak dokumentasi foto maupun video.

Serpihan KRI Nanggala 402 yang berhasil diangkat. (Photo : istimewa)

Yongjing juga menuturkan andilnya PLA Navy dalam operasi penyelamatan ini menjadi bukti nyata penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama TNI AL.

"Kegiatan ini memiliki makna yang sangat besar pada perkembangan hubungan kemitraan strategis komprehensif  dengan Indonesia (TNI AL),"ungkap Yongjing dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri Wakil Athan Kolonel Zheng Yuanyuan, Wakil Konjen Denpasar Mei Yuncai.

Dalam upaya membantu operasi penyelamatan dan pengangkatan KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada Rabu (21/4/2021) lalu, PLA Navy mengerahkan PLA Navy Ocean Salvage and Rescue Yong Xing Dao-863, Kapal Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan Scientific Salvage Tan Suo.

Editor : Devina | Foto : Ist | 
Terima Tantangan Perang Kelompok Teroris OPM, TNI : Tak Masalah, Tentukan Tempatnya!

Terima Tantangan Perang Kelompok Teroris OPM, TNI : Tak Masalah, Tentukan Tempatnya!


Infokomando - Tak gentar dengan ancaman kelompok manapun, TNI terima tantangan Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM.  Tantangan yang dilontarkan juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom beberapa waktu lalu, ditanggapi secara serius oleh aparat gabungan TNI-Polri di Papua.

Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III TNI, Kolonel Czi IGN Suriastawa menuturkan, pihaknya tak mempermasalahkan jika wilayah Illaga, Papua menjadi medan perang antara kelompok teroris tersebut dengan aparat TNI-Polri.

"Tak masalah, sudah menjadi kewajiban kita menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, dan melindungi segenap warga negara dari ancaman manapun termasuk teroris," ujar Suriastawa,Kamis (27/5/2021), seperti dilansir cnnindonesia.

Menurut Suriastawa, TNI-Polri hingga saat ini terus melakukan pengejaran dan lalukan penyisiran.  Beberapa tempat yang menjadi target penyisiran diduga menjadi lokasi persembunyian kelompok teroris OPM. Ia menegaskan, cepat atau lambat, para pengacau keamanan ini harus diadili. 

“Kita akan kejar terus sampai teroris KSB habis sampai ke akar-akarnya. Tidak boleh ada teroris di NKRI ini," ujar Suriastawa.

Sebelumnya, melalui keterangan tertulis, Sebby Sambom, jubir TPNPB OPM, mengumumkan pihaknya menunjuk Puncak Illaga, Papua sebagai medan perang Pasukan Setan TNI.

Sebby beralasan wilayah yang ia sebut, jauh dari jangkauan masyarakat sipil dan tak membahayakan masyarakat yang tak terlibat dalam perang tersebut.

"Area lapangan perang sudah di tentukan demi pengamanan keselamatan rakyat sipil di kabupaten Puncak Ilaga," tulis Sebby.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com
Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora Disebut Akan Menyerahkan Diri

Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora Disebut Akan Menyerahkan Diri


Infokomando
- Satuan Tugas (Satgas) gabungan TNI-Polri Operasi Madago Raya masih terus mengejar sembilan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Polri menyebut segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk upaya kelompok teroris pimpinan Ali Kalora untuk menyerahkan diri.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, pada Selasa 25 Mei 2021 mengatakan, segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk upaya penyerahan diri oleh teroris pimpinan Ali Kalora tersebut.

“Ya segala kemungkinan terjadi seperti itu di sana, ada usaha untuk menyerahkan diri dan sebagainya. Itu tentunya telah didalami oleh anggota TNI dan Polri yang menggelar Operasi Madago Raya di sana.”

Rusdi berharap Operasi Madago Raya bisa segera menyelesaikan pengejaran seluruh daftar pencarian orang (DPO) anggota MIT. Terlebih belum lama ini kelompok MIT telah melakukan pembunuhan terhadap beberapa pekebun kopi.

“Yang jelas dari operasi itu diharapkan bisa selesaikan kasus MIT. Kelompok-kelompok Ali Kalora harus diselesaikan di daerah Poso dan sekitarnya,” katanya.

Brigjen Rusdi Hartono juga mengatakan, Polri menyatakan telah mengetahui lokasi anggota MIT biasa beraksi.

“Loh, sudah tahu sebenarnya (lokasi Ali Kalora dan kawan-kawan). Wilayah mereka bermain itu aparat keamanan sudah mengidentifikasi dan medannya memang tidak mudah.”

Hanya saja mereka tidak berdiam di satu tempat saja. Anggota MIT terus bergerak.

“Nggak mungkin, diam di sini saja, selesai lah. Mereka kan makhluk hidup juga. Mereka bergerak terus,” pungkasnya.

Editor : Devina | Foto : Ist 
400 Prajurit TNI Yonif 315 Garuda Diberangkatkan ke Papua Berantas Teroris OPM

400 Prajurit TNI Yonif 315 Garuda Diberangkatkan ke Papua Berantas Teroris OPM


Infokomando - Pengiriman Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) ke wilayah Papua, kembali dilakukan.  Kali ini, sebanyak 400 personel dari Yonif 315/Garuda diberangkatkan dalam misi menjaga keamanan di Papua, pada Senin (24/05/2021).

Dalam Upacara pelepasan yang digelar di Markas Komando (Mako) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (24/05/2021) kemarin, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto berpesan, prajurit yang melaksanakan tugas di Papua, harus menghindari pelanggaran yang dapat menurunkan citra baik TNI.

Nugroho juga menambahkan kepada para prajuritnya, untuk mencermati masalah yang ada di daerah tugas dan menyelesaikan tanpa menimbulkan permasalahan baru.

“Kepada para prajurit yang sudah berkeluarga jangan ragu meninggalkan keluarga kalian karena komando akan bertanggung jawab atas keluarga kalian,” tegas Nugroho.

Hal serupa juga disampaikan oleh Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi sehari sebelum keberangkatan, tepatnya Minggu (23/05/2021), di Mako Yonif 315/Garuda, Kota Bogor.

Fauzi menuturkan, keberangkatan pasukan dari Yonif 315/Garuda ini merupakan tugas mulia dalam menjaga kedaulatan NKRI.  Ratusan prajurit ini telah dibekali persiapan matang sejak beberapa bulan lalu.  Mereka nantinya akan menempati 19 pos di Papua, dan bertugas selama 9 bulan.

"Kita harapkan mereka kembali lengkap. Mereka dibekali latihan segala macam dalam persiapannya," sebut Danrem.

Jenderal dari Kopassus ini berpesan, dalam melaksanakan tugas pengamanan prajuritnya lebih mengedepankan pendekatan kesejahteraan dan merangkul masyarakat Papua yang membutuhkan.

Namun, tegas Fauzi, para prajurit ini juga harus siap menumpas kelompok yang melawan NKRI.

"Cari, dekati dan hancurkan bagi kelompok atau orang yang berbeda pandangan, kelompok separatis teroris. Jadi cari dekati dan hancurkan, kalau mereka menyerah kepada NKRI itu lebih baik,” sebut Fauzi.

Danrem juga berharap masyarakat tak menyebut prajuritnya tersebut sebagai pasukan setan, karena kedatangan pasukan ini untuk membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.

“Sebutan (pasukan setan) tadi juga menentukan atau simbol yang kurang baik juga berpotensi tidak baik," pungkasnya.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : Sindonews.com
Inilah Sepak Terjang Senaf Soll, Pembelot TNI yang Berulah di Papua

Inilah Sepak Terjang Senaf Soll, Pembelot TNI yang Berulah di Papua


Infokomando -Titik terang pelaku pembunuhan dua prajurit TNI di wilayah Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Selasa (18/05/2021) lalu, mulai terkuak.

Diduga Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM kelompok Senaf Soll merupakan pelaku pembunuhan dua prajurit TNI yang tengah berjaga di pembangunan Bandara Nol Goliat, Dekai, Yahukimo, tersebut.

Selain membunuh korban, pelaku juga membawa kabur senjata api  SS2 V1 kaliber 5,56 mm milik korban.

Senaf Soll sendiri merupakan desertir yang membelot bergabung dengan KST OPM sejak 2018 silam. Ia tercatat pernah berdinas di Yonif 754/ENK dengan pangkat terakhir Prajurit Dua (Prada). Diduga, ia melarikan diri meninggalkan satuan saat hendak ditangkap karena terlibat kasus penjualan amunisi.

Senaf pun dinyatakan bersalah karena melakukan tindak pidana desersi (tidak hadir tanpa ijin) selama 30 hari berturut-turut dan resmi dipecat dari dinas TNI pada 2019, setelah putusan Pengadilan Militer III-19 Jayapura dibacakan, pada Rabu (26/6/2019), secara in Absensia (tanpa kehadiran terdakwa).

Menurut pihak kepolisian Polda Papua, kelompok Senaf sudah sejak lama diburu dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).  Kelompok ini diduga kuat menjadi dalang pembunuhan Henry Jovinski, staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yahukimo, pada Selasa, (11/8/2020) lalu.

Komjen Paulus Waterpauw, Kapolda Papua saat itu menyebut  diduga Senaf membunuh korban(Henry) karena frustrasi terhadap pemecatannya.

"Saya perintahkan Dir Reskrimum, Dansat Brimob dan Wadir Intelkam Polda Papua untuk backup penanganan kasus  tersebut (agar segera terungkap) dan pelakunya dapat kita amankan," ungkap Paulus, Selasa (25/8/2020) lalu.

Tak hanya itu saja, Senaf rupanya juga terlibat dalam kasus pembakaran pembakaran ATM BRI di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Senin, (30/11/2019) lalu, bersama rekannya, Arief Sonyap a.k.a Koroway. Berbeda dengan Senaf, Koroway telah lebih dulu ditangkap saat tengah mengikuti Bakti Sosial di Sekretariat Komine Nasional Papua Barat (KNPB), sebulan pasca pembakaran.

Hingga kini, aparat gabungan TNI-Polri masih terus mengejar kelompok Senaf Soll.  Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menegaskan pihaknya semakin mengintensifkan pengejaran karena kelompok itu membawa senjata api organik dan amunisinya.

Editor : Devina | Foto : Ist | Sumber : CNNIndonesia.com